Lahat ng Kabanata ng The Trued Of Love: Kabanata 21 - Kabanata 30
95 Kabanata
Bab 21 Rasa 2
Fajar menyapa diiringi berjatuhannya rintik-rintik air dari langit. Rasa dingin yang datang menemani bersama dengan setiap tetesan, membuat Aubrey yang tengah terbuai dalam mimpi enggan terbangun dan beranjak dari tempat tidur. Makin dalam Aubrey menenggelamkan tubuhnya bergelung di dalam kehangatan selimut dan alas empuknya. Aubrey mengerjapkan matanya. Seberkas cahaya terik menyinari wajah cantiknya. Ia melihat ke arah luar jendela yang gordennya telah setengah tersibak. Tampaknya sang hujan telah selesai menyapa. Kemudian, ia gegas melangkah ke kamar mandi dan berendam dengan air hangat untuk membersihkan diri sekaligus menghangatkan tubuhnya. Setelah menghabiskan waktu sekitar tiga puluh menit untuk mandi, Aubrey keluar dari kamarnya dan menuju dapur untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. "Selamat pagi, Nona Aubrey," sapa para pelayan.Aubrey menjawab dan menyambut sapaan mereka dengan tersenyum dan mengangguk. Setelah memesan beberapa me
Magbasa pa
Bab 22 Cemburu
"Hallo, Beauty. Maukah kau makan malam denganku?" tanya Tony menelepon Aubrey. "mmm ….""Come on. Jangan ada penolakan lagi, oke! Aubrey, kenapa terdiam? Kau keberatan keluar bersamaku? Tenang saja kali ini just only two of us."Aubrey sejenak terdiam, terdengar helaan panjang napasnya. Ia memijat pelan dahinya, lalu menjawab permintaan Tony. "Baiklah. Aku akan bersiap-siap.""Aku jemput pukul 19.00, ya, Beauty.""Tidak us …."Aubrey belum menyelesaikan ucapannya, tetapi Tony sudah mematikan telepon genggamnya sepihak di seberang. Aubrey melangkah dengan malas ke kamar mandi untuk bersiap-siap. Hanya butuh waktu lima belas menit ia sudah merias dirinya sesederhana mungkin. Setelan yang Aubrey pilih malam itu adalah kaus ketat berwarna putih dipadukan dengan jeans berwarna biru langit, dengan sepatu kets berwarna senada dengan celana jeansnya -- Aubrey menuruni tangga menuju ruang tamu menunggu kedatangan Tony
Magbasa pa
Bab 23 Cemburu 2
Dominique menghampiri Aubrey yang tengah melamun memandangi lautan. Ia membuka jasnya dan menutupi tubuh Aubrey. Aubrey yang diperlakukan seperti itu dengan tiba-tiba sontak terkejut dan menoleh. Setelah tahu orang yang melakukan hal tersebut adalah Dominique, ia menolaknya, tetapi Dominique memaksa dan menahan tangan Aubrey. "Dingin, patuhlah. Jangan keras kepala, oke."Aubrey akhirnya menerima dan memakai jas milik Dominique. Ia tahu tidak akan menang mendebat pria itu yang nanti ujung-ujungnya pasti akan bertengkar. Dominique duduk di seberang Aubrey dan memandang wajahnya dengan seksama. Aubrey balas menatap mata Dominique yang tengah memandangnya, kemudian melempar pandangan ke arah lain untuk menghilangkan gugupnya. "Katakanlah," ucap Aubrey tanpa basa-basi. "Kau marah denganku?""Marah kenapa?""Ya, barangkali peristiwa kemarin.""Peristiwa yang mana?"Dominique menunjuk bibirnya kemudian pipi Aubrey.
Magbasa pa
Bab 24 Amarah
Setelah selesai mengantar Aubrey. Dominique melanjutkan perjalanan menuju perusahaan. Sesampainya di perusahaan, Ia melangkah melewati lobi depan dengan ekspresi dingin. Kaki-kaki gagahnya mengeluarkan suara hentakan yang membuat nyali ciut setiap karyawan yang mendengarnya. Bukan Dominique namanya, jika menyapa dengan sebuah senyum. Wajahnya yang selalu terlihat kaku dan datar sudah biasa dinikmati para karyawan perusahaan. Namun, bagi mereka tidaklah penting, yang terpenting fasilitas yang perusahaan berikan tidak sekaku dan sedatar wajah bosnya. Dominique sampai di ruang kerjanya, setelah melewati beberapa lantai dengan menggunakan lift. Ia membuka pintu dan melihat Tony sedang duduk di sofa. Dominique membuka kancing jas dan meletakkan bokongnya tepat di samping Tony duduk. Tony tanpa basa-basi langsung menanyakan kepada Dominique apa yang hendak ingin ia katakan. Sudah semalaman Tony merasakan kegelisahan dan hanya bisa menebak-nebak saja. Oleh kar
Magbasa pa
Bab 25 Penjelasan
"Ini kamar Dominique, Tante tinggal, ya? Coba kamu ketuk saja," ucap Bella setelah mengantar Aubrey ke depan kamar Dominique. "Baik, Tante. Aku akan menyelesaikannya dari sini." Aubrey menjawab dengan yakin. Aubrey mengetuk pintu kamar Dominique berulang kali. Meskipun, Dominique mendengar tetapi ia tidak ingin membuka pintu. Ia tidak ingin Aubrey melihat kondisinya saat ini. Apalagi kalau sampai tahu ia berkelahi dengan Tony gara-gara Aubrey. "Open it, damn Dominique. I want to talk to you! Aku tidak akan pergi dari sini sampai urusan kita selesai, oke!" teriak Aubrey. Pada akhirnya, Dominique mengalah dan membuka pintu. Benar saja tebakan Aubrey, Dominique memiliki memar yang sama seperti Tony. Pasti hal ini ada hubungannya dengan tindakan gila Tony di galeri. "Apa yang terjadi pada kalian? Kalian bertengkar, seperti anak kecil saja," cerocos Aubrey. "Kalian?" Dominique mengernyitkan dahi. "Ya, kau dan Tony."
Magbasa pa
Bab 26 Keraguan
Hari sudah mulai gelap. Matahari telah tenggelam meninggalkan kehangatan dan menyisakan dingin malam. Aubrey masih berkutat dengan sketsanya. Ada dua lukisan pesanan pelanggannya yang menjadi prioritas. Memang lukisan itu belum sempat diambil karena si pemilik sedang keluar kota. Kini, Aubrey harus mengulang semua. Sebenarnya Aubrey sudah sangat lelah, tetapi mau bagaimana lagi, itu semua adalah tanggung jawabnya. Telepon Aubrey berbunyi. Ternyata Dominique yang menghubunginya karena khawatir. Setelah tahu Aubrey masih berada di galeri, Dominique langsung memutuskan teleponnya dan menuju ke galeri untuk menemani Aubrey. "Kok diputus. Tidak jelas, nih, Dom," gumam Aubrey. Saat di tengah kesendiriannya dan asyik menggambar, ada suara ramai di depan galeri. Aubrey lantas langsung meninggalkan pekerjaannya dan pergi ke depan untuk memeriksa apakah yang tengah terjadi. Sudah banyak orang berkumpul, rata-rata para penyewa bangunan di sekitar galeri milik Aubr
Magbasa pa
Bab 27 Benih Rasa Sakit
Pagi telah datang menyapa. Aroma bekas hujan menguar dan menerobos dari balik jendela yang dibuka. Aubrey menggerakkan tubuh dan memperhatikan tubuhnya, kemudian, terdengar hela pendek napasnya. Di sana sudah ada pelayan yang biasa merapikan kamarnya. Aubrey memang ketika tidur tidak pernah mengunci kamar dan dia menunjuk salah satu pelayan untuk membersihkan kamar dan sekaligus membangunkannya. "Selamat pagi, Nona Aubrey," sapa pelayan wanita keluarga Calandre. "Morning," balas Aubrey sambil mengucek matanya. "Tampaknya anda begitu lelah, Nona?" tanya pelayan tersenyum sambil merapikan gorden kamar Aubrey. Aubrey mengernyitkan dahinya, seperti berpikir dari mana pelayannya tahu? Sang pelayan menunjuk ke arah tubuh Aubrey dan ia mengikutinya. "Oh, i see!" seru Aubrey. Ternyata Aubrey belum sempat mengganti pakaiannya dengan piama. Ia tertidur masih dengan pakaian yang kemarin ia pakai ke galeri."Ada permintaan khu
Magbasa pa
Bab 28 Rencana Dominique
'Oke, kita bertemu di kafe dekat kantorku sekarang. Aku tidak mau pergi ke galerimu! Oh, iya jangan lupa, jangan terlambat, aku sibuk dan tak akan menunggu kedatanganmu.' Dominique membalas pesan singkat Aubrey.Tanpa menunggu balasan dari Aubrey, Dominique gegas berpakaian sebagus mungkin untuk menaklukkan hati Aubrey. Pada awalnya, dia hanya ingin beristirahat di rumah. Namun, banyak rencana berputar di otaknya dan berulang kali ia menyeringai tanpa disadari. Setelah selesai bersolek, Dominique pamit kepada Bella untuk menemui Aubrey, yang tentu saja pasti diijinkan oleh Bella. Ia pun pergi mengendarai mobilnya meluncur menuju kafe tempat pertemuan yang dipilih olehnya. Sesampainya di sana terlihat Aubrey sudah sampai terlebih dahulu, ia duduk termenung sambil menatap jauh ke depan. Rambutnya yang kecoklatan tergerai indah, wajah putih dan mata yang sayu makin memancarkan kecantikannya pada saat itu. Sesaat Dominique merasakan getaran yang tidak biasa,
Magbasa pa
Bab 29 Amarah
"Cass sudah tahu tentang rencana pertunangan Dominique. Dia pasti akan menggila. Aku harus temui Aubrey, takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan padanya. Akan tetapi, apakah ia mau menemuiku? Ah, biarlah! Itu urusan nanti." Tony bermonolog sambil mondar-mandir, kemudian ia gegas menaiki mobilnya. Mobil Tony melesat menuju galeri Aubrey. Dalam hitungan menit, ia sudah sampai di sana dan lekas memarkirkannya. Ketika turun dari mobil dan sampai di depan galeri, terlihat Aubrey sedang menorehkan tinta di atas sketsa. Wajahnya yang serius makin terlihat cantik dan membuat Tony enggan melepaskannya. Lonceng angin berbunyi, saat pintu galeri terbuka. Aubrey menoleh dan melihat siapa tamu yang berkunjung ke galerinya. Saat melihat Tony, ia langsung ingin pergi, tetapi Tony berhasil mencegahnya. Dengan beberapa kata yang diucapkan, akhirnya Aubrey mau berbincang dengan Tony. "Duduklah!" Aubrey mempersilakan Tony duduk. Kedua orang itu duduk berhada
Magbasa pa
Bab 30 Amarah
Dominique dan Aubrey sampai di Paroki Plaquemines. Pemandangan indah terlihat sejauh mata memandang di sana. Terdapat pula sebuah rumah kecil di pinggir danau dengan fasilitas lengkap. Setelah memarkirkan mobilnya, Dominique langsung menarik Aubrey keluar dari mobil. "Aww! Dominique, are you crazy? Apa yang terjadi padamu, hah?"Dominique tidak menghiraukan ucapan Aubrey. Ia terus menarik tangannya memasuki rumah kecil tersebut. Aubrey diempaskan ke atas sofa dengan kasar, kemudian tubuhnya dikurung dengan dua tangan kekar Dominique. Aubrey tampak marah dengan sikap Dominique. Ia lalu mendorong tubuhnya hingga terjerembab ke belakang. Aubrey berdiri tepat dimana Dominique terbaring, "are you insane, Dom? What are you doing, hah?"Tampak kilatan kemarahan di mata Aubrey. Ia memandang Dominique yang masih berbaring di lantai dengan penuh tanya. "Baiklah, terserah kau. Bagaimana pun caranya aku akan pergi dari sini," ucap Aubrey. 
Magbasa pa
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status