All Chapters of Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed: Chapter 101 - Chapter 110
119 Chapters
101. Kesaksian Susannah
Susannah menarik nafas panjang. Tubuhnya terasa sedikit memiliki energi setelah makan dan minum. Dia juga sudah bisa merasa lebih santai bersandar pada sebatang pohon. Rasanya sangat melelahkan karena semalaman ketakutan setengah mati, hingga tidak berhenti berlari dan bersembunyi di dalam hutan. Susannah mencuri pandang dengan sudut matanya ke arah Gyorgy, mencoba mencari-cari gerakan yang mungkin bisa membahayakan dirinya. Bagaimanapun, dia harus tetap waspada. Bukankah saat dia dan teman-temannya mendaftar untuk ikut sekolah kepribadian, bangsawan-bangsawan itu tampak baik dan menyenangkan? Namun kenyataannya, prilaku mereka berbeda seratus delapan puluh derajat setelah dia dan teman-temannya masuk perangkap. Susannah kembali menarik nafas sebelum mengeluarkan kata-kata dari mulutnya. "Aku dan beberapa temanku mendaftar pada sekolah kepribadian yang diselenggarakan di Kastil Cachtice. Kami para gadis desa, memiliki mimpi untuk bisa memperbaiki kehidupan kami. Bagi
Read more
102. Biarlah Tetap Menjadi Rahasia Selamanya
Lorant telah berpikir semalaman. Dan dengan segala konsekuensinya, Lorant akan mengajak Gyorgy serta Arpad ke ruang rahasia di bawah tanah. Lalu bersama-sama akan memikirkan langkah selanjutnya. Sambil menunggu Gyorgy dan Arpad, Lorant membaca sebuah buku diary milik Gerda, yang dia temukan diantara kumpulan barang-barang penting yang menunjukkan jati diri Benca sesungguhnya. Selama ini dia berpikir bahwa Gerda dan Gergely adalah orang tua kandung Benca, ternyata diary tersebut mengatakan hal yang jauh berbeda dari prasangkanya. Di sana tertulis dengan jelas sejarah kelahiran Benca hingga kepergiannya ke Arva bersama dirinya dengan mimpi indah untuk menikah, membangun sebuah keluarga kecil yang bahagia di masa depan. Rencananya menjelang pernikan, Lorant dan Benca akan menjemput Gergely dan Gerda untuk merayakan hari bahagia mereka. Namun harapan tinggal harapan, rencana tersebut ternyata tidak pernah terjadi hingga detik ini. Terakhir yang ditulis oleh Gerda adalah sebuah m
Read more
103. Rahasia di Dalam Rahasia
"Apakah aku tidak salah lihat?" Arpad menatap object yang ada di hadapannya dengan takjub bercampur bingung.   Gyorgy memandang Lorant dan Arpad bergantian, dia sungguh tidak mengerti dengan banyak kejutan yang ditemui hari ini. Kesaksian Susannah, ruang bawah tanah rumah Benca, dan sekarang ruang rahasia di dalam ruang bawah tanah yang juga rahasia. Rahasia di dalam rahasia tersimpan di sini dengan rapih selama berpuluh-puluh tahun tanpa diketahui oleh banyak orang.   "Itulah sebabnya aku mengirimkan pesan kepada kalian untuk melihatnya. Aku butuh diskusi dan meminta pendapat kalian." Lorant memandang Gyorgy, lalu melangkah untuk mendekat. "Kemarilah, Kak. Lihat bagian belakang lukisan ini, di sana tertulis 26 September 1572. Apakah itu berarti hari pernikahan mereka?"   "Sangat mungkin seperti itu." Jawab Gyorgy. Sejenak Gyorgy menatap lekat-lekat pada Lorant. Saat kamu menemukan lukisan pengantin antara bibi Ellie dan
Read more
104. Rahasia Lainnya
Rombongan ksatria dan para pengawalnya bergegas meninggalkan kediaman rumah Benca. Ada beberapa barang yang telah dipilih untuk dibawa sebagai bahan penelitian saat mereka akan membahas keterkaitan antara Gustav, Elizabeth dan kasus hilangnya banyak gadis perawan yang terjadi di wilayah Arva. Mereka berkuda dengan kecepatan tinggi agar bisa segera tiba di lokasi rahasia lainnya yang hanya diketahui oleh Arpad.   Mendekati lokasi yang dimaksud, Arpad membimbing rombongan untuk menambatkan kuda-kuda mereka. Sekedar berjaga-jaga, jika di tempat tujuan pemiliknya sedang berada di lokasi, maka suara derap kaki kuda tidak akan mengagetkan, dan mereka masih bisa mengendap-enadap untuk menunggu pemilik meninggalkan lokasi tersebut. Beberapa pengawal diminta untuk langsung kembali ke Arva membawa sedikit barang-barang dari kediaman Benca dengan perintah untuk langsung disimpan pada gudang khusus milik Gyorgy. Sementara ini, mereka hanya menyisakan dua orang pengawal saja
Read more
105. Permohonan Sederhana Berakibat Fatal
Erza dan Benca sedang duduk di ruang makan menikmati sarapan bersama putra-putri mereka. Kali ini baik Benca maupun Erza lebih banyak diam.   "Fia, apakah Susannah sudah lebih baik kondisinya?" Tanya Erza hati-hati.   Benca mengangguk. "Ya, luka-lukanya mulai mengering, dan nafsu makannya juga baik, hanya saja dia masih sering merasa kaget. Sepertinya trauma di dalam dirinya begitu lekat."   Erza menatap Benca dengan sendu, ada kabut dalam kedua mata wanita cantik tersebut. Ada banyak pertanyaan tetapi juga ada banyak keterbatasan untuk membicarakannya. Erza memandang sekelilingnya, menatap putra-putri mereka yang sedang santai menikmati sarapan pagi mereka. "Akankah situasi ini tidak akan dialami lagi? Haruskah mereka bersembunyi untuk menghindari kasus seperti yang dialami oleh Susannah, menjadi korban dari orang yang ingin mengambil darahnya yang sampai saat ini belum diketahui siapa pelakunya itu?" 
Read more
106. Kepingan Puzzle
Baik Gyorgy maupun Lorant sama-sama terkejut ketika memasuki rumah pohon yang tertata apik meskipun sederhana. Walaupun keduanya sudah bisa memperkirakan apa saja yang mereka akan saksikan, namun tetap saja mereka merasa takjub.   Selain tatanan yang apik dan rapih, disalah satu sudut, pada boneka manekin, sebuah gaun pengantin yang tampak sedikit kusam --karena termakan usia-- masih tersimpan rapih. Gaun tersebut memang gaun pengantin yang ada pada lukisan di ruang rahasia bawah tanah rumah Benca. Lorant terpaku dan menghampiri, lalu menyentuh gaun tersebut dengan hati-hati. Dia teringat akan sesuatu. Sebuah lintasan memori saat dirinya berdebat terkait baju-baju yang dirinya temukan bersama Arpad di ruang bawah tanah rumah Benca.   "Benca, sayang. Kedua orang tuamu telah meninggalkan jejak rahasia di mana-mana untuk menemukanmu. Namun rupanya takdir berkata lain. Pakaian-pakaian ini, juga benda-benda lainnya, adalah petunjuk mengenai s
Read more
107. Perubahan Rencana
Gyorgy menatap Imre, putranya. "Kamu yakin dengan apa yang kamu katakan?" Gyorgy mencoba memastikan apa yang baru saja dia dengar. Imre mengangguk. "Ya, Bibi Fia bersama Lovisa pergi ke Kastil Cachtice untuk mengantarkan makanan yang dibuat oleh Bibi Fia." "Siapa yang menemani mereka?" Lorant mulai tidak sabar dan merasa gelisah. "Satu orang pengawal Kakek Gustav." Jawab Imre. "Kapan mereka berangkat?" Lorant semakin gelisah. "Tidak berapa lama setelah sarapan tadi pagi." Imre bingung melihat wajah ayah serta pamannya yang tampak gelisah. "Apakah ada sesuatu yang salah?" tanya Imre penasaran. Baik Gyorgy, Lorant dan Arpad sama-sama mulai menghitung waktu. Benca dan Lovisa kira-kira sudah meninggalkan kediaman Gyorgy sekitar empat jam. Jika kebutuhannya untuk sekedar mengantarkan makanan, seharusnya mereka sudah kembali. Kecuali jika ada agenda lain di sana, d
Read more
108. Terjebak
Benca memeluk erat putrinya sambil berusaha untuk tetap tenang. Klara yang melihat Lovisa dengan tatapan haus membuatnya ketakutan. Ellie yang selama ini dikenalnya sebagai wanita yang lembut tampak tidak memiliki daya dan upaya, bahkan sesekali tampak Ellie juga menatap haus pada Lovisa putrinya, namun tidak sehaus Klara.   Awalnya Benca sama sekali tidak curiga ketika Klara meminta Lovisa untuk tinggal di kastil dengan iming-iming mereka akan mendapatkan pengajaran ilmu kebangsawanan yang tidak akan pernah Lovisa dapatkan di luar sana. Lovisa yang masih polos sedikit berminat terhadap tawaran tersebut. Namun Benca teringat pesan suaminya, bahwa apapun yang terjadi, mereka tidak boleh ke luar dari rumah. Mengingat hal itu, Benca jadi merasa sangat menyesal.   "Mengapa aku menjadi sangat gelisah seperti ini? Bibi Ellie adalah keluarga. Dan apa yang mereka tawarkan adalah sesuatu yangs angat wajar. Tetapi mengapa aku merasa sangat gelisah
Read more
109. Konfirmasi, 30 Desember 1610
Gyorgy, Arpad dan Lorant sedang menyusun kepingan puzzle dari kasus hilangnya gadis-gadis perawan di Arva. Keterangan dari Susannah merupakan sebuah keping besar yang membuat mereka bisa melihat kasus lebih jernih. Semua kecurigaan yang selama ini masih menggantung menjadi semakin jelas. Hanya perlu membuktikan dengan cara tertangkap tangan. Hilangnya pengawal yang mengantarkan Benca serta Lovisa ke Kastil Cachtice masih merupakan misteri. Tetapi sementara ini, mereka bertiga memfokuskan diri untuk bisa menemukan Benca serta Lovisa yang hingga detik ini masih belum kembali.   Bukanlah perkara mudah untuk menyembunyikan kasus ini dari Gustav. Dengan berbagai upaya, ketiganya berusaha membuat Gustav kembali ke rumahnya agar mereka bisa bergerak dengan lebih leluasa.   "Aku dengar dari Imre, kalian mengunjungi Kastil Cachtice untuk menjemput Benca dan Lovisa. Benar begitu?" Gustav langsung mencegat ketiga ksatria yang tampak berusaha keras meny
Read more
110. Mengapa Takdir Seperti Memusuhi Cinta Kita? 30 Desember 1610
Ditengah kepanikan dan rintihan para korban, ada sepasang mata yang saling menatap dalam, penuh kesedihan.   Ellie mentap Gustav sekilas dengan sedih, dia berusaha tersenyum, namun tidak mampu melihat luka menganga dalam bola mata orang yang paling dikasihi dan dicintainya.   Suasana menjadi seperti sebuah film slow motion saat Gustav mengantarkan kepergian Ellie dengan tatapannya yang dipenuhi tanda tanya besar.   Gustav sungguh tidak mengerti dengan semua yang dia lihat saat ini. Beribu tanda tanya besar berkelebat di kepalanya. Dia tidak menyangka akan melihat pemandangan seperti ini, tadinya dia mengira terjadi perampokan di kastil milik Ellie, kekasihnya.   Pengawal memberikan informasi padanya, bahwa tentara utusan Raja Matyas --yang sebenarnya masih ada hubungan darah dengan Ellie-- berdatangan ke kastil Ellie. Tetapi mengapa justru dia harus menyaksikan Ellie ditangkap? dan mengapa Fia dan Lo
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status