Semua Bab Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya: Bab 171 - Bab 180
185 Bab
28. Dia datang!
Aku berlari mengitari sekolah Dara dan Sean, semoga saja anak-anak itu masih berada di sekolah ini, jika tidak lantas kemana mereka pergi.Merasa putus asa tak menemukan apapun di sekitar sekolah, aku mengambil ponsel dan menghubungi mbak Dina."Halo mbak, apa anak-anak sudah ketemu?""Belum, mbak sudah cari ke lantai atas juga tak ada."Jawaban mbak Dina membuat aku bertambah cemas. "Bagaimana jika aku cari ke luar sekolah mbak.""Baiklah, mbak akan ke ruang guru dan meminta mereka memeriksa cctv." Ucap mbak Dina sebelum telpon aku tutup.Bergegas aku berlari keluar gerbang sekolah, jarak yang cukup jauh tak membuat aku merasa lelah, pikiranku sedang bersama anak-anak sekarang, aku begitu takut terjadi sesuatu pada mereka.Hingga ke depan gerbang, jalanan yang ramai coba kusisir, berhenti hampir di setiap toko kecil atau tempat makan, aku tak menemukan anak-anak. Kutanya beberapa orang, memperlihatkan foto mereka dari galeri ponselku, namun tak ada yang melihat mereka, mungkinkah ada
Baca selengkapnya
Tak takut padamu, Haris!
Aku duduk bersama Haris di dalam cafe tak jauh dari tempat kami bertemu, dia begitu banyak berubah dan aku tak lagi merasa takut padanya."Apa yang ingin kau katakan padaku Dina?"Senyum menjijikan itu seolah menggodaku sekarang, mual rasanya membayangkan aku pernah berbagi raga dengannya dulu."Aku rasa kamu lebih tau apa yang akan aku katakan!" Ucapku menatapnya tajam.Dia kembali tersenyum, "Aku tak tau Dina, jelaskan!" Bisiknya mendekatkan wajahnya padaku.Ku paling kan pandanganku ke arah lain, jika saja ini bukan sesuatu yang penting untuk aku katakan, aku tak ingin memberinya kesempatan bicara denganku lagi."Jika begitu akan aku katakan sekarang! Bisakah kamu duduk dengan sopan!" Ucapku menunggunya duduk dan menjauh dari wajahku.Haris kembali ke tempatnya dan masih menatapku tanpa berkedip."Baiklah, katakan!""Aku minta kamu menjauh dari keluargaku!" Ucapku menunjuk wajahnya."Keluarga? Siapa yang kau sebut keluarga?""Anakku, adikku dan siapapun yang ada di sekitarnya!"Dia
Baca selengkapnya
30. Haris tak tau malu!
"Mbak, bagaimana jika mas Haris kembali membawa Dara pergi." Mala terdengar takut.Kami sedang duduk di taman belakang sore itu, aku memikirkan banyak hal sekarang, termasuk bagaimana menjaga Dara dari Haris."Aku akan menambah pengamanan Dara Mala.""Tapi mas Haris bisa saja melakukan sesuatu yang membahayakan Dara mbak.""Aku tau, tapi apa kita akan mengekang Dara untuk terus di rumah? Kita tak bisa meminta Dara di rumah Mala, dia hanya anak kecil yang ingin bermain bebas."Mala terdiam mendengar jawabanku, aku tau dia merasa cemas, begitu juga denganku. Tak ada yang mau sesuatu terjadi pada Dara dan Sean, aku juga tak akan membiarkan itu terjadi lagi.Hari ini aku sudah memberi Haris peringatan, sangat bodoh jika dia mengulangi lagi perbuatannya pada Dara dan Sean. Begitu banyak masalah datang silih berganti, aku bahkan belum mendapat jawaban dari Banyu sejak pesan singkatnya ku terima tadi pagi. Mungkin benar aku harus menunggu lagi esok hari untuk tau bagaimana Banyu membalas pes
Baca selengkapnya
31. Rencana jahat yang gagal
Banyu turun ke lantai dasar saat tubuhnya tiba-tiba kembali di tarik ke tepi dan di hantamkan dinding, beberapa saat dia merasakan kepalanya bergengung dan kehilangan keseimbangan."Beraninya kau melewatiku tanpa menunduk!"Lelaki itu berteriak tepat di telinga Banyu, Sky yang melihat itu mendekati Banyu dan membantunya berdiri."Kamu tak apa?""Aku baik-baik saja Sky!" Ucapnya mencoba mengembalikan keseimbangan, ia menatap tajam ke arah lelaki itu."Apa maumu!" Banyu menarik kerah lelaki itu dengan kesal."Menurutmu apa mauku!" Dia tersenyum menantang."Kau hanyalah orang bayaran kan? Murah sekali harga hidupmu!" Banyu mencibir dan merendahkan lelaki itu.Lelaki dengan seragam itu menatapnya tajam seakan meremehkan Banyu di tempat yang dia kuasai. "Kau akan habis di sini pada waktunya. Ikut denganku!" Ucapnya lantang lalu membawa Banyu keluar dari keramaian, masuk ke tempat lain yang Banyu belum pernah lihat.Sementara Sky yang berniat mengikutinya di hadang dua orang dengan tubuh k
Baca selengkapnya
Rencana penyelamatan
Setelah mendapat lokasi tempat Banyu berada, aku menyusun rencana bersama yang lain untuk segera menjemput mereka. Ingin rasanya aku menjambak dulu rambut Haris sebelum dia di bawa pergi pagi tadi ke kantor polisi."Dia bilang sebelum eksekusi, mungkinkah mereka dalam bahaya?" Rock terus memandang pesan yang di kirim Banyu.Kami semua sedang berada di ruang atas rumahku, satu kabar dari Nanti membuat kami punya harapan besar untuk bisa kembali membawa mereka pulang."Sepertinya mereka memang sedang tak baik. tapi apapun itu, aku lebih perduli untuk segera membawa mereka pulang dengan selamat!" Ramdan berkata sambil terus menatap layar laptopnya."Berapa lama waktu yang kita butuhkan untuk tiba di tempat terdekat?" Aku bertanya pada Ramdan, kami harus mencari lokasi paling strategis untuk bisa menyiapkan semua hal sebelum menyerang."Tiga jam mungkin." Ucapnya seperti belum bisa memastikan bagaimana cara kami sampai di sana.Lautan tempat mereka di tawan masih jadi misteri, informasi y
Baca selengkapnya
Pamit
"Mas, aku akan pergi""Ke mana?""Membawa kembali suamiku dan sahabatku."Mas Pandu menatapku lekat." Kenapa kita tak lapor polisi saja?""Masalahnya tal semudab itu mas.""Lalu apa yang membuatnya sulit Dina, kita ini negara hukum, tak akan sulit menghukum mereka semua Queen."Akumenggelengkan kepala. " Mereka semua tak akan bisa terhukum dengan mudaha mas!""Lantas bagaiman jika kamu tak kembali?'"Artinya mas dan Rose harus menjaga Bapak dan Emak."Senyum mas pandu membuat aku bertanya sendiri. "Tak semudah itu menjaga bapak dan emak Queen, mereka pernah kehilangan dan pasti sulit menyakinkan lagi hati yang pernah patah."Aku hanya bisa terdiam, Mala pernah bercerita bagaimana emak dan bapak metonjalani hari dengan rasa kehilangan yang besar atas kepergianku."Emak menangis setiap hari dan bapak banyak diam di kamar mbak Dina."Begitulah kalimat yang masih ku ingat dari Mala saat ia menggambarkan bagaimana terpuruknya orang tuaku."Kenapa harus kamu yang pergi Dina?"Kalimat mas Pa
Baca selengkapnya
34. Kami pergi mak, pak.
Emak terus mendekapku malam ini, tak ada sedikitpun kalimat terucap dari bibirnya setalah aku berpamitan sore tadi, bahkan ketika makan malam bersama, emak tak banyak bicara, bibirnya terkatup dan hanya tersenyum saat dua cucunya mengajak bicara.Dingin udara malam semakin membuat aku menyadari bahwa kehilangan itu terasa sangat menyesakkan. Bapak bahkan menahan tangis saat aku pamit selepas magrib tadi."Mak..."Aku memanggilnya, namun wanita yang melahirkan aku itu hanya memejamkan mata dan diam."Mak, apa emak..." Belum juga aku selesai bicara, emak sudah mengatup bibirku dengan jarinya."Koe ra perlu ngomong opo-opo nduk, emak wes reti kabeh." (kami tak perlu bicara apapun nduk, emak sudah tau semua.)Aku hanya diam, lalu memeluk erat emak. Mungkin juga ini kali terakhir aku bisa mencium aroma tubuh wanita yang begitu aku cintai ini. Mungkin ini juga kali terakhir aku bisa mendekap dan merasakan napas hangatnya menyentuh kulit ku.Mataku terpejam, merasakan setiap detik kasih emak
Baca selengkapnya
Misi Rahasia
Pov author.Mereka tiba di bandara Banyuwangi, lalu Rock membawa mereka semua ke sebuah tempat yang tak pernah mereka kunjungi. Rock meminta bantuan seseorang untuk bisa membawanya datang kempat ini. Perjalanan mereka cukup menguras tenaga, menyeberangi lautan dengan kapal kecil dan membawa team Dream Net ke pulau misterius."Kita sudah ada di ujung timur jawa.""Lantas apa maksudnya kak?" Anik bertanya, gadis itu begitu tak sabar memulai misinya membawa pulang sang kekasih."Kalian tau Kanaya jelas tak sendiri, kita bahkan tak yakin apakah Khan memang tak tau apa yang di lakukan adiknya atau ini hanya bagian dari rencana mereka.""Lantas apa maksudnya kak Rock?" Anik masih belum memahami."Maksudnya adalah kita kecoh mereka!" Ucapk Dina menjelaskan lebih gamblang apa yang akan mereka lalukan."Jika untuk mengecoh, kenapa hanya di ujung timur kita bisa pergi ke luar jawa, mereka akan berpikir tujuan kita bukan di tempat kapal itu berada." Anik dengan kritisnya mencoba menerka apa yang
Baca selengkapnya
36. Pertarungan harga diri
Banyu tau dirinya dan Sky dalam keadaan terancam, kapanpun mereka bisa saja mati sia-sia, sebab semua penjaga di sini tak pernah lepas dari senjata api. Philip diam-diam terus mengawasi, meski Banyu pura-pura tak tau, namun mata-mata yang di bayarnya bisa banyu ketahui.Hari ini terpaksa juga Banyu meminum sesuatu yanh sudah di campur obat pencahar, ia tau Philip yang sudah membuatnya begini, bahkan siapa yang membawakan obat itu Banyu juga tau, tapi untuk sesuatu yang lebih besar, dia relakan perutnya terkuras hari ini."Harusnya jangan kamu telan minuman itu!" Sky berbisik kesal, mereka sedang berada di klinik saat ini."Lalu menurutmu Philip tak akan curiga?" Banyu bertanya dengan alis terangkat."Entah, tapi menyebalkan sekali saat kita tau seseorang ingin mengerjaimu tapi kamu justeru pura-pur bodoh untuk membiarkannya." Ucap Sky kesal sendiri.Banyu tersenyum sendiri, meski benar apa yang Sky katakan, kali ini dia harus mengalah dulu."Ini obat diarenya, jangan lupa untuk banyak
Baca selengkapnya
Pertaruhan hidup dan mati
Dina menyelam lautan dingin, dia tau bisa saja nyawanya tak selamat malam ini, tugasnya bersama anik adalah masuk dari bawah kabin kapal. Banyu sudah memberikan koordinasi kapal tempatnya di tawan, Sky dan dirinya sudah bisa mengendalikan ruang kontrol kapal sejak kemarin.Anik dan Dina hanya bisa berkomunikasi dengan sandi cahaya, sandi yang sudah mereka pelajari selama perjalanan kemari. Tiba di dekat pintu bawah, Dina dan Anik berusaha meraih tangga besi di atasnya. Kapal itu berhenti di satu tempat jadi cukup aman berada tepat di ujung belakang kapal untuk bisa meraih tangga ke atas.Hup!Anik naik lebih dulu, dia melepas tabung oksigen di pijakan terakhir dan menalinya dengan erat, lalu menarik tubuh Dina naik lebih dulu. Dina Menik melewati Anik dan ikut melepaskan tabung oksigen nya lalu Anik menerimanya dengan sigap, ia menali lagi tabung itu tepat di sisi bawah tabung miliknya.Tanpa banyak bicara, mereka lalu naik mengikuti tangga yang membawa mereka ke pintu belakang kapal
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status