All Chapters of Pewaris Tunggal: Chapter 11 - Chapter 20
993 Chapters
Bab 11: Hubungan Minor Dimulai
“Enak juga pijatan kamu mba, belajar di mana!”“Saya dulu kan sempat kerja di sebuah pijat refleksi, tapi ga lama, hanya 3 bulan saya keluar, karena tamunya rata-rata kurang ajar, awalnya minta di urut itunya, tapi lama-lama malah ngajak ML, aku ga mau-lah, aku kan bukan wanita seperti itu!” Novia yang ceplas ceplos bikin Brandon hanya tertawa saja, karena Novia tanpa basa-basi ungkapkan pengalamannya bekerja di spa plus-plus.Saat memijat punggung Brandon, Novia kembali memuji betapa keras dan berototnya punggung Brandon ini, dia kadang gemas, bukan hanya memijat tapi kadang memelintir otot punggung itu.Brandon hanya mendiamkan ulah Novia dan merem melek saja menikmati pijatan itu.Entah di sengaja atau ga, pas memijat bagian pinggang hingga ke pantat, tangan Novia sering tak sengaja tersentuh bagian sensitive Brandon, sehingga pria dingin ini kadang kaget sendiri, menyebabkan ia makin gelisah sendiri.Novia bukanlah wanit
Read more
Bab 12: Beli Mobil dan Apartemen
“Mari Mas, ikutin saya, kalau yang di sini rata-rata sudah berusia 3 sampai 4 tahunan!” Brandon pun mengikut langkah gemulai si sales ini menuju jejeran mobil-mobil jenis SUV yang masih berumur muda.Sales yang memperkenalkan diri Yuni ini memperlihatkan 5 buah mobil SUV yang masih terlihat mulus dan gres pada Brandon.Brandon langsung ke semsem dengan SUV warna hitam yang agaknya masih baru, saat di cek kilometernya, mobil itu baru jalan 15 ribuan.“Mas mau beli kredit atau cash?” tanya Yuni.“Saya beli cash, berapa harganya!”“Oh gitu, harganya 450 juta, kalau mas belinya cash ada diskon 5 juta, jadi 445 juta!” Brandon hanya mengangguk, saat Yuni terus nyerocos menjelaskan ini itu terkait mobil ini.Setelah tawar menawar, sampai-sampai sang pemilik show room yang datang, disepakati harganya adalah 430 juta. Brandon pun dipersilahkan tes drive di dampingi Yuni tentunya, sebelum nantinya akan m
Read more
Bab 13: Ajak Novia Tinggal Bersama
Novia sejak dua hari yang lalu sudah berberes-beres, barang-barang yang tak banyak ia masukan ke dalam kotak kardus. Sedangkan barang Brandon hanya dua bagasi, itupun tak terlalu banyak, dan bisa dimasukan ke dalam mobil SUV nya.Novia mewakilkan ke Brandon untuk pamit dengan pemilik kos, walaupun sebelumnya Novia dan Brandon sudah terlanjur bayar 2 bulan di muka.Namun bagi Brandon dan Novia tak masalah, mereka mengikhlaskan uang itu pada Bapak Ismail, sang pemilik kos.Awalnya Novia ingin mengambil uang tersebut, tapi di cegah Brandon dan bilang tak perlu, hitung-hitung Bapak Ismail sudah cukup baik pada Novia, karena sering telat bayar kos.Nasib baik berpihak pada Novia, satu hari setelah pindah ke apartemen, Punang, mantan kekasihnya datang kembali bersama 5 orang ceteng-centeng kasar.Tujuannya selain ingin buat perhitungan dengan Brandon, juga ingin menculiknya, karena Punang ingin Novia kembali bersama dia.Namun Punang hanya mendapa
Read more
Bab 14: Mengawal 'Sultan' dari Kuala Lumpur
Sesuai dengan tugas yang sudah di arahkan Jack Black, Brandon dan Ali kini sudah berada di hotel bintang 5, di mana pengusaha kaya asal Malaysia itu menginap selama di Jakarta.Ali beda dengan Toni yang punya selera belok, Ali benar-benar jantan habis sama dengan Brandon, soal dingin, walaupun Ali orangnya juga dingin, tapi tetap lebih cool Brandon.Keduanya benar-benar menjaga Datuk yang terlihat berjalan tertatih-tatih dan selalu dibantu 2 asistennya yang setia menjaganya, dia kadang ingin jalan, bosan duduk terus di kursi roda.Penampilan dato ini sangat bersahaja, wibawa kuat terpancar dari wajahnya, rambutnya masih lebat, walaupun sudah bercampur putih, tidak botak dan tetap lebat. Kerutan di dahi dan sekitar wajah lainnya makin menambah kesan angker dan tegas, seolah perintahnya tak boleh di langgar siapapun.Dua asisten ini mengenalkan Brandon dan Ali sebagai pengawalnya selama berada di Jakarta, Pria tua yang dipanggil Dato Hasim ini mengenakan ka
Read more
Bab 15: Dato Hasim Selidik Brandon
Dato Hasim mengangguk-anggukan kepala, dia menyetujui usul Brandon ini, setelah salah satu asisten membereskan pembayaran di kasir, kembali dua mobil beriringan ke jalan dan tujuan kembali ke Jakarta.Untuk menjaga keamanan, Brandon kini duduk di samping sopir yang membawa datuk, Ali tetap di mobil semula, sedangkan Yusi salah satu Asisten Datuk berpindah ke mobil satunya yang sebelumnya ditempati Brandon dan Ali.Asisten Rahman sesuai permintaan Dato Hasim, tetap duduk bersamanya di mobil mewah yang sangat laku di negara ini, karena merupakan lambang ke suksesan, dengan pintu geser.“Terima kasih yaa..!”Brandon menoleh sebentar, sambil mengangguk. Dato Hasim kemudian duduk bersandar di jok sambil memejamkan mata. Brandon sangat kagum melihat ketenangan Dato Hasim, sikapnya tak berubah dari tadi, tak ada kegugupan dari wajahnya, seolah kejadian barusan bukan hal yang perlu ditakutkan.Beda dengan dua asistennya yang terlihat nervous, a
Read more
Bab 16: Brandon Di Ajak Ke Kuala Lumpur
Dato Hasim menatap tulisan yang di tulis agak kurang rapi yang berbunyi:“Mohon maaf dato, saya terpaksa pamit dengan cara ini, saya sudah telat datang bulan selama dua bulanan ini, saya takut kalau nyonyah besar tahu. Saya akan kembali ke Indonesia, anak ini akan saya pelihara dan kelak kalau sudah besar, dia akan saya kasih tahu siapa ayah biologisnya, yakni Dato, selamat tinggal dato…kekasih dan suamikuItulah tulisan surat dari Kanah, sang PRT yang sempat menjalin cinta terlarang dengannya. Kini Dato Hasim kembali teringat masalalunya yang berliku dengan sang PRT asal Indonesia tersebut.Dato Hasim merupakan seorang pengusaha berpengaruh di Malaysia, selain sukses sebagai pengusaha, ia duga seorang mantan politisi dan 3 periode pernah jadi legislator.Namun sayang, perkawinannya dengan sang istri tidak membuahkan keturunan, bukan karena Dato Hasim yang mandul, tapi istrinyalah yang mandul.Tapi karena rasa cintanya yang da
Read more
Bab 17: Kejamnya Kalau Sudah Marah
Semua geger, bunyi letusan itu benar-benar nyaring, apalagi saat orang yang mengayun golok tadi terjengkang dengan tubuh berlumuran darah.Empat orang yang bermaksud ingin menebas Brandon langsung ciut nyalinya, melihat Brandon kini sudah berdiri lagi sambil memegang pistol.Mata Brandon terlihat liar, kentara sekali kemarahan diwajahnya makin memuncak.“Cepat kamu lepaskan Novia lalu pergi dari sini dan jangan coba-coba balik lagi ke sini, kalau masih bandel, aku tak segan memecahkan otak kalian dengan pistol ini!” Punang yang tak menyangka Brandon memiliki senjata api, pucat sekali, ia lalu menatap ke 4 rekannya yang kini terlihat mengangkat rekannya yang terkena tembakan di bahu dan mengaduh-aduh kesakitan.Melihat Punang ragu-ragu begitu, tiba-tiba duarrr…duarrrr dua kali tembakan kembali Brandon lepaskan, satu kena kaki Punang dan satunya kena kaki anak buahnya, yang dilihat Brandon masih petentang petenteng dari tadi,
Read more
Bab 18: Dukungan Novia Buat Brandon
Sambil menunggu Novia mandi, Brandon membuat kopi dan kini ia berdiri di depan jendela apartemen menatap jalanan yang ramai lancar.Ada kebimbangan dihatinya, apakah akan ke Kuala Lumpur atau bertahan di Jakarta, masih ada keraguan dan perang batin di hatinya.Brandon sudah bisa membayangkan, otomatis ia akan tinggal lama di sana, kecuali kelak minta cuti untuk pulang ke Jakarta.Saking aseknya melamun, Brandon tak tahu Novia sudah bersalin pakaian bersih dan kini membiarkan dirinya masih begitu di depan jendela apartemen. Bagi Novia, melihat Brandon suka termenung bukan pemandangan yang aneh.Melihat Brandon masih termangu dan agak lama terus begitu, Novia pun pelan-pelan mendekat.“Lagi mikiran apa Mas?”Brandon melirik ke Novia, tercium bau harum sabun mandi, Brandon mengakui dalam hati, Novia kini dan dulu saat awal ia kenal sudah berubah jauh lebih baik dan makin cantik saja. Namun tetap tak ada cinta pada ART nya ini, ia te
Read more
Bab 19: Keponakan Dato Hasim yang Angkuh
Besoknya, setelah beristirahat karena kelelahan bercinta dengan Novia, yang terlihat masih tertidur dengan nyenyak di sampingnya.Brandon menerima telpon dari Sektetaris Jack Black, kalau sang bos sudah setuju melepas Brandon menjadi pengawal Dato Hasim dan pembayaran juga sudah diberikan Asisten  pribadi Dato Hasim, yakni Rahman.“Kamu siang nanti teken suratnya di kantor, uang kamu siang ini akan langsung ditransfer ke rekening, selamat bertugas jadi bodyguard Tuan Dato Hasim, semoga betah!”“Terima kasih Mita, nanti jam 3 sore aku ada di sana!”“Oke jangan telat yaa, surat-suratnya masih di ketik sama staf Yuni!” sahut Mita lagi. Setelah meletakan telpon, Brandon menoleh ke Novia yang masih nyenyak tertidur, dia melihat leher wanita ini penuh dengan tanda-tanda cap tawon yang ia bikin sejak kemarin.“Kamu cantik Novia, sayangnya aku tak mencintai kamu, semoga kelak kamu menemukan jodoh
Read more
Bab 20: Dato Hasim Mantan Mafia
Mendengar suara Dato Hasim, Rahman pun menyingkir dan membiarkan Rohima dan Balkan mendekati Dato Hasim di meja makan, keduanya hanya melirik Brandon yang berdiri di belakang Dato Hasim dengan sikap waspada.Penampilan kedua orang itu sangat berkelas, pakaian merekapun juga sangat mewah, kembali keduanya melirik sekilas ke arah Brandon yang terlihat tak sekalipun tersenyum, malah menatap keduanya dengan tajam.Tanpa duduk keduanya langsung saja berdiri di hadapan Dato Hasim yang masih duduk tenang di kursi makan, sambil menyeruput pelan-pelan minuman jus buahnya.Gaya keduanya sangat angkuh dan terlihat kepongahan, seakan mereka tak begitu menganggapi Dato Hasim yang lebih tua serta tuan rumah di sini.“Rohima, Balkan, apa masih kurang harta yang kubagikan buat kalian, sejak lahir sampai usia segini kalian tak pernah secuilpun bekerja, kecuali hanya habiskan harta saja!”  Dato langsung saja menegur keduanya.“Dato, harta yang
Read more
PREV
123456
...
100
DMCA.com Protection Status