Semua Bab GADIS TAWANAN CEO: Bab 11 - Bab 20
49 Bab
BAB 11 | MENIKAHLAH DENGAN ALBIRU
"Bu, apa yang ibu katakan?" tanya Mashayu saat mendengar ibunya mengatakan hal yang menurutnya gila. "Nak, ibu tak mau melihatmu terus menderita, lebih baik menikah saja dengan Albiru!" "Tidak Bu, Shayu tidak mau!" ucap gadis keras kepala itu pada ibunya, sebenarnya Shayu tak pernah membantah perintah atau perkataan ibunya namun ia terpaksa harus menolaknya jika sang ibu meminta gadis itu untuk menikah dengan pria yang sangat ia benci. "Belum menikah saja sudah berniat jahat! apa lagi setelah menikah, apa ibu mau Shayu lebih disiksa lagi?" "Nak. dengarkan ibu, sepertinya dia itu pria yang baik," Laras semakin membuat Mashayu terintimidasi. "Apa ibu bilang?" "Dia itu jahat Bu, dia telah membuat hidup kita menjadi seperti ini, tidak ada pria baik yang memanfaatkan ketidakberdayaan orang lain, tidak ada orang baik yang menjadikan kelemahan orang lain untuk kepentingannya sendiri," gadis itu masih saja melanjutkan pendapatnya tentang Albiru. "Tapi Nak, waktu kita tidak banyak lagi
Baca selengkapnya
BAB 12 | PRAMUGARI
Mashayu menutup pintu kamarnya dengan kasar, hatinya bergemuruh, dadanya sesak dan meluap-luap mendengar ibunya memintanya untuk menikah dengan Albiru. Mashayu tak menyangka jika ibunya akan menyerah secepat itu. Memberikan dirinya kepada rentenir kejam dan tidak tau diri itu, bukankah suatu kebodohan untuk menyerah sebelum berperang, meskipun selama ini ia sudah cukup bertahan dengan keadaan. Walaupun hasil kerjanya kerasnya tak pernah terlihat dan tersentuh olehnya, tetapi paling tidak gadis itu dapat sedikit demi sedikit melepas ikatan kencang yang menghubungkan dirinya dengan Albiru dengan membayar cicilan hutangnya pada rentenir itu, sedikit demi sedikit. Semata-mata Shayu lakukan agar dia dan keluarganya bisa terlepas dari jeratan Albiru Declaire. "Shayu," terdengar Laras kembali memanggil namanya. Namun Shayu sama sekali tidak menjawab panggilan ibunya. "Nak, ya sudah jika kau masih membutuhkan waktu untuk berfikir, tapi ingat bulan depan adalah acara pertunanganmu dengan Na
Baca selengkapnya
BAB 13 | PEKERJAAN BARU
Di ruang personalia tersebut, Mashayu sedang berhadapan dengan interviewer-nya. Gadis itu gugup dan sesekali membetulkan anak rambutnya yang terjatuh begitu saja. “Jangan tegang Mashayu,”ucap sang penginterview, yang juga berprofesi sebagai Flight Attendant. “Ma-maaf Bu, entah bagaimana rasanya, saya begitu gugup,” jawab Shayu dengan jujur. “Saya lihat dari dokumen yang kamu bawa, semuanya sudah memenuhi kualifikasi, dan saya cukup takjup dengan nilai IPK kamu,” pramugari tersebut membuka lembar demi lembar dokumen Mashayu. “Baiklah, cukup sampai di sini ya wawancaranya, hasilnya akan saya kirim via e-mail,” Shayu pun mengangguk mendengar penuturan wanita cantik itu, kemudian berlalu meninggalkan ruangan tersebut. Shayu pulang ke rumah dengan perasaan yang berbunga, entah mengapa ia merasa jika dirinya akan diterima bekerja di perusahaan bonafit tersebut. Namun, senyuamannya menghilang saat dilihatnya sang ibu sedang menunggu kedatangannya di teras rumah mereka. “Ibu,” ucap Shayu
Baca selengkapnya
BAB 14 | KAU JAHAT
Mashayu berontak, menghindar dan mendorong dada bidang Albiru dengan sekuat tenaganya. Namun, lagi-lagi nasib baik belum berpihak pada gadis malang itu, genggaman tangan Biru pada pergelangannya begitu kuat, tenaga gadis kecil sepertinya tentu saja tak akan mampu menandingi pria sixpack seperti Albiru Declaire “Masuk!” ucap Biru pada gadis yang dicengkeramnya dengan kuat itu. Aroma parfum white rose bercampur vanilla begitu membangunkan insting liar pria bermata biru tersebut. “Shayu, kau tertangkap!” ucap Biru sambil memasukkan tawanannya ke mobil sport berlabang empat lingkaran miliknya. Mashayu menciptakan jarak antara tubuhnya dengan sang pria untuk mengambil ancang-ancang. “Kau salah Albiru!” Shayu berhasil menendang selah-selah pangkal pa*a pria itu dengan menggunakan lututnya, Biru memekik, kesakitan dan terjatuh ke aspal. Lalu lalang jalan kota itu sedang sangat padat, hingga banyak mata yang menyaksikan adegan pertandingan tersebut. “Sudah kubilang jangan mengganggu! Jika
Baca selengkapnya
BAB 15 | KEGAGALAN
“Kau jahat Albiru!” ucap gadis yang sedang membetulkan pakaiannya tersebut.“Kau sengaja melakukan semua ini agar aku terlambat, bukan!” bentak Mashayu sambil memukuli dada pria yang tengah di selimuti gairah itu. Namun Biru hanya menyunggingkan senyumannya tanpa mengatakan apa-apa.“Biru! Apa maksudmu menggagguku hari ini!”“Apa kau tau aku harus menghadiri konfirmasi perekrutan pekerjaan baruku?” Mashayu menatap pria yang masih membiarkan dada bidangnya tebuka lebar itu.“Apa kau tak ingin melanjutkan permainan ini ke tahap selanjutnya?” tanya Albiru tanpa memperdulikan perkataan gadis tawanannya.“Jawab aku Albiru!” kini Mashayu mulai meneteskan air mata, ia begitu kesal dengan pria di hadapannya itu.“Bukankah kau ingin segera mendapatkan uangmu kembali! Tapi mengapa kau mempersulitku untuk mendapatkan pekerjaan?!” Mashayu menangis terisak, berulang kali ia meminta agar Albiru membiarkannya pergi, namun pria itu begitu tidak dapat dimengerti.“Bukan aku yang mempersulitmu Shayu, t
Baca selengkapnya
BAB 16 | MASA LALU
Mashayu kembali beradu mulut dengan ibunya, dan selalu berakhir dengan gadis itu mengurung diri di kamar, ponselnya telah rusak dan ia tidak memilik apapun lagi saat ini untuk berkomunikasi, Mashayu berbaring di ranjangnya, mengingat ayahnya yang saat ini sedang dirawat di rumah sakit, sudah sejak lama ia dan ibunya tidak pernah lagi bertemu dengan sang ayah.Berulang kali Mashayu mengajak sang ibu untuk melihat bagaimana kondisi sang ayah, namun ibunya selalu saja menolak dengan berkata jika ayahnya masih dirawat di ruang ICU, dan tak seorangpun boleh membesuknya. Dengan berat hati akhirnya gadis itu pun menuruti perkataan sang ibu, lagi pula ia juga tidak memiliki uang untuk pergi ke kota, jadi lebih baik Mashayu tetap berada di tempat tinggalnya dan bekerja untuk biaya pengobatan sang ayah serta untuk membayar cicilan hutangnya pada Albiru.Sore itu, Shayu pergi berjalan-jalan, sambil mengenang masa lalunya saat ia mengenyam pendidikannya di bangku menengah atas. Dengan berjalan k
Baca selengkapnya
BAB 17 | MASA LALU PART 2
"Shay, kok malah bengong sih!" ucap Della, saat ia mengatakan pada Mashayu tentang apa yang dilihatnya baru saja. "Shay!" Della menaikkan intonasinya agar sang sahabat mendengar ucapannya."Eh, iya Del!" Shayu terperanjat, ia begitu terkejut saat Adella mengatakan jika gadis itu bertemu dengan idolanya saat semasa SMA dulu."Ngelamun aja sih!" bentak Della."Lo tau gak, dia tambah ganteng tau! elo sih dulu setiap ketemu gak pernah mau liat wajahnya!" ucap gadis cerewet itu. "Elo yakin itu dia Del?""Yakinlah! orang dari dulu gue merhatiin wajahnya, emang elo! nunduk mulu tapi pas doi madep belakang, baru deh elo mantengin punggungnya!" Della menggeleng-gelengkan kepalanya. Heran dengan sikap sahabatnya tersebut.“Mana mungkin gue berani ngeliat wajahnya Del, liat punggungnya aja gue udah kelojotan setengah mati!” ucap Shayu dengan menutup kedua matanya.“Uh dasar lebay! Cinta apaan model begitu,” sanggah sang sahabat.“Itulah cinta Del, lo gak akan berani menatap wajahnya saat elo b
Baca selengkapnya
BAB 18 | CALON MENANTU
“Charl, bagaimana perkembangannya?” tanya Albiru pada asisten kpercayaannya itu.“Maksud tuan, keadaan Tangguh?” Charles memeriksa ponselnya dan membaca lapoan dari orang suruhannya yang stand by di rumah sakit..“Ya, apa kesehatannya belum membaik?” Albiru fokus menatap depan.“Seperti yang kita ketahui sebelumnya tuan, saya pun tak bisa melihat langsung keadaan agen rahasia itu, dokter selalu melarang siapapun untulk menjenguknyha secara lansung,” jelas Charles. Senyuman tersungging di bibir Albiru, mengira jika ayah Mashayu tersebuty benar-benar terbaring di rumah sakit.“Bagus, aku bisa berkujung ke rumah Mashayu saat ini,” ucap pria dengan setelan tuxedo-nya tersebut.“Apa kita perlu membawa sesuatu untuk nona, tuan?” usul Charles.“Sepertinya itu ide yang bagus,” jawab Albiru kemudian mobil itu berhenti di saklah satu toko bunga.***Satu bucket bunga mawar merah dalam genggamanya saat pria tampan itu telah tiba di depan rumah Mashayu. Tanpa mnenunggu lama, Albiru mengetuk pint
Baca selengkapnya
BAB 19 | PERTUNANGAN
Pagi itu Mashayu berniat untuk kabur dari Albiru yang akan mengajaknya mellihat cincin pertunangan mereka. Seperti bisa , dia kabur saat sang ibu sedang sibuk di dapur. Dengan menggunakan sepedanya ia pun mengayuh pedal itu menuju sebuah supermarket yang terdapat cafeteria di dalamnya. “Akhirnya bisa kabur juga,” ucap Mashayu sambil memakirkan sepedanya. Diapun melihat-lihat keadaan sekitar kemudian memastikan jika tidak ada yang memperhatikannya, Mashayu berjalan menuju area cefetaria, kemudian memesan sebuah minuman untuk menhilangka dahaganya. Namun saat pesanannya datang, tiba-tiba saja sebuah tangan putih merebut minuman itu dan meminumnya. “Jika ingin kencan di sini? Kenapa tidak bilang?” tanya Albiru dengan jus Mashayu pada genggamannya. “Kau? Biru kau tau aku ada di sini?” Mashayu heran sebab sejak tadi ia merasa tak ada yang mengikutinya, namun sekarang ia kembali harus berurusan dengan Albiru. “Bukan hal yang sulit bagiku jika hanya untuk mengikutimu kucing liar!” bisik
Baca selengkapnya
BAB 20 | TERLEPAS
“Pak! Cepetan ke Bandara ya!” ucap Mashayu memasukki mobil taksi tersebut. Gadis dengan gaun mewahnya itu bernafas lega, akhirnya ia benar-benar bisa terlepas dari acara pertunanganya hari ini. Mashayu hampir putus asa saat ibunya memutuskan bahwa acara pertunangannya dengan Albiru akan dimajukan hari ini.Namun Mashayu berhasil kabur dengan bantuan dari Della sahabatnya, dan saat ni mobil taksi sedang menuju bandara yang akan mengantarkan gadis itu ke Sydney, Australia. Karena ternyata kontrak kerja yang sangat ia tunggu-tunggu telah jatuh tepat pada hari ini. Mashayu bersorak bukan kepalang saat mendapati hal tersebut.Flashback OnGadis itu terus menangis saat sang MUA sedang merias wajahnya untuk acara pertunangannya dengan Albiru.Habislah kau Shayu! Hari ini kau akan terikat oleh cincin terkutuk itu bersama Albiru,” gumam gadis cantik itu sambil memperhatikan pantulan dirinya pada cermin.Ah menyebalkan sekali! Kenapa aku terlihat cantik hari ini! seharusnya aku tak secantik ini
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status