“Pak! Cepetan ke Bandara ya!” ucap Mashayu memasukki mobil taksi tersebut. Gadis dengan gaun mewahnya itu bernafas lega, akhirnya ia benar-benar bisa terlepas dari acara pertunanganya hari ini. Mashayu hampir putus asa saat ibunya memutuskan bahwa acara pertunangannya dengan Albiru akan dimajukan hari ini.Namun Mashayu berhasil kabur dengan bantuan dari Della sahabatnya, dan saat ni mobil taksi sedang menuju bandara yang akan mengantarkan gadis itu ke Sydney, Australia. Karena ternyata kontrak kerja yang sangat ia tunggu-tunggu telah jatuh tepat pada hari ini. Mashayu bersorak bukan kepalang saat mendapati hal tersebut.Flashback OnGadis itu terus menangis saat sang MUA sedang merias wajahnya untuk acara pertunangannya dengan Albiru.Habislah kau Shayu! Hari ini kau akan terikat oleh cincin terkutuk itu bersama Albiru,” gumam gadis cantik itu sambil memperhatikan pantulan dirinya pada cermin.Ah menyebalkan sekali! Kenapa aku terlihat cantik hari ini! seharusnya aku tak secantik ini
Hari pertama kerja.Mashayu memulai harinya dengan penuh suka cita, ia mengenakan seragam yang telah diberikan oleh guidenya kemarin, setelah berhias diri, gadis itupun berjalan ke luar mess menuju hotel tempatnya bekerja. Kali ini ia harus lebih rajin dari biasanya mengingat suku bunga yang diberikan Albiru sudah sangat tinggi.“Good morning!” sapa seorang gadis menyambut kedatangan Mashayu.“Good morning,” balas Mashayu dengan senyuman.“Kamu Mashayu ya?” tanya gadis itu sambil menjabat tangan Mashayu,“Benar Kak,”“Oke Mashayu salam kenal, perkenalkan saya Putri, senior kamu. Saya akan membimbing kamu selama berada di sini,” ucap gadis ramah itu sambil menggandeng Mashayu menuju station kerjanya.“Terimakasih Kak Putri,” ucap Mashayu.“Salam kenal ya sebelumnya kerja di mana Shayu?”“Di hotel juga Kak dan di café,”“Oke jadi gak asing lagi dong ya sama dunia hospitality?” ucap Putri dan Mashayu pun mengangguk.“Ini hari pertama kerja kamu ya Mashayu, dan ingat nanti malam aka nada
Mashayu bergegas menuju mess-nya saat acara gala dinner itu telah usai, gadis itu mengendap dan melihat sekitar, ia sangat takut jika Albiru kembali menangkapnya. Setibanya di mess, gadis itu terkejut, melihat kondisi kamarnya.“Hah, bersih?”“Dimana barang-barangku?” Mashayu memeriksa seisi ruangan, namun koper dan tas-tas yang telah ia bawa dari Indonesia telah sirna. Kemudian datang seorang ibu housekeeping menemui gadis itu.“Nona, saya ingin memberitahukan bahwa mulai hari ini Nona akan dipindahkan ke mess lain,” ucap wanita paruh baya tersebut.“Pindah kemana Bi?” Mashayu merasa bingung, bukankah ia baru dua hari ini menmepati kamar itu, lalu mengapa dengan tiba-tiba dipindahkan begitu saja. Denagn barang-barang yang sudah lebih dulu diangkut, ini sungguh aneh baginya.“Bi, apa bibi tau mengapa saya dipindahkan dengan sangat tiba-tiba?”“Mohon maaf Non, saya tidak tau. Semuanya adalah keputusan dari pihak NavHotel,” jelas ibu tua itu. Mashayu tampak berfikir, menurutnya bukankah
ALBIRU SHAYU“Charles! Siapakan semuanya dan kabari keluarga Mashayu! Pernikahan akan berlangsung hari ini!” perintah Albiru pada asistennya.“Baik tuan!” Charles mengangguk patuh, saat ini bosnya sedang tidak diselimuti amarah, ia tak ingin membuat Albiru semakin terbawa emosi.Hari itu juga Albiru mempersiapakan semuanya, pria itu akan menikahi Shayu hari itu juga di Sydney, Autralia, ia tak ingin menunda terlalu lama lagi, baginya Mashayu adalah tipikal gadis pemberontak, yang bisa kabur kemana saja dan kapan saja, daripada harus mengambil resiko dan kehilangan tawanannya tersebut, lebih baik mengikat Mashayu sekarang juga dengan ijin dari Laras, ibu Mashayu.“Aku tidak ingin menikah denganmu Biru!” teriak gadis yang sedang dikurung di kamarnya tersebut.“Biru! Lepaskan aku! Kau curang!” ucap Mashayu meskipun calon suaminya tersebut tidak memperdulikan teriakannya.Mashayu semakin panic, ia hanya memiliki waktu kurang dari dua jam untuk kabur. Dilihatnya sekeliling apartemen mewah
“Shayu, apa yang kau rasakan sebenarnya?” Albiru memandangi tubuh lemah tersebut. Terbersit rasa kasihan dalam hatinya, mendapati gadis pemberontaknya itu terbaring, dengan wajah yang pucat dan selang oksigen yang membantu pernafasannya.“Aku tak pernah menyangka jika kau akan seperti ini Mashayu, jika saja kau bisa mengurangi egomu, dan belajar menerima kenyataan tentu saja kejadian seperti ini tidak perlu terjadi.“Menikah denganku tak seburuk yang kau kira sebenarnya, karena aku hanya ingin melihat bagaimana ayahmu saat mengetahui jika putrinya telah jatuh ke tanganku, begitupun dengan apa yang sudah ayahmu lakukan padaku beberapa tahun silam.“Jika saja kau tau, bahwa aku juga merupakan seorang korban. Sayangnya ini belum waktunya kutunjukkan padamu Mashayu,” bisik Albiru pada telinga gadis dengan mata terpejam tersebut.“Jika saja kau tau apa yang selama ini aku dan keluargaku rasakan, apakah mungkin kau tetap menolakku?”Albiru terus mengajak gadis itu berkomunikasi meskipun tan
Mashayu POVPagi itu dokter mengatakan jika aku sudah boleh pulang, lalu membuatkan resep obat agar kesehatanku semakin membaik. Kulihat Albiru masih setia berada di sisiku untuk memeriksa suhu tubuh ataupun hanya sekedar membetulkan selang infuse yang tertindih olehku.Wajah lelah dan mata memerahnya seakan membuatku yakin jika semalaman pria itu terus terjaga tanpa memejamkan matanya akibat ulahku yang awalnya memang hanya berpura-pura pingsan. ntah bagaimana aku bisa pingsan sungguhan, ingin kutertawa mendapati kejadian yang menimpaku ini, namun tentu saja hal itu akan membuat Albiru mengamuk.“Mashayu, kita pulang hari ini,” ucap Biru sambil membereskan pakaianku.“Apa? Pulang kemana?” jawabku, kupikir pria ini akan melepaskanku dan mengembalikanku pada ibuku setelah drama sakit yang sudah kulakukan.“Ke mansion tentu saja!” ucap Biru.“Aku ingin pulang ke rumah Albiru!” bentakku seketika bayangan pernikahan kembali menghantui pikiranku, aku sungguh tidak ingin menikah dengan pria
Bagaikan seorang putri raja dengan segala keindahannya, Mashayu berjalan pelan, sisa-sisa liquid bening masih tampak jelas pada netra berbulu lentik itu. Gaun putih tulang berhiaskan palet swarovsky menghiasai pinggirannya, sapuan ekor gaun yang menjuntai ke lantai itu mampu membius semua mata yang melihat, kini ‘pengantin terpaksa’ Albiru tersebut memasukki area acara pernikahan, dengan tubuh gemetar berjalan menuju kursi akad, membuat semua mata terpusat pada gadis tawanan tersebut. Dia duduk di sana, bersama seorang wali yang menggantikan ayahku, dia penjahat tampan itu melihat ke arahku, meskipun dengan ekspresi wajah yang datar tetapi bisa kupastikan jika hatinya tengah bersorak riang karena berhasil memenangkan ‘pertandingan’ di antara kami selama ini. Tamatlah riwayatmu Mashayu, pernikahan tanpa cinta ini akan segera terjadi, tetapi ada yang aneh dalam hatiku, bagaimana mungkin aku bisa melihat sosok itu pada diri Albiru, sosok kakak kelasku yang sangat kurindukan itu, tiba-ti
Albiru membawa istri tawanannya tersebut ke ruangan yang penuh daya pikat bagi sepasang pengantin baru, hiasan animal folding towel yang berbentuk dua angsa saling bertautan dan dikelilingi oleh taburan bunga mawar merah seakan menambah aura romantisme untuk pria itu, lilin beraroma terapi penambah gairah dengan cahaya temaram membuat suasana kamar berjenis president suit itu mampu membius siapa saja yang memasukkinya dengan membawa pasangan. Pria bertubuh atletis tersebut tak dapat melepaskan pandangannya pada sang istri, baginya hari ini adalah hari yang paling membahagiakan untuk seorang Albiru Declaire, dan sebaliknya bagi Mashayu yang menganggap hari ini sebagai hari dimulainya kehancuran hidup gadis itu. “Bi-biru, aku bisa berjalan sendiri!” ucap Mashayu saat suaminya mencoba mengangkat tubuhnya ke ranjang. “Albiru, turunkan aku!” sekali lagi pengantin cantik itu menolak sentuhan suaminya. “Kau sudah resmi menjadi milikku, Shayu! Aku sudah membayar mahal untuk membelimu,” uca