All Chapters of Suamiku BOSS DIKTATOR: Chapter 31 - Chapter 40
61 Chapters
Tidak berubah
Gea duduk termenung dibalkon kamarnya yang langsung menampilkan langit malam tanpa dihiasi bintang-bintang juga bulan.Terlihat cuaca kali ini sedang tidak bersahabat, angin cukup kencang disertai gemuruh keras yang menandakan jika sebentar lagi akan turun hujan.Namun bukan karena itu Gea merasa gelisah, tetapi akibat suaminya yang tadi pagi pamit pergi ke Sumatra untuk meninjau kembali kantor cabang perusahaan yang belum rampung sempurna.Selain itu adanya sosok Thania yang mendampingi Nata disana semakin membuat otak Gea berpikiran yang tidak-tidak.Dia sangat takut akan kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi.Drama pertengkaran sebelum berangkat karena Gea yang ngotot ingin ikut, akhirnya berakhir dengan wanita itu yang mengalah. Dan melepas tidak rela kepergian sang suami beserta Thania.Tok tok tok...Pikiran Gea seketika teralihkan saat dia mendengar suara ketukan pintu kamarnya dari luar. Terlihat Lita berdiri diambang pintu lengkap dengan senyum khasnya yang tak
Read more
Tidak seperti biasanya
Setelah diperiksa oleh dokter yang dibawa langsung Ayah Baskara ke rumah, kini kondisi Nata sudah mulai membaik. Meski hanya merasa sedikit lemas dan pusing, namun Gea bersikeras melarang sang suami untuk pergi ke kantor. Selain karena kesehatannya yang belum pulih betul, dia juga takut Nata akan lupa waktu, mengingat pria itu yang sangat gila kerja.Sekarang, Gea tengah bersiap-siap berangkat ke kantor. Memoles bedak secara tipis-tipis di wajahnya lalu mewarnai bibir dengan lipstik berwarna nude yang biasa dia gunakan.Tepat setelah Gea menyelasaikan sesi make up nya, tiba-tiba sepasang lengan kekar membelit pinggangnya yang ramping, disusul dengan beban tumpuan dagu seseorang.Gea melirik ke arah cermin dimana bayangan Nata yang sedang memeluknya dari belakang dengan kedua mata terpejam. "Mau kemana?" tanya Nata dengan suara yang serak.Tanpa melirik, Gea kembali sibuk melanjutkan aktifitas merapikan pakaiannya, sekedar memastikan, "Mau ngantor lah. Ya kali secantik ini mau tampil
Read more
Puncak dari segalanya
Pukul sepuluh pagi nanti, Nata akan menghadiri meeting dengan beberapa klien penting yang berasal dari Negara Jerman. Dikarenakan pertemuan kali ini sangat istimewa jadilah Nata menyerahkan tugas tersebut kepada Gea untuk bertanggung jawab dalam jalannya meeting tersebut.Meski demikian, kedua sekretarisnya tetap diperkenankan untuk hadir. Dalam kesempatan kali ini, Gea menunjukkan kebolehannya sebagai seorang sekeretaris yang sangat kompeten dalam menangani para klien.Tak sia-sia para investor dari Jerman pun akhirnya merasa puas dan memutuskan untuk bekerja sama dengan Baskara Group.Pertemuan yang berlangsung selama 1 jam itu membuahkan hasil yang sangat bagus dan menguntungkan."Saya sangat bangga dengan kinerja kamu, Ge. Tetap pertahankan," Nata memuji sang istri secara terang-terangan dihadapan para karyawannya yang ikut serta dalam meeting tersebut, tepat setelah para klien keluar dari ruangan.Gea membalasnya dengan senyum lebar penuh kemenangan. Matanya sengaja melirik ke ar
Read more
Keputusan
Hari dimana foto pembawa petaka itu tersebar, malam itu juga Ayah Baskara segera mengambil tindakan.Jadwal pertemuan penting dengan para pemegang saham pun terpaksa harus dibatalkan, ketika pria paruh baya itu mendapat kabar tak mengenakan dari putra bungsunya yang mengatakan, bahwa saat ini hubungan anak dan menantunya sedang tidak baik-baik saja.Tanpa mengulur waktu lebih lama, Baskara segera mendatangi kediaman sang putra sulung.Tepat ketika dia membuka pintu utama, sudah ada sosok Nata yang tengah duduk di single sofa dengan kepala tertunduk yang tertutupi telapak tangan.Tak jauh dari posisi Nata, tampak Dion berdiri di samping tangga lantai dua. Sedang pintu kamar atas tertutup rapat.Hembusan napas dikeluarkan oleh Baskara sebelum dia memberikan ultimatum tegas kepada kedua putranya untuk mengikuti dia ke ruang kerja."Kalian ikut Ayah." Titahnya tak dapat dibantah yang langsung dituruti oleh Nata serta Dion.***Akhirnya tiba juga masa dimana Nata akan diadili seperti terda
Read more
Tak baik-baik saja
Setelah dipikirkan secara matang dan penuh perhitungan, Baskara akhirnya menyetujui permintaan Thania. Dimana Gea tidak akan lagi menjabat sebagai sekretaris dan itu akan mulai berlaku esok hari.Segala kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi kedepannya, sudah Baskara persiapkan dengan sempurna.Kini hanya tinggal satu persoalan lagi yang belum terselesaikan. Mengenai apakah Gea akan tetap bekerja di Baskara Group dengan catatan wanita itu akan di pindah ke Divisi lain atau dia memilih untuk resign.Semuanya masih belum diputuskan karena baik Baskara maupun Nata akan menyerahkan keputusan tersebut kepada pihak yang bersangkutan, yaitu Gea sendiri.Menjelang tidur tepatnya setelah jam makan malam usai, Nata memutuskan menghampiri sang istri yang berada di dalam kamar.Dilihatnya Gea tengah duduk di meja rias sedang membersihkan sisa make up yang berada di wajahnya."Kamu udah pikirin soal keputusan Ayah tadi pagi?" tanya Nata begitu dia telah berhasil mendudukan diri di atas ra
Read more
Hilang jejak
Tepat pukul 9 malam Nata tiba di rumah kediamannya setelah dia bergelut dengan banyaknya dokumen penting. Raut lelah tergambar jelas di wajahnya yang terlihat kucel juga pakaiannya yang tak serapi ketika dia berangkat.Begitu pintu utama berhasil Nata buka, suasana berbeda tampak dia rasakan saat kedua kakinya melangkah masuk. Dipandanginya dengan seksama seluruh isi ruangan untuk memindai hal ganjal tersebut.Tak biasanya rumah dibiarkan dalam keadaan gelap seperti sedang mati lampu. Untungnya beberapa lampu kecil yang hidup secara otomatis berfungsi dengan baik, sehingga Nata tetap bisa melihat meski hanya samar-samar."Gea!" Nata memanggil sang istri yang entah kenapa malam ini tak menyambut kepulangannya.Saat memasuki dapur pun tak ada hidangan makanan yang tersedia.Tak ada sahutan. Segera Nata bergegas naik menuju lantai atas dimana letak kamarnya berada. Dilemparkannya tas yang berisi laptop tergletak di atas sofa.Kosong.Jantung Nata berdegup kencang saat netranya tak berha
Read more
Berharap segera kembali
Terhitung sudah 2 hari Gea menghilang tak ada kabar. Orang kepercayaan Baskara yang sudah diberikan tugas pun tak kunjung berhasil melacak keberadaan sang menantu.Entah kemana perginya wanita itu. Tapi yang jelas tempat yang saat ini menjadi persembunyian Gea pasti berada di luar pusat kota, dimana keluarga Baskara tak mempunyai koneksi apa pun sehingga sulit untuk menjangkaunya.Namun, meski begitu, baik Nata maupun keluarganya tetap berusaha agar Gea bisa segera kembali ke rumah.Seakan tak membiarkan perjuangannya berjalan mulus, Nata selalu ditimpa kesibukan perusahaan yang terus bertambah setiap harinya.Mengakibatkan dia harus pintar membagi waktu dan merelakan jam tidurnya menjadi berantakan.Untuk yang kesekian kali Nata mengerang lirih saat hantaman rasa nyeri mulai menyerang kepala bagian belakangnya. Belum lagi kedua pundaknya yang terasa sakit akibat terlalu lama menunduk dan rasa panas di area mata karena menatap layar komputer selama berjam-jam.Tak tahan, Nata memutusk
Read more
Bimbang
Di salah satu villa yang berada di daerah Karawang, Gea duduk di depan jendela kamar sambil menatap pemandangan gunung dengan tatapan sendu.Suasana yang begitu damai nan asri membuat dia betah berlama-lama di tempat tersebut. Bahkan segala permasalahan dalam pikirannya, perlahan berhasil Gea singkirkan untuk sementara waktu.Sempat terlintas dia tak ingin kembali, namun hati kecilnya selalu menolak. Ada sebuah hasrat yang mendorongnya agar segera pulang ke Jakarta. Namun sebisa mungkin Gea menahannya.Katakanlah dia egois karena lebih memilih lari menghindari masalah dan bukannya menyelesaikan. Untuk sekarang Gea benar-benar butuh waktu sendiri agar pikirannya bisa kembali tenang.Di tengah rasa sepi yang mulai menyelimuti, suara samar langkah kaki terdengar di telinganya diikuti dengan terbukanya pintu kamar.Perlahan Gea menoleh, menatap Decha yang berdiri menjulang di ambang pintu seraya tersenyum."Sarapan, yuk," ajak Decha riang.Namun, Gea menolak dengan menggelengkan kepala k
Read more
Penyelesaian
Pagi-pagi sekali, para pria Baskara dibuat terheran dengan keberadaan Lita yang berada di area dapur.Nampak wanita paruh baya itu tengah sibuk menyusun sarapan di atas meja makan.Dengan gerakan perlahan Dion mendekati sang Ayah yang berdiri persis di tengah, seraya berbisik, "Yah, itu Bunda gak kesurupan, kan? Perasaan kemarin masih ambek-ambekan,""Ngaco kamu. Yang ada setannya ngibrit duluan kalau targetnya Bunda kamu," celetuk Baskara yang sama nyelenehnya dengan Dion.Sementara Nata yang berada di samping keduanya, hanya mampu menggelengkan kepala heran. Benar-benar definisi buah jatuh tak jauh dari pohonnya."Kalian bertiga mau sarapan atau cuma berdiri di situ kayak patung?" tanya Lita dengan nada sarkas.Lantas ketiganya segera menoleh, menatap sang ibu negara yang melirik mereka dengan tatapan menelisik tajam.Tanpa berkata apa-apa lagi, tiga pria Baskara itu langsung menghampiri meja makan lalu duduk di kursi masing-masing."Makasih Bunda sayang," ucap Dion sangat manis se
Read more
Titik terang
Para pria Baskara memutuskan untuk makan siang di rumah sekaligus memberi laporan kepada ibu negara yang sudah mengomel sejak beberapa jam yang lalu.Begitu memasuki dapur, ketiganya dibuat bersyukur karena mereka tidak harus memesan makanan secara online. Di meja sudah tersedia lauk pauk yang sangat menggugah selera. Sudah lama sekali rasanya mereka tak makan masakan rumahan seperti ini.Setelah semua duduk di kursi masing-masing dan mulai melahap nasi yang disediakan, Lita memulai aksi introgasinya."Gimana? Udah beres?" Melalui tatapan matanya yang mematikan, Lita melirik satu persatu anak beserta sang suami. Seakan mereka adalah terdakwa utama atas tindak kriminal.Dion yang pada dasarnya polos-polos membagongkan, dengan jujur mengatakan yang sebenarnya, "Beres, Bun. Cuma ya gitu, Ayah malah ngebiarin dua uler bebas tanpa hukuman," "Maksudnya?!" Lita berseru kencang sambil mendelik kan mata.Spontan, Baskara yang duduk berdekatan dengan sang anak bungsu langsung menampol lengan
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status