All Chapters of Suamiku BOSS DIKTATOR: Chapter 41 - Chapter 50
61 Chapters
Pertemuan tak terduga
Selepas menyiapkan menu sarapan, Lita tanpa pamit terlebih dahulu segera pergi menuju suatu tempat dengan diantar oleh sopir pribadi milik keluarganya.Selama di perjalanan fokus Lita hanya tertuju pada satu orang yaitu sang menantu. Sebenarnya, sejak beberapa hari kemarin, Lita sudah berhasil menemui keberadaan Gea. Namun karena wanita itu belum siap kembali ke rumah, jadilah Lita memutuskan untuk menutup mulut dan tidak membeberkan perihal tempat persembunyian sang menantu kepada semua orang.Butuh waktu berjam-jam untuk bisa sampai di tempat tujuan.Dalam hati, Lita berdecak kagum dengan kepintaran Gea yang memilih Karawang sebagai tempat pelariannya.Pantas saja mereka merasa kesulitan mencari, karena daerah-daerah yang jauh dari pusat kota tak cukup menarik bagi Baskara Group untuk meluaskan koneksinya.Setelah cukup lama, Lita akhirnya sampai di sebuah tempat makan, dimana Gea ternyata sudah menunggu kedatangan sang ibu mertua.Begitu keduanya bertemu, Gea langsung memeluk era
Read more
Kembali bersama luka
Gea terbangun setelah seharian menangis sampai dia tanpa sadar tertidur di atas ranjang.Untunglah, setelah Nata keluar dari dalam kamar dia segera mengunci pintu sehingga tak ada yang tahu bahwa sebenarnya dia mengurung diri sambil terus mengeluarkan air mata.Rasanya begitu panas dan perih ketika Gea mencoba membuka kelopak matanya lebih lebar lagi. Saat melarikan pandangan ke sekitar, Gea baru menyadari bahwa hari kini sudah malam.Menghidupkan layar ponsel, Gea melihat waktu telah menunjukan pukul setengah sepuluh malam.Astaga, sebegitu frustasinya kah dia bertemu dengan sang suami sampai tertidur selama itu?Namun, dibalik itu tak ayal Gea juga turut bersyukur karena selama beberapa hari terakhir akhirnya dia bisa memejamkan mata, setelah sebelumnya selalu mengalami insomnia.Beberapa menit berlalu dengan Gea yang masih duduk termenung sambil sesekali melirik ke arah luar melalui jendela. Bahkan rasa haus dan lapar tak cukup membuatnya mau beranjak dari posisinya saat ini. Sea
Read more
Apakah ini jalan terbaik
Di tengah kesunyian malam yang terasa kelam, Gea tiba-tiba terjaga dari kegiatannya memejamkan mata.Dengan sedikit usaha, dia merubah posisinya yang tadi berbaring kini menjadi duduk bersandar pada kepala ranjang.Selama beberapa detik, Gea hanya menatap ke depan tanpa ekspresi. Melihat dengan lekat foto pernikahannya dengan Nata yang memang sengaja diletakan di dinding kamar.Terhitung, sudah lebih dari lima hari dia tinggal di kediaman sang mertua. Meski begitu, namun tetap saja tidak ada kegiatan apa pun yang berarti.Gea masih suka mengurung diri di dalam kamar dan akan keluar dari tempat persembunyian hanya ketika dia merasa lapar atau haus yang tidak tertahankan.Beberapa saat berlalu, cahaya matahari pagi tampak samar-samar menyelinap masuk membuat Gea kembali tersadar pada realita.Ah... Saking asyiknya melamun dia sampai melupakan fakta bahwa waktu akan terus berjalan.Menarik napas sebentar, Gea perlahan bangkit berdiri lalu berjalan menuju kamar mandi.Hanya membutuhkan wa
Read more
Garis takdir
Setelah menghadapi drama kemacetan di Jakarta, akhirnya mobil yang dikendarai Baskara sampai di sebuah rumah sakit swasta yang cukup terkenal.Seusai mendapatkan informasi mengenai letak ruangan pasien atas nama Adinata Baskara, Gea yang menggenggam erat tangan Lita bergegas mengikuti langkah kaki sang Ayah mertua.Tepat di ujung lorong kanan, ketiganya melihat sosok Dion tengah duduk termangu seorang diri di kursi tunggu, sedangkan di sampingnya pintu ruang UGD tertutup rapat."Yon, gimana keadaan Mamas kamu?" Lita segera mencengkram erat kedua lengan sang anak begitu dia tiba di sana.Namun ada yang tidak beres. Dion hanya melirik sang Bunda tapi tak kunjung membuka suara. Sesekali pria itu akan menghela napas berat seakan dia sedang kesulitan bernapas saat ini.Melihat tak ada respon apalagi ditambah mata Dion yang memerah seperti menahan tangis, semakin membuat hati Lita meraung pilu, "Yon, jangan diem aja. Bunda tanya gimana keadaan Nata?! Gimana keadaan Mamas kamu?!"Tetap. Dio
Read more
Simpul benang merah
Pagi-pagi sekali Dion diminta Dokter Ryon untuk datang ke ruangannya dikarenakan ada sesuatu yang ingin dibicarakan berdua saja.Dengan ditemani dua gelas kopi hitam, keduanya mulai saling membuka suara."Kamu gak kangen sama Papa?" tanya Ryon memulai percakapan.Meletakkan kembali cangkir kopi ke atas meja setelah menyesapnya sedikit, Dion menggelengkan kepala ringan lalu berceletuk, "Waktu aku terlalu berharga kalau dihabiskan cuma buat ngangenin Papa Ryon," Mendengar itu, sontak pria paruh baya yang berprofesi sebagai dokter tersebut berdecak kesal, "Sombong banget, mentang-mentang udah jadi GM,""Gimana hasil pemeriksaan Mas Nata, Pa?" Dion segera mengubah topik pembicaraan. Karena memang niatnya menemui Ryon untuk mengetahui secara detail kondisi dari Mamasnya saat ini.Mengambil napas panjang, Ryon bergerak menyandarkan kepalanya pada punggung sofa, "Jika dalam beberapa hari ke depan kondisi Nata semakin memburuk, maka harus dilakukan tindakan Trakeostomi secepatnya," jelasnya
Read more
Sudut yang berbeda
Setelah dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan kondisi Nata dinyatakan stabil. Akhirnya Ryon memutuskan bahwa pagi ini, Nata sudah bisa melakukan operasi.Dengan dibantu beberapa Dokter dan Perawat, semua yang bertanggung jawab atas berlangsungnya operasi tersebut mulai melakukan tugasnya dengan baik.Waktu selesai operasi yang tak bisa ditentukan, membuat seluruh anggota keluarga hanya bisa menunggu dengan sabar.Namun lain halnya dengan Dion, karena tak tahan melihat pintu ruang operasi yang terus tertutup rapat, dia memutuskan untuk pergi dari sana.Menelusuri lorong rumah sakit dan mengamati orang-orang yang berlalu lalang di sekitarnya tak cukup mengobati kegelisahan hati serta pikirannya yang terlalu kacau.Berjalan terus tanpa tujuan hingga berakhir membawanya pada taman rumah sakit yang cukup luas.Saat ini isi kepalanya terisi oleh banyak hal. Dan Dion benar-benar benci ketika dia dipaksa berpikir keras.Mencoba meresapi sinar mentari pagi yang terasa hangat menyentuh pe
Read more
Inikah akhirnya?
Operasi yang memakan waktu sekitar satu jam lamanya akhirnya berjalan dengan lancar.Kini, Nata sudah dipindahkan ke ruang rawat. Hanya tinggal menunggu kondisi pria itu pulih lalu membuka kedua matanya.Meski kesehatannya mulai stabil, namun demi mencegah hal-hal yang tak diinginkan kembali terjadi, Nata tetap harus berteman dengan selang oksigen. Tapi itu tidak menjadi masalah, karena yang terpenting sekarang mereka bisa melihat kondisi Nata secara langsung tanpa terhalang pintu ruangan.Sejak dipindahkan pagi tadi sampai menjelang siang, Lita tak kunjung beranjak dari sisi sang putra. Hanya duduk diam mengamati di samping brankar sambil sesekali mengusap lembut surai Nata dengan sayang.Sedangkan, di sudut ruangan tampak Gea dan Dion duduk bersebelahan di sofa dengan pandangan tertuju ke arah ibu dan anak tersebut.Melihat bentuk kasih sayang yang diberikan Lita kepada anak pertamanya begitu besar, membuat Gea sempat bertanya-tanya, "Lo gak iri?" Melirik singkat, Dion memberikan
Read more
Terjawab sudah
Suasana ruangan Nata terasa sangat sunyi. Meski ada seluruh anggota keluarga, namun entah kenapa terasa sangat berbeda.Belum lagi sikap Nata yang membuat Lita merasa khawatir. Pasalnya dari pagi hingga menjelang malam, pria itu hanya duduk diam bersandar pada kepala ranjang dengan pandangan terus tertuju ke arah luar jendela yang berhadapan langsung dengan taman rumah sakit.Selain itu keputusan Nata yang setuju untuk berpisah sudah terdengar di semua telinga keluarga Baskara. Itu sebabnya, Gea tidak ada di rumah sakit karena wanita itu yang langsung memutuskan pulang ke rumah orang tuanya di Bekasi, dengan alasan rindu kampung halaman.Tentunya pihak keluarga Baskara tak melarang niat Gea tersebut. Dion bahkan dengan khusus meminta sopir pribadi mereka untuk mengantar Gea pulang dan memastikan wanita itu baik-baik saja sampai tujuan."Bun," panggilan pelan Nata seketika mencuri atensi seluruh anggota keluarga.Sedangkan Lita yang tengah bermain ponsel langsung menyingkirkan benda pi
Read more
Akhir perjuangan kita
Byurr...Gea yang sedang minum air putih, seketika menyemburkan kembali apa yang sudah masuk ke dalam mulutnya, ketika dia membaca sebuah pesan yang dikirimkan oleh Dion beberapa menit yang lalu.Adek Ipar Laknat :Mbak, Mas Nata kritis.Pesan yang begitu singkat itu, seketika berhasil menghancurkan ketenangan jiwa Gea dalam sekejap.Tangan yang semula menggenggam erat gelas menjadi gemetar membuat benda itu hampir terlepas. Untung saja kesadaran Gea yang sempat menghilang perlahan kembali, sehingga dia segera bergegas masuk ke dalam kamar.Masih dengan pakaian rumahan dan hanya dilapisi jaket, Gea kemudian pergi keluar rumah untuk menunggu taksi online yang sempat dia pesan sebelumnya.Hari sudah menjelang sore dan tanpa sempat berpamitan dengan kedua orang tuanya yang masih berada di kebun, Gea langsung berangkat menuju rumah sakit.Berbarengan dengan jamnya orang pulang bekerja, membuat perjalanan memakan waktu yang lama akibat terjebak macet.Selama di dalam mobil, Gea terus menan
Read more
Membaik bersama (Ending)
"Baik, Pak. Terimakasih atas bantuannya, maaf sudah merepotkan," setelah menyelesaikan panggilan telepon, Nata segera memasukan ponsel ke dalam saku celana lalu masuk ke dalam kamar sambil menutup pintu balkon.Pagi ini, mentari tampak bersembunyi malu-malu di balik awan hitam, membuat para penghuni bumi malas untuk beranjak dari posisi nyaman mereka. Belum lagi, rintik-rintik gerimis yang mulai menyentuh tanah, semakin menambah keyakinan untuk menghabiskan waktu dengan bermalas-malasan di rumah.Menyandarkan tubuh pada tembok, Nata melipat kedua lengannya di depan dada dengan pandangan lurus tertuju ke arah ranjang, dimana Gea sedang duduk tenang sambil memangku sepiring penuh potongan buah pisang pemberian Lita.Sebuah tawa kecil lolos begitu saja dari bibir Nata, ketika dia melihat sang istri tampak begitu serius menyaksikan acara televisi namun mulutnya tidak mau berhenti mengunyah.Puas hanya dengan memperhatikan, perlahan Nata berjalan menghampiri lalu dengan lembut merebut pirin
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status