All Chapters of KUMISKINKAN MANTAN SUAMI DAN GUNDIKNYA: Chapter 21 - Chapter 30
56 Chapters
PENANGKAPAN GERRY
BAB 21PENANGKAPAN GERRY"Jangan panggil Pak lah, kita diluar kantor. Panggil nama saja. Lagian, saya belum setua itu," ujar Pak Nizam."Ha … maaf, Pak! Kelepasan!" ujar Kienan sembari menahan tawanya."Apanya yang lucu? Apa menurut kamu aku setua itu?" protes Pak Nizam. "Tidak, Pak! Hanya lucu saja!" "Kok masih panggil Pak, sih?""Trus, saya harus panggil apa?" tanya Kienan."Baiklah! Saya panggil Mas saja, ya? Gak enak kalau langsung nama," ujar Kienan."Boleh juga. Saya panggil kamu Kienan saja, ya? Toh, usia kamu di bawahku!" ujar Nizam dengan pedenya."Kok tahu?" "Tahu dong! Kan, saya sudah ngubek-ngubek data perusahaan kamu!""Sampai data pribadi saya?" tanya Kienan penasaran."Sebenarnya gak. Itu hanya bonus saja!" sahut Nizam sambil nyengir.Kienan hanya tertawa melihat sisi lain seorang Nizam. Ternyata, dia orangnya menyenangkan juga. Tidak sekaku seperti saat di kantor, pikirnya."Halo!" ujar Nizam sembari menggerakkan tangannya di depan Kienan. Kienan tergeragap karena k
Read more
PENANGKAPAN RACHEL
BAB 22PENANGKAPAN RACHELDor … dor ….Polisi mengeluarkan beberapa tembakan peringatan. Sebagian anak buah Gerry telah tertangkap. Beberapa anggota kepolisian terlibat aksi kejar-mengejar. Mereka terus berlari memasuki kawasan hutan. Dor … dor ….Polisi terpaksa menembak kaki para buronan itu, dan akhirnya semua tertangkap, termasuk Gerry yang berjalan terpincang-pincang karena kaki kirinya terkena tembakan.************************Hari ini Kienan menjalani rutinitas seperti biasa. Jenuh, itu pasti. Apalagi, selama ini dia terbiasa hanya mengurus rumah dan yayasan,kegiatan yang tidak terikat oleh jadwal. Setelah selesai dengan setumpuk dokumen dan beberapa meeting, sore ini Kienan ingin memanjakan matanya di pusat perbelanjaan. Dia ingin melihat pernik-pernik untuk bayi kembarnya. Kemarin, dia sudah melakukan USG. Hasilnya, kedua anaknya berjenis kelamin perempuan.Sesampainya di pusat perbelanjaan, Kienan segera menuju pusat kebutuhan bayi. Disana, banyak sekali pernik-pernik lucu
Read more
MAKAN SIANG
BAB 23MAKAN SIANG"Apakah benar anda Ibu Rachel Puspitasari?" tanya petugas kepolisian tersebut."Iya, Pak! Ada apa, ya?" "Kami kesini membawa surat penangkapan Anda atas tuduhan percobaan pembunuhan terhadap Ibu Kienan.”"Apa?" teriak Rachel dan Ibunya bersamaan. "Benar itu, Chel?" tanya Ibunya tak percaya."Tidak, Bu! Itu tidak benar! Pak Polisi, ini pasti hanya salah paham!" ujar Rachel membela diri. "Mohon maaf, silahkan jelaskan di kantor polisi! Sekarang, Anda ikut kami!" "Tidak, Pak! Saya tidak mau! Saya tidak bersalah!" ujar Rachel masih berusaha membela diri. "Pak, tolong jangan bawa anak saya. Saya mohon, Pak! Dia tidak bersalah!""Tolong jangan mempersulit kami! Ayo, Bu!" ujar polisi tersebut sembari memborgol Rachel dan menariknya paksa ke dalam mobil polisi. Aksi tarik menarik tersebut menjadi tontonan para warga. Mereka berbisik-bisik berusaha mencari tahu yang terjadi."Rachel kenapa dibawa polisi, Bu?" tanya salah satu warga yang super kepo kepada Ibu Rachel yang
Read more
MENEMUI RACHEL DI LAPAS
BAB 24MENEMUI RACHEL DI LAPAS"Tante, Papa tadi mengumpat, ya? Bulan denger, kok! Kata Bu Guru, kita gak boleh mengumpat. Bener, kan?" ujar Bulan polos."Betul. Jangan ditirukan, ya!""Siap,Tante!""Ya sudah, yuk, balik!" Kienan segera menurunkan Bulan dari kursinya dan menggandengnya menuju pelataran parkir. "Hari ini kalian benar-benar menjadikan aku sopir, ya?" protes Ardhan saat mereka sudah di mobil.Kienan dan Bulan terkikik geli. Bulan menyandarkan tubuhnya ke tubuh Kienan, tak lama kemudian dia terlelap."Bulan tidur, ya?" tanya Ardhan."Iya, Mas!""Kamu ikut aku bentar, ya? Habis itu aku antar ke kantor.""Kemana?""Ngantar Bulan pulang. Kasihan, dia pasti capek. Biasanya, sepulang sekolah dia langsung tidur.""Boleh, kasihan dia. Pasti tidak nyaman tidur di mobil."Ardhan segera melajukan mobilnya ke arah rumahnya. Selang setengah jam, mereka sudah sampai. Ardhan segera membopong tubuh Bulan dan membawanya ke dalam kamar. Sementara Kienan menunggu di ruang tamu."Kamu tema
Read more
DUDA KESEPIAN
BAB 25DUDA KESEPIAN"Betul itu! Kata Dokter, kamu harus bed rest total. Gak boleh ngapa-ngapain!" lanjut Ardhan."Trus, urusan kantorku bagaimana? Masak aku tinggal gitu aja?" ujar Kienan."Serahkan semuanya sama orang-orang kepercayaan kamu!""Aku tidak bisa lepas tangan begitu saja, Mas! Aku takut dicurangi lagi!" ujar Kienan sendu teringat pengkhianatan mantan suaminya. "Gak seratus persen lepas tangan juga! Untuk urusan berkas, tetap lewat kamu. Hanya, untuk meeting dan lain-lain, serahkan ke orang lain," ujar Ardhan."Kata Dokter, ini yang kedua kalinya, kan? Jadi, kali ini harus ekstra hati-hati. Kamu tidak mau kan, kehilangan anak-anak kamu?" lanjut Ardhan.Kienan mengangguk. "Udah, kamu nurut saja! Ini kan, untuk kebaikan kamu juga!" lanjut Tante Halimah."Iya, Tante!"*******************************"Hai!" sapa Nizam."Mas Nizam? Kok tahu aku disini?" ujar Kienan. "Iya, dapat kabar dari sekretaris kamu. Jadi, ini tadi sekalian istirahat makan siang trus mampir kesini. Kam
Read more
BAB 26 KARMA UNTUK AIRA
BAB 26KARMA UNTUK AIRA"Bulan gak mau main ayunan? Di belakang ada ayunannya lho! Ada kolam renangnya juga? Gak pengen lihat?" rayu Omanya."Beneran, Oma? Ayo Oma, Bulan pengen lihat!" Bulan bergegas turun dari tempat tidur dan berlari keluar."Kienan, kamu istirahat dulu! Nanti Tante bangunkan!" "Iya, Tante!"********************************Plak!"Dasar pelakor! Apa kamu tidak punya malu, berkencan dengan pria yang pantas jadi ayah kamu!"Plak!Dia dan dua orang teman wanitanya terus menampar, memukul, dan menghajar gadis tersebut hingga dia tak berdaya.Wanita tersebut adalah istri sah dari Om Gunawan bersama dua orang temannya. Gadis tersebut adalah Aira. Dia mengikuti mobil suaminya dan memergoki mereka sedang berbuat mesum di dalam mobil, di pinggir jalan yang sepi. "Sudah, Ma! Sudah!" ujar Om Gunawan."Diam kamu! Berani kamu menghianati aku! Kamu lupa darimana asalmu?" ujarnya berteriak histeris. "Ma, sudah, malu!""Kalau begini baru bilang malu! Sudah berkali-kali Papa men
Read more
BAB 27 CELINE DAN CELENA
BAB 27CELINE DAN CELENAKienan terdiam. Pikirannya menerawang. Dia belum berfikir untuk menikah lagi. "Kamu tahu pepatah Jawa 'witing tresno jalaran soko kulino'? Pepatah itu berarti cinta datang karena terbiasa. Tante yakin, kamu dan Ardhan bisa menjadi pasangan yang serasi. Tolong, pikirkan permintaan Tante!" lanjut Tante Halimah."Aku belum berfikir sejauh itu, Tante! Saat ini, yang ku pikirkan hanyalah melahirkan anak-anakku dengan selamat.""Tante tahu! Tante juga tidak memaksamu menjawab sekarang! Pikirkan saja dulu!" ujar Tante Halimah sembari menepuk pundak Kienan lirih."Ayo, kita masuk! Saatnya istirahat lagi!" ajak Tante Halimah.***************************Satu bulan berlalu sejak kejadian itu. Hari ini, Kienan sudah mulai aktif ke kantor. Tante Halimah dan Bulan sudah kembali ke rumahnya. Kienan belum menjawab permintaan Tante Halimah, pun dengan ungkapan hati Nizam. Dia masih bimbang. Setiap hari Bulan selalu video call dengannya. Sehari saja tak mendengar celotehanny
Read more
BAB 28 ULANG TAHUN SI KEMBAR
BAB 28ULANG TAHUN SI KEMBARBulan pun sangat menyayangi mama dan adik-adiknya. Meskipun begitu, dia masih sering diajak menginap di rumah Omanya, seperti sekarang ini. Dia ikut Oma dan Opanya berlibur ke Bali karena liburan sekolah, juga untuk mengunjungi makam Mama kandungnya. Kienan memilih tinggal menemani yang sang suami yang tidak bisa meninggalkan urusan kantor. Rencananya, mereka akan menyusul akhir pekan nanti. Rachel mendapat hukuman delapan tahun penjara atas tuduhan percobaan pembunuhan kepada Kienan. Ibu Aira, awalnya bekerja menjadi pelayan dan tukang cuci piring di sebuah warung tenda. Namun, usianya yang sudah tua dan sejak awal dia jarang bekerja,membuatnya kurang lincah sehingga beberapa kali dia dipecat dari pekerjaannya. Alhasil, Aira bersama Ibunya, beralih profesi menjadi pengemis di lampu merah. Wajah Aira yang rusak dimanfaatkan mencari belas kasihan orang lain. Hasilnya pun lumayan. Bisa untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka dan menabung.******************
Read more
BAB 29 KEDATANGAN AIRIN
BAB 29KEDATANGAN AIRIN“Mas, aku ke toilet dulu, ya!” pamit Kienan.“Iya, Sayang! Perlu aku antar?” tanya Ardhan.“Gak perlu, kamu temui saja teman-teman kamu!”“Oke, jangan lama-lama, ya!” sahut Ardhan.Kienan melangkah tergesa menuju toilet.Bruk. Tanpa sengaja, dia bertabrakan dengan seseorang. Gaun biru muda yang dipakainya, tampak penuh dengan noda.“Ups, maaf, gak sengaja!” ujar wanita yang bertabrakan dengan Kienan. Tanpa merasa bersalah, dia melenggang begitu saja. Kienan hanya bisa melongo melihat pakaiannya yang sudah berubah warna. Kienan bergegas ke toilet. Usai menunaikan hajatnya, dia berusaha membersihkan noda di pakaiannya. Namun sayang, noda itu hanya sedikit memudar. Kienan tampak kebingungan. Cukup lama dia berdiam diri di toilet untuk mencari solusi. Dia tidak mungkin kembali ke pesta dengan pakaian seperti itu.Tok tok tok ....“Kienan, kamu masih di dalam?” Kienan langsung sumringah mendengar suara dari arah luar. “Mas!” ujar Kienan lega setelah membuka pintu
Read more
BAB 30 PERTEMUAN PERTAMA
BAB 30PERTEMUAN PERTAMA"Nah, tuh sama si Alex! Dia pasti siap ngantar kamu keliling kemanapun!" sahut Ardhan."Gak mau! Aku maunya sama kamu!" rengek Airin. "Sori, aku gak bisa!" "Kenapa sih, cuma ngantar bentar doang!" rajuk Airin."Airin, sekarang aku sudah menikah. Aku tidak mau ada kesalahpahaman. Lebih baik kamu pergi sama Alex saja!" ujar Ardhan.Alex tersenyum sambil menaik turunkan alisnya."Ogah. Lebih baik aku pergi sendiri!" sahut Airin, lalu melangkah meninggalkan ruangan Ardhan sambil menghentakkan kaki.Alex memandang kepergian Airin hingga dia benar-benar menghilang. "Kedip, woy!" teriak Ardhan.Alex menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum."Makin cantik aja tuh cewek!" ujar Alex."Makanya, buruan lamar! Keburu diambil orang!" sahut Ardhan.Alex mencebik."Gimana mau nglamar? Dia aja lihat aku kayak lihat kuman!" ujar Alex.Ardhan terbahak mendengar ucapan sahabatnya itu."Malah ketawa lagi! Bantuin kek!" ujar Alex sewot.Ardhan masih terus terbahak dan tak
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status