Lahat ng Kabanata ng Istri Penguasa Untuk 90 Hari: Kabanata 51 - Kabanata 60
111 Kabanata
Hati Arman
Zulaika melihat sesuatu di dalam kabut. Dia melebarkan kedua matanya, memastikan seseorang yang berada di hadapannya. Perlahan dia melangkah, menghampirinya. Tidak Zulaika sangka. Sang ibu berada di hadapannya?“Ibu, aku merindukanmu,” ucapnya sambil menangis. Dia mengeratkan pelukannya. “Apakah aku mati?” lanjutnya dengan terisak.“Waktumu kurang dari enam puluh hari. Kau masih hidup, anakku. Ibu akan selalu di sisimu.”Zulaika menangis, menggelengkan kepalanya. Dia tidak mau sang ibu pergi.“Ibu!” teriaknya keras, hingga, “apa ini?” ucapnya terus berusaha membuka kedua matanya. Zulaika tidak percaya. Dia berada di gudang bawah tanah dalam keadaan sangat berantakan.“Argh, kepalaku.”Zulaika kembali terkejut. Kedua matanya melebar. Mengingat seseorang memukul kepalanya dan itu adalah Ema. Zulaika kini paham. Ema pasti akan melakukan itu. Dia mencintai Ardian. Tidak ada yang bisa dia percaya. Siapa pun pasti akan menghancurkannya. Kini, dia seorang diri. Hanya dirinya.“Sialan!”Tidak
Magbasa pa
Rencana Arman yang tidak bisa ditebak
Zulaika masih tidak mengerti. Apa sebenarnya yang terjadi? Dia terus memutar pikirannya. Dia sama sekali tidak mengingat tentang Arman. Tapi, lelaki itu selalu mengatakan hal itu. Sebagai penyelamat? Penyelamat apa?“Aku tidak pernah menyelamatkanmu, Arman. Aku tidak mengingatnya.”Arman memandang Zulaika. Mengusap wajahnya. Tatapan itu sangat kaku. Bahkan, tangannya bergetar. Dia berusaha melawan perasaannya sendiri. Arman masih tidak mengerti dengan perasaannya sendiri.“Kau sudah menyiksaku. Aku lebih baik kau bunuh saja. Aku tidak lebih dari wanita murahan yang kau nikahi. Kau juga harus memenuhi peraturan perusahaan, bukan? Apalagi kau akan membawa wanita itu. Untuk apa kau selalu menyelamatkanku.”“Aku akan membawamu ke acara semua pengusaha seluruh dunia. Kau akan aku perkenalkan kepada mereka.Tapi, kau harus sembuh,” balas Arman masih saja menatap Zulaika. Ada rasa kasihan di hatinya. Ditambah rasa sakit akibat cemburunya.“Bagaimana dengan wanita itu?”Arman menghentikan gera
Magbasa pa
Menjadi Istri Penguasa
Semua mata memandang Zulaika. Arman sepanjang malam menemani dirinya. Menjaga dengan penuh kehangatan. Lelaki itu sama sekali tidak bisa menahan hatinya. Sudah cukup Arman akan menyembunyikan perasaan itu. Kini dia memperlihatkan rasa itu. Hatinya sudah tidak bisa dibendung lagi.“Apa yang kau lakukan dengan wanitamu? Kau kembali menyiksa mereka?” tanya Zulaika lemas. Dia mendengar teriakan Ema. Zulaika tahu. Itu adalah Ema. Dia sebenarnya sangat terkejut Ema yang sangat dia percaya melakukan hal di luar dugaannya. Tapi, dia sendiri juga tidak suka jika Arman menyiksanya. Tapi, Zulaika tidak bisa mencegah itu.“Aku akan menghabisi siapa saja yang sudah berkhianat denganmu. Mereka akan menerima ganjarannya. Aku adalah lelaki yang selalu menjaga milikku yang berharga.”"Tapi, dia melakukan itu pasti karena perintah darimu. Kenapa kau mengingkarinya? Kau juga sama saja seperti pengkhianat. Sekarang, bebaskan dia.""Sudah cukup bicaranya."Arman membuka pintu saat pengawal mengetuknya. Di
Magbasa pa
Dalam genggaman
Perlahan Zulaika membalikkan tubuhnya. Dia menatap wanita yang seketika membuatnya terkekeh. Rose? Ternyata wanita itu adalah Rose anak dari Jakarasa. “Zulaika. Aku menerima tawaranmu. Aku akan menjadi pengikutmu. Aku memang mencintai Ardian. Tapi, aku tahu Ardian tidak akan pernah mencintaiku.”Ema menunggu Zulaika untuk menjawabnya. Wanita itu masih saling bertatapan dengan Rose. Dalam batinnya, dia tidak pernah mengira jika Rose wanita itu. Tapi, yang jelas itu bisa terjadi. Dia anak dari pesaing hebat Maulana. Dan ... sekali saja Arman terbongkar jika dia adalah anak pungut, maka Rose adalah wanita penguasa tertinggi.“Aku tidak akan pernah membuat dia memenangkan ini. Ternyata dia wanita itu. Baiklah, aku akan mulai peperangan ini,” batin Zulaika sambil mengangkat tangan kanannya ke arah pelayan. Dia menunjuk pintu kandang anjing itu. Seketika, para pelayan membuka dan membebaskan Ema.“Berdandanlah seperti biasanya. Kau ... mulai sekarang harus berada di sampingku ketika berjal
Magbasa pa
Rahasia dalam genggaman
Zulaika masih saja mengelus-elus punggung Arman. Dia puas bisa membuat Arman seperti saat ini. Lelaki itu memandang ke depan dengan kedua matanya yang menegang. Hatinya sedikit tertusuk, ingin sekali marah. Tapi, belaian Zulaika masih bisa menahan itu.“Kenapa kau bisa membuatku begini?” bisik Arman pelan. Perlahan dia melepaskan pelukannya. Dia menatap Zulaika kembali. “Bahkan ke mana pun, aku selalu mengingatmu. Kenapa?” tanyanya sedikit tegas.“Arman Maulana. Aku sudah datang. Apa kau tidak menyambutku?” Rose menyela pembicaraan Arman. Dengan percaya diri, dia berjalan, mendekat. Berdiri tegak, sambil mengangkat wajahnya. “Kau masih ingat denganku, bukan?” imbuhnya sambil berkacak pinggang, lalu tersenyum.“Zulaika, apa yang kau katakan sebelumnya, aku mendengarkan. Dan, aku harap kau memang benar,” ucap Arman. Dia sama sekali tidak menanggapi perkataan Rose. Wanita itu menurunkan kedua tangannya dengan napas keras. Berjalan cepat, menarik lengan Arman.“Arman. Ingatlah, jika aku p
Magbasa pa
Meluapkan hasrat dengan indah
Zulaika tentu saja sangat terkejut. Kehadiran Ardian membuatnya sedikit mereda dari rasa cemasnya. Saat Zulaika mengatakan keinginannya, tentu saja Ardian tidak membuang sia-sia kesempatan itu. Dia mulai menarik tubuh Zulaika, melumat bibir merah merekah itu dengan sangat dalam. Kerinduannya tidak bisa lagi dia bendung lagi. Zulaika pun melakukan hal yang sama. Walaupun dia tahu ini akan sangat bahaya dengan nyawanya. Jika Arman mengetahui perselingkuhan itu, Zulaika tidak bisa terlepas dari bahaya. Tapi dia tidak bisa memungkiri perasaannya. Dia benar-benar memiliki perasaan kepada Ardian. Dia tidak bisa menolak apa pun yang Ardian lakukan kepadanya. Bahkan saat Ardian menyentuh tubuhnya dan memeluknya seperti itu. Zulaiku merasakan sesuatu yang sangat aneh. Jiwanya benar-benar sangat bahagia, terbang bebas, lepas. Ardian adalah benar-benar sosok lelaki yang sangat diinginkannya.Setelah kedua bibir itu saling bertautan semakin dalam, Zulaika tersadar dari jiwanya yang melayang akiba
Magbasa pa
Mencurigai sesuatu
Arman terkejut. Seseorang membuka pintu perpustakaan. Suaranya cukup keras. Dia tidak jadi menyentuh buku itu karena terkejut. Ternyata Rose masuk ke dalam. Arman seketika menarik napas panjang. Dia tidak percaya wanita itu menemukan dirinya. Arman memang saat itu mengundang Rose itu berada di dalam kamarnya. Tapi dia melihat Zulaika melintas. Arman sangat penasaran dan mengikutinya masuk ke dalam perpustakaan. Arman meninggalkan kamarnya begitu saja dan memeriksa ruangan yang sama sekali tidak pernah disentuhnya itu, dan kini dia sangat tertarik dengan ruangan itu."Untuk apa kau datang ke sini? Arman, bukankah kau mengundangku untuk berada di kamarmu? Ayolah Arman. Jangan bersikap seperti ini kepadaku. Bisakah kita keluar dan berbicara di kamar mu saja? Hah, ruangan ini tidak menarik sama sekali," ucap Rose mengamati Semua ruangan dengan mengkerutkan kedua alisnya. Dari dulu dia tidak suka buku sama sekali."Ini adalah salah satu ruangan yang aku sukai sekarang. Kau bicaralah di si
Magbasa pa
Lolos dari Arman
"Apa?" Mata Zulaika tertuju kepada Arman yang segera menepukkan tangannya. Para pengawal yang berada di sekeliling ruangan itu bergegas mendekatinya. Arman mengangkat tangan untuk membuat mereka berjalan cepat semakin menuju ke meja kerjanya. Zulaika akan mencoba mendekati Arman untuk menyingkirkan gagasan gila apa pun yang akan Arman pikirkan sebelum memunculkan kekacauan lebih besar lagi. "Kenapa? Kau sengaja melakukannya bukan? Untuk apa kau menghancurkan sebuah ruangan yang sama sekali tidak pernah engkau datangi.""Zulaika ... oh, Zulaika. Kenapa kok sangat tertarik dengan ruangan perpustakaan itu?" Kau ... sepertinya menyimpan sesuatu yang tidak aku ketahui. Hmm, semakin menarik. Apa karena itu milik Ardian?""Hentikan omong kosong ini!"Para pengawal berperawakan besar. Salah satu di antaranya botak dengan codet di salah satu pipinya mendekati Zulaika, tangannya bersiap-siap menarik wanita itu keluar begitu Arman memberikan tanda."Berikan alasan yang tepat untukku kenapa kau
Magbasa pa
Hadiah untuk Zulaika
Zulaika masih saja memandang Melia yang hampir saja sekarat. Dia akan menyembuhkan wanita itu. Rencana besar akan dia lakukan. Dengan menyelamatkan Melia, berarti wanita itu akan berhutang budi kepada Zulaika. Menjadi teman Melia dan bekerja sama akan mempermudah aksinya untuk mengalahkan semua penghalang untuknya.“Apa kau akan bersama dengannnya? Hmm, aku tahu itu. Kau akan bekerja sama dengannya, bukan? Hah, kau memang sangat licik, Zulaika,” gumam Ema. Zulaika hanya tersenyum saat mendengarnya.“Bagaimana mungkin aku akan membiarkan Rose mendekati Arman. Aku yang harus dia miliki bukan wanita lain,” balas Zulaika masih saja menatap dokter memeriksa Melia. “Bagaimana Paula?” tanyanya sedikit melirik Ema.“Dia terus menangis di dalam kamarnya. Jujur ... aku senang saat melihatnya. Dia sangat bodoh.”Zulaika membuka secarik kertas yang semula berada digenggamannya. Membaca dengan sangat serius. Kedua matanya melebar, membaca setiap kalimat yang Arman tuliskan. Ada coretan di sebelah
Magbasa pa
Menggantikan posisi Bagus
Hadiah untuk menggantikan posisi Bagus di kantor adalah keputusan yang harus Arman lakukan. Dia diam-diam mengikuti Bagus. Saat itu, Zulaika berada di gudang sebuah kapal yang akan membawanya pergi, setelah Arman membiarkan mereka semua menyiksa Zulaika.Arman merasa sangat frustasi. Dia menyendiri, kemudian tidak tahan dan mengendarai mobilnya sangat kencang. Arman Sebenarnya tidak ingin seperti itu. Namun, pengaruh Bagus membuatnya mengikuti kemauan asisten tangan kanannya itu. Hingga Agung mendadak menghadangnya di tengah jalanan sepi.Sang penguasa terkejut. Dia keluar, berjalan cepat mendekati lelaki itu dan akan menggamparnya keras! Tapi, tangan Arman berhenti saat Agung mengatakan, “ingatlah, Tuan Penguasa. Aku yang membujuk ayahmu untuk mempertahankanmu saat itu. Kau mendengarnya sendiri,” membuat Arman diam hanya menatapnya tajam.Agung tersenyum, mendekati Arman, lalu berbisik, “Bagus memerintahkan untuk membunuh Zulaika. Kau tahu kenapa? Karena jika Ardian yang berkuasa, di
Magbasa pa
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status