All Chapters of Ternoda sebelum Malam Pertama : Chapter 31 - Chapter 40
268 Chapters
Seperti Bunda Aisyah RA
Tenanglah, Bed. Ini adalah berita yang belum tentu benar. Bukan kah Liana bilang sekali pun ia tidak pernah berzina dengan Kang Rifay? Karena ia tahu betul, untuk apa hubungan tanpa dilandasi kejujuran?Bersabar, cari waktu yang tepat untuk betabayyun."Pergilah .... Jangan buat kekacauan sekarang! Apa Kang Fay tidak bisa melihat bagaimana keadaan Liana sekarang?! Pergi! Pergi!"Kudorong tubuh tegap sepupuku, menjauhi ruangan di mana Liana terbaring.Sejujurnya aku sangat takut jika yang Kang Fay katakan benar. Bagaimana aku akan menjalani hidup dengan sakit hati dan cemburu lantaran tubuh istriku pernah dijamah pria lain?Membayangkan saja aku tak sanggup! Aku terlalu mencintainya.Astagfirullah! Kutepis pikiran buruk itu jauh-jauh. Bisa saja itu hanya fitnah keji pada seorang istri sholihah yang menjaga kesuciannya, sebagaimana yang dialami Bunda Aisyah dulu? Kala itu Bunda Aisyah juga tengah sakit, dan Rasulullah bersikap berbeda dari biasa karena fitnah keji tersebut, hingga ayat
Read more
Hukuman
Entah kenapa suasana ini jadi sangat tak menyenangkan? Ada sesuatu yang terasa ganjal. Abah terlihat aneh. Pria yang biasanya selalu bijaksana kini menampakkan wajah tak sukanya padaku."Ingat, Bed! Kamu harus adil!" Suara itu meninggi seiring pintu yang dibanting sebelum kepergiannya.Aku terhentak kaget."Bapak Ubaidillah." Suara seseorang membangunkan. Hanya mimpi rupanya.Aku tertidur sambil duduk di depan dipan Liana.Memang tak mungkin Abah memperlihatkan perangai buruk, lebih padaku. Abah juga menyinggung nama Raudah, yang aku sendiri sama sekali tak memikirkannya ke sana. Kecuali, jika selama ini Abah memendam kekesalannya selama bertahun-tahun atas sikapku pada Raudah. Calon mantu yang sering mendapat pujian Umi di hadapan Abah.Ini sangat mengganggu. Saat aku berusaha menepis pikiran buruk karena ucapan Kang Fay, justru perkara tersebut hadir dalam mimpi. Seolah aku tak boleh meremehkan. Ah, kalau saja kejadian itu benar, takdir pasti tengah bekerja memberiku hukuman karena
Read more
Kesalahan yang Sama
"Muhammad Rifay. Hem ... nama yang bagus." Kiai Hanafi mengulum senyum. Sementara Fay tertunduk mendengar setiap petuah pria paruh baya di depannya."Selain ingin mendapat berkah dari nama Rasulullah Muhammad, orang tua Mas pasti menginginkan Mas menjadi insan mulia," sambung sang kiai. "Jika Mas yakin apa yang akan diceritakan menjaga kemuliaan Mas sebagai seorang muslim, katakan secara detail pada saya. Namun, jika menurut Mas itu akan menghancurkan Mas dan banyak orang, maka sebaiknya Mas memilih diam.""Tapi saya sudah terlanjur bicara Yai. Jika saya diam sekarang justru semua akan kacau."Kening Kiai Hanafi mengerut. "Apa maksud Mas Fay?""Saya sudah membukanya pada suaminya, karena perempuan yang saya perkosa baru saja melahirkan. Dan ... dan saya sangat yakin anak perempuan yang dilahirkan adalah anak saya. Wanita itu sengaja membuat alibi di depan suaminya bahwa dia hamil di bulan ketiga. Namun, Allah berkehendak lain ... di usia kandungan lima bulan menurut banyak orang, Lian
Read more
Pecundang
Tak ada yang tahu Ubed pergi dengan terpaksa. Bahkan dalam langkahnya wajah Liana memenuhi pandangan. Putaran ingatan dari sejak ia mengenalnya, taaruf, menikah, lalu melewati hari-hari bak candu yang membawanya melayang ke langit ke tujuh.Namun, semua rasa manis itu sekarang berubah jadi pahit racun yang akan membunuhnya. Senyum Liana yang tergambar di kepala seperti pisau yang merobek-robek akal. Ia tak mampu lagi berpikir selain menurutkan kemarahan.Bahkan untuk mendengar bagaimana kejadian itu berlangsung pun Ubed tak mampu.Selama ini cintanya untuk Liana sudah tertancap kuat-kuat. Maka ketika tercabut, rasa sakitnya tak terperi.Sama halnya wanita yang hanya bisa duduk pasrah di atas ranjang pesakitannya. Seseorang telah pergi menunjukkan punggungnya pada Liana. Ia berjalan dengan kerikil yang memenuhi hati. Hatinya sendiri hancur. Mungkin kah ia akan lagi dapati senyum tulus dari sang suami?Padahal ... dia bukan tak setia apalagi dengan sengaja berbuat dosa ....Kalau saja s
Read more
Tanggung Jawab
"Ada apa, Dek? Kenapa Dek Li begini?" Aishwa bertanya cemas. Dia sendiri sempat dengar kabar Liana kena depresi pasca melahirkan. Namun, itu baru dugaan awal. Ubed bilang Liana terlihat tenang sepanjang bersamanya, hanya kejadian heboh terjadi saat Fay datang. Sebab biasanya depresi yang Aishwa ketahui harusnya setiap waktu berubah-ubah emosinya."Gus pergi, Mbak. Gus pergi ...," jawab Liana dengan derai air mata yang kembali menderas. Pundak Liana naik turun dalam pelukan kakak iparnya."Iya, Ubed pulang, Dik. Dia ndak pergi ke mana-mana. Mbak cuma pengen tau apa yang terjadi?" Aishwa mengusap pundak Liana pelan. Berusaha menenangkan agar isaknya reda. Tanpa terasa mata Aishwa turut basah, lalu beberapa air mata lolos jatuh ke pipi."Gus pergi!" tangis Liana makin menjadi. Hatinya terlalu sakit. Ia tak mampu berkata banyak hal. Hingga Ibu Liana mendekat dan ingin bicara pada Aishwa. Barangkali lewat saudara Gus Bed, masalah ini bisa mendapatkan titik terangnya. Lagipula keadaan Lia
Read more
Hilang Akal
Mereka makin terhentak kaget mendapati dua orang yang memasuki ruangan. Melihat tubuh Fay yang terlempar ke sofa, Arina bangkit dan mendekat. Untuk sekadar memberi perhatian pada anaknya.Dari sikapnya ia ingin mengatakan, 'Semua akan baik-baik saja, Fay. Meski kamu salah, ada mama di sini yang akan selalu menguatkanmu.'Sementara Ubed memiringkan senyum sinis. Pria macam Fay tak pantas mendapat pembelaan melainkan makian dan hukuman atas perbuatannya yang menjijikkan. Setiap kali tangannya mencengkeram dan memperlakukan Fay dengan kasar, ingatannya berputar pada saat Liana menangis dalam bis. Saat di mana istrinya meminta pendapat tentang seorang teman yang dilecehkan.Batinnya terluka bukan hanya karena Liana yang memilih untuk tidak jujur. Namun, juga bayangan yang berkelebatan bagaimana Fay menyentuh tubuh wanita yang sangat dicintai. Ia juga ingat bagaimana Fay sok bijak menasehatinya agar menjaga hati Liana sessaat sebelum wanita itu jatuh di dapur dan akhirnya melahirkan. Kalau
Read more
DNA
Hati Ubaidillah hancur. Setiap kata dari banyaknya chat yang Liana kirim seperti berondongan peluru yang menembus dadanya. Meski berisi kalimat cinta dan permintaan maaf. Seolah semua itu tak ada gunanya.Saat amarah merajai diri, baginya ... cinta, kesetiaan dan kebahagiaan itu tak cocok untuk mereka yang berdusta pada kekasihnya. Seharusnya Liana jujur sedari awal, dengan begitu tidak perlu ada kejadian seperti sekarang. Begitu lah, Ubed menjadi sangat egois saat marah. Walau bagaimana ia juga manusia biasa. Meski mengatakan pada Liana, agar menutupi aib temannya yang dilecehkan di depan sang suami, nyatanya saat pria itu adalah dirinya, ia tak lagi bisa berpikir jernih dan mampu melakukan apa yang dinasehatkan sendiri. Teori memang seribu kali lebih mudah dibanding memprkatekkannya secara langsung.Saat ke luar dari dapur, langkah Umi memelan. Ia senang, akhirnya puteranya ke luar kamar. Meski hanya berdiri di depan kaca ruang tamu memandangi santri yang berkegiatan di seberang ha
Read more
Season 2 : Keadilan
"Bukannya dia dulu pecandu sama kaya lo?" tanya seorang wanita yang mengenakan pantofel di seberang meja. Tangan dengan lengan kemeja tergulung mengaduk jus alpukat dalam gelas.Seorang wanita lain yang berprofesi sebagai bidan tersenyum. Ucapan temannya mendatangkan kelebatan bayangan masa lalu bersama Liana terekam di benak Shinta."Ada apa, Shin?" Liana yang baru pertama ke kliniknya harus disuguhkan pemandangan tak biasa. "Gue pernah liat yang beginian di Malaysia. Lebih ngeri malah. Dikira si Ibu kena baby blues."Seorang pasien yang baru melahirkan berusaha membunuh anaknya, dengan mengikat kuat-kuat gurita bayi yang dililitkan. Untunglah seorang asisten bidan memergoki dan menjauhkan sang ibu dari bayinya."Sepertinya dia kena depresi, Li. Gue udah kasih rujukan, sih." Shinta berbisik, melihat pasiennya yang sudah terlihat tenang istirahat di atas dipan kliniknya."Coba pakai pendekatan agama, Shin," celetuk Liana yang tiba-tiba ingat kejadian saat di Malaysia. Seorang yang di
Read more
Setangguh Siti Hajar dalam Mencintai Rabbnya
Raudah duduk menatap jendela yang terus di terpa gerimis di balkon rumahnya. Tangan menggenggam cangkir teh, sementara pandangannya jauh ke luar. Ia sengaja membuka gorden, agar bisa menangkap kesejukan dari sana.Saat menoleh, sebuah buku bersampul bunga-bunga masih bertengger manis di atas meja. Di buku itulah wanita cantik itu menorehkan apa yang hatinya rasa. Lantaran tak ada satu pun makhluk bernyawa yang mengerti keinginannya.Dear Diary,Bukannya tak ada pria yang menginginkanku untuk berdamping dalam biduk rumah tangga. Hanya saja aku tak mau, jika harus membuka aib masa lalu lagi pada pria. Sejak seseorang menjauh ... meremuk semua harapan indah yang pernah kugenggam, aku tak mau luka yang dulu, kudapat lagi dari pria yang sudah terlanjur kuletakkan harapan di pundaknya.Di sepertiga malam, selalu kusebut nama pria yang dulu meninggalkanku itu. Jika saja boleh ... aku ingin bersamanya meski bukan jadi yang pertama. Ah, kejam sekali pikiranku.Biarlah Allah yang membalas kepu
Read more
Taat Ortu Apa Suami?
Pintu ruang kerja Fay berderit. Arina sontak menoleh ke asal suara. Lekuk senyum lega tergambar di wajah wanita yang berumur lebih setengah abad tersebut. Meski belum yakin puteranya lepas dari perasaan tertekan, setidaknya Fay mau ke luar dan tidak larut dalam keterpurukan seorang diri dalam ruangannya.Diletakkan pisau yang sedari tadi dipegang untuk mengupas bawang. Arina mendekat setengah berlari, melewati lorong yang jadi pembatas ruangan mereka."Fay." Sang mama mengucap pelan setelah langkahnya berhenti.Fay yang tengah berjalan lurus seketika juga menghentikan langkah. Menatap Arina dengan tatapan sendu."Fay?" Lagi bibir yang telah memiliki kerut karena usia itu menyebut nama Fay. Satu kata yang mewakili banyaknya ungkapan hatinya untuk sang anak.'Kamu tak papa kan Fay?''Mama di sini, Sayang.''Kamu harus kuat!''Katakan apa yang ingin kamu lakukan sekarang!'Fay tersenyum samar. Menghancurkan banyaknya kekhawatiran sang mama yang sempat singgah memenuhi pikiran."Ma, ayo k
Read more
PREV
123456
...
27
DMCA.com Protection Status