All Chapters of Cinta Berbalut Dendam: Chapter 11 - Chapter 20
314 Chapters
Bab 11: Tergoda Tubuh Dewi
Saat melepas bajunya, Dewi sempat melirik Ki Sanus yang ternyata sudah duduk bersemedhi dari jarak 5 meter dari dia dan memejamkan mata. Sayup-sayup dia mendengar suara Ki Sanus.“Tak usah ragu…lepaskan pakaian kamu dan ikuti apa yang kubaca…!” Dewi bergidik kedinginan, tapi dia patuh dan kini badannya polos, lagi-lagi dia melirik Ki Sanus, namun pria itu tetap memejamkan mata dan tidak memperhatikan dia.Dewi pun tenang dan tak malu-malu lagi, dia pun kini duduk polos di sebuah batu datar dengan badan menggigil kedinginan.Baru pertama kali Dewi berani polos begini di depan seorang pria yang bukan suaminya. Namun tekadnya untuk memiliki keturunan mengalahkan rasa sungkan dan malunya itu.Keanehan mulai Dewi rasakan, saat konsentrasi dan ikut melapalkan apa yang dibaca Ki Sanus, badannya mulai hangat dan kini dia merasa nyaman tidak lagi menggigil kedinginan seperti tadi.Lama-lama Dewi pun kini tenggelam dalam semedhinya
Read more
Bab 12: Daryanto Dibunuh Suruhan Kakak Tirinya
“Ki…!” hanya itu ucapan Dewi dan selanjutnya bibirnya mencium bibir Ki Sanus, pria tua yang awet tampan ini tersentak kaget dengan perbuatan Dewi.Ki Sanus yang seumur-umur tak pernah berciuman dengan wanita ini terpana, akal sehatnya sempat hilang seketika, untung dia cepat ingat kalau Dewi adalah pasiennya, sehingga dia mampu menolak godaan nafsu dari Dewi.Ki Sanus tidak melupakan pesan Ki Janos gurunya.“Ingat…bila kamu sampai berhubungan badan dengan wanita yang bukan istri sah mu, maka semua kesaktian kamu akan lenyap,” pesan Ki Janos.Ki Sanus lalu menepuk bahu Dewi, dan wanita cantik itupun lunglai setengah pingsan, saat dia memandang Dewi yang polos dan seperti tertidur, Ki Sanus hanya menghela nafas panjang.“Maafkan aku guru…hampir aku melanggar pantangan berat…!” kata Ki Sanus dalam hati. Ki Sanus pelan-pelan membangunkan Dewi dan meminta wanita ini berpakaian dan mengajakn
Read more
Bab 13: Cinta Tak Bisa Dihindari
Tiga bulan lebih…artinya habis masa iddah Dewi, Ki Sanus yang setiap hari bercengkrama dengan Dewi mulai merasakan ada sesuatu yang beda.Pria tua ini diam-diam mulai menyukai Dewi, walaupun dia berusaha keras menolak itu. Namun rasa cinta yang datang alami ini sulit dia elakan, ternyata perasaan yang sama juga dialami Dewi, di mata Dewi, Ki Sanus pria romantis.Dan yang membuat Dewi makin menyukai ada bonus lainnnya, yakni Ki Sanus pria tampan karena dia merupakan blasteran Belanda, dan badannyapun bersih walaupun tinggal di hutan, tak terlihat kerutan apapun di wajah Ki Sanus, benar-benar awet muda.Dari Galuh, Dewi banyak tahu kalau Ki Sanus selama ini tak pernah mau bergaul dengan wanita.“Ki Sanus tidak pernah beristri…dia bilang musuh-musuhnya sangat banyak, sehingga kasian kelak anak dan istrinya…itulah alasan beliau dari dulu tak mau berumah tangga!” ungkap Galuh pada Dewi.   Galuh merupakan anak
Read more
Bab 14: Cinta Berakhir Tragis
Saat Ki Sanus sedang ke desa terdekat untuk membeli keperluan sehari-hari, disaat yang bersamaan Dewi yang sedang sendirian di gubuk mulai merasakan kalau tiba waktunya akan melahirkan.Galuh pada saat bersamaan sedang ke sungai mencuci baju guru dan istrinya ini serta sekalian mandi.Setelah Dewi mengejan sendiri beberapa kali dan tak mungkin dia berteriak memanggil Galuh, karena sungai tempat Galuh mencucui lumayan jauh.Terjadilah keanehan, bayinya pun terlahir tanpa bantuan siapapun, pada saat bersamaan terdengar bunyi gemuruh dari belakang gubuk itu.Malam sebelumnya memang hujan turun sangat deras, tanah bergerak keras dan bukit yang ada di belakang gubuk bergerak cepat, dan terjadilah longsor mengerikan yang menimpa serta menimbun gubuk itu.Akan tetapi ada keajaiban, bayi yang baru lahir dan masih ada ari-arinya ini malah terlempar keluar dan selamat dari tumpukan longsoran maut berupa tanah dan batu-batu material ini.Bersamaan deng
Read more
Bab 15: Jalankan Misi Ayah Kandung
Dini benar-benar tak menyadari, Mahyadin saat ini berbeda dengan Mahyadin sebelum berangkat ke Kabupaten Balongin, pria ini makin kuat dan wajahnya terlihat berwibawa dan terkesan dingin. Walaupun selama ini semakin dewasa wajah Mahyadin semakin cool, tapi kali ini ada yang berbeda, Mahyadin bak menjelma jadi sosok yang sulit di tebak alias makin misterius. Mereka bercinta dengan sangat bernafsu di ruang tamu, Dini bingung melihat kekasihnya seakan tak ada lelahnya bercinta. Sampai malam pun Mahyadin seakan masih haus, Dini sampai klenger dan minta kekasihnya stop dulu bercinta, karena tulang-tulangnya bak remuk. “Gila kamu…makan apa sihh sampai kuat begitu, masa sudah klimaks tak ada puas-puasnya, padahal baru tadi sore sampai, setelah menempuh perjalanan jauh!” sungut Dini manja, sambil membelai dagu kekasihnya yang mulai lebat tumbuh bulu-bulu halus ini. Yang membuat Dini juga baru sadar, Mahyadin enteng banget mengangkat tubuhnya ke sana k
Read more
Bab 16: Warisan Bernilai Fantastis
Begitu sampai Bandara Juanda Surabaya, Mahyadin kemudian naik ojek lagi untuk menghemat biaya, dan dia menunjukan alamat yang di tuju.Lumayan berkelok-kelok juga jalannya dan akhirnya Mahyadin termangu menatap sebuah rumah tua yang seakan tak begitu terawat, kiri kanannya lumayan luas, tapi semak belukar cukup tinggi, seperti rumah yang tak ada penghuninya.Tetangga kiri kanan agak jauh, dan daerah ini sudah berubah jadi kawasan perumahan mewah dan rumah yang ia tuju ini masih rumah bergaya tempoe dulu, dengan cat yang sudah buram dan kusam, agaknay sudah puluhan tahun tak pernah di cat lagi.Mahyadin lalu membuka pagar dari kayu ulin dan ditumbuhi akar-akar ini, dia terpaksa mengeluarkan sedikit tenaga dan akhirnya pagar itu bisa di buka.Mahyadin berjalan di halaman yang lumayan luas ini dan ia kini memandang teras yang juga berdebu, agaknya sudah lama tak dibersihkan, berikut rumah yang masih menggunakan gaya klasik.Saat memandang teras itulah
Read more
Bab 17: Awalnya Disepelekan
Besoknya sekitar pukul 10.00...!Berbekal alamat yang diberi kakek Zainul, Mahyadin naik ojek online menuju alamat Notaris Haji Sulaiman SH MH, tak lupa berkas-berkas obligasi yang berharga luar biasa besarnya itu dia bawa serta dalam tas ranselnya.Sampai di kantor yang terlihat mewah itu, Mahyadin hanya menunggu di kursi tamu, setelah dua staf wanita Haji Sulaiman memintanya duduk saja di ruangan tunggu, dengan alasan bos mereka sedang menerima seorang tamu penting.Dua staf berpenampilan seksi ini tentu saja menganggap remeh seorang pemuda seperti Mahyadin yang berbaju sederhana, yakni hanya him di padu jaket denim dan celana jeans yang lusuh dan sepatu kets yang juga sudah agak usang, dengan ransel dipunggung dan datang naik ojek online lagi.Beda jauh dengan tamu yang kini sedang bicara dengan bos mereka di dalam ruang kerja Haji Sulaiman yang asri dan mewah, datangpun naik mobil mewah dan berpenampilan sangat perlente.30 menitan kemudian, ta
Read more
Bab 18: Mendadak Jadi Sultan
Mahyadin sampai kikuk dengan sambutan yang luar biasa berlebihan dari Tony Chan dan dua anak buahnya ini, yang penampilan dan kecantikannya tak kalah dengan Dina serta Peni, anak buah sang notaris Haji Sulaiman.“Wowww…sang sultan muda ini ternyata sangat sederhana, ganteng kayak artis lagi…hebat, selamat datang mas Radin Durangga Jan Terling!” kata Tony Chan sambil menyalami erat tangan Radin, tinggi mereka hampir sama, tapi Tony agak gemuk sedangkan Mahyadin lebih kurus.Mahyadin makin gemetar saat tanda tangan kembali di bank ini, karena duit yang kini bakal jadi milik dia ternyata sudah bunga berbunga selama 22 tahun ini…nilainya pun mencapai 23 Triliun rupiah.Berkas yang Mahyadin tanda tangani 3X lebih banyak daripada di kantor Notaris Haji Sulaiman, hampir pening kepala Mahyadin melihat banyaknya berkas tersebut.Bukan hanya tanda tangan saja, juga ada pendeteksi wajah yang di arahkan dua anak buah Tony Chan ke diri
Read more
Bab 19: Musuh Mulai Menampilkan Diri
“Oke…saya paham…kayaknya ini yang cocok buat rehab total rumah mas Radin,” kata Parman sambil menyodorkan gambar-gambar rumah mewah ke Mahyadin untuk di pilih.Mahyadin langsung mengangguk setuju dan harganya pun disepakati 20 Milyar dan tambahan untuk perabotnya 5,5 milyar, sehingga total 25,5 milyar. Digenapkan 25 Milyar, Insinyur Parman memberi potongan diskon hingga 500 juta.“Wowww…benar-benar rumah waah ini kelak…berapa lama Parman baru kelar?” tanya Sulaiman.“Kami perkirakan 5 sampai 6 bulan pak haji…rumah ini sudah selesai dan siap ditempati!” sahut Parman dengan wajah ceria, karena dia bak ketiban durian runtuh karena dapat proyek besar hari ini.“Oke…Radin…untuk sementara, kamu mending sewa rumah atau apartemen dulu selama 6 bulanan ini yaa…nanti Dina dan Peni yang akan menemani kamu untuk mencarinya, sultan mahh tau beresss dahhh !” canda Su
Read more
Bab 20: Ditegur Ayah
Dari kedua tangan Mahyadin keluar asap tipis dan tiba-tiba ular itu langsung menghilang….Mahyadin menarik nafas lega.“Ingat…saat kamu mencairkan warisan ayah…musuh-musuhmu sudah tahu keberadaan kamu…hati-hatilah, baca rapalan yang ayah ajarkan,” Mahyadin ingat kata-kata ayahnya saat berpisah di gubuk yang terletak di hutan itu dulu.Mahyadin lalu mengusap wajahnya yang tiba-tiba saja berkeringat, setelah tadi memukul ular kobra jadi-jadian yang tiba-tiba muncul dan menghilang.“Hmmm…mereka sudah bisa melacak aku…ular jadi-jadian ini pasti kiriman mereka!” batin Mahyadin sambil duduk termenung di ruang tamu.Mahyadin lalu ke kamar utama dan membangunkan Dina dan Peni, dia juga menyerahkan empat bebat uang buat dua gadis ini, masing-masing senilai 20 juta. Sebelumnya Mahyadin memang sempat ke bank dan mencairkan uang hingga 500 juta.“Kalian berpakaianlah….dan segera pula
Read more
PREV
123456
...
32
DMCA.com Protection Status