All Chapters of BUKAN OB BIASA: Chapter 71 - Chapter 80
125 Chapters
71. Le Bridge in Love
"Sebenarnya kita mau ke mana sih, Adam?" Tanya Adam untuk kesekian kalinya.Beberapa menit yang lalu, Adam mengatakan bahwa ada hal penting yang mau ia bicarakan dengannya. Karena itu, Adam sengaja mengajak Nadya menuju ke suatu tempat. Namun, Adam masih belum mengatakan ke mana tujuan mereka.Sehingga membuat Nadya begitu penasaran.Terlebih, Adam terlihat aneh dan bersikap lain dari biasanya."Tenang saja. Tempatnya, surprise pokoknya. Kamu pasti suka!" Ujar Adam terkesan misterius."Beneran? Awas saja kalau gak surprise, yah? Aku gak akan jemput kamu lagi sebagai hukumannya, kalau tempat yang kamu tunjukkan padaku ternyata gak mengejutkan." Balas Nadya sengaja memasang raut mengancam. Namun dalam hati, ia penasaran kenapa Adam sampai membawanya ke suatu tempat hanya untuk bicara. Apa ada rahasia Adam yang belum sempat ia ceritakan? Sehingga ia butuh tempat khusus untuk menceritakannya?Nadya tidak terlalu curiga dengan gelagat aneh Adam. Karena Adam biasanya memang suka mengejutkan
Read more
72. BROKEN HEARTED RAIN
"Ternyata kamu sama saja dengan cowok lain, Adam." "Dibalik perhatian yang kamu berikan padaku selama ini, ternyata kamu memiliki tujuan busuk." "Kamu tau, aku benar-benar menganggap kamu sebagai sehabat terpenting dalam hidupku. Bahkan Aku menceritakan semua rahasiaku padamu." "Aku begitu bodoh percaya padamu. Menganggapmu beda dari cowok-cowok lainnya, ternyata sama saja." "Aku percaya jika kamu itu adalah teman sejatiku. Aku bahkan menceritakan semua rahasiaku padamu, memperkenalkanmu pada keluargaku." "Aku mengatakan pada semua orang, kalau kita adalah sahabat sejati." "Tapi..." "Apa yang kamu lakukan hari ini, telah menghancurkan semua kepercayaanku." "Kamu munafik, Dam. Kamu- kamu mengecewakanku!" Tidak seperti harapan Adam, tatapan mata Nadya justru terlihat penuh dengan kekecewaan. Tidak ada lagi kehangatan di dalam sana, tidak ada lagi keramahan yang selama ini selalu diperlihatkannya. Adam sendiri hanya bisa diam membeku tanpa tahu harus bereaksi seperti apa. Semula
Read more
73. SAKIT
Nadya benar-benar syok dengan kenyataan yang baru saja dihadapinya. Sahabat yang ia percayai selama ini, telah mengkhianatinya dengan pernyataan cintanya. Bagi Nadya yang selalu menjunjung tinggi nilai kepercayaan, begitu menghadapi kenyataan seperti ini, membuatnya begitu terguncang.Sehingga, ketika sampai di rumah, Nadya berlalu begitu saja ke dalam kamarnya. Bahkan, ia tidak menghiraukan panggilan cemas adiknya yang melihat penampilannya saat itu. Nadya berlalu begitu saja ke dalam kamarnya."Loh, kak. Kakak kenapa?""Kaak?"Panggil Nala berulang kali, namun tidak mendapat respons dari kakaknya.Kakaknya pulang dalam keadaan basah kuyup dan berantakan. Selain itu, Nala juga melihat kalau Nadya saat itu sedang menangis.Ia ingin mencari tahu apa yang terjadi. Berbagai pikiran buruk sempat melintas dalam kepalanya dan itu membuat kecemasan Nala semakin tinggi. Hanya saja, karena tidak mendapat tanggapan dari kakaknya, membuat ia menjadi panik.Nadya langsung masuk ke dalam kamarnya
Read more
74. BENCI TAPI RINDU
Total, ada dua hari Nadya tidak masuk ke kantor dan hari itu, Gira dan yang lainnya berencana untuk menjenguk Nadya. Tidak ada yang tahu, Nadya sedang sakit apa dan mereka semua mencemaskan keadaan Nadya.  Setali tiga uang dengan Nadya, selama itu juga Adam tidak masuk ke kantor. Sehingga membuat orang mulai bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan keduanya? Hanya saja, pada hari ke tiga ternyata Nadya secara tiba-tiba masuk kantor. Namun, dengan wajah terlihat sedikit kuyu dan tidak bersemangat. Melihat penampilan Nadya yang seperti itu, membuat teman-temannya jadi ragu bertanya padanya. Mereka bisa melihat, jika Nadya bukan hanya sekedar sakit biasa, karena ekspresinya seperti sedang memendam masalah. Bahkan, saat Fabian datang ke ruang kerja mereka dan menanyakan kabar Nadya, respons Nadya juga terlihat datar. "Nad, kamu tidak apa-apa, 'kan? Kamu bisa istirahat dan tidak usah masuk kerja dulu, jika kondisimu belum terlalu fit." Uja
Read more
75. TAMU TIDAK TERDUGA
Ini hanya komplek perumahan sederhana padat penduduk yang terletak di pinggiran ibu kota Jakarta, di mana penduduknya rata-rata berada di kelas menengah ke bawah. Hampir semua penduduk yang tinggal di sana, bisa dikatakan tidak ada yang memiliki mobil sebagai kendaraan pribadi mereka. Jika pun ada, akan sangat sulit untuk memarkirkan kendaraan mereka. Mengingat komplek perumahan yang sangat padat dan jalan akses masuk ke dalam komplek perumahan hanya berupa gang sempit yang hanya cukup untuk dilewati oleh satu mobil.Namun, suasana siang itu sedikit berbeda. Dikarenakan adanya sebuah konvoi mobil mewah yang berhenti persis di jalan depan ujung gang. Hal itu menarik perhatian para penghunyi dalam komplek yang merasa janggal melihat antrian kendaraan mewah seperti itu datang di komplek perumahan mereka.Para pemuda yang biasa nongkrong di pos ronda, tidak jauh dari jalan masuk gang perumahan, seketika menghentikan aktifitas mereka karena mengira ada pejabat
Read more
76. BUKANKAH ITU ADAM?
Ncang Ari dan istrinya terbelalak ngeri begitu melihat nominal yang tertera di atas kertas cek tersebut. Sontak Ncak Ari langsung menolak pemberian, "Tidak perlu berterimakasih seperti ini, pak, bu. Kami ikhlas dan justru sangat senang ada Adam di rumah ini. Anak-anak saya juga senang dengan keberadaan Adam dan menganggap dia sebagai kakak laki-laki mereka. Jadi, tolong..." Ncang Ari merasa tidak pantas menerima pemberian seperti itu dari keluarga Adam. Karenang memang, mereka sudah mengangaggap Adam layaknya anak laki-laki mereka sendiri. Namun, sebelum ncang Ari selesai menyelesaikan kalimatnya, pak Ali tiba-tiba menyela mereka, "Tidak baik menolak pemberian, pak. Maksud pak Eka baik. Ini hanya sebagai ungkapan terimakasih semata, tidak lebih." Akhirnya, dengan berat hati dan tangan sedikit gemetar, ncang Ari baru bersedia menerima cek yang diberikan oleh Eka Widjaja. Meski dengan begitu, ia masih merasakan beban dihatinya saat itu. Leha di sisi lai
Read more
77. 'KEHILANGAN'
Hari ini adalah hari ke tiga, semenjak Nadya kembali masuk kerja setelah sempat jatuh sakit, dua hari lamanya. Awalnya, Nadya mengira dirinya akan baik-baik saja dan bisa kembali menjadi seperti dirinya yang dulu, setelah memutuskan untuk menghapus nama Adam dari kehidupannya.Nadya memang telah berusaha untuk tampil seperti biasa dan hampir tidak ada yang berubah dari dirinya sebelumnya. Nadya kembali menjadi sosok dirinya yang riang dan ramah ke semua orang.Perubahan itu, membuat Nadya sempat merasa telah berhasil menjadi dirinya sepenuhnya.Hanya saja, saat Nadya sedang sendirian, ia kembali merasa ada sesuatu yang besar hilang dari dirinya. Seperti, saat beberapa kali ketika OB mengantar pesanan minum atau makanan untuknya, Nadya seringkali salah dan tanpa sadar masih menyebut nama Adam.Tidak hanya itu, saat Nadya merasa mentok dengan pekerjaannya. Saat seperti itu, biasanya ada Adam yang dengan celotehannya, seringkali mem
Read more
78. RUMAH
Adam sempat merasa asing dengan dirinya dan juga lingkungannya saat itu, untuk beberapa saat lamanya. Akhirnya, ia kembali lagi ke tengah keluarganya, Adam kembali ke rumahnya. Tidak seperti bayangannya, Adam sempat mengira jika keluarganya masih membecinya, karena dirinya di masa lalu. Namun kenyataannya, saat ia jatuh sakit, ternyata kedua orang tuanya secara langsung menjemput dirinya. Adam juga baru tahu, jika keluarganya ternyata selalu memantau dirinya selama ini. Hal itu, ia ketahui langsung dari mulut pak Ali, guru dan sekaligus orang kepercayaan ayahnya. Bahkan menurut pak Ali, ayahnya juga telah menantang Adam untuk bekerja selama tiga puluh hari di perusahaan mereka, tanpa sepengetahuan Adam tentunya. Jika Adam mampu melewatinya dengan baik dan ia mampu menunjukkan perubahan besar dalam karakternya, itu artinya Adam telah berhasil dengan ujiannya. Dan ternyata, Adam memang berhasil melewatinya. Adam terkejut, ternyata orang tuanya sampai memasang harapan setinggi itu ter
Read more
79. PENCARIAN NADYA
"Ini- ini beneran rumah kak Adam?" Ujar Raya seakan tidak percaya, begitu Adam membawa mereka ke rumahnya. Sebelumnya, dua kakak adik ini sempat bingung, ketika Adam membawa mereka ke sebuah rumah megah yang terletak di komplek perumahan elit, yang biasanya hanya pernah mereka tonton dalam acara-acara entertainment. Mereka sempat tidak percaya, ketika Adam membawa mereka ke rumahnya setelah mentraktir keduanya makan dan belanja. Raya bahkan sempat meminta kakaknya untuk mencubit dirinya, karena mengira dirinya sedang bermimpi saat itu. Keduanya masih tidak menyangka jika Adam tinggal di tempat seperti ini. Adam hanya tertawa ringan melihat reaksi keduanya, "Masuk dulu. Kalian harus kenalan dulu sama mama." "Eh, tapi?" Keduanya terlihat sangat canggung dan malu untuk bertemu dengan orang tua Adam saat itu. Mereka merasa tidak percaya diri dan minder bertemu keluarga Adam. "Sudah, tidak apa-apa. Mama orangnya sangat baik kok." Ujar Adam mengerti
Read more
80. NIAT JAHAT
Ekspresi Sandi terlihat begitu keruh, ketika sedang memantau para pekerja. Ia tampak tidak senang dengan pekerjaan barunya tersebut.  Ya, semenjak aksinya yang coba melecehkan Nadya waktu liburan mereka di Bali waktu itu digagalkan oleh Adam. Fabian memindahkan Sandi bekerja sebagai mandor lapangan. Itu menyebabkan Sandi turun kasta dan seperti ditendang paksa dari posisi nyamannya selama ini. Sandi menyimpulkan, karena ulah Adamlah yang membuat dirinya sampai berakhir menjadi seperti sekarang. Sandi menggertakkan rahangnya dan menyimpan kebencian yang teramat dalam kepada Adam. Jika bukan karena kedatangan Adam saat itu, ia pasti sudah berhasil menggagahi Nadya dan pasti karena laporan Adam juga lah, yang membuat Fabian megasih surat peringatan dan juga menurunkan jabatannya. Selama ini, OB baru di perusahaannya itu, seringkali menggagalkan rencananya untuk mendekati Nadya. Adam selalu terlihat bersama Nadya, hal itu yang menurut Sandi telah membuat Nad
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status