All Chapters of Rumah Kosong di Dusun Angker: Chapter 11 - Chapter 20
65 Chapters
Sikap Aneh Ambarwati
Clara masih kesal denga Ki Seto yang tidak mau memberitahu dirinya mengenai keanehan di Dusun Sentani ini. Bahkan kakek ini menyebutkan kematian Bu Ningsih itu tidak wajar dan ada unsur pelanggaran yang dilakukan Bu Ningsih.“Clara ... kita pulang saja yuk ke rumah Jajang dahulu,” ajak Jajang, “mungkin ibu sudah pulang sekarang! Biasanya kalau pulang, ibu pasti masak jadi kita bisa makan dahulu.”Sebenarnya Clara masih penasaran dengan perkataan Ki Seto, dan hendak kembali lagi minta maaf sama kakek penjaga kuburan itu. Tujuannya hendak mengorek keterangan mengenai misteri Dusun Sentani lebih banyak lagi.Tapi Clara akhirnya mengurungkan niatnya. “Nanti saja, aku kembali lagi ke sini kalau situasai mulai agak tenang!” pikirnya.“Boleh juga Jang!” teriak Clara yang sudah kembali ceria.Jajang mulai senang melihat kondisi Clara yang sudah tidak marah-marah lagi. “Bu Ambar masak sayur asem tidak? Aku suka sekali makan sayur asem buatan ibumu Jang!” kata Clara.“Belajar sama ibu, pasti d
Read more
Rahasia Clara
Clara memasuki kamar Ambarwati dengan perasaan yang tidak karuan. Entah apa yang akan dilakukan Bu Ambar padanya setelah kejadian yang sangat tidak mengenakkan hatinya tadi.Namun Jajang yang mengikutinya memberikan semangat baru baginya. Jika ada Jajang di sampingnya, tidak mungkin Bu Ambar bisa menyentuhnya."Bu ... ini aku bawa Clara!' ujar Jajang membangunkan ibunya yang sedang tiduran di tempat tidurnya.Ambarwati langsung bangun dan memeluk Clara erat-erat membuat Clara kaget dengan reaksi dari ibunya Jajang ini. Clara juga tidak sempat menghindar, dan hanya pasrah menerima pelukan dari Ambarwati.“Maafin ibu ya Clara! Ibu tidak bermaksud membuatmu takut tadi!” kata Ambarwati yang kemudian melepaskan pelukannya.“Sebenarnya apa yang sedang terjadi di dusun ini Bu Ambar?’ tanya Clara yang masih belum hilang rasa terkejutnya melihat sikap Ambarwati tadi.“Ibu tadi kaget melihat dirimu ada di Dusun Sentani, Clara!” ujar Ambarwati, “seharusnya kamu tidak boleh lagi datang ke Dusun S
Read more
Warung Bu Siti
“Jang ...! Jangan kencang-kencang bawa motornya!” teriak Clara yang berada di belakangnya.Rambut panjang Clara tertiup angin kencang yang menutupi seluruh wajahnya karena Jajang membawa motor bututnya dengan kencang sekali..Motor boleh butut dan kelihatan seperti rongsokan, tapi mesinnya boleh diadu dengan motor baru. Lari motor butut ini sangat kencang dan mesinnya sangat halus bunyinya.Suara Clara tidak terdengar oleh Jajang yang saat ini sedang mencemaskan keadaan Clara. Angin yang kencang membawa jauh suara teriakan Clara sebelum sampai di telinga Jajang.Jalanan dusun ini masih panjang dan tidak ada tanda-tanda menunjukkan jalan keluar dari dusun ini. Bahkan Pusat Dusun Sentani juga masih belum kelihatan oleh Jajang.“Clara ...! Sepertinya kita hanya melalui jalanan dusun yang sama terus menerus! Mungkin sudah terlambat untuk keluar dari Dusun Sentani!” ujar Jajang.“Coba berhenti dahulu, Jang! Aku tidak dengar jelas ucapanmu!’ kata Clara menepuk pundak Jajang sebagai tanda me
Read more
Siluman Ular atau Bu Siti?
Wanita setengah tua itu masih meringkuk di sudut warung sambil menangis tersedu-sedu. Posisinya yang menunduk dan menghadap dinding warung membuat Jajang agak kesulitan melihat wajah wanita ini. Jajang khawatir wanita ini bukanlah Bu Siti yang dia kenal , tapi makhluk jejadian yang banyak berdatangan ke Dusun Sentani setelah kematian Bu Ningsih.“Bu Siti ...!” panggil Clara lagi, tapi wanita ini tidak bergeming sedikitpun dengan panggilan Clara ini.“Clara ... hati-hati! Jangan terlalu dekat!” kata Jajang memperingati Clara.“Bagaimana kalau benar wanita ini Bu Siti?” kata Clara yang masih ingin menegur wanita ini dari dekat.“Kalau manusia tidak mungkin tetap menunduk di sudut warung ... biasanya itu ular, Clara!” kata Jajang memperingatkan Clara.“Ular?” tanya Clara.“Banyak makhluk tidak kasat mata seperti hantu dan siluman yang berbondong-bondong memasuki Dusun Sentani, begitu Bu Ningsih sudah tiada! Aku tidak tahu apa memang Bu Ningsih ini yang dahulu menahan makhluk jejadian ini
Read more
Kabur!
Ternyata hati nurani Clara lebih kuat alih-alih peringatan Jajang kepada dirinya.Gadis kota ini kemudian melangkah maju ke arah wanita yang sedang meringkuk di sudut warung Bu Siti ini tanpa sempat dicegah oleh Jajang.“Clara ... jangan!” teriak Jajang.Tapi semuanya terlambat. Clara sudah menyentuh bahu wanita yang meringkuk ini, mencoba membantu wanita ini berdiri.Sssshh ....!Wanita ini berbalik menampakkan wajahnya yang penuh sisik ular disertai lidahnya yang mendesis keluar.Clara yang terkejut dengan apa yang dilihatnya ini hampir terjatuh. Beruntung baginya Jajang dengan sigap menangkap badannya yang hampir terjatuh dan langsung menarik tangannya untuk kabur dari warung ini secepat mungkin.Sssshh ...!Makhluk jejadian yang disangka Bu Siti oleh Clara ini menatap kepergian Clara dan Jajang sambil tetap berdesis menampakkan lidah ularnya yang bercabang keluar dari mulutnya.“Sudah kubilang dari tadi ... jangan sesekali menolong dan menyentuh wanita itu, tapi kamu tetap bandel!
Read more
Ditandai
Pagi-pagi sekali, Clara sudah terbangun. Suasana yang masih gelap membuatnya hanya duduk-duduk saja di teras rumah Jajang, menunggu tuan rumah bangun.Titik lampu kecil yang dilihatnya semalam, kali ini dilihatnya lagi tapi semakin lama titik lampunya semakin besar menunjukkan kalau orang yang pergi ke Hutan Keramat saat tengah malam itu sudah kembali di pagi harinya.Menuruti nasehat Jajang, Clara hanya duduk saja dan tidak begitu memperhatikan orang yang membawa lampu ini lewat di depan rumah Jajang menuju ke arah dusun.Jajang bangun saat hari mulai terang disusul Ambarwati juga bangun sesudahnya.“Pagi Clara ... tumben sudah bangun pagi-pagi?” sapa Jajang.“Iya Jang ... kurang bisa tidur, jadi ya duduk-duduk saja di teras ini!” jawab Clara santai.“Kamu mau sarapan tidak? Aku bikinin mi instan, mau?” tanya Jajang.Clara mengangukan kepalanya. “Kalau boleh minta teh manis panas ya Jang,” ujarnya.“Siap ... Tuan Putri!” kata Jajang sambil tersenyum.Tidak seberapa lama, Jajang kelua
Read more
Bantuan Ki Seto
Pertemuan Clara dengan siluman ular di warung Bu Siti ternyata berbuntut panjang. Siluman ular berhasil menandai Clara sehingga gadis ini tidak akan aman kemana-mana sebelum menghilangkan tanda dari siluman ular ini. Clara benar-benar dibuat panik sekarang dengan tangannya yang telah ditandai oleh siluman ular.Makin dilihat, tangannya makin menghitam dan berbau tidak enak."Tanganmu ini sudah mulai parah, Ra!" ujar Jajang."Tahunya darimana, Jang? tanya Clara."Sudah mulai ada bau tidak sedap kayak bau busuk begitu Ra!" jawab Jajang."Ayo kita ke rumah Ki Seto sekarang!" ajak Clara mengalihkan pembicaraan."Ingat ya Ra, jangan marah-marah di Hutan Ritual. Bisa kena sial kita nanti!" pesan Jajang."Pasti Jang ... jangan khawatir! Aku tidak akan sembarangan bicara! Kamu bisa pegang janjiku!" kata Clara untuk membuat Jajang tenang.Jajang kemudian mengantar Clara ke rumah Ki Seto di Hutan Ritual."Ki Seto tahu tidak sih masalah ritual ini?" tanya Clara penasaran dengan sosok Ki Seto.
Read more
Keanehan Hutan Ritual
Ki Seto menyarankan Clara meminta bantuan Nyai Ratu yang menghuni Hutan Ritual.Siluman dan hantu yang berkeliaran di Desa Sentani ini pasti takut dengan Nyai Ratu yang berwujud siluman harimau putih ini."Maaf Ra ... untuk yang satu ini aku tidak bisa membantumu sama sekali! Aku dilarang oleh ibu, pasti ada sebabnya!" ujar Jajang."Biar saya yang antar Neng Clara ini saja, Mas Jajang!" ujar Ki Seto. "Saya juga penasaran dengan siluman yang bisa menandai korbannya!""Ada syarat khusus tidak agar Nyai Ratu bisa membantu Clara?" tanya Jajang yang cemas dengan keadaan Ckara, apalagi berhubungan dengan penunggu Hutan Ritual."Tidak ada, Mas Jajang!" jawab Ki Seto singkat."Jadi Nyai Ratu ini akan membantu Clara menghilangkan tanda di tangannya ini tanpa meminta apapun sebagai balasannya?" tanya Jajang yang masih tidak percaya dengan perkataan Ki Seto."Tidak, Mas Jajang! Percaya sama saya, atau tinggalkan saja rumah saya ini sekarang juga!" kata Ki Seto yang mulai naik darah lagi."Kami p
Read more
Ki Seto Beraksi
Jajang dengan susah payah berhasil keluar dari Hutan Ritual yang memang sangat menakutkan baginya. Clara menghilang dibawa oleh hantu atau siluman dari Hutan Ritual.Jajang bergegas mencari Ki Seto yang diyakini olehnya sebagai satu-satunya sesepuh dusun Sentani yang bisa membantunya untuk mengembalikan Clara.Jajang khawatir Clara sudah dibawa ke alam gaib sehingga tidak bisa ditemukan olehnya."Ki Seto ... Ki Seto ...!"Jajang terus emmanggil nama Ki Seto dengan teriakan keras saat dirinya sampai ke tempat pemakaman yang biasa diurus oleh Ki Seto."Ada apa kamu panggil-panggil!" tanya Ki Seto begitu melihat Jajang sendirian. "Kemana gadis temanmu itu?""Aku mau minta tolong Ki! Clara diculik hantu dari Hutan Ritual!' ujar Jajang."Kenapa baru bilang sekarang? Kok bisa Clara diculik!" tanya Ki Seto panik.Apa sebenarnya hubungan Ki Seto dengan Clara? Kenapa dia begitu panik begitu mengetahui Clara diculik hantu atau siluman?"Aku yang salah Ki ... aku membiarkan Clara memasuki Hutan
Read more
Hantu Siluman
Clara berhasil ditemukan Ki Seto, tapi hantu siluman yang sangat kuat menghalangi Ki Seto untuk membawa Clara keluar dari alam gaib. Ki Seto merasa kewalahan dengan perlawananan hantu siluman ini. "Siapa kamu ... berani-beraninya menganggu gadis tidak berdosa!" kata Ki Seto memaki hantu siluman ini. Hantu Siluman ini tidak peduli dengan makian Ki Seto. Aura kuat dikeluarkan untuk menahan Ki Seto maju menghampiri Clara. "Gadis ini milikku .... Sudah sejak lama gadis ini seharusnya menjadi milikku!" seru hantu siluman ini. "Sejak kapan gadis ini menjadi milikmu?" tanya Ki Seto menyindir hantu siluman ini. "Kakek tua! kamu sudah lupa padaku?" tanya hantu siluman ini. "Hantu siluman sepertimu tidak perlu diingat!" ujar Ki seto. "Sudah tua ya jadi pikun! Kamu telah menghalangiku memiliki gadis ini belasan tahun yang lalu, Kakek tua!" ujar hantu siluman ini mengingatkan Ki Seto. "Lepaskan gadis ini atau kamu akan menyesal hantu siluman!" teriak Ki Seto yang tidak ditanggapi oleh ha
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status