All Chapters of Drama Cinta Sang Duda: Chapter 11 - Chapter 20
34 Chapters
Calon Ibu Tiri
Rinjani terdiam sembari memainkan pulpen di meja. Beberapa murid pun memperhatikan dirinya dari tempat duduk. Terutama Bian juga ikut melihat keanehan di wajah guru Akuntansinya. Tidak seperti biasa Rinjani diam dan tidak banyak bicara.Edi—teman sebangku Bian menyenggol lengan Bian hingga ia tersadar dari lamunan.“Masih waras, kan? Lu nggak suka sama Tante-tante, kan?” tanya Edi.Bian mencebik saat Edo mengira dirinya menyukai Rinjani.“Sarap, ya. Gua masih normal, ya. Masih suka gadis se umuran, bukan Tante-tante apalagi dia guru.” Bian melirik kesal.“Tami?” Pertanyaan Edi malah membuat Bian membulatkan mata.“Lu pikir gua sama Joni berantem karena berebut dia? Ogah, amat,” tutur Bian.“Kiraiin, terus lu kenapa memperhatikan Bu Jani macam itu?”Bian masih bergeming. Entah benar atau tidak yang ada di pikirannya kali ini.“Gua lagi memikirkan, Bu Jani anteng dan nggak banyak ngomong, apa efek habis ketemu bokap gua, seperti yan sudah-sudah setelah bokap datang, terbitlah guru-guru
Read more
Lamaran Dadakan
Semua telah diungkapkan Erik. Sebuah kekesalan masa lalu juga membuatnya tidak bisa memaafkan perselingkuhan Anindi. Jelas di depan matanya dia bermesraan dengan pria lain dan meninggalkan kodratnya sebagai seorang ibu. Semua sudah di cukupi olehnya, entah wanita itu memilih pria lain untuk bermesraan.“Tuhan saja maha pengampun. Jangan sombong hanya jadi manusia,” tutur Anindi.“Wajar aku sombong, aku tampan, menarik, kaya dan bisa saja kapan saja menikah dengan wanita yang aku mau. Tapi, aku bukan kamu yang biasa bergonta-ganti pacar.” Lagi, Erik sengaja membuat hati Andini sakit.Erik berpikir jika Andini harus tahu bagaimana sakit dan sulitnya bangkit dari terpuruk saat wanita itu mempermainkan biduk rumah tangganya.“Kamu—“ Bibir Andini bergetar saat netra mereka saling bertemu. Baru kali ini ia menyesal dengan apa yang ia perbuat. Kesalahan yang tidak pernah ia akui karena merasa selalu benar.Perselingkuhan itu terjadi karena kurangnya waktu Erik bersamanya. Keinginan bersama s
Read more
Simbiosis Mutualisme
Rinjani mengajak sang duda ke luar untuk berbicara empat mata. Ia takut jika masih ada yang menguping. Dirinya tidak mau sampai Ratna dan Tama mengetahui jika mereka hanya berpura-pura.Sebuah kafe romantis di pilih Erik untuk berbicara dengan Rinjani. Alunan lagu dari band pengisi acara membuat suasana semakin sangat romantis. Sebelum itu, Erik memesan dua milk shake untuk pemanis mulut.Rinjani memindahi sekitar yang ia anggap sudah aman. Lalu, ia kembali fokus pada apa yang akan mereka bahas.“Om, ini jelaskan maksud Om bagaimana bisa datang-datang melamar saya?” tanya Jani.Terpaksa Duda itu harus bercerita. Di mulai dari kedatangan Andini. Lalu, Erik terus bercerita tentang proses ia bercerai dengan mantan kekasih. Rinjani mendengarkan dengan serius pria di depannya bercerita. Ia tidak mau melewatkan cerita kehidupan si duda itu.“Begitu ceritanya.”“Om, ini pernikahan bukan main-main, loh. Kalau hanya ingin memanfaatkan saya, sepertinya Om salah orang deh.” Rinjani agak sedikit
Read more
Perbincangan Ayah dan Anak
Sesampainya di rumah, Erik langsung menemui sang ibu. Ia juga meminta sang adik untuk duduk bersama. Namun, Bian tak diikutsertakan karena ia ingin berbicara pelan dengan anak laki-lakinya itu.Meli menatap lekat sang kakak. Dari wajahnya, gadis itu bisa menebak jika akan ada kabar baik karena terlihat kakak laki-lakinya sangat semringah.“Ada apa, Ka?” tanya Meli.“Aku akan menikah,” tuturnya.Kedua wanita di hadapannya saling pandang menatap tidak percaya. Erik tidak pernah membawa wanita, tapi kini ia mau menikah. Meli tertawa sembari menepuk pundak Erik yang tegang. Begitu pun sang ibu, wanita tua itu hanya menggeleng.“Memangnya punya calon?” tanya Meli seraya menggoda.“Kalau nggak punya, untuk apa aku mau menikah. Besok kukenalkan pada kalian, setelah itu lamarkan dia untukku, Bu,” pinta Erik.“Ka, kamu serius, kan? Bukan prank untuk kita, kan? Bian bagaimana?” Lagi, Meli memastikan.“Nanti aku bicara padanya. Yang penting aku sudah bicara dengan kalian.”Setelah mengumumkan pe
Read more
Masih sakit' Hati
“Kamu kenapa seperti itu?” tanya sang ibu.“Biarkan saja, Ma. Biar kapok, enak saja bilang maaf dan seolah-olah kesalahan dia itu kecil. Dia pikir, hebat bisa berlaku kasar sama aku!” Rinjani mulai emosi dengan kejadian tadi.Sang ibu mengelus pundak Rinjani. Kesabaran itu ada batasnya, ia mulai kesal dengan tingkah Tama. Dirinya berharap bisa keluar dari rumah sang ayah karena ada mantan kekasihnya yang berengsek.“Tapi kamu jangan seperti itu. Minyak itu panas, lihat saja Tama sampai kesakitan,” ujar sang ibu.“Luka dia bisa sembuh, tapi luka hati aku sulit untuk sembuh.”Sang ibu tidak tega melihatnya. Walau Rinjani terlihat sangat tegar, tetapi ia sangat rapuh. Ditinggalkan sangat sakit, apalagi mereka sudah bermimpi pernikahan yang begitu indah“Aku tidak akan sesakit ini jika bukan Ka Ratna yang jadi selingkuhan Tama. Sakit rasanya, saat tahu mereka berselingkuh dan melakukan hal di luar dugaan. Dia Kakakku, tapi seperti orang lain. Tega menikung adiknya.” Penuturan Rinjani memb
Read more
Cinta Terhalang Restu
“Maafkan Papa, Ma karena sifat Ratna mirip sekali dengan ibunya,” ucap Budi pada sang istri.“Sudah, jangan bahas ini lagi. Kita fokus pada pernikahan Rinjani saja. Toh, semua sudah terjadi.” Sang istri menyemangati sang suami. Wanita dengan gamis merah itu tidak mau memperkeruh suasana.Sejak menikah dengan suaminya, Ibu Rinjani sudah menerima konsekuensi menjadi istri dari duda beranak satu. Ia menerima Ratna dengan ikhlas dan mengurusnya dengan baik, sama seperti ia memperlakukan Rinjani. Namun, sayang sikapnya malah menjadi seperti sang ibu kandung.“Tapi, Mah. Papa merasa tidak enak dengan Rinjani. Kasihan dia, Papa sadar selama ini selalu mengikuti kemauan Ratna hingga tanpa sadar Papa membedakan mereka,” tuturnya penuh rasa bersalah.Sang istri mengelus lembut tangannya. Semua sudah terjadi dan tidak akan berubah sampai kapan pun. Pertengkarannya dengan Tama membuatnya geram karena pria itu malah menjelekkan Ratna. Dalam perselingkuhan itu, keduanya memang salah.“Kita temui Er
Read more
Kemantapan Hati Erik
“Kamu serius menjalin hubungan dengan Rinjani?” Hastuti—ibu Erik kembali bertanya pada pria dengan wajah tidak merasa bersalah.Hastuti sengaja mengajak Erik berbicara di kamar agar tidak membuat Rinjani bersedih. Ibu Erik hanya ingin memastikan apa yang di lakukan sang anak adalah benar bukan sebuah keputusan terburu-buru.“Serius, Bu. Kalau nggak, buat apa aku bawa dia dan meminta Ibu melamarkan Rinjani untuk aku.” Erik mencoba membuat sang ibu percaya jika dirinya memang benar serius dengan Rinjani.“Tapi dia terlalu muda, bagaimana jika emosinya belum bisa tertahan. Ibu hanya nggak mau rumah tangga kamu kembali hancur.”Merasa bersalah, hal itu yang dirasakan Erik saat mendengar sang ibu mencemaskan kehidupannya. Tidak mungkin ia mengatakan jika mereka hanya bersandiwara. Pasti, Hastuti tidak akan setuju.Erik kembali meyakinkan sang ibu jika Rinjani sudah matang walau masih berusia muda. Ia tahu sang ibu mencemaskan dirinya karena mengingat saat menikah dengan Andini, usia mereka
Read more
Keributan Lagi
Rinjani kembali menjalani aktivitasnya di sekolah. Namun, kepalanya terasa pening karena semalam ia tak bisa tidur memikirkan kejadian di rumah Erik. Kedatangan Andini membuat dirinya terus berpikir bagaimana bisa wanita dengan tubuh langsung itu menuduhnya sebagai pelakor?Bel sudah berbunyi, ia kembali memasukkan buku ke dalam tas. Lalu, bersiap ke ruang guru. Akan tetapi, suara keributan di kelas sebelah membuat ia panik. Gegas ia menghampiri ruangan yang sering di pakai oleh anak-anak OSIS.Sebuah tubuh terlempar ke luar ruangan diiringi teriakan beberapa siswa yang mencoba merelai kedua anak laki-laki yang sedang adu jotos. Rinjani kembali memijit pelipisnya melihat siapa kali ini yang membuat ulah.“Bian, sudah!” Rinjani menghampiri Bian yang hampir saja kembali memberikan bogem pada Guntur.“Jangan ikut campur, Bu. Biar saya habisi dia!” Lagi, suara teriakan Bian membuat sekeliling takut.“Sudah, Bian. Jangan di teruskan. Ini kriminal, apa kamu mau di tuntut jika dia mati,” bis
Read more
Muak Dengan Masa Lalu
Andini kembali menyimpan ponsel di nakas. Ia merasa puas setelah mengancam mantan suaminya itu. Wanita keras kepala itu berharap bisa membuat Erik takut dengan apa yang ia sampaikan.Wulan datang dengan segelas kopi. Ia menyodorkan satu untuk Andini yang masih sibuk dengan beberapa pekerjaannya.“Tadi kami bilang mau mengirimkan ancaman buat Erik?” tanya Wulan sembari mengambil kursi duduk di sebelahnya.“Iya. Sudah, kok. Aku pastikan dia ketakutan.” Andini menjawab dengan santai.“Kamu itu bodoh atau bagaimana, Ndin? Erik itu bukan pengangguran yang dulu kamu tinggal. Dia sekarang pemilik perusahaan, kamu ancam seperti ini, dia bisa melaporkan kamu dengan tuduhan ancaman. Kamu nggak takut di penjara?” Wulan mencoba mengingatkan Andini.Andini bergeming mendengar apa yang di katakan oleh Wulan. Ia memang tidak berpikir sampai sana karena di butakan oleh kecemburuan. Ia pun tidak bisa membayangkan jika dirinya masuk penjara.Lagi-lagi ia bergidik ngeri saat memikirkan jika Erik melapor
Read more
Romansa Duda Tampan
Andini begitu senang melihat sang anak datang ke rumahnya. Pukul 20.00 ia baru saja pulang lembur dari kantor. Ia melihat motor yang biasa Bian pakai terparkir di halaman rumahnya.“Nggak kabari mama kalau mau datang, kan mama bisa belanja dan masak untuk kamu,” ucap Andini.“Nggak usah repot-repot. Aku ke sini hanya sebentar.”“Lama juga nggak masalah, Sayang.”“Tolong jangan ganggu hubungan Papa, yang mama mau aku bahagia bukan?” Bian sengaja datang menemui Andini di rumahnya.Anak laki-laki itu tidak sengaja mendengar pembicaraan telepon sang nenek yang sedang berbicara dengan Erik. Tentang ancaman itu pun ia mendengarnya. Karena itu ia datang menemui Andini untuk memintanya tidak melakukan hal gegabah.“Apa Papamu yang meminta semua itu?” tanya Andini.“Bukan, aku sendiri yang mau. Selama ini Papa sudah banyak menderita, aku tahu semuanya. Perselingkuhan Mama, juga saat Mama meninggalkannya kala ia bangkrut.”Penuturan Bian membuat Andini syok. Ternyata, selama ini sang anak menge
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status