Drama Cinta Sang Duda

Drama Cinta Sang Duda

By:  Galuh Arum  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
11 ratings
34Chapters
13.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Om, Tante yang tadi masih di sana, tuh. Bisa saja aku datang ke dia, terus bilang kalau Om hanya mengaku-ngaku sebagai pacar. padahal, kita saja nggak saling kenal." Dengan senyum Rinjani merasa ia yakin Erik akan kembali dan membantunya. Benar dugaannya, Erik kembali menghampirinya. "Sekali saja, bantu saya. Pura-pura jadi kekasih saya, ya, Om?" Lanjut Yuk ke Part satu. Cerita tentang Rinjani yang ditinggal menikah kekasihnya. lebih parahnya mantannya malah menikah dengan kakak kandungnya. Bagaimana kisah Rinjani bersama Duda kaya raya?

View More
Drama Cinta Sang Duda Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Dewi Ratna Sari
bagus sayang terkunci
2023-02-06 09:47:42
0
user avatar
FranSisca RiNi Setianingsih
critanya bagus ga bertele2
2023-01-31 04:30:35
0
user avatar
Tri Wid
happy ending........️...️...️...harusnya lanjut dulu Thor sampai Rinjani melahirkan dan bian bahagia punya adik baru
2022-12-06 13:11:42
0
default avatar
rehmamalempagi
lanjut ka seru loh ceritanya
2022-08-17 07:13:13
0
user avatar
Poernama
lanjutkan thor ceritanya bikin candu
2022-06-26 21:36:32
2
user avatar
Yenika Koesrini
kalian harus baca nih
2022-06-25 16:25:38
0
user avatar
Cadburry♥
ka ini serius bagus banget, fast update ya thor......
2022-06-21 11:36:24
1
user avatar
Rezquila
uhuy cerita keren nih, aku suka alurnya.........
2022-06-21 09:18:58
1
user avatar
Diganti Mawaddah
selalu keren :)
2022-06-21 09:14:58
1
user avatar
Faver
Wah, pura-pura jadi kekasih nih. Seru nih. Lanjutkan thor.
2022-06-21 08:20:47
0
default avatar
Me
Biaaan … kereen
2022-06-20 08:37:40
0
34 Chapters
Dikhianati Kekasih
Rinjani kembali meremas ujung kebayanya saat sebuah ijab kabul terdengar dari mulut Pratama Putra—kekasihnya yang menikah dengan kakak kandungnya. Hatinya bagai teriris pisau saat impiannya hancur berkeping-keping.Harusnya pria berbaju pengantin itu menyebut namanya dalam sebuah ijab kabul. Akan tetapi, peristiwa dua bulan lalu membuat mimpi menjadi istri sah Tama harus kandas begitu saja karena ia memergoki sang kakak dan kekasihnya sedang memadu cinta. Rinjani kembali memejamkan mata, ia kembali teringat kejadian malam itu. Rinjani yang baru pulang dari luar kota mendadak tak tenang saat melihat mobil kekasihnya terparkir di halaman rumah. Ia mengerutkan dahi, mengingat dirinya saja baru pulang dan di rumah hanya ada sang kakak. Kedua orang tuanya pun sedang berada di luar kota.Dengan hati begitu kacau, gegas ia masuk ke rumah. Untung saja ia memiliki kunci duplikat hingga memudahkan ia masuk. Seperti biasa ruang tamu gelap karena memang sudah terbiasa. Namun, ia mendengar suara
Read more
Pasangan Dadakan
“Kamu mengancam saya?” Erik benar menghampiri Rinjani.Seulas senyum dari wanita berambut keriting gantung itu benar-benar membuat Erik sedikit terpesona. Rinjani memang terlihat cantik natural, walau ia hanya memakai bedak tipis dan tidak mau menggunakan makeup.“Om curang, tadi memperkenalkan saya sebagai pujaan hati pada Tante itu. Masa iya, Om nggak mau bantu saya. Saya sudah bantu, loh.” Rinjani terpaksa meminta Erik untuk berpura-pura.“Kamu gila, apa kata orang tua kamu. Nanti aku dikira pedofil, pacaran sama anak SMA.”“What?” Rinjani terkesiap saat Erik mengira dirinya masih bersekolah. Padahal dirinya sudah berusia dua puluh empat tahun dan kini mengajar di sebuah sekolah swasta menengah ke atas.“Tolong, ya, Om. Saya itu berumur dua puluh empat. Bukan anak kemarin sore. Jadi tolong, jangan bicara tentang saya yang masih di bawah umur.”“Serius, kamu lagi nggak bercanda?”Rinjani tak sabar dengan pria di hadapannya. Ia menarik lengan Erik menghampiri pelaminan sang kakak. De
Read more
Calon Suami kaya Raya
Tama berdiri di belakang Rinjani. Ia mendengar apa yang dikatakan sang adik. Melihat Rinjani, ia kembali merasa bersalah. Jika ia khilaf, maka ia masih merajut cinta dan menyebut namanya dalam ijab kabul. Namun, semua berantakan akibat kecerobohannya.“Tami, jangan nggak sopan sama Rinjani. Dia lebih tua dari kamu, lagi pula dia guru di sekolah kamu, kan?” Tama membela Rinjani.Tami memasang wajah tidak suka dengan teguran sang kakak. Dia memilih pergi meninggalkan mereka. Rinjani pun memalingkan wajah, bukan berarti ia dibela, dirinya bisa berdamai dengan pria itu.“Jan, maafkan Tami. Dia masih kecil, belum mengerti apa-apa.” Tama mencoba menenangkan Rinjani yang sejak tadi mulai tersulut emosi.“Usianya sudah 17 tahun, sudah dewasa,” ujar Rinjani.Tidak salah apa yang di katakan Rinjani. Walau masih labil, setidaknya Tami bisa lebih sopan dengan mantan calon kakak iparnya.“Bu, Jani permisi dulu, ya.”Rinjani pamit pada mantan ibu mertuanya. Ia tak mau berlama-lama di depan mantan k
Read more
Pertengkaran Lagi
Ratna menghampiri Rinjani yang sibuk dengan makanan di tangan. Dia tak terima karena sang adik mengenal Erik. Ratna berpikir bagaimana bisa dia menarik hati bos di kantornya, sedangkan sejak lama ia pun mengincar tak dapat balasan apa pun.“Kamu kenal di mana sama Pak Erik?” tanya Ratna.“Hmm, kasih tahu enggak, ya? Jangan ah, takut di rebut lagi. Aku tahu kalau Kakak itu enggak akan puas dengan apa yang sudah di rebut kakak,” ujar Rinjani.Ratna mengepalkan tangan, ia begitu kesal dengan apa yang di katakan sang adik. Ia berjalan menghampiri Rinjani dan mencengkeram lengannya.“Lepas!”Rinjani melepaskan cengkeramannya, ia pun tak kalah sengit menatap wanita yang merebut kekasihnya.“Kenapa kakak selalu ingin tahu apa yang aku punya, aku sudah ikhlas dengan apa yang telah kakak ambil, buat apa bertanya tentang Erik, hah? Mau tuker tambah, mengembalikan Tama dan meminta Erik?”Ratna hampir saja menampar Rinjani jika sang ayah tak menahan tangannya. Bu Irma pun merelai keduanya. Apalag
Read more
Kembali Bertemu
Pukul 15.30, Erik terus saja memperhatikan jam di tangan. Begitu pun netranya tak henti menatap layar ponsel. Pria dengan kaus Hitam dan celana jin itu masih terlihat muda di umur yang sudah memasuki 35 tahun. Ia duduk di sebuah restoran sembari menunggu sang anak. Namun, sejak tadi ia mencoba menghubungi dan mengirim pesan pada Bian sang anak, belum juga ada balasan.Erik kembali melihat pesan yang ia kirim pada Bian—sang anak.[Boy, sebagai permintaan maaf, Papa tunggu jam 16.00 di mal Ambas, kita nonton film yang kamu bilang waktu itu. Papa otw langsung dari kantor, jadi ketemuan saja di mal.]Namun, sejak pesan itu terkirim pukul 11.00, sampai detik itu pun Erik belum menerima balasannya. Ia kembali mencoba meneleponnya, tetapi tak ada jawaban. Akhirnya pria itu mencoba menelepon sang adik. Ternyata sang anak ada acara di sekolah.Erik langsung menutup teleponnya. Ia malah berpikir jika sang anak masih marah dan sengaja tidak mau mengangkat atau membalas pesannya. Pada akhirnya ia
Read more
Ratna kalah saing lagi
Selama di perjalanan mereka tak banyak bicara, apalagi saat percakapan tentang cinta. Rinjani pun tak mau membahas masalah itu dengan Erik. Ratna semakin uring-uringan saat Rinjani datang bersama Erik. Begitu halnya dengan Tama yang sudah sejak awal merasa cemburu dengan kedekatan Rinjani dengan pria baru. Pengantin baru itu masih tinggal di rumah kedua orang tuanya. “Kamu kenapa, sih?” tanya Ratna pada sang suami yang sejak tadi tak tenang. Ratna mulai curiga dengan kehadiran Rinjani bersama Erik. Ia mengendus kecemburuan yang membuat sang suami terus seperti orang galau. “Tama, kamu kenapa kok cuek sama aku?” “Aku lagi malas bicara.” Tama hanya menjawab singkat, selanjutnya ia kembali mengambil ponsel dan memainkannya sembari tiduran tanpa menghiraukan kehadiran Ratna. Sang istri merasa tidak suka saat dirinya diabaikan. “Kamu cemburu sama Rinjani?” Ratna langsung mencecarnya. Tama masih bergeming. Ia tahu jika dirinya menjawab akan sama saja, Ratna tetap saja emosi dalam me
Read more
Ajakan Makan Malam
Bel sekolah sudah berbunyi, Rinjani kembali dalam aktivitas mengajarnya. Sebagai guru Akuntansi di sebuah sekolah menengah atas, membuat ia harus terus fokus dalam pekerjaannya. Walau beberapa bulan ia dalam keadaan tidak baik, apalagi saat menghadiri pernikahan mantan kekasihnya.Jam mengajar masih cukup lama, pukul 10.30 ia baru masuk ke kelas XI IPS II. Rinjani masih sibuk mengoreksi nilai anak didiknya. Beberapa kali ia memijit pelipisnya saat melihat sebuah nilai yang kurang memuaskan baginya.“Astaga, anak ini. Sengaja apa memang bodoh?” Rinjani bergumam sendiri sembari mencoreti lembaran tugas.“Bu Jani, ada kelas jam berapa?” tanya Pak Albert—guri olah raga.“Sebentar lagi, Pak.” Rinjani tersenyum sembari memamerkan giginya.Pak Albert masih saja memperhatikan Rinjani. Pria dengan wajah Baby face itu terkenal sebagai guru olah raga paling kece di sekolah itu. Usianya tidak tua juga tidak muda, pedomannya mampu membuat beberapa siswa meleleh saat ia menebarkan senyum.Namun, ba
Read more
Penyitaan Ponsel
Setelah menolak ajakan Pak Albert, Rinjani merasa tidak enak. Namun, ia masih trauma dengan sebuah hubungan. Apalagi, mungkin Pak Albert memang menjurus ke arah hubungan lebih lanjut. Rinjani hanya mencoba untuk tidak memberikan harapan palsu. Ia melangkah memasuki ruang kelas XI IPS II. Suara keributan pun kemudian hening.Sudah setengah bulan ini ia menjadi guru tambahan di sebuah sekolah swasta karena bantuan sang dosen di kampus. Nilai baik Rinjani membuat nilai plus dirinya untuk mencari pengalaman sebagai guru sekolah dasar. Walau sebenarnya ia ingin bekerja di kantoran, tetapi tawaran sang dosen untuk menggantikan salah satu guru yang sedang cuti pun ia sanggupi.Melihat kegaduhan ruang kelas setiap hari pun ia merasa geram. Namun, ia berhasil membuat beberapa siswa tenang. Fabian masih sibuk dengan ponsel miliknya walau sejak tadi Rinjani sudah duduk manis di kursi guru.“Anak itu lagi, heran, nggak pernah berubah. Model apa sih orang tuanya, setiap datang, pasti Tantenya atau
Read more
Duda Meresahkan
Senyum semringah masih terpancar di wajah pria itu dengan sempurna. Memasuki rumah sang ibu, ia lalu mencari anaknya. Sepertinya ia harus berterima kasih karena sang anak tak datang tadi. Dengan kejadian itu, ia bisa kembali bertemu dengan Rinjani.“Duren senyum-senyum lagi kenapa, tuh, Ma?” Meli menyenggol sang ibu yang sibuk mengecek pemasukan dagang online miliknya.“Tanya aja sendiri. Mungkin ketemu jodoh,” jawab sang ibu asal.Erik hanya tersenyum karena tebakan sang ibu benar. Akan tetapi, ia memilih diam dan akan memberitahu jika memang benar mereka berjodoh nanti. Ia memacu langkah menghampiri Bian di kamarnya.Pintu kamar anak laki-laki itu memang tidak pernah di kunci. Erik bisa langsung masuk tanpa harus mengetuk lebih dahulu. Dahinya mengernyit melihat sang anak yang sibuk membaca buku. Tidak seperti biasanya yang setiap saat bermain ponsel.“Lagi ulangan?” tanya Erik.“Nggak, Pa. Lagi bosan aja nggak ada ponsel.” Bian menjawab tanpa menoleh pada sang ayah.“Ponselmu ke ma
Read more
Guru Akuntansi
Pak Albert menunggu Rinjani yang baru saja datang. Pria itu masih saja terus mencari celah untuk mendekatinya walau sudah jelas Rinjani seperti menghindar. Bu Ani—guru Biologi sering mengingatkan untuk tidak terlalu memaksa karena wanita tidak suka di kejar.“Bu Rinjani,” sapa Pak Albert saat Rinjani datang.“Iya, ada apa, Pak?”“Bu Rinjani, Papa saya datang untuk mengambil ponsel saya. Dia tidak bisa lama, mau bicara di mana?”Bian datang dengan tergesa-gesa karena sang ayah sudah menunggu di mobil. Rinjani sampai terkesiap dengan kedatangan Bian yang menyelak pembicaraan dirinya dan Pak Albert. Seolah-olah tidak terima, Pak Albert meminta Bian untuk kembali nanti.“Bian, saya sedang ada urusan dengan Bu Rinjani. Bisa nanti bicaranya?”“Pak, orang tua saya datang untuk mengambil ponsel. Dia sibuk, masih untung mau datang, Bu, bagaimana?” tanya Bian.“Pak, saya bicara dulu dengan orang tua Bian. Setelah itu saya akan bicara dengan Bapak,” ujar Rinjani.“Bian, ikut saya. Saya tunggu di
Read more
DMCA.com Protection Status