Share

Calon Ibu Tiri

Rinjani terdiam sembari memainkan pulpen di meja. Beberapa murid pun memperhatikan dirinya dari tempat duduk. Terutama Bian juga ikut melihat keanehan di wajah guru Akuntansinya. Tidak seperti biasa Rinjani diam dan tidak banyak bicara.

Edi—teman sebangku Bian menyenggol lengan Bian hingga ia tersadar dari lamunan.

“Masih waras, kan? Lu nggak suka sama Tante-tante, kan?” tanya Edi.

Bian mencebik saat Edo mengira dirinya menyukai Rinjani.

“Sarap, ya. Gua masih normal, ya. Masih suka gadis se umuran, bukan Tante-tante apalagi dia guru.” Bian melirik kesal.

“Tami?” Pertanyaan Edi malah membuat Bian membulatkan mata.

“Lu pikir gua sama Joni berantem karena berebut dia? Ogah, amat,” tutur Bian.

“Kiraiin, terus lu kenapa memperhatikan Bu Jani macam itu?”

Bian masih bergeming. Entah benar atau tidak yang ada di pikirannya kali ini.

“Gua lagi memikirkan, Bu Jani anteng dan nggak banyak ngomong, apa efek habis ketemu bokap gua, seperti yan sudah-sudah setelah bokap datang, terbitlah guru-guru
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status