Semua Bab Ambil Saja Suamiku: Bab 11 - Bab 20
28 Bab
Kenangan Masa Lalu
Seorang mualaf? Itu yang kembali ada di benak Arum saat sudah berada di kantin kantor. Wanita itu hanya memutar-mutarkan garpu pada makanan yang ia makan. Tidak terbesit sama sekali jika Bayu sekarang sudah seiman dengannya. Pikirannya menerawang ke masa beberapa tahun lalu. Ia kembali teringat pada perbincangan yang pernah mereka bicarakan. Sore sepulang mengantar Arum ke kantor pusat, awal mereka bertemu saat Dani meminta Bayu untuk mengantarkannya. Mereka berhenti di sebuah mesjid tidak jauh dari perkantoran."Kamu, nggak salat?” Arum bertanya pada Bayu yang saat itu hanya duduk di mobil dan tidak turun."Saya non muslim, silahkan kamu ibadah, saya akan menunggu di mobil saja." Senyum tipis membuat Arum menundukkan wajah."Maaf, kalau gitu saya masuk ke dalam, ya," pamitnya."Silahkan."Bayu menatap punggung yang semakin menjauh. Cinta pada pandangan pertama yang ia rasakan pada wanita yang sedang beribadah di dalam. Sudah lama ia memerhatikannya, tapi baru sekarang bisa mendekati
Baca selengkapnya
Sebuah Pertolongan
Pria berkulit hitam manis itu berdiri di depan lobi kantor Arum. Mengangguk pada setiap orang yang tersenyum padanya. Terutama para karyawan wanita yang sengaja tersenyum ketika melihat seorang pria gagah dengan senyum yang sangat mempesona. Namun, tidak bagi Arum. Wanita itu memilih untuk tidak menyapa dan mencoba menghindarinya. Banyak yang tidak tahu jika pria itu berwatak tidak baik.Surya mengedarkan pandangan kesekeliling. Ia tersenyum simpul saat netranya menemukan seseorang yang dia cari. Ia menyongsong Arum lalu dengan kasar pria itu menarik lengannya hingga wanita itu sedikit meringis kesakitan."Sudah aku bilang, aku akan menjemputmu, Arum." Arum terbelalak. Ingin rasanya ia berteriak, tapi tidak ingin menjadi tontonan dan membuat dirinya malu “Lepas, Mas! Atau aku akan berteriak!" Ancamannya pun tidak digubris oleh Surya, malah pria itu semakin kasar.Surya kini memerhatikan Arum, ia seperti kembali ke masa beberapa tahun silam. Dadanya berdebar tidak karuan saat berada di
Baca selengkapnya
Menginginkan Dia
Dua sosok pria yang dulu sangat akrab kini duduk saling tatap dan saling diam. Dulu mereka sering bertukar pikiran dan bermain catur bersama. Namun, kini seperti ada jarak yang memisahkan mereka. Cukup lama mereka tidak bertemu, setelah Arum menikah dengan Surya, Bayu menjaga jarak dengan pria tua yang pernah sangat merindukan sosoknya.“Ayah, baik-baik saja?” tanya Bayu memecahkan keheningan di antara mereka. Wiryo kini menatap pria di hadapannya. Jika boleh, bahkan ia ingin memeluknya dengan isak tangis. Bayu adalah pria baik di matanya. Semula dia mengira anaknya akan memilih Bayu, akan tetapi dia tetap memilih Surya.“Ayah tidak baik- baik saja saat kamu memutus tali silahturahmi kita. Kamu tahu, Ibu tidak bisa diajak bermain catur,” ujar pria tua itu dengan tertawa renyah.“Loh, Ibu dengar, ya, kalau kalian berbisik membicarakan Ibu. Hayo, Ayah kebiasaan nih.” Ibunya Arum datang dengan membawakan minum dan kue. Wanita itu ikut duduk bersama dua pria di hadapannya.Bayu mencium pu
Baca selengkapnya
Maaf
Wajah rentan itu terlihat sedih, ia memandang sudut rumah dengan tetesan air mata yang tak henti mengalir. Naina tidak tahu kenapa Surya mewarisi sifat kasar dan pemarah milik ayahnya. Bahkan wanita itu tidak menyangka jika dia mengikuti jejak sang ayah yang mempunyai wanita lain. Bedanya, pria itu tidak menyesal telah meninggalkan dirinya. Berbeda dengan naknya yang ingin merubah segalanya, akan tetapi semuanya sudah terlambat.Getir hidup yang pernah ia rasakan sama dengan yang menantunya alami. Ia tidak bisa berkata apa-apa. Usaha agar Arum mau membatalkan gugatan perceraian mereka sia-sia. Terlebih dirinya pernah merasakan sakit dan pedih dikhianati oleh pasangan.Surya terduduk di hadapan ibunya. Penampilannya kacau, tidak pernah terbayangkan jika pernikahannya akan berakhir dengan sebuah perceraian. Nanar ia menatap sekeliling, hanya ada sang ibu yang berdiam diri tanpa kata.“Bu, Arum tidak mau membatalkan gugatan itu,” ucapnya lirih.“Sudahlah, jangan kau ganggu dia lagi. Ka
Baca selengkapnya
Kegelisahan
"Asalamualaikum,” ucap Bayu yang sudah berada di daun pintu. "Walaikumsalam,” balas Arum. Bayu terdiam cukup lama menunggu pemilik rumah mempersilahkan ia masuk. Pria itu tidak berani masuk jika tidak ada orang tuanya. . "Sebentar, aku panggil anak-anak dan pengasuhnya," ucap Arum. Bayu mengangguk, mengerti maksud dari wanita itu. Ibu dua anak itu masuk ke kamar dan meminta mereka keluar. Begitu juga Laras, ia juga ikut keluar menemani anak-anak. "Ayo, Nanda, Kaila. Salam sama Om Bayu," ucap Arum. Mereka berdua anak-anak pintar, satu persatu mencium punggung tangan Bayu. "Ini Laras, pengasuh mereka." Laras mengangguk. "Ini siapa namanya?" Bayu berjongkok menyamakan tinggi Kaila. putri kecil Arum itu tersenyum memperlihatkan giginya yang sudah ompong. "Kaila, Om." "Aku Nanda, Om." "Kalian cantik dan ganteng, pasti anak -anak pintar." "Iya, Om." Kompak mereka menjawab. Tidak lama Arum datang dengan sejumlah data yang dibutuhkan olehnya untuk proses perceraiannya. "Ini, Bay." D
Baca selengkapnya
Usaha Rujuk
Suasana kanti sudah mulai ramai dengan beberapa karyawan yang sedang beristirahat atau sekedar duduk dan mengobrol. Seperti pesannya tadi pada Arum, Bayu sudah menunggu hampir setengah jam, tapi Arum belum juga menunjukan batang hidungnya. Beberapa kali dia menatap layar ponsel hendak menghubungi, akan tetapi Arum terlebih dahulu mengirim pesan.Arum :Bay, maaf, aku nggak bisa nemui kamu. Kerjaan aku masih banyak. Kalau mau ada yang di bicarakan, bisa hubungi aku atau telepon akuTerlihat sekali pria itu sangat kecewa, dia bangkit tanpa membalas pesan dari Arum. Kecewa dengan keadaan. Bayu yakin bukan karena sebuah pekerjaan, melainkan sebuah perasaan yang harus dihindari.Gugatan perceraian Arum dan Surya sudah didaftarkan, ada kelegaan karena terlepas dari pria yang dia anggap brengsek dan tidak tahu malu. Bayu sangat yakin jika dirinya akan memenangkan hak asuh anak Arum. Hanya itu yang bisa dilakukan untuk melihat orang yang dia sayang tersenyum bahagia.“Dan, dia menghidar lagi
Baca selengkapnya
Demi Anak
Dalam perjalanan Nanda dan Kaila terlihat senang. Mereka tak berhenti bernyayi, tertawa juga saling bercanda. Arum sangat bahagia melihat kedua anaknya tertawa lepas bersama ayah mereka. Namun, dalam hatinya ia merasa sedih. Kembali berpikir tentang ucapan Surya. Bersatu demi dua buah hati mereka.Suasana pegunungan yang sejuk dan udara yang membuat hawa semakin dingin. Sepanjang perjalanan terlihat begitu cantik perkebunan teh yang terlihat oleh mata. Wanita itu sangat menikmati pemandangannya. Tanpa terasa sudah sampai di villa."Kita sudah sampai, ayo turun. Mau di dalam saja?" tanya Surya seraya membukakan pintu mobil."Iya, Mas."Suasana puncak mengingatkannya tentang kebahagiaan mereka yang dulu. Saat akhir pekan, Surya selalu mengajak keluarga menikmati udara sejuk di puncak. Arum duduk memandang kedua anaknya bermain lari-larian bersama ayah mereka. Sungguh pemandangan yang langka.Setelah puas bermain, Surya duduk menghampiri Arum. Wanita itu gugup seketika saat pria itu suda
Baca selengkapnya
Bimbang
Esoknya aetelah mendapat telepon dari Ayah Arum, Bayu segera datang ke rumahnya mereka. Arum terperangah dengan kedatangan pria berhidung mancung itu. Ia menatap wanita yang berhijab merah dengan dingin. Tatapannya tajam seperti ingin membunuh.“Kamu ngapain?” tanyanya heran.Sebelum Bayu menjawab, Wiryo terlebih dahulu menjawab pertanyaan Arum. “Ayah yang menyuruh dia datang.”“Untuk, apa?” Kembali ia bertanya heran.“Untuk membuka mata kamu, agar tidak memilih rujuk dengan Surya,” jawab ayahnya ketus. Lalu, pria berambut putih itu meninggalkan mereka agar leluasa berbicara. Keheningan menyelimuti suasana, semilir udara menusuk kulit tubuh. Diam dan tak satu kata pun terlontar dari bibir Arum.“Apa benar kamu mau membatalkan gugatan perceraian itu?” tanya Bayu dengan raut wajah gusar.“Belum tahu,” balas Arum singkat tanpa menatap wajah cemas dihadapannya.“Kalau begitu kemungkinan, akan?” Bayu mulai tersulut emosi.Wanita di hadapannya urung menjawab pertanyaan dari pengacaranya. Di
Baca selengkapnya
Mediasi
Setelah menunggu hampir sebulan, ini kali pertama sidang perceraian mereka digelar. Arum duduk didampingi oleh kuasa hukumnya, Bayu. Sedangkan Surya, menatap sinis pada calon mantan istrinya. Suasana tegang mulai terasa, apalagi saat hakim ketua sudah memasuki ruangan. Proses mediasi ini sebenarnya ditujukan untuk mereka yang ingin mengubah keputusan mereka. Namun, kata hati wanita itu kekeh pada pendiriannya. Perceraian yang memang seharusnya terjadi. Wanita berhijab biru itu menatap gusar pada Bayu. Pria itu tahu jika Arum sedang merasa takut. "Tenang, ada aku." Wanita itu mengangguk. Kemudian sidang dimulai dengan pembacaan pemohon atau gugatan. Ketua hakim memulai dengan berbagai macam pertanyaan dan ia mengusahakan agar pihak penggugat benar-benar memikirkan kembali keputusannya. "Apa tidak bisa dipikirkan kembali Saudari Arum? Korban dari perceraian ini adalah anak-anak. Apa Anda tidak memikirkan itu?" tanya ketua hakim. Wanita itu memberanikan diri menjawab pertanyaan hakim
Baca selengkapnya
Sebuah Proses
Jemarinya lincah menari di atas laptop. Matanya tak henti bergantian menatap data di lembar kerja dan kembali menatap leptopnya. Ia menghempaskan tubuh di kursi. Kali ini ia sangat lelah, mengapa sebuah data yang tahun lalu angkanya tidak sama dengan yang ada di lembar kerja. Berulang kali dia mengotak-atiknya, tapi tidak menemukan jawaban. "Argh!" "Kenapa, Mba?" tanya Delia yang sedari tadi memerhatikannya. "Data tahun lalu nggak sama. Siapa yang pegang perusaan ini tahun lalu?" tanyanya pada Delia. "Pak wanto, tapi sudah dikeluarkan Pak Dani karena tidak benar ngerjaiin laporan." Delia menjelaskan. "Pantas saja, semua ngaco," keluhnya. Dia mengayun langkah ke ruang Dani. Otaknya sudah mengebul dengan hasil kerja auditor sebelumnya yang membuat mata dan kepalanya sakit. Menyerah, lalu memilih berkonsultasi dengan bosnya."Mba Des, ada Pak Dani?" tanya Arum pada sekretaris Dani. "Ada, masuk aja. Lagi nggak sibuk kayanya," balas Desi sambil asik memainkan ponsel. Arum menggelen
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status