Semua Bab Bertemu Setelah Berbeda Status: Bab 61 - Bab 70
114 Bab
Mengunjungi Rumah Baru Arman
"Ardhan!! Kamu apa-apaan ngomong begitu, gak sopan kamu!!" teriak Atikah, tak terima Rahayu dikata-katain oleh anak bungsunya."Alah Ibu, kenapa sih suka amat cari masalah, udah Bu, Mas Arman itu udah cinta mati sama Mbak Jelita. Gak usah harepin lagi perempuan itu jadi menantu Ibu!""Ardhan kamu gak tahu apa-apa, sebaiknya diem aja yah! Udah sana masuk, anak kecil itu tugasnya belajar jangan ngurusin urusan orang dewasa!" gertak Atikah seraya mengusir Ardhan."Terserah Ibu deh, awas kalau ada apa-apa, jangan nyesel yah!!" ancam Ardhan sebelum pergi meninggalkan mereka."Bu, itu anak Ibu kok sifatnya beda banget sama Arman!" ucap Rahayu kesal."Gak tahu tuh, pulang dari luar kota sifatnya bukannya tambah baik malah tambah kurang ajar!" Omel Atikah."Ya udah yu, keburu siang, nanti keburu mereka pergi ke kantor."Atikah belum pernah sekalipun mengunjungi rumah baru Arman, tapi dia pernah diberi alamat oleh Arman.Atikah sengaja tidak memberi tahu Arman dulu, dia langsung mendatangi rum
Baca selengkapnya
Mengetahui Kelakuan Buruk Veronika
Setelah lama menikmati suasana rumah Arman dan puas mengelilingi semua ruangan di rumah Arman, Atikah mengajak pulang Rahayu."Yu, udah puas belum kita nikmati kenyamanan rumah Arman?" tanya Atikah yang sedang bersantai di gazebo yang ada di taman belakang."Memangnya kenapa Bu?""Kita pulang Yu, perut Ibu udah keroncongan nih." Atikah memegang perutnya yang mulai berbunyi."Bukannya tadi pagi Ibu udah makan banyak ayam di meja makan.""Itu kan tadi pagi, Yu. Ini kan udah siang, tuh hampir jam dua belas." Atikah menunjuk jam tangannya."Iya juga yah, gak kerasa kita udah berjam-jam di sini, hehehe ...!""Bentar lagi yah Bu, ini enak banget soalnya tempatnya." Rahayu sengaja memperlambat waktu."Ya udah kalau gitu, Ibu mau ke dapur dulu, mau ngambil minum, sekalian mau lihat siapa tahu ada makanan, hehehe ...!""Iya Bu, sekalian aku bawain aku juga haus!""Iya, Yu. Ibu tinggal yah!"'Bagus, aku bisa hubungi si Jay!' Rahayu menyeringai, tangannya langsung merogoh tasnya dan mulai menget
Baca selengkapnya
Hanny yang Mulai Curiga
"O-om ... Ta-tante apa kabar?" sapa Mark mencoba bersikap sopan walaupun yang dia sapa wajahnya begitu tidak bersahabat."Baik!" jawab Johan singkat dengan tatapan yang terus menatap pria tampan yang tengah ketakutan."Kamu Mark temannya si Bobby itu kan?" tanya Marina sinis."Iya, Tante."Bau alkohol begitu menyeruak di ruangan itu."Kaliaaan ... mabuk yah?" tanya Johan sambil menutupi hidungnya."Sedikit Tante, Om, hehehe ..." Mark merasa gusar, apalagi melihat Veronika yang terus menyandar ke tubuhnya."Ver, Vero ...!" panggilnya pelan sambil menggoyangkan bahunya bermaksud membangunkan Veronika yang masih menyandarkan kepalanya di bahunya keadaannya mabuk."Apaaa ... sih Mark, aku masih merasa melayang ini, minuman tadi enak banget yah!!" Veronika malah meracau, belum menyadari keberadaan orang tuanya.'Aduuuh ... gawat nih, si Vero udah mabuk banget lagi!' Mark hanya bisa menepuk keningnya."Veroooo ...!!" bentak Johan sambil menarik tubuh Veronika.Veronika membalikkan tubuhnya,
Baca selengkapnya
Teringat pada Arman
"Van, kenapa aku dibawa ke sini?"tanya Jelita setelah sampai di apartemen Revan."Aku hanya ingin kamu masakin aku makan siang!" Revan menuntun Jelita ke dapurnya."Kamu ini kan udah jadi Bos, kenapa sih gak beli aja, atau kamu sekalian nyewa koki hotel buat masakin kamu, uang kamu kan banyak Van." Jelita menghadap ke arah tubuh Revan sambil menunjuk-nunjuk dada Revan dengan ucapan yang cukup sinis."Aku maunya kamu yang masak, Sayang!" Revan menarik pinggang Jelita merapatkan ke tubuhnya membuat Jelita tersentak.Deru napas Revan yang naik turun karena jarak mereka sangat dekat membuat Jelita gugup, apalagi tatapan Revan yang sulit dimengerti membuat Jelita tak sanggup menatapnya."I-iya Van, a-aku akan masakin kamu," ucapnya terbata sambil memalingkan muka."Kenapa Li, kamu gak berani menatapku?" "E-enggak!" Jelita segera melepaskan diri dari rengkuhan Revan."Ya sudah, kalau begitu aku ingin menyegarkan diri dulu, kamu masak yang enak yah, nanti kita makan berdua!" Revan masuk ke
Baca selengkapnya
Veronika yang Merasa Curiga
Selepas Jelita pergi, Revan segera bersiap-siap merapikan penampilannya, memantaskan diri di depan cermin. "Ah, masih rapi, nih!" kata Revan membenahi sedikit kerah baju dan kemejanya.Revan meraih kunci mobil, lalu keluar dari kamarnya, pandangannya sekilas melihat meja makan. "Ya ampun aku sampai lupa membereskan meja makan, bisa curiga nanti si Vero!" Revan segera membawa dua piring dan gelas-gelas yang tadi dia pakai bersama Jelita."Aku bersihin dulu deh, Hmmm ... masih ada waktu!" Revan menengok jam tangannya, kemudian mencuci piring dan gelas itu.*****Jelita sampai di kantor jam dua lebih, Hanny melipat tangannya di dada melihat Jelita dengan pandangan yang serius."Jel, aku mau nanya sesuatu sama kamu!!" "Nanya apa, tumben banget muka kamu serius amat, hehehe!" canda Jelita sambil terkekeh."Aku gak lagi bercanda, Jel. Emang aku mau nanya serius. Hmm ... kamu sama Pak Revan barusan dari mana?"Deg! Kekehan Jelita berhenti, dia merasa sedikit panik, rupanya ada orang yang m
Baca selengkapnya
Kecurigaan Veronika
Veronika membuka rak atas lemari yang ada di dapur bermaksud mengambil piring dan tempat untuk menyimpan makanan yang tadi Reva beli.Begitu dibuka, aroma ayam rica-rica buatan Jelita menyeruak di hidungnya."Enak banget wanginya, apa ada makanan yah di lemari ini?" gumam Veronika.Veronika mencari asal aroma itu, mengedarkan pandangannya di sekeliling dapur tapi tidak menemukannya, entahlah Revan menyembunyikannya di mana, dia begitu apik menyimpannya, hanya baunya saja yang tercium oleh Veronika."Sayaaaang ... kok lama banget ambil piringnya?" suara Revan terdengar dari ruang makan."Iya, Paaa ... sebentar yah!" Veronika masih sibuk mencari asal wangi enak itu, menyingkirkan beberapa piring, wadah-wadah yang ada di lemari itu, tapi belum sampai membongkar semua isi lemari."Sayaaang ... ini Jessi udah kepengen makan, cepetlah!" Revan kembali berteriak."Ckckck ... aduuuh ... aku masih belum menemukannya, ya sudah nanti saja aku cari lagi!!" dengus Veronika belum juga menemukan asal
Baca selengkapnya
Makanan Misterius
Agar Veronika tidak terus curiga, Revan mengajak Veronika dan Jessi berjalan-jalan mengelilingi kota Bandung, berharap Veronika melupakan soal wajan kotor itu.Jessi begitu senang, senyuman manis tak luput dari wajah lucunya, dia bisa menikmati waktu bersama orang tuanya secara utuh.Mereka menghabiskan waktu sore hingga malam berkeliling di salah satu Mall terbesar di kota Bandung, bermain di wahana permainan, belanja mainan, makan-makan bahkan nonton bioskop.Setelah puas dan merasa lelah mereka pun kembali ke apartemen."Jessi sangat senang yah Pa, dia sampai tertidur begitu!" Seulas senyuman terukir dari wajah keduanya."Iya, Ma ... aku juga seneng liat dia daritadi kelihatannya sangat ceria!!"Revan memang sudah lama tak pernah mengajak Jessi berjalan-jalan semenjak dia dipindahkan ke Bandung.Veronika pun semenjak bertemu kembali dengan Mark jadi sibuk sendiri sibuk menyenangkan dirinya sendiri, tanpa mengajak putrinya.Setelah sampai di apartemen, Revan menggendong Jessi hingga
Baca selengkapnya
Lili??
"Sayang ... ayo kita sarapan dulu!" panggil Revan."Iya, iya!!" Veronika segera membereskan sampah itu, dia masukkan kembali ke tempat sampah."Ma, maaf yah nanti kita jalan-jalannya agak sorean yah, aku harus ke kantor tadi Pak Harun nelepon aku, ada dokumen yang harus aku tandatangani, tapi kalau selesainya cepet, kayaknya siangan juga pulang deh!" kata Revan di sela-sela sarapannya."Ya udah, kalau gitu kita makan siang bareng aja yah, nanti aku susul Papa ke kantor yah!""Oke, Ma!"*****Ternyata bukan hanya Revan yang ke kantor, Jelita pun masuk kerja, kata Mila dia kemarin malam salah menghitung uang pendapatan kasir, jadi laporan mingguannya harus dia rubah semuanya."Mas, aku ke kantor sebentar yah!""Mau aku anter, Sayang?""Gak usah, aku sebentar kok!""Nanti kita makan siang di luar yah, Sayang!""Iya."*****"Mila, kenapa dia bisa salah begini sih!" gerutu Jelita, rasanya tak rela waktu liburnya terganggu."Waduuuh ... mana salahnya banyak lagi, heh!" Jelita menghitung sem
Baca selengkapnya
Kecemburuan Veronika
"Jessi Sayang, ayo kita makan siang!" ajak Revan sambil memangkunya."Yuk, Pa. Mama mana?" tanya Jessi."Ada di belakang, bentar lagi juga ke sini," jawab Revan sambil menurunkan Jessi dari gendongannya.Betul saja Veronika berjalan dengan langkah malas ke arahnya, wajahnya datar tak ada kesan bahagia yang dari kemarin dia tampakkan saat datang ke apartemen Revan."Ma, Pa katanya mau makan siang, kok Mama kayaknya lagi kesel gitu?" tanya sang anak bisa melihat perubahan wajah Veronika."Tuh Ma, ditanyain anak kamu, kenapa katanya bermuram durja gitu sih?" goda Revan sambil mencolek pipi dengan rona sedikit merah itu."Gak apa-apa kok, Sayang... ayo kita makan siang, Pa ayo jalan!" Veronika tidak mau memperlihatkan pada Jessi kalau dirinya sedang kesal pada Revan dia pun memasang senyum di wajahnya.Revan melingkarkan tangannya di pinggang Veronika sementara tangan satunya menggandeng tangan Jessi.Mereka berjalan melewati para pegawainya yang masih sibuk bekerja, beberapa karyawan mem
Baca selengkapnya
Yaaah ... Gagal Lagi!!
"Mas, kita pulang yuk! Aku udah beres!" ajak Jelita."Oke, bentar yah aku panggil waiternya!"Waiternya datang dan menyerahkan bill di atas nampan."Makasih yah, ini tips buat kamu!"Arman menyerahkan sejumlah uang yang dia tambahkan dari nominal di struk yang dibawa waiternya."Makasih Tuan." Waiter itu membungkukkan badannya sedikit untuk menghormati Arman."Yuk Jel."Tanpa dipinta, Jelita menggelayut manja di lengan kekar Arman, Arman hanya tersenyum melihat perlakuan sang istri.Padahal dia melakukannya karena Veronika melihat ke arahnya saat dia akan meninggalkan restoran itu."Hmmm ... Pa, kamu enggak liat barusan ada pegawai kamu makan di sini?" tanya Veronika mengetes suaminya apa tadi dia memperhatikan keberadaan Jelita."Masa? Ada pegawai aku yang makan di tempat semewah ini?" Revan bertanya balik tak percaya rasanya ada pegawainya yang mau makan di tempat semewah ini, mereka mungkin mikir dua kali, sayang karena makanan di sini lumayan mahal."Iya Pa, tadi ada lho Pa. Itu p
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status