Semua Bab Bertemu Setelah Berbeda Status: Bab 41 - Bab 50
114 Bab
Sisi Lain Veronika
"Vaaan ... entahlah, dulu aku berpikir begitu sebelum aku tahu kamu sudah menikah, tapiii ... setelah tahu kamu sudah berkeluarga, akuuu ... aaah ... entahlah, aku pun gak tahu, Van ... mau dibawa ke mana hidupku ini, " lirih Jelita masih dengan tatapan nyalang ke luar, pikirannya saat ini seperti angin bertiup tak tahu arah, terombang-ambing tak tentu tujuan."Enggak Li, kamu gak boleh gitu! Kamu harus tetap menunggu aku, kita akan lepas dari pernikahan toxic ini, please tunggu aku!" Revan berusaha meyakinkan Jelita."Vaaan ... gak ada yang bisa kita lakukan, kita sudah tidak single!" Revan membalikan tubuh Jelita Sampai menghadap ke arahnya. "Liii ... lihat aku, tetaplah bersamaku, ayo kita berjuang agar kita bisa bersama seperti dulu, ayolah bukankah hidup bahagia bersama cinta sejati kita adalah cita-cita kamu, Li ...!!" tegas Revan terus meyakinkan Jelita. "Maukan Sayang? Kita tunggu waktu yang tepat setelah aku bisa lepas dari Veronika aku akan menikahi kamu, dan aku janji kit
Baca selengkapnya
Menemukan Jelita dan ...
Jelita tiba di rumah orang tuanya dengan hati yang was-was, khawatir orang tuanya akan bertanya macam-macam. Kenapa dia pulang kemari, bukan ke rumah mertuanya.'Biarinlah daripada ke rumah nenek cerewet itu, lebih baik aku pulang kemari! Kalau masalah ditanya-tanya, gimana nanti aja deh,' gumamnya.Tuti mengintip dari balik tirai melihat siapa yang datang. 'Mobil siapa tuh?'Jelita turun dari mobil Revan, "Makasih yah, Van udah nganterin aku!" ucapnya.'Oooh ... Non Jelita, Eeeh ... dianterin siapa itu?' Tuti terus memperhatikan Jelita dari balik tirai."Sama-sama, terima kasih juga atas malam minggu yang sangat mengesankan, Sayang!" ucap Revan sambil melakukan kissbye."Ssssst ... apaan sih kamu, nanti ada yang dengar!" Jelita menatap tajam Revan Mendengus kesal dengan sikap Revan yang tak tahu tempat, sambil celingukan takutnya ada yang melihatnya."Hahaha ... maaf, maaf ... aku boleh cium kamu?""Revaaaan ...!!!" bentak Jelita makin kesal karena sepertinya Revan makin sengaja mem
Baca selengkapnya
Ulah Arman yang Membuat Geleng Kepala
'Aaaaah ... gak mungkin, ini kan foto sudah lama, lagian dia sudah menjadi istriku, akuuu ... harus menanyakannya sama Mama mertuaku, dia pasti mengetahui tentang ini!' gumamnya.Ceklek! Suara pintu kamar mandi dibuka.'Gawat, Jelita sudah beres mandinya, aku harus segera menyembunyikan foto ini!' Arman yang kebingungan, menyimpannya secara asal, diapun menyembunyikan di bawah bantal.Jelita menghampirinya dengan tubuh hanya tertutup handuk.Glek!Lekukan tubuh Jelita yang aduhai membuat Arman hanya bisa menelan salivanya.Jelita yang lupa membawa baju ganti terpaksa ganti di dalam kamar, dia mengambil pakaiannya."Maaas ... jangan melotot gitu!" Ucapan Jelita mengagetkan Arman yang sedang membayangkan hal yang tidak-tidak di kepalanya."Hehehe ... maaf! Abisnya kamuuu ... seksoy kalau cuma pakai handuk gitu, jadi kepengen, hehe!" tutur Arman terus terang walaupun sedikit malu mengatakannya."Jangan harap yah, kamu bisa dapetin kalau kamu belum bisa membuktikan kalau kamu bener-bener
Baca selengkapnya
Tidak Jera
"Makasih yah, Mas Kenzo udah nganterin kita!" kata Jelita setelah sampai di depan rumah Atikah, mertuanya."Iya Jel, sama-sama. Kalian yang akur-akur yah, jangan marahan terus! Tapi seru juga lihat pasangan kayak kalian, berantemnya lucu tapi manis, bikin aku ngiri, hahaha ...!!" goda Kenzo."Hehehe ... iya Mas!""Bisa aja kamu, Ken. Makanya cepetan cari gantinya si Marsya. Biar bisa seru-seruan kayak kita!" ucap Arman sambil merangkul pundak Jelita."Iya deh yang udah baikan, ini asinannya takut kebawa lagi.""Hehe ... hampir lupa lagi!" Cepat-cepat Arman meraih kantung plastik berisi asinan itu dari tangan Kenzo. "Udah yah aku pulang, Ar, Jel ...!!" Kenzo memutar balik mobilnya meninggalkan rumah Atikah."Iya Ken, sekali lagi makasih!" ucap mereka menatap kepergian Kenzo sampai tak terlihat lagi mobil Kenzo."Lepasin Mas, Mas Kenzonya udah pulang!" ucap Jelita sambil melepaskan perlahan tangan Arman dari pundaknya."Masih marah aja sih, Sayang." Arman mengelus dada, dia kira istrin
Baca selengkapnya
Untung Kambuh Lagi
Tapi seolah tidak kapok, Atikah meneruskan makan asinan itu. Hingga bibir, lidah dan tenggorokannya terasa sangat panas barulah dia menghentikannya."Udah, udah aku benar-benar gak kuat lagi, huuuu ... haaaa ...!!" Keringat mengucur dari dahi hingga leher Atikah, wajahnya sampai memerah, telinganya terasa mendengung.'Kena batunya kan, makanya kalau mau itu bilang jangan main comot aja!' gumam Jelita sambil menertawakan ulah mertuanya, dia pun segera kembali ke kamar sebelum Arman mencarinya ke bawah."Air, aiiiir ...!!" Atikah minum sebanyak-banyaknya, rasa panasnya belum juga sirna dia mendengar suara berisik dari anak-anak yang tengah berlarian di dekat dapur."Kaaaak ... aku minta lagi kuenya!!""Kejar aku kalau bisa, hahaha ...!!" Kedua anak laki-laki itu berlari-lari di dekat Atikah duduk."Heeeei ... kalian, siapa kalian, kenapa lari-lari di rumahku!!" bentak Atikah menghentikan kedua anak kecil itu berlari."Kamiii ... anaknya Mama Hesti," jawab kedua anak itu merasa takut.'H
Baca selengkapnya
Kekecewaan Atikah
"Maaas ...!" panggil Jelita dengan bahasa tubuh menggelengkan kepalanya beberapa kali ke arah pintu."Kalian lagi apa sih, ini masih terlalu siang untuk berbuat yang enggak-enggak!!" teriak Atikah lagi."Itu Ibu! Udah dulu Sayang, sun-sunan nya, kita lanjut nanti lagi!!" Arman pun melepaskan pautannya."Lagian Mas Arman, udah tahu Ibu gedor-gedor pintu mana teriak-teriak gitu, bukannya udahan ini malah tambah terus-menerus ciumin bibir aku, mau bikin bengkak lagi bibir aku, hah!!" umpat Jelita jengkel dengan kelakuan sang suami."Hehehe ... maaf, abisnya enak bibir kamu, empuk-empuk gimana gitu, bikin ketagihan, hahaha!!" Arman tergelak tanpa rasa malu mengakuinya."Udaaah ... sana! Bukain, keburu Ibu teriak lagi, berisik nanti kedengaran sama tetangga lagi!" Jelita sambil mendorong pelan punggung Arman."Iya, iya!" Arman pun bergegas membuka pintu, begitu terbuka terlihat sang ibu sudah menatapnya dengan wajah mendengus."Lama banget sih, buka pintunya, masih siang udah main di kasu
Baca selengkapnya
Pindah Rumah
Baru saja mereka menaiki mobil, tiba-tiba ada mobil hitam berhenti di rumah Atikah. "Hei, kalian mau ke mana?" tanya lelaki dengan wajah mirip Arman tapi sudah kelihatan sedikit menua."Bapaaak ...!!" ujar Arman melihat laki-laki yang turun dari mobil itu.'Bapak?? Bapaknya Mas Arman pulang?'Mereka pun segera menghampiri dan mencium tangan Fadlan, ayahnya Arman."Bapak pulang kok kalian malah mau pergi?" tatap Fadlan pada keduanya."Maaf Pak, memang ini sudah rencana kami, begitu rumah yang Arman sudah selesai dibangun kami akan langsung pindah.""Oooh ... gitu yah,""Bapaaak ...!!" Terdengar suara anak laki-laki dari mobil Fadlan.Mereka melihat Ardhan, adik laki-laki Arman yang tengah kesulitan menurunkan barang-barangnya dari dalam mobil."Ardhan? Ardhan pulang bareng Bapak?""Iya, kemarin tadi adik kamu telepon Ayah katanya PKLnya udah selesai, yah sudah ayah samper sekalian!""Baguslah kalian pulang, jadi Ibu gak kesepian karena kami pindahan.""Mas Arman, Mbak Jelita apa kabar
Baca selengkapnya
Bertemu Revan
Arman menjelaskan semua ruangan di rumah besar itu, Arman membuat semua ruangan dengan sangat apik dan nyaman untuk ditinggali.Taman dan kolam renang di belakang rumah menambah megahnya rumah itu."Pantas saja rumah ini lama dibangun, rumah ini sangat besar dan megah, Mas.""Iya Sayang, dulu aku membeli rumah ini tanpa berpikir kapan aku akan menikah, yang ada di pikiran aku hanya ingin menghabiskan sisa hidupku bersama orang yang aku cintai di rumah yang indah dan nyaman ini," ucap Arman dengan lirih memandang pemandangan di luar taman."Daaaan ... kamulah yang dipilih hatiku Jelita, aku ingin hidup bersama sama kamu, Sayang... Aku ingin kita membangun rumah tangga yang bahagia, harmonis sama kamu, membesarkan anak-anak kita nantinya di sini, di rumah ini, aku ingin rumah ini penuh cinta dan kasih sayang yang gak ada abisnya!!" Arman berkata dengan lirih dan begitu menyentuh, hati Jelita mencelos mendengarnya, jauh di lubuk hati terdalam Jelita dia pun sangat menginginkan hal itu.'
Baca selengkapnya
Kebersamaan Bersama Revan
”Jangan macam-macam Van, berhentiin aja aku di sini, biar aku naik taksi aja!!" tolak Jelita, dia tak ingin Revan berbuat macam-macam dengan membawanya ke apartemennya."Kamu pikirannya negatif aja sih, aku hanya ingin kamu masakin aja Li, aku belum punya apa-apa yang bisa dimakan buat makan malam.""Kamu kan bisa pesan online aja, Van. Gak usah suruh aku masak segala." Jelita masih berusaha menolak ajakan Revan."Gak Li, aku ingin rasain masakan buatan kamu, padahal kita udah lama kenal, tapi aku gak tahu kalau kamu bisa masak, boleh yah, please ...!!" Revan merengek seperti anak kecil dengan sengaja memohon dengan tatapan puppy eyes pada Jelita."Uuuh ... so imut, huuu ...!!" ledek Jelita."Aku kan memang masih imut, hahaha!!" ujar Revan seraya mencubit hidung Jelita.Walaupun Jelita belum mengiyakan, tapi Revan sudah membawa semua belanjaannya ke dalam apartemen."Hei, siapa suruh kamu bawa semua kantung belanjaan aku, aku kan belum menyetujuinya!!!" protes Jelita sambil menyusul R
Baca selengkapnya
Maafkan Aku, Mas
"Sayang, kamu di mana? Aku udah pulang, tapi kamu gak ada di rumah."Deg! 'Waduuuh ... kenapa Mas Arman malah udah pulang duluan, gimana nih!'"Sayaaang ... kamu di mana kok gak jawab?" tanya Arman lagi."Eeeuh ... Maaf Mas, aku tadi masih di kantor baru beresin laporan, Mila gak masuk jadi aku beresin dulu." Terpaksa Jelita kembali berbohong."Mau aku jemput, Sayang?""Gak usah, ini udah mau pulang. A-aku udah di jalan la-lagi cari taksi," jawab Jelita terbata-bata."Beneran Sayang, gak perlu aku jemput, ini udah jam 8 lho?" Arman terus menawarkan untuk menjemputnya."Gak usah, Mas duduk manis saja di rumah, aku otw pulang nih!" jawab Jelita berbohong lagi."Ya udah hati-hati di jalan yah, Sayang!""Iya Mas."Tut.Telepon pun ditutup.Tanpa menunggu lama, Jelita beranjak, meraih tasnya dan segera pergi tanpa pamitan.Karena dia lihat Revan masih sibuk menjawab telepon dari istrinya di kamar.*****Beruntunglah Jelita begitu keluar dari apartemen, taksi langsung muncul di hadapannya.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status