Semua Bab Bertemu Setelah Berbeda Status: Bab 81 - Bab 90
114 Bab
Jelita Merajuk
Cukup lama Jelita merajuk hingga malam tiba, "Sayaaang ... maafkan aku yah!" ujarnya penuh penyesalan.Jelita melipat tangannya di dada lalu memunggungi Arman."Enggak! Kali ini gak ada maaf buat kamu, Mas!" tegas Jelita.Arman menghadap ke arah Jelita yang tengah cemberut. "Maaf yah, Sayang sumpaaah ... aku gak layani gadis-gadis itu!" "Bohong!!" Jelita memalingkan mukanya, tak ingin melihat wajah Arman."Ayolah Sayang, mereka cuma iseng, cuma bercanda aja, gak mungkin kali beneran minta cium, heeee ...! Mana iya, gadis itu mau dicium Om-om kayak aku, hehehe ...!" Arman berusaha melucu, sayangnya usahanya sia-sia."Huh! Emang situ udah tua, makanya tahu umur dong! Masa gadis belasan gitu dilayanin juga!" ujar Jelita begitu sinis.'Aduuuh ... tanggapannya gitu amat, salah ngomong lagi!' keluh Arman bingung harus bagaimana agar sang istri tidak marah."Kan aku udah bilang Sayang, aku gak layanin mereka, mereka aja yang terus ngedesek aku, aku sih ogah yah cium-ciun anak bau kencur git
Baca selengkapnya
Rencana Revan
Hari ini Jelita merasakan tubuhnya tidak enak saat bangun tidur, semalam tidurnya gelisah karena tidak nyaman dengan pakaiannya.Berat Jelita membuka matanya, dia paksakan karena merasa hari sudah siang, dia beranjak melihat sekelilingnya, sosok sang suami tidak ada di sana."Ke mana dia?" Begitu dia bangun, dia melihat di meja ada sepiring makanan dan segelas air putih dengan kertas di sebelahnya.Selamat Siang Istriku, maaf aku gak bangunin. Aku lihat tidur kamu sangat pulas, tak tega aku bangunin kamu. Ini aku bawain sarapan, semoga kamu suka yah..TertandaSuamimu Yang gantengnya se-Bandung Raya."Awalnya kamu sangat romantis, ujungnya tetep narsis, hahaha ...!" Jelita terkekeh begitu baca kalimat terakhirnya.Setelah mandi, Jelita pun menikmati makan pagi yang kesiangan itu dengan lahap. "Hmmm ... enak juga sandwich ini!" "Aduuuh ... gimana nih, aku bingung harus pakai baju apa? Masa iya aku keluar harus pakai baju beginian ... !" Rima mengganti baju-baju Jelita dengan celana
Baca selengkapnya
Mencari Pelampiasan
Jelita merasa sangat senang hari ini, sang suami bersikap sangat manis. Dari pagi dia sudah disuguhi sarapan, tanpa membangunkan dirinya yang sedang lelap tidur, maklumlah semalam dia tidur tidak nyenyak, baru bisa tidur nyenyak setelah lewat tengah malam.Dan sore harinya, dia yang tadinya menyangka suaminya mengacuhkan dirinya karena meninggalkannya lama seorang diri di kamar, malah merasa tersentuh dengan pemberian sang suami.Dua paper bag yang dibawa Arman isinya beberapa baju baru lengkap dengan pakaian dalamnya."Ini baju buat kamu Sayangku, maaf aku meninggalkan kamu lama, karena aku berkeliling mencari toko baju dan memilih baju yang pas dengan kamu, Sayang. Semoga kamu enggak marah lagi sama aku yah!" "Maaas ... kamu tahu, kalau akuuu ... dari kemarin gak ganti baju karenaaa ... isi koperku yang berubah?" ucap Jelita dengan mata berkaca-kaca."Iya, Sayang. Bahkan aku tahu semalam tidur kamu gelisah, pasti kamu gak nyaman yah, tidur memakai celana panjang jeans kayak gitu."
Baca selengkapnya
Terciduk
"Mau ke mana Ma, udah rapih pagi-pagi gini?" tanya Rudi, melihat sang istri pagi benar sudah bersiap dengan tas di bahunya."Mama hanya mau nengokin rumah anak menantu kita, udah mau tiga hari ditinggalkan, takutnya gak ada yang ngurus!" "Bukannya udah ada penjaga rumahnya yang merangkap sebagai sebagai tukang bersih-bersih juga yah?""Iya nih, gimana coba masa rumah Segede itu, yang kerja cuma seorang, kan kasihan, masa iya dia bisa nanganin semua kerjaan gitu!!" "Iya juga sih, yah kata Arman kan itu hanya sementara, mungkin mereka belum menemukan orang yang cocok buat jadi ART, Ma!""Ya udah Mama berangkat dulu yah, Papa mau ikut, kan sekarang weekend?""Hmmm ... iya deh, sekalian nemenin Mama."*****"Tuan, Nyonya!" sapa sang penjaga rumah Arman sambil tersenyum ramah."Gimana, rumah aman?" tanya Rudi."Aman terkendali, Tuan." "Bagus. Ini ada sedikit kue, lumayan buat ngemil-ngemil sambil minum kopi." Rima memberikan kotak makanan berisi bolu marmer buatannya."Makasih Nyonya, k
Baca selengkapnya
Apa Kesabarannya Sudah Habis?
"Hah! Mau bertemu Arman pakai memakai pakaian seperti ini! Memalukan, kamu mau menggoda menantu saya, hah! Dasar wanita murahan!!" bentak Rima dengan tatapan jijik melihat pakaian yang dikenakan Rahayu."Maaf Bu, tapi saya bukan wanita murahan!" Rahayu tak terima dia dihina."Kalau bukan wanita murahan apa namanya, masuk ke rumah pria sudah beristri dengan pakaian minim kurang bahan kayak gitu, kayak gak pakai baju! Mana ada wanita baik-baik berbuat rendah kayak gini!!" Emosi Rima makin meninggi, ternyata wanita di depannya ini tampak tak tahu malu."Sayaaa ... udah janjian kok sama Arman." Karena sudah terdesak dia berusaha berbohong."Heeemm ... kamu mau membual di depan saya, hahaha ...!! Mana ada menantu saya doyan wanita kayak kamu, kamu itu gak selevel sama anak saya, jauuh ...!!" Rima menatap Rahayu dengan tatapan merendahkan."Ibu jangan salah, saya ini adalah mantannya waktu SMA, dan saya yakin Arman masih menyimpan rasa sama saya!!" Rahayu tidak terima dirinya dihina, dia pu
Baca selengkapnya
Kegelisahan Jelita
Jelita malas sekali untuk turun dari tempat tidurnya, tapi perutnya yang keroncongan memaksanya untuk keluar dari kamarnya.Jelita tidak keluar dari hotel, dia hanya makan di restoran yang ada di hotel tempatnya menginap, menikmati sarapan yang dia rapel dengan makan siang, karena hari sudah mendekati jam makan siang.Menikmati makanan dengan hati yang gusar, masih memikirkan sikap suaminya semalam.Sedikit demi sedikit makanan di piring pun habis tak bersisa, menyeruput air jeruk yang segar, tapi sayangnya tak bisa menyegarkan pikirannya yang kalut.Jelita beranjak meninggalkan restoran, berjalan gontai tanpa tujuan, dia pun tak lantas menuju kamarnya. Tujuannya ke sebuah cafe, yang ada di hotel itu dengan pemandangan yang cukup asri karena ada pintu menuju ke luar dan di luarnya ada taman yang cukup indah, kita bisa menikmati segelas kopi dengan view yang cukup bagus."Mungkin duduk sebentar di sini pikiranku bisa sedikit lebih relaks."Memilih duduk di salah satu bangku di luar me
Baca selengkapnya
Nekat Pergi
Melihat keadaan sang putri yang hari ini lebih baik membuat Revan sedikit lega, setidaknya bisa meninggalkannya sementara."Jessi Sayang, hmmm ... kalau Papa mau pergi sebentar gak apa-apa yah?" tanyanya hati-hati, karena moodnya anak ini tidak tentu."Emang Papa mau ke mana?" tanya Jessi."Hmmm ... Papa ada kerjaan sangat penting, Nak.""Memangnya Papa gak bisa tunda aja sampai Jessi sembuh." Sepertinya Jessi tidak rela dia ditinggalkan."Sebentar aja kok Sayang," bujuk Revan."Enggak Pa, aku mau Papa di sini aja. Temenin Jessi, Jessi kan lagi sakit Pa." Jessi menghiba tak ingin sampai Papanya pergi."Ini penting banget Sayang, yah. Boleh yah? Di sini kan ada Mama, ada Opa sama Oma juga kan suka ke sini jengukin Jessi." Revan terus membujuknya. "Jessi gak mau Papa pergi, Papa harus di sini! Jessi gak mau makan kalau gak ada Papa!" Jessi memanyunkan bibirnya, kesal dengan Papanya yang tetap ingin pergi."Ayolah Sayang, boleh yah. Kalau urusan Papa selesai, Papa langsung balik lagi ke
Baca selengkapnya
Kejutan yang Sangat Manis
"Kamu sangat cantik dengan gaun itu, Sayang," puji Arman yang tak berkedip menatap sang istri."Makasih, kamu juga sangat tampan." Begitupun Jelita, entah kenapa malam ini Arman begitu terlihat berbeda di mata Jelita, terlihat begitu tampan bahkan lebih tampan dari Revan.'Mas Arman kelihatan tampan malam ini ataukah aku yang baru menyadarinya kalau dia memang tampan yah!' gumam Jelita."Ayo, kita makan dulu, setelah itu aku ada kejutan untuk kamu." Arman menggandeng tangan Jelita menuju meja makan yang tak jauh dari tempat mereka berdiri."Silahkan duduk, bidadariku." Arman mempersilahkan duduk seraya menarik kursinya."Makasih."Mereka duduk saling berhadapan, ada rasa yang tak biasa yang menerpa hati Jelita, hatinya begitu lega, bisa melihat wajah suaminya lagi, ternyata suaminya tidak meninggalkannya demi wanita lain, bahkan dia membuat kejutan makan malam yang romantis untuknya.Waiter membawakan mereka berbagai jenis sajian, mereka menikmatinya dengan hikmat, saling berpandangan
Baca selengkapnya
Malam yang Sangat Memilukan
Revan masih sabar menunggu, matanya tak lepas dari pintu masuk.'Liii ... cepat datang, Sayang!' Hatinya gelisah, hingga beberapa jam sosok yang dia tunggu tak juga muncul.Revan mengambil ponselnya, bermaksud menelepon Jelita tapi sayang tak ada tanda-tanda aktif dari ponsel Jelita."Kayaknya orang yang ditunggu suamiku tidak akan datang," gumam Veronika tapi dia tidak berniat beranjak dari tempat persembunyiannya, dia mau tahu sejauh mana kesabaran Revan.Malam semakin larut, Revan semakin putus harapan, tampaknya wanita yang dia harapkan tidak akan datang.'Liii ...'"Mau sampai kapan kamu menunggunya, Mas?" gumam Veronika, ada rasa sedikit cemburu di hatinya, Revan begitu sabar menunggu wanita itu.Tatapan Revan terus mengarah ke pintu, masih berharap wanitanya muncul.'Liii ... di mana kamu Li, aku masih menunggumu, Liii ... datanglah!' batin Revan yang makin gusar."Pak, Maaf restoran akan segera tutup, apa Bapak masih akan menunggu?" tanya seorang pegawai restoran yang menghamp
Baca selengkapnya
Akhirnyaaa ... yang Ditunggu Kesampaian
Berbeda dengan kedua pasangan ini, di kota nun jauh di sana, sepasang suami istri tengah berbahagia, mereka baru saja merayakan hari kelahiran sang istri.Jelita tidak percaya, dirinya akan jatuh dalam pesona Arman, laki-laki yang telah menjadi suaminya sejak tujuh bulan yang lalu itu.Hingga tak sadar kini dia sudah dalam pelukannya, berdebar tak menentu, saat Arman mulai mencumbu dirinya di kamar."Eeeeuh ... Mas, tunggu yah, aku mau ke kamar mandi dulu," sergah Jelita saat Arman akan menarik resleting gaun yang dipakai Jelita."Baiklah," Arman yang sudah biasa mendapat penolakan, hanya bisa pasrah.'Apa kali ini dia akan menolakku lagi? Jangan sampai deh, aku sudah terlanjur meminumnya.' Arman berharap-harap cemas.Jelita masuk ke kamar mandi sambil membawa sesuatu. 'Mas Arman sudah memberiku kejutan yang manis malam ini.' Jelita menatap jari manisnya yang sudah tersemat cincin berlian yang indah sambil tersenyum.'Aku harus membalasnya, aku pun akan memberikannya kejutan yang tida
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status