TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 43 Waduh, kok bisa serempak lagi? Kenapa juga kak Yuda memilih minuman yang sama denganku. Tapi bukan salahnya juga sih, yang punya selera dia. Tapi masalahnya, pak bos tunangan bisa salah paham. "Taman kota, ya?" ucap pak Ridwan sekali lagi. Aku masih terdiam menatap matanya. Lalu kucoba palingkan mata ke kak Yuda, kak Yuda juga sudah menatapku duluan, kami beradu pandang dan entah apa yang ada dalam pikirannya, aku saja bingung dengan diriku mau jawab apa."Bu Dinda juga pernah makan bakso di taman kota, ya?" Tiba-tiba kak Yuda menyahut saat pak Ridwan menatapku."Oh, i-iya, Pak Yuda, di sana baksonya enak," jawabku tergagap. Aduh, kok jadi begini? "Taman kota ya? Jadi penasaran ingin makan di sana. Tapi kok bisa sama selera Pak Yuda dengan Dinda, maksudnya tempatnya juga." Apakah ini semacam menyelidiki atau ..., aaah! tidak tahu harus menerka apa."Pak Ridwan, taman kota itu terkenal dengan area bermain anak-anak sekaligus jajanan kaki lim
Baca selengkapnya