TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU

TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU

By:  Rita Febriyeni  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 ratings
52Chapters
70.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Karena difitnah kakak ipar, aku diceraikan. Bahkan sudah menjanda pun masih difitnah. Mulut mantan suami sangat tajam. Merendahkan aku seperti wanita murahan. Sebenarnya ia mau apa lagi? Toh aku sudah diceraikan. Jangan menyesal telah menceraikan aku. Aku yakin justru kamu menangis memohon rujuk.

View More
TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Eli Juita
bagus ceritanya..mkasih Thor..
2024-02-28 12:17:09
0
user avatar
Agus Irawan
Hai kak mampir juga ke Novelku yuuk. judul " Kembang Desa Sang Miliarder" pena" Agus Irawan.
2023-03-30 20:18:14
0
user avatar
Naylakaylanya SitaKrisliani
cerita yang bagus, ikut rasakan apa yang dialami Yuda.
2022-08-12 23:20:09
3
user avatar
wida farida
Author favorit
2022-07-12 21:27:53
2
52 Chapters
Part 1 Diceraikan
TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKU"Mulai hari ini, kamu kuceraikan!" Tiba-tiba kak Angga masuk kamar, menunjukku dengan amarah. Tidak ada angin tidak ada hujan, ucapan 'cerai' sarapan pagiku hari ini. Baru satu jam kak Angga pamit pergi kerja, sekarang balik ke rumah hanya untuk menceraikanku.Seperti disambar petir. Tak pernah terbayangkan kak Angga menceraikanku. Bahkan aku saja tak tahu apa salahku. Terduduk di tepi ranjang, rasanya duniaku runtuh. Air mata tak bisa kutahan. Sekilas kulihat, kak Anggi-kakak dari kak Angga, berdiri di ambang pintu sambil tersenyum sinis menatapku. Sepertinya ia juga menginginkan perceraian ini."Apa salahku, Kak?" tanyaku sambil menyeka air mata. Berusaha memperbaiki dengan tenang. Meskipun percuma, nasi sudah menjadi bubur."Nih!"Kak Angga melempar ponselnya ke pangkuanku. Kulihat layarnya, ada fotoku bersama kak Yuda, foto saat kami masih pacaran. Foto itu foto pipiku dicium. Dulu, sebelum aku mengenal kak Angga."Tapi, ini masa laluku, Kak," li
Read more
Part 2 Perhatian Gara
TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 2 (Perhatian Gara)"Dinda! Din!" teriak Ibu menyusulku ke halaman. Kuhentikan langkah karena ibu berdiri di depanku."Ada apa, Bu?""Ayo masuk, kamu tidak boleh pergi, ini pasti bisa diselesaikan baik-baik." Koperku di tarik agar masuk. Tapi kutahan."Tidak, Bu, tolong jangan minta aku maduk lagi ke rumah Ibu, aku dan Kak Angga sudah bercerai.""Kalian bisa rujuk, toh belum talak tiga, masuklah, Nak." Ibu masih kukuh agar aku masuk.Ini bukan masalah talak satu bisa rujuk kembali. Tapi masalah kepercayaan, kak Angga tidak menginkan aku lagi, bahkan hinaan 'wanita mur*han' dilontarkan dan sangat menusuk jantungku. Di tambah perlakuan kak Anggi yang masih merasa bersaing, padahal itu masa lalu saat kuliah dulu, mungkin itulah yang membuatnya tidak pernah menyukaiku."Bu, maaf, aku tidak bisa balik lagi ke rumah Ibu, Ibu jaga kesehatan, apa pun yang terjadi antara aku dan putra Ibu, tidak mengurangi tali silaturahmi kita.""Tapi Din, ini masih bisa
Read more
Part 3 Berusaha Bangkit
TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 3(berusaha bangkit)Belum sempat kak Gara melanjutkan kata-katanya, kak Angga muncul dari pintu menyambung perkataan. Ia melotot sambil menujukku dan kak Gara."Aku nggak nyangka, kamu kakak iparku yang kusegani, ternyata juga selingkuh dengannya!" Tunjuk kak Angga mengarah padaku. Suaranya terdengar lantang hingga kak Murni ke luar dari kamarnya."Angga, tolong sabar dulu, ini bukan seperti yang kamu kira," bantah kak Gara bangkit dari duduknya.Aku tetap tenang duduk. Buat apa juga menjelaskan, mau membersihkan namaku? Toh, sekarang aku bukan istrinya lagi. Kak Angga tidak punya hak atas diriku."Masih menyangkal!" Tiba-tiba kak Angga menuju pipi kak Gara. Mukanya merah melotot. "Aak!" Kak Gara memegang sudut bibirnya, sedikit lebam."Tunggu! Tunggu, Kak!" Aku langsung berdiri di antara mereka. Jika tidak, akan terjadi pergulatan. Posisiku menghadap mantan suamiku."Urusanmu apa? Tolong jangan ribut di sini." Aku masih bersuara datar. Menahan h
Read more
Part 4 Ide Silvi
TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 4 (Ide Silvi)Mulai cerah. Duniaku terasa bersinar karena mendapatkan pekerjaan. Posisi asisten pak Ridwan. Akan kutunjukkan kalau aku karyawan teladan, biar kak Angga tahu, aku bisa maju setelah diceraikan."Din, ikut acara alumi kampus yuk?""Hah? Nggak mau, pasti si Anggi datang, aku nggak mau melihatnya," tolakku. Acara alumi tidak membuatku semangat. Aku butuh waktu untuk menata hati setelah dicerai."Ayo lah, lagian nggak ada yang melarangmu kumpul ma teman. Dari pada Bt di rumah terus." Silvi masih kukuh agar aku ikut."Malas.""Ada kak Yuda juga loh," goda Silvi menaik turunkan alisnya."Masak iya?" Mataku langsung membulat."Tuh 'kan kepo ...." Silvi menggodaku lagi. Malu, tapi aku penasaran gimana kabarnya."Ih, apaan sih. Itu hanya masa lalu, gara-gara itu aku dicerai," polesku.Sebenarnya aku sangat penasaran gimana kabar kak Yuda. Semenjak ia pergi tanpa kabar, aku menerima pinangan kak Angga. Penantian satu setengah tahun, aku tak m
Read more
Part 5 Bertemu
TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 5 (Bertemu)Aku duduk di bangku belakang samping pak Ridwan. Mobil melaju dan entah ke mana. Katanya rapat, aku tak berani bertanya, harus jaga image agar terlihat seperti wanita berkelas dan tidak murahan. Karena kebanyakan orang melihat janda diidentik dengan pandangan buruk.Tidak ada sepatah kata pun. Pak Ridwan sibuk dengan ponselnya, kadang menerima telepon dan kadang kulihat seperti membalas pesan. Hanya satu yang menonjol semobil bersamanya, wangi parfumnya. Enak dicium.Andaikan aku belum pernah menikah. Status gadis mungkin lebih membuatku percaya diri mendekatinya. Meskipun Silvi bilang aku masih cantik, tetap saja statusku pernah menikah."Nanti saat rapat, catat semua poin penting. Aku ingin setelah itu kamu periksa laporan keuangan di Pt. Abadi." Pak Ridwan bicara sambil melihat ponsel. Uh! Kok dia tak melirikku? Padahal aku masih cantik kok."Baik, Pak," jawabku.Pt. Abadi? Itu 'kan tempat kak Angga kerja. Atau jangan-jangan kali i
Read more
Part 6 Alasan
TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 6 "Aku sudah diceraikan, statusku janda, Pak Angga," jawabku lantang kepada mantan suamiku."Dinda."Tiba-tiba pak Ridwan muncul dari pintu memanggilku. Kami langsung terdiam melihat ke pintu. Pak Ridwan berdiri melihat kami."Iya, Pak," jawabku pelan. Rasanya tidak enak. Aku takut karirku anjlok karena mencampur adukkan urusan kerjaan dengan urusan pribadi. Mudah-mudahan aku tidak dipecat, baru juga kerja.Pak Ridwam melangkah masuk. Kini posisinya tepat di sampingku melihat ke kak Angga."Pak Angga, tolong kirimkan semua bukti pengeluaran perusahaan ke kantor PT. Cahaya, Dinda bertugas memeriksanya.""I-iya, Pak, nanti saya kirimkan," jawab kak Angga gugup. Lalu sepintas menatapku."Oke, ayo Dinda, kita balik," ajak pak Ridwan, lalu melangkah ke pintu. Aku mengiringinya di belakang. Saat kututup pintu dari luar, kulihat kak Angga masih menatapku.***Di mobil. Tak ada sepatah kata pun yang diucapkan pak Ridwan. Apakah ia tahu atau tidak urusan
Read more
Part 7 Pov Angga
TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 7Pov AnggaKukira Dinda minta rujuk dan ia akan jadi istriku lagi. Tapi aku salah, ia justru minta surat cerai secepatnya. Usahaku sia-sia. Akan kubuat ia mengemis minta rujuk. Ibarat pepatah, tak satu jalan ke Roma.Mungkinkah hati ini sulit berpaling dari mantan istriku? Jika kuingat dulu, sangat sulit menaklukkan Dinda, tolakan tiga kali, bahkan aku menyaksikannya jalan dengan sahabat kak Anggi. Setelah kumiliki, aku melepaskannya. Aku cemburu, aku kesal, fotonya bersama Yuda tiba-tiba ada di ponselku, kak Anggi bilang, mereka juga sering bertemu. Apakah aku tak berarti baginya hingga berani main selingkuh?"Kenapa diam Kak? Apakah permintaanku sangat sulit dipenuhi?"Sok. Santai sekali minta surat cerai. Dikiranya ia wanita satu-satunya tercantik di dunia ini? Aku juga bisa mendapatkan wanita yang lebih darinya. Buktinya, Debi yang masih gadis bisa kudekati hanya dalam waktu semalam."Oke, justru dengan senang hati kuberikan. Berhubung pekerj
Read more
Part 8 Diserang Mantan dan Kakaknya
TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 8 (diserang mantan dan kakaknya)"Ada apa Din? Tadi sepertinya suara Angga." Kak Murni muncul dari pintu kamar."Nggak ada Kak, aku mau tidur dulu," jawabku berlalu. Capek bicarakan mantan, lagian tidak penting dibahas, hanya akan bertambah sakit."Oh ya Kak, itu ada bakso dari Kak Gara, besok kalau Kak Gara berkunjung, bilang aku tak di rumah," sambungku, lalu menutup pintu kamar."Iya, lagian tadi Mia yang bilang kamu ada di kamar," jawab kak Murni terdengar hingga kamar.Kak Gara menambah masalah saja. Sepertinya aku harus berkata tegas. Statusku janda, aku tak mau gara-gara aku rumah tangganya hancur. Lagian aku tak punya hati ke dia. Sebenarnya gampang membalas Anggi. Aku bisa gunakan kak Gara, tapi aku masih punya rasa kasihan, ada bayi dalam perut Anggi. Aku juga menghargai ibu mantan mertuaku. Hanya itu.Ponselku berdering, ada WA dari kak Angga. Segera kubaca.[Kamu kira dengan mengusirku merasa menang?]Pesan itu hanya kubaca tanpa kuba
Read more
Part 9 Trik Pertama Menarik Perhatian Bos
TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 9 (trik pertama menarik perhatian bos)"Kok mayun aja, Din? Kayak di tinggal cowok aja," ucap Silvi sambil membetulkan lipstiknya. Padahal sudah dandan dari rumah, kurang ketebalan mungkin."Emang iya, aku 'kan udah dicerai, hanya satu bulan nikah, uh! Ingin kupenyet tu kepala Angga!" ucapku sambil meremas kertas memikirkan wajah mantan suamiku."Oh tidak! Jangan sampai nggak jadi." Ekspresi Silvi pura-pura terkejut."Iiih, bantuin aku dong, kemaren aku diserang A kuadrat mmmm.""Hah? A kuadrat apaan?" Mata Silvi membulat. Kegiatan memakai lipstik terhenti sesaat."Angga Anggi," jawabku sewot."Oooo si susabu," Mulut Silvi membulat."Hah? Itu apaan?""Suami satu bulan gitu," jawab Silvi. Ternyata dipersingkat."Nggak lucu, udah ah, aku mau ke toilet dulu, ntar kalo Bos cari bilangin ya."Bicara dengan Silvi tidak ada habisnya. Ada saja yang bikin candaan. Padahal hatiku remuk karena insiden kemarin. Aku seperti penjahat yang dikepung dua orang pol
Read more
Part 10 Reunian
TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 10 (reunian)Rasanya jantungku berdebar. Pak Ridwan- bos besar ingin bertanya soal pribadiku? Jangan-jangan ingin mengajak kencan, atau melamarku; mengharap , atau ..., mungkin saja mau menaikan gajiku?"Apa Pak?" tanyaku melihat pak Ridwan.Ia tetap melihat ke depan menyetir. Ekspresi wajahnya tidak berubah, kaku dan tidak memperlihatkan ketertarikan menatapku. Huh! Dugaanku pasti salah."Kamu sudah punya anak?"Ya ileh, jadi hanya menanyakan masalah aku sudah punya anak atau belum? Mendadak anganku buyar tak bersisa."Belum Pak, aku hanya menikah satu bulan saja," jawabku. Mungkin jawaban ini bisa memberitahu statusku. Jika berkenan akan dijadikan istri bos. Mimpi ...."Satu bulan?" Pak Ridwan melihatku sekilas. Tapi tetap saja ekspresinya datar."Mmh." Aku menganggukan kepala. "Emangnya kenapa Pak?" tanyaku balik. Kok bosku kepo."Nggak, jika sudah punya anak, perusahaan akan menanggung biaya pendidikan anak, untuk karyawan terpilih."Oooh, itu
Read more
DMCA.com Protection Status