Semua Bab IKRAR TALAK UNTUKKU ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU: Bab 141 - Bab 150
158 Bab
137. OPEN BO (Bagian B)
137. OPEN BO (Bagian B)Bukannya aku tidak mau bertanggung jawab pada adik perempuanku dan juga Mamaku sendiri, tapi aku memang sudah buntu makanya aku nekat meminta perhiasan Mama untuk dijual terlebih dahulu.Karena aku tahu, perhiasan Mama masih cukup banyak. Dan aku yakin kalau dijual akan cukup untuk membeli sebuah rumah, tapi aku juga tidak mau memaksa Mama untuk menjualnya demi rumah. Tapi kalau untuk pendidikan Tasya, bukankah sah-sah saja?“Apa? Kamu gila, ya? Mama nggak akan pernah menjual perhiasan Mama!” sahut Mama dengan penuh penekanan.Aku langsung mengusap wajahku dengan kedua tanganku, jawaban Mama benar-benar membuat aku frustasi. “Enak aja! Minta dong sama Maura, dia kan punya uang banyak. Masak nggak mau ngasih buat kuliah Tasya!” ujarnya lagi. “Ingat, Han! Kamu itu anak laki-laki, pengganti Papa. Kalau bukan sama kamu, Mama dan adikmu bergantung sama siapa? Hm?” Mama berucap lembut, dia juga menepuk bahuku dngan penuh kebanggan.“Kamu adalah kebanggaan kami, dan
Baca selengkapnya
138. DIUSIR MAURA (Bagian A)
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU138. DIUSIR MAURA (Bagian A)~Aksara Ocean~“Sialan, pergi kalian dari sini!” Maura memekik dengan kuat, pipinya terasa panas karena Farhan baru saja menampar pipinya dengan kuat. Sangking kuatnya tampang lelaki yang baru beberapa hari ini menjadi suaminya, Maura yakin kalau pipinya pasti sudah memerah saat ini.“PERGI! KEPARAT KAU FARHAN!” pekiknya lagi.Farhan dan juga Tasya tersentak kaget, mereka langsung berpandangan. Tasya menggeleng pelan, dia mengisyaratkan agar Farhan tetap bertahan dan tidak tunduk pada perintah Maura.“Kamu ngusir aku, Yang?” tanya Farhan lembut. Dia langsung memegang tangan Maura dan berusaha menggenggamnya dengan lembut, tetapi Maura dengan sigap menarik tangannya dan menatap Farhan dengan bengis. Wanita hamil itu mendecih jijik dan melirik Tasya dengan murka.“Jangan kau pengaruhi Mas-mu ini dengan kode-kodemu itu, Sya. Manusia laknat!” umpat Maura dengan kuat. “Dan kau Farhan! Aku tidak han
Baca selengkapnya
139. DIUSIR MAURA (Bagian B)
139. DIUSIR MAURA (Bagian B)“Kenapa dipegangi? Biarkan dia bertingkah bar-bar, jadi aku bisa melaporkan dia juga ke polisi! Dasar keluarga sableng! Menyesal aku mau menikah denganmu!” Maura mengumpat dan menunjuk-nunjuk Farhan dengan gemas. “Bahkan dengan tingkah adikmu yang hendak menyerangku ini, aku sudah bisa melaporkannya dengan tindakan pengancaman dan perbuatan tidak menyenangkan. Kau tahu, kan? Aku tidak pernah main-main, silahkan pergi dari sini!” Lanjut Maura panjang lebar.“Sialan! Kau bahkan tidak lebih baik dari Mbak Aya! Kelebihanmu hanya bisa hamil, makanya Mas-ku mau menikahimu!” pekik Tasya emosi.Muara muntab, emosinya naik ke ubun-ubun saat Tasya membandingkan dirinya dengan Sayaka. Dan apa katanya tadi? Kelebihannya hanya bisa hamil? Sialan!“PERGI KALIAN DARI SINI, JIKA DALAM SEPULUH MENIT KALIAN BELUM MENINGGALKAN RUMAH INI. MAKA AKU AKAN LANGSUNG MENELEPON POLISI!” Maura memutuskan dengan cepat dan dia langsung keluar dari kamar dan pergi entah ke mana. Mening
Baca selengkapnya
140. SKAK MAT (Bagian A)
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU140. SKAK MAT (Bagian A)~Aksara Ocean~POV SAYAKAAku duduk di ruang tamu dengan kaki yang saling bersilang, menatap ke depan dengan pandangan jengah dan juga terkejut. Siapa yang tidak terkejut coba? Tiba-tiba saja rumahku didatangi oleh tiga orang yang jujur saja aku sama sekali tidak mau melihatnya.Mantan mertua, mantan suami, dan mantan adik ipar yang kurang ajarnya sangat Naudzubillah. Aku sama sekali belum ada bertemu dengan Tasya pasca dia yang melabrak aku di rumah waktu itu, bahkan di pesta Mas Farhan aku juga tidak ada bertemu dengannya.Dan sekarang mereka bertiga malah ada di sini, dengan membawa tiga koper besar. Mau apa mereka ini? Aku mengernyitkan dahiku petanda tidak mengerti, dan melihat mereka dengan pandangan tajam.“Ada apa kalian ke sini?” tanyaku dengan nada penasaran.“Wah, gimana kabar calon cucu Mama, Ya? Nggak ngerepotin kamu, kan?” tanya Mama Mas Farhan dengan nada yang amat sangat lembut sepe
Baca selengkapnya
141. SKAK MAT (Bagian B)
141. SKAK MAT (Bagian B)Mereka tidak menjawab dan malah melotot kaget, dan sekarang aku yakin kalau tebakanku benar. Ya Allah, apakah berdosa kalau sekarang aku tertawa senang di atas penderitaan mereka?"Mbak ngejek kami?" tanya Tasya dengan sewot. "Sombong amat, sih!" ketusnya padaku."Loh, kok mengejek? Aku ini nanyak! Bedakan dong, bertanya dan mengejek!" balasku tak kalah sewot.Aku masih sangat dendam padanya karena dia mendorong tubuhku dengan keras waktu itu, untung saja Allah masih menjagaku dan juga anakku. Kalau tidak? Aku sudah tidak bisa membayangkannya.Bisa saja aku kehilangan anakku saat itu, sesuatu yang amat aku takuti. "Sya!" Mas Farhan berujar tegas, dia memperingatkan adiknya yang kurang ajar itu agar tidak lagi mendebatku.Cukup bijak! Karena kalau tidak, aku akan melumatnya."Dek, ayo kita perbaiki hubungan kita!" ujar Mas Farhan dengan lembut. "Bagaimanapun juga kamu tengah mengandung anakku, anak kita. Dia harus lahir dengan memiliki orang tua yang lengkap!"
Baca selengkapnya
142. BERTEMU DENGAN TUAN WIDJAJA (Bagian A)
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU142. BERTEMU DENGAN TUAN WIDJAJA (Bagian A)~Aksara Ocean~“Eh, Tante!’ Aku segera bangkit dan menyalami punggung tangan Mama Arga. “Kok nggak ngomong-ngomong kalau mau datang? Kan, Aya bisa masak buat kita,” ujarku sambil memeluknya.“Kok, Tante, sih? Kan udah dibilang berulang kali, panggil Mama, Sayang!” Arga yang menyahuti.Aku langsung menunduk, aktingnya semakin bagus. Dia belum pernah memanggilku sayang secara gamblang, mungkin dia langsung peka dengan keadaan di sini dan memamerkan kemesraan.Berhasil, sih! Aku bisa melihat tangan Mas Farhan yang mengepal menahan emosi. Mamanya dan juga Tasya terlihat memutar bola mata mereka dengan malas, sepertinya sangat kesal dengan keadaan ini.“Ya Allah, aku malu, Mas!” Arga terperanjat, karena aku memanggilnya dengan panggilan ‘Mas’. Baru kali ini aku memanggilnya dengan sebutan seperti itu, jika dia bisa berakting, aku juga bisa. Aku akan mengimbangi aktingnya yang bagus it
Baca selengkapnya
143. BERTEMU DENGAN TUAN WIDJAJA (Bagian B)
143. BERTEMU DENGAN TUAN WIDJAJA (Bagian B)“Oh, ya sudah kalau begitu!” balas Arga cepat.Kemudian hening, aku bisa melihat mata Mas Farhan yang berkaca-kaca. Namun, hatiku sudah mati. Aku tidak akan jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya, mereka datang ke sini karena membutuhkan bantuanku.Bukankah karma datang begitu cepat? Allah yang maha adil tidak akan pernah membiarkan orang-orang yang terdzolimi tidak mendapatkan keadilan. Sekarang adalah giliran mereka untuk merasakan berada di titik yang paling bawah di dalam kehidupan mereka. Diusir oleh Tante Mira, dan kini mereka diusir oleh Maura, di mana lagi mereka akan tinggal?Aku menyunggingkan senyum sinis ke arah Mas Farhan, tidak ada sedikitpun rasa kasihan yang aku rasakan di dalam hatiku hanya ada kepuasan yang sangat besar karena bisa melihat bagaimana mereka jatuh terpuruk."Kami pamit dulu, Dek, Pak!" ujar Mas Farhan tiba-tiba.Dia berdiri sambil tetap menunduk, aku yakin saat ini dia tengah mengalami gejolak batin y
Baca selengkapnya
144. SIAPA LAKI-LAKI ITU? (Bagian A)
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU144. SIAPA LAKI-LAKI ITU? (Bagian A)~Aksara Ocean~POV FARHAN“Kita mau ke mana, Mas? Aku capek!” ujar Tasya sambil memijat tangannya dengan pelan, keningnya dihiasi keringat sebesar biji jagung dan aku sangat kasihan dengannya.Adikku yang cantik, kesayangan keluargaku, dan dia kini begitu kesusahan harus menyeret koper besar dan juga berat miliknya, panas-panasan di atas trotoar di cuaca yang terik ini.“Iya, Han! Kita mau kemana?” tanya Mama dengan peluh yang menetes dari wajahnya.Wajahnya terlihat kusam, dengan debu yang menempel di sana. Wanita yang sudah melahirkanku dan juga Tasya itu juga mengusap peluhnya dengan lesu, wajah Mama memerah menahan panas.“Mama udah nggak kuat buat jalan!” katanya dengan nada putus asa. “Mama mau berbaring di ranjang empuk, Mama mau makan - makanan enak, Mama juga haus, Han!” ujar Mama lagi.Aku bingung harus bagaimana, aku tidak mempunyai uang. Bagaimana aku bisa membelikan, makanan
Baca selengkapnya
145. SIAPA LAKI-LAKI ITU? (Bagian B)
145. SIAPA LAKI-LAKI ITU? (Bagian B)“Kok cuma jual satu gram, Ma?” tanya Tasya dengan nada heran.Aku mengangguk membenarkan, aku juga heran kenapa Mama hanya menjual satu gram dari emas yang dia punya. Padahal aku tahu Mama mempunyai banyak perhiasan baik itu emas, perak, bahkan beberapa berlian. Saat ini kami sedang minum es cendol di salah satu stand kaki lima, di cuaca yang panas ini memang yang paling enak minum es yang segar dan juga nikmat. Walaupun hari sudah sore tapi matahari tetap saja terik, Aku bahkan sudah menghabiskan dua gelas es cendol dan akan menambah untuk gelas yang ketiga kalau saja mama tidak mencegahku dan menggelengkan kepalanya dengan pelan. Aku heran dan juga bingung kenapa Mama tidak memperbolehkan aku untuk menambah gelas yang ketiga, tapi aku tetap menuruti perintah mama dan kembali duduk di sampingnya dan menyiapkan telingaku untuk mendengar alasannya."Jangan maruk, kita harus hemat. Uang kita sudah tidak ada!" kata Mama dengan nada tajam.Aku langs
Baca selengkapnya
146. SIAPA LAKI-LAKI ITU? (Bagian C)
146. SIAPA LAKI-LAKI ITU? (Bagian C)"Keliatan, kok. Ngapain dia ke sini? Jauh amat dari rumahnya," ujar Mama setelahnya, dia duduk kembali dan menyesap es cendolnya melalui sedotan. "Udah ngusir kita, dia malah enak-enak kongkow di cafe," ujar Mama dengan ketus."Nah, bener ini! Kadang-kadang aku sampai jeran loh, Mas. Nasib Mas buruk banget, dapat istri dua-duanya nggak genah!" sahut Tasya menyetujui Mama. "Yang ketiga ini, cari yang baik dan nggak pelit sama keluarga, Mas." Tasya memberi wejangan lagi."Mbak Aya nggak pelit!" kataku membela diri."Tapi dia pembangkang! Masak suami mau nikah lagi, dia nggak ngizinin!" balasnya masuk akal. "Cari yang penurut dan juga baik!" katanya dengan penuh penekanan."Cerewet amat kamu, Sya! Lagian siapa yang mau cari istri lagi, sih? Mas sama Mbak Maura masih sah, sebagai suami istri!" kataku sambil menggeleng pelan."Udah diusir gini, Mas masih mau sama dia?" tanya Tasya dengan nada mengejek. "Masak nggak punya harga diri, Mas!" Lanjutnya peda
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status