Semua Bab Merebut Kembali Hartaku dari Keluarga Benalu: Bab 11 - Bab 20
40 Bab
Penyamaran 1
Penyamaran 1Setelah menjalankan shalat subuh, aku langsung meneruskan kegiatan baruku, menulis novel. Dengan semangat empat lima, berharap ini bisa menjadi ladang rejekiku selanjutnya, karena hari ini aku berniat untuk mengundurkan diri dari toko. Hal ini juga kulakukan, karena aku harus menjalaankan misiku, yang memang tak bisa kulakukan dengan tetap bekerja.Sebelum menulis, kupersiapkan segelas susu, roti dan juga mie instan goreng untuk menemani acaraku menulis kali ini, targetku harus bisa membuat bab sepuluh dan sebelas hari ini. Jadi aku sudaah bisa langsung menguncinya, dan semoga ada yang mau buka kuncinya . Tepat pukul delapan, acara menulisku ini selesai, bismillah semoga hasilnya memuaskan.Setelah itu, akupun bergegas mandi dan bersiap menuju ke rumah bosku, rencananya setelah pamit dari sana, aku langsung melakukan eksekusiku itu.Kulajukan motor dengan kecepatan sedang, setelah sampai tanpa banyak bicara lagi, aku langsung pamit. Mereka kemudian memberiku sedikit uan
Baca selengkapnya
Juminten
JumintenGegas aku menunduk saat berpapasan dengan Mas Johan dan pasangan selingkuhannya itu, aku takut dia akan mengenali wajahku."Eh, siapa wanita ini, Bu?" tanya Mas Johan.Berarti memang dia tak mengenali pernyamaranku kali ini. Padahal tadi dia memandangku lumayan lama loh, apa mungkin dia tengah di mabuk asmara jadi dia tak ingat dengan wajah istri yang telah menemaninya lebih dari tiga tahun ini. Tapi hal ini, malah menguntungkan sih buatku, jadi aku tak akan terlihat grogi lagi di depannya."Pembantu baru kita Jo. Mulai sekarang dia yang akan ngerjain semua pekerjaan rumah, jadi ibu nggak capek-capek masak dan bersih-bersih. Oh iya sampai lupa, siapa namamu Mbak?" tanya Bu Sarah kepadaku."Saya Juminten, Bu," ucapku."Wah kebetulan banget nih, aku dan Sinta lagi lapar, buatin Mie dan cepat anterin ke kamar lagi ya!" Perintah Mas Johan.Aku cuma mengangguk dengan perintahnya itu. Rasanya tanganku sudah gatal melihat kelakuan Sinta yang dari tadi memeluk erat perut Mas Johan, b
Baca selengkapnya
Satu Langkah Terlewati
Suara ketukan keras itu membuyarkan lamunanku, segera aku memakai jilbab dan memasukkan handphone ke dalam dasterku. Tampaknya orang diluar itu ingin membuka lewat gagang pintu. Semoga saja itu bukan Mas Johan, yang sadar kalau dia menaruh kertas berharga itu di sini."Iya, sebentar..." jawabku lalu gegas aku membuka pintu."Eh, kamu kok jam segini sudah masuk kamar sih? Sana masak buat kami, tuh di dapur tadi aku sudah belanja. Kamu masaknya yang cepat ya, aku dan Selfi lapar nih!"Alhamdulillah, ternyata ini mertuaku yang sedang kelaparan."Maaf, Bu. Tadi saya kecapekan karena saya sedang hamil muda," ucapku sambil menutup pintu."Oh, jadi kamu lagi hamil ya? Bodohnya mertuamu itu yang mengusirmu. Apa dia tak tahu kalau kamu sedang hamil?" tanyanya."Iya, Bu. Mereka tak tahu kalau saya hamil. Saya masak dulu ya, Bu.""Ya sudah, cepetan. Keburu Selfi berangkat kuliah. Aku mau rebahan di kamar ya, nanti kalau kamu butuh apa-apa bilang saja!" Aku hanya menganggukkan kepala mendengar
Baca selengkapnya
Apa Ini Karma?
Apa Ini Karma?Setelah selesai makan, Selfi kemudian langsung pamit akan berangkat kuliah pada Ibunya, sedangkan aku mencuci piring dan perabotan dapur lainnya."Aku mau berangkat dulu ya, Bu," ucap Selfi sambil mencium punggung tangan Bu Sarah."Eh, kamu kok kelihatan lemas dan pucat gitu sih dari kemarin Sel? Makan juga malas-malasan gitu?! Kanu sakit?" tanya Bu Sarah.Tiba-tiba, Selfi lari ke kamar mandi sambil menutup mulutnya, dan tentu saja diikuti oleh Ibunya.HuwekkkHuwekkkHuwekkk"Kamu kenapa kayak gini, Sel? Jum, cepat buatkan Selfi teh hangat!" ucap Bu Sarah khawatir.Letak kamar mandi yang berada di samping dapur, membuatku bisa mendengarkan obrolan mereka, dan gegas kubuatkan teh untuk adik iparku itu."Kamu kenapa Sel? Jangan buat ibu khawatir dong! Atau jangan-jangan...?! Awas saja kalau kamu berani macam-macam kalau pacaran!" ucap Bu Sarah geram namun tetap khawatir pada anak perempuannya itu."Ih Ibh ini apaan sih? Aku ini cuma masuk angin kok! Malah ngomong yang
Baca selengkapnya
Kehamilan Selfi
Kehamilan Selfi"Wulan adalah menantu yang telah kusia-siakan, dan kami dzholimi hingga akhirnya dia terusir dari rumahnya sendiri. Apa mungkin ini karma karena perbuatan kami itu?!" ucap Bu Sarah lirih."Wah mungkin juga sih, Bu. Katanya kalau doa orang yang teraniaya itu bakalan cepat diijabahi sih, Bu. Maaf ya, Bu, kenapa kok sampai menyia-nyiakan mantunya? Lalu perempuan yang tadi di kamar berdua dengan putra ibu itu, siapa?" pancingku lagi."Perempuan itu hanya selingkuhan Johan saja, aku sebenarnya nggak suka juga dia ada di sini, tapi ya gimana lagi kata Johan, jika dia di sini, maka motornya bisa digunakan Selfi untuk ke kampus. Sebenarnya Wulan itu mantu dan istri yang baik, baik sekali malahan, dan justru karena kebaikannya itulah kami memanfaatkanya dan akhirnya mengusirnya dari sini. Saat dia sudah tak ada seperti ini, semua jadi terasa bahwa kehadirannya di sini itu amat berharga buat kami."Aku sesungguhnya memang tahu, kalau hati dari mertuaku ini amat lembut. Dulu saa
Baca selengkapnya
Kejutan Dari Selfi Lagi
AKU PASTI BISA TANPAMUKejutan Dari Selfi LagiSaat tengah mengeroki Bu Sarah, terdengar suara motor berhenti di depan. Entah siapa yang datang, Mas Johan atau Selfi, yang jelas hanya akan memperlambat waktuku pergi dari rumah ini saja, apalagi ini juga sudah pukul lima sore, maka kuputuskan malam ini aku bermalam di rumah ini saja.Sekalian ingin mengenang masa saat aku kecil dulu, saat tidur di kamar belakang itu bersama Bapak dan Ibuku."Jum, coba lihat siapa yang datang?" perintah Bu Sarah padaku, yang hanya kujawab dengan anggukan saja.Memang tadi pintu depan sudah kututup, jadi jika ada orang masuk, pasti ketuk pintu dahulu. Ternyata dugaanku salah, ternyata yang datang bukanlah Mas Johan atau Selfi, namun seorang gadis muda berhijab warna putih, mungkin dia seumuran Selfi."Assalamualaikum Bu, Selfinya ada?" ucap gadis itu sopan saat kubukakan pintu.Mungkin karena penyamaranku ini, jadi si gadis itu memanggiku dengan sebutan 'Bu'."Waalaikumsalam. Selfi nggak ada, tadi dia p
Baca selengkapnya
Apa Ini Karma? 2
AKU PASTI BISA TANPAMUApa ini Karma 2?"Sepertinya lebih terlihat ceria Jum. Malah sering kulihat dia teleponan sambil senyam-senyum gitu. Dia juga kemarin kulihat punya jam tangan baru, dan juga dia pulang beberapa hari yang lalu, membawa belanjaan yang lumayan banyak , saat kutanya katanya sedang dapat arisan yang diadakan dengan sesama teman kuliahnya di kampus," jawab Bu Sarah."Eh, tapi tiap hari Mbak Selfi masih minta uang saku 'kan Bu?" tanyaku lagi."Minta lah, tapi nggak di kasih juga nggak protes kayak dulu. Emmm kayaknya dia juga sudah jarang minta uang untuk sekedar beli buku atau kerjain tugas bareng teman-temannya.""Oh, begitu...terus Bu Sarah nggak nanya gitu, kok nggak pernah minta uang buat keperluan kuliah lagi?" tanyaku lagi."Nggak lah, kupikir malah enak dia tak pernah minta uang untuk ini itu, jadi nggak terlalu buat aku dan Johan tertekan. Ya kalau dulu ada Wulan, enak tinggal minta duit selesai, lah kalau sekarang Selfi minta duit, kami harus kelimpungan du
Baca selengkapnya
Semakin Terperosok
AKU PASTI BISA TANPAMUSemakin Terperosok."Selfi kok belum datang juga ya, Jum? Ini sudah pukul sembilan malam loh." Wajah mertuaku ini mulai kelihatan khawatir."Sudah dicoba telepon, Bu?" tanyaku mencoba memberi solusi."Tadi sudah, katanya sedang menyelesaiakan tugas, dan sebentar lagi akan pulang."Jadi meskipun banyak kejanggalan yang sudah ditunjukkan Selfi sebelumnya, dan juga kedatangan Gita tadi sore, ternyata mertuaku ini tetap percaya pada Selfi. Tapi tak tahu sih, apa yang sebenarnya dirasakan beliau di dalam hati. Hingga kemudian sebuah motor matic masuk ke teras, dan tentu saja, itu adalah orang yang dari tadi kami tunggu-tunggu. Dia ternyata pulang dengan membawa banyak tas belanjaan, tertulis beberapa nama brand terkenal di tas-tas kertas itu."Nungguin aku ya, Bu?! Yuk masuk, sudah malam nih," ujar Selfi sambil nyelonong masuk.Kami berdua pun segera mengekori gadis cantik berambut merah itu."Oh, iya Jum. Masukin motornya dan jangan lupa tutup pintunya. Lalu buatin
Baca selengkapnya
Digerebek Warga
Part 19Mas Johan Digrebek"Arak! Arak saja keliling kampung!""Dasar mesum! Kurang ajar kalian, mengotori kampung ini!"Dasar perempuan murahan! Laki-laki gatel!""Sudah punya istri masih selingkuh!""Arak saja keliling kampung!""Laporkan pada polisi saja!""Hajar saja biar kapok!"Teriakan-teriakan itu, membuatku terbangun. Kulihat jam dihandphone masihlah pukul dua malam, berarti aku baru tidur satu jam saja setelah menyelesaikan menulis dua bab novelku tadi.Suara-suara itu sepertinya amat dekat, dan dari banyak orang. Masak iya malam-malam begini ada orang yang teriak. Aku pun bergegas keluar dari kamar, meski takut.Betapa kagetnya aku, ternyata di ruang tamu banyak sekali orang, mayoritas bapak-bapak, dan aku sepertinya mengenal mereka, yah mereka adalah tetangga sekitar sini. Untung saja aku keluar kamar lengkap dengan costum penyamaranku, jadi mereka tak mengenalku.Dari dalam sini, aku tak bisa melihat apa yang sedang terjadi di ruang tamu, karena banyaknya warga yang berdi
Baca selengkapnya
Hidayah Itu Belum Datang
Part 20Hidayah Itu Belum DatangSetelah Mas Johan dan Sinta dibawa oleh polisi, akkhirnya semua warga pun ikut pergi dari rumahku ini. Yang tersisa hanya para perangkat desa dan suami Sinta."Bu Sarah yang sabar ya, semoga nanti Johan dan kita semua dapat memetik hikmah dari peristiwa ini...oh iya, istrinya Johan itu sebebarnya kemana ya Bu? Kok nggak pernah kelihatan?" Rumah Pak Kades ini memang dekat dengan rumahku, jadi dia pasti tahu jika aku tidak ada di rumah."Minggat, Pak. Dasar istri tak tahu diri dia itu, Pak!" ucap mertuaku dengan bada tinggi."Loh memangnya kenapa kalau boleh tahu? Setahu saya dan juga warga di sini, dia itu wanita yang baik loh, bahkan sejak remaja. Saya tahu semua tentangnya, Bu, karena kami kan bertetanggan dari dulu. Buktinya sekarang saja dia masih memperbolehkan Ibu dan keluarga tinggal di rumah ini 'kan?" tanya Pak Kades.Alhamdulollah ternyata para tetangga berpihak kepadaku, jadi nanti jika aku memberontak, akan ada yang mendukungku."Alah itu ka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status