Share

Satu Langkah Terlewati

Suara ketukan keras itu membuyarkan lamunanku, segera aku memakai jilbab dan memasukkan handphone ke dalam dasterku. Tampaknya orang diluar itu ingin membuka lewat gagang pintu. Semoga saja itu bukan Mas Johan, yang sadar kalau dia menaruh kertas berharga itu di sini.

"Iya, sebentar..." jawabku lalu gegas aku membuka pintu.

"Eh, kamu kok jam segini sudah masuk kamar sih? Sana masak buat kami, tuh di dapur tadi aku sudah belanja. Kamu masaknya yang cepat ya, aku dan Selfi lapar nih!"

Alhamdulillah, ternyata ini mertuaku yang sedang kelaparan.

"Maaf, Bu. Tadi saya kecapekan karena saya sedang hamil muda," ucapku sambil menutup pintu.

"Oh, jadi kamu lagi hamil ya? Bodohnya mertuamu itu yang mengusirmu. Apa dia tak tahu kalau kamu sedang hamil?" tanyanya.

"Iya, Bu. Mereka tak tahu kalau saya hamil. Saya masak dulu ya, Bu."

"Ya sudah, cepetan. Keburu Selfi berangkat kuliah. Aku mau rebahan di kamar ya, nanti kalau kamu butuh apa-apa bilang saja!"

Aku hanya menganggukkan kepala mendengar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status