All Chapters of Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam: Chapter 21 - Chapter 30
248 Chapters
21.Taruhan
“Stalemating adalah menciptakan jalan buntu adalah saat Raja tidak dalam sekak, tetapi tidak dapat bergerak tanpa terjebak dalam sekakmat. Dan hal itu hanya diketahui oleh pemain yang mahir dalam bidang catur saja. Bagaimana bisa kamu melakukannya?” Kurt tampak terkejut karena dirinya dikalahkan oleh wanita yang sebelumnya diremehkan olehnya.Orlena menyunggingkan senyuman penuh kemenangan. Dia mencondongkan tubuhnya. Meletakkan satu tangan di meja, kemudian dia meletakkan dagu di atas telapak tangannya.“Keasalahan terbesarmu adalah meremehkanku hanya karena aku seorang wanita, Kurt. Kamu masih memiliki pemikiran kuno di mana wanita tidak bisa melakukan apapun yang dilakukan oleh para pria dengan benar. Sayangnya aku harus membuatmu menelan pemikiran itu. Aku sudah sering bermain catur. Aku bahkan mempelajarinya sejak bertahun-tahun yang lalu.”Untuk menjadi primadona dalam dunia kupu-kupu malam tidak hanya menggunakan tubuh indah dan wajah cantik saja, tapi Orlena juga membutuhkan k
Read more
22.Siapa Yang Menang Taruhan?
“NONA CANTIK!!!”Seketika panggilan itu membuat Orlena bersorak senang. Pasalnya hanya satu kepribadian Max yang memanggilnya dengan panggilan ‘Nona cantik’, yaitu Troy. Artinya Orlena memenangkan taruhannya bersama Altherr. Dia menoleh ke arah sekretaris Max. Pria itu menghela nafas berat karena kalah taruhan. Orlena mencondongkan tubuhnya ke arah Altherr. “Aku menang, Mr. Caspari. Kamu harus mentraktirku.”Altherr menganggukkan kepalanya dengan bahu terkulai lemas. “Aku tahu, Miss Orly. Aku harap kamu tidak akan menguras kantongku.”Orlena terkekeh mendengarnya. “Tenang saja, aku masih tahu batasannya. Meskipun aku tidak akan meminta traktiran murahan. Aku akan memikirkan tempatnya. Setelah kamu mengantar Max pergi, aku akan mengirimkan nama dan alamat restoran yang aku inginkan.”“Mengantar Max? Aku tidak bisa mengantar Max dalam kondisi seperti ini. Meskipun Troy tidak membawa masalah seperti Rey dan Jean, tapi tetap saja dengan tingkah playboy-nya, dia bisa membuat masalah bagi
Read more
23.Cara Troy
"MAX!!! BANGUN, MAX!!!"Samar-samar Max mendengar suara wanita yang memanggilnya. Dia ingin sekali membuka matanya. Tapi terasa sangat berat. Sehingga dia mengalami kesulitan. Suara siapa? Tapi sepertinya aku mengenal suara itu. Tapi siapa? tanya Max dalam hatinya. "Bocah sialan, kamu tidak akan bisa kabur dariku."Tubuh Max menegang mendengar suara pria yang begitu dalam. Suara itu begitu tegas dan menyimpan kengerian yang membuat tubuh Max menggigil ketakutan. Pria itu menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia menggunakan kedua tangannya untuk menutupi telinga. Berharap dia tidak mendengar suara itu lagi. "Jangan lakukan itu! Hentikan, aku mohon!" Max merintih sembari meneteskan air matanya. Orlena yang duduk di atas ranjang tepat di samping Max menatap pria itu kebingungan. Wanita itu dengan tidak malu memamerkan tubuhnya telanjang tanpa menggunakan selimut untuk menutupi tubuh indahnya. Wanita itu baru saja bercinta dengan Max, lebih tepatnya bercinta dengan Troy. Tatapan wanita it
Read more
24.Kesal Mendengarnya
Altherr menghentikan mobil sedan hitam yang dikendarainya tepat di depan sebuah hotel mewah. Pria itu menoleh ke belakang di mana Max sudah tampil menawan mengenakan tuxedo hitam lengkap dengan dasi kupu-kupu yang melingkar di lehernya.“Beruntung kamu tidak terlambat, Max. Acara akan dimulai beberapa menit lagi. Aku yakin istri dan ayah mertuamu sudah berada di dalam. Aku sudah meminta mereka untuk berangkat lebih dahulu.” Jelas Asltherr.Pandangan Max yang semula tertuju di jendela langsung berbalik menoleh ke arah sekretarisnya. “Terima kasih sudah membantuku, Altherr.”“Sebenarnya aku tidak banyak membantu, Max. Miss Orly yang melakukannya. Dia membuat Kurt dan Troy tertidur dengan mudahnya.”Max teringat saat dia membuka matanya, orang pertama yang dilihatnya adalah Orlena. Dia juga sudah mendengar ucapan Orlena mengenai cara yang diberitahukan oleh Troy untuk bisa membangunkannya.“Pesta akan berakhir jam sepuluh malam. Tapi jika kamu ingin pulang lebih awal, kamu bisa menghubun
Read more
25.Kalung Bunga Mawar
Orlena sudah berdiri di salah satu kamar VIP. Dia ingat benar kamar itu dulu pernah digunakan Rey untuk menunggunya. Feyrin tidak memberitahu Orlena siapa yang mencarinya. Dia mengatakan jika Orlena akan mengetahuinya sendiri. Sehingga Orlena menjadi penasaran dengan orang yang mencarinya.Wanita itu mengulurkan tangannya untuk meraih gagang pintu lalu membukanya. Saat itulah wanita itu melotot kaget melihat seseorang yang dikenalnya tengah duduk di atas sofa menantikan dirinya.“Daddy Bruno?” seru Orlena menghampiri pria yang saat ini mengenakan setelan hitam.Melihat kedatangan Orlena, Bruno Jannings langsung berdiri dan memeluk wanita itu. Kemudian pria itu melepaskan pelukannya dan mengajak Orlena duduk di sampingnya.“Aku benar-benar sedih saat mendengar seseorang sudah menyewamu selama sebulan. Sehingga aku tidak bisa menghabiskan waktu denganmu.” Sedih Bruno menyentuh pipi Orlena dengan lembut.Wanita itu menyentuh tangan Bruno yang ada di pipinya. Dia memejamkan matanya merasa
Read more
26.Aku Pikir Kamu….
Esmee menatap layar ponselnya dengan gusar. Hatinya terasa tidak nyaman. Bahkan wanita itu sampai menggigiti kuku jari tangannya karena terlalu cemas akan sesuatu. Meskipun banyak orang-orang terkenal memenuhi ruangan pesta itu serta banyak makanan lezat, tapi tidak bisa menyingkirkan rasa cemas dalam hati Esmee.“Apakah kamu baik-baik saja, Esmee?” tanya Kevin yang duduk di samping putrinya.Wanita yang saat ini mengenakan gaun panjang berwarna peach itu memaksakan senyuman di wajahnya. “Aku baik-baik saja, Pa.”“Apakah kamu masih memikirkan suamimu? Padahal sebentar lagi acara dimulai tapi dia belum juga datang.” Kevin mendengus kesal pada menantunya.“Maafkan aku terlambat datang.”Suara itu membuat Esmee dan Kevin menoleh. Mereka bisa melihat Max yang sudah duduk di samping Esmee. Pria itu terlihat menawan dengan tuxedo hitam. Rambutnya disisir rapi ke belakang. Menampilkan aura kewibawaan membuat siapapun yang melihatnya akan terpesona.Esmee menyunggingkan senyuman. Dia mengulur
Read more
27.Kemarahan Max
“Max.”Panggilan itu membuat Max menoleh. Dia terkejut mendapati Esmee berdiri di luar area toilet untuk menunggunya. Seketika tubuh Max membeku mengingat apa yang baru saja dilakukan olehnya di dalam toilet. Dia bertanya-tanya apakah Esmee mendengar pembicaraannya dengan Altherr.Tidak, Max. Kamu harus tenang dan jangan membuat Esmee menjadi curiga padamu. Max meyakinkan dirinya sendiri.“Ada apa, Esmee? Kenapa kamu menyusulku kemari?” tanya Max.Esmee tampak ragu mengatakannya. Tapi rasa gundah dalam hatinya mendorong wanita itu mengatakannya pada suaminya. “Max, aku tahu kamu hanya sebatas suka dan tidak bisa mencintaiku. Dan aku merasa sangat bahagia bisa menikah dengan pria yang sangat kucintai.”Max memicingkan matanya mendengar ucapan Esmee yang bertele-tele. “Sebenarnya apa yang kamu inginkan, Esmee? Apakah pembicaraan ini tidak bisa ditunda besok? Kita masih menghadiri pesta. Bagaimana jika ayahmu kesal karena kita menghilang begitu lama.”Esmee menarik nafas panjang. Seakan
Read more
28.Kedatangan Istri Bos
Altherr dan Orlena memandang Max yang duduk di kursi belakang melalui kaca di dalam mobil. Kemudian Altherr dan Orlena saling berpandangan. "Sepertinya dia sedang dalam mood yang buruk," bisik Orlena. Altherr menganggukkan kepalanya kemudian ikut berbisik. "Sepertinya sesuatu terjadi saat berada di pesta semalam. Moodnya berubah buruk sejak itu."Orlena menoleh ke arah jendela. Bibirnya menyunggingkan senyuman senang. Karena wanita itu tahu benar apa yang terjadi. Jika mood Max berubah buruk, artinya rencana Orlena berhasil. “Apakah kalian harus membicarakan orang lain saat orang itu berada di dekat kalian? Aku bahkan mendengar apa yang kalian bicarakan.” Ucapan Max membuat Altherr dan Orlena kembali.“Kami hanya mengkhawatirkanmu, Max.” Alther berusaha menahan tawanya karena ketahuan membicarakan Max dengan Orlena.Orlena menoleh ke belakang. “Kata Mr. Caspari jika emosimu bisa mempengaruhimu. Jika kamu berada dalam mood buruk seperti ini bukankah akan memperburuk keadaanmu sendir
Read more
29.Memperbaiki Hubungan
Terdengar suara ketukan pintu di ruang kantor Max. Pria yang saat ini tengah meneliti proposal untuk produk makanan baru Kimo itu tidak mempedulikan ketukan pintu itu. Namun dia mendengus kesal saat ketukan pintu terdengar lagi.“Aku sedang tidak ingin diganggu, Altherr. Bisakah kamu tidak menggangguku?” gerutu Max kesal.Lalu pintu terbuka dan terlihat Esmee masuk ke dalam ruangan itu. “Apakah aku juga tidak bioleh mengganggumu?”Mendengar suara istrinya membuat Max mendongak dia tampak terkejut melihat Esmee berjalan menghampirirnya. “Esmee, apa yang kamu lakukan di sini? Kenapa kamu tidak menghubungiku lebih dahulu? Bagaimana jika aku pergi keluar untuk pekerjaan?” Max tampak tidak suka dengan kedatangan istrinya.“Jika hal itu terjadi, aku mungkin akan menunggumu sampai kamu kembali. Apakah kamu masih marah soal semalam? Karena itukah kamu tidak suka aku berada di sini?” Esmee memasang ekspresi sedih.“Jadi apa tujuanmu kemari? Jika kamu masih mendesak masalah semalam, aku tidak
Read more
30.Pertemuan Dua Wanita
Di dalam sebuah ruang meeting berukuran kecil, Esmee terlihat begitu anggun meraih cangkir kopi di hadapannya. Meminumnya sedikit sebelum akhirnya mengembalikan cangkir itu ke atas piring kecil yang ada di atas meja. Wanita itu mengambil tisu di sampingnya dan mengusap mulutnya.Tatapan Esmeet tertuju pada Orlena yang duduk di hadapannya. Dia mengamati penampilan Orlena saat ini. Dengan rok pendek abu-abu yang mempertunjukkan pahanya yang ditutupi oleh stocking coklat. Kemudian kemeja hilang lengan panjang. Di mana di bagian lengannya memiliki bahan tipis sehingga tidak mampu menutupi lengan ramping wanita itu. Dan yang lebih membuat Esmee kesal adalah belahan dada kemeja itu terlalu rendah. Sehingga dada penuh Orlena mengintip. Bagaimana bisa Max memiliki karyawan seperti ini? kesal Esmee.“Jadi kamu adalah asisten pribadi Max?” tanya Esmee memulai pembicaraan di antara mereka.Orlena yang duduk melipat kedua tangan di depan dadanya itu menganggukkan kepalanya. “Benar, Mrs. Steltzer
Read more
PREV
123456
...
25
DMCA.com Protection Status