All Chapters of Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam: Chapter 31 - Chapter 40
248 Chapters
31.Rey Yang Belum Muncul
Max dan Altherr tampak terkejut melihat di dalam ruangan itu hanya ada Orlena duduk di lantai dengan cangkir kopi pecah di sampingnya. Dia meringis kesakitan sembari memegang tangannya. Yang membuat kedua pria itu semakin terkejut adalah bekas kemerahan yang ada di kulit tangan Orlena. Segera mereka menghampiri Orlena.“Miss Orly, apa yang terjadi? Bagaimana bisa tanganmu terluka seperti ini?” tanya Max yang panik melihatnya.“Sebaiknya kita menanyakan masalah itu nanti, Max. Kita harus menangani tangan Miss Orly yang terluka. Aku akan mengambil botol air putih dan tempat untuk menampung air.” Altherr bergegas pergi meninggalkan Max dan Orlena.Tatapan Max tertuju pada wajah Orlena yang sedang menahan rasa sakit di tangannya. Berbeda dengan Orlena yang biasanya menggoda Max atau pun wanita yang terlihat begitu cerita. Kali ini Max bisa melihat sisi lain dari gadis itu.“Apakah Esmee yang melakukannya?” tanya Max.Orlena mendongak menatap pria yang berlutut di sampingnya. “Kamu datang
Read more
32.Tamu Yang Penuh Kejutan
Saat Orlena membuka pintu rumahnya, dia dikejutkan oleh kehadiran tamu lainnya. Dia adalah Lucas, kekasih Russel.“Kamu kembali tepat waktu, Orlena Sayang. Karena kami baru saja selesai menyiapkan makan malam,” seru Russel berjalan menghampiri wanita itu.Namun langkah Russel terhenti saat melihat tangan Orlena yang diperban oleh kain kasa. “Apa yang terjadi pada tanganmu, Orlena?”Mendengar pertanyaan Russel membuat Aloody dan Lucas menoleh. Mereka juga ingin tahu apa yang terjadi pada wanita itu.“Tenang saja, Russel. Ini hanyalah luka bakar ringan.” Orlena berjalan melewati sahabatnya itu dan melangkah menghampiri meja makan. Aroma makanan yang lezat membuat wanita itu membuat perutnya tergoda. Dia duduk di samping Aloody. Bibirnya menyunggingkan senyuman melihat Lucas yang duduk di hadapannya.“Halo, Lucas! Namamu Lucas bukan? Maafkan aku jika aku salah menyebutkan namamu.” Lucas menggelengkan kepalanya. “Tidak, Nona. Kamu sudah menyebutkan namaku dengan benar.”“Panggil saja aku
Read more
33.Cara Lucas
Orlena dan Aloody menatap Lucas dari atas kepala lalu turun ke tubuhnya yang atletis. Tatapan mereka terus turun menuju celana jeans biru yang sudah kusam. Kemudian mereka menatap lagi wajah Lucas yang tampak begitu santai.“Apakah kamu yakin dia adalah psikiater, Russel?” tanya Orlena tidak percaya.“Dia lebih terlihat seperti model, aktor, atau mungkin trainer.” Allody menilai penampilan Lucas.Orlena menganggukkan kepalanya. “Benar, dia sama sekali tidak mirip seorang psikiater. Dia tidak pakai kacamata dan bahkan tidak culun sama sekali.”Lucas tertawa mendengar penilaian dua wanita di hadapannya. “Sepertinya penilaian kalian terlalu kuno. Sekarang tidak semua psikiater memiliki penampilan culun dengan kacamatanya. Aku sebenarnya juga menggunakan kacamata. Tapi aku menggunakannya saat sedang bekerja. Aku akan melepaskannya saat berada di luar.”“Tapi tetap saja penampilanmu sangat bertolak belakang dengan pekerjaanmu.” Orlena masih tidak percaya.Akhirnya Lucas mengambil dompetnya
Read more
34.Efek Memori
Orlena melihat Max yang duduk di belakang melalui kaca dalam mobil. Pria itu terlihat jauh lebih diam dibandingkan biasanya. Orlena yakin pria itu masih memikirkan memori yang tiba-tiba muncul dalam pikirannya. Karena setiap kepribadian itu memiliki ingatan masing-masing yang bergabung menjadi satu. Sehingga ketika dia teringat pada kejadian yang pernah dialami kepribadian lainnya, dia mungkin akan muncul. Orlena teringat dengan Lucas. Orlena harus mengakui jika ucapan Lucas memang benar. Setiap kepribadian itu memiliki ingatannya masing-masing yang berada dalam satu pikiran. Sama seperti sebuah rumah yang memiliki banyak kamar dengan setiap kamar memiliki desain atau cara berpikir yang berbeda. “Apakah Max akan baik-baik saja?” tanya Orlena kepada Altherr dengan suara pelan. Altherr menggelengkan kepalanya. “Aku tidak tahu, Miss Orly. Ini pertama kalinya Max mengalami hal seperti ini.” “Bagaimana jika nanti tiba-tiba kepribadian yang lain muncul?” aku berharap Rey yang muncul.
Read more
35.Di mana Max?
Orlena melihat jam tangan dan dompet Max tertata rapi di atas meja. Tidak hanya itu, bahkan sepatu Max diletakkan di atas meja dengan kaos kaki yang dilipat rapi di atasnya. Max juga meninggalkan jasnya terlipat rapi di atas kursinya.“Kenapa Max melakukan semua ini? Apakah hal ini pernah terjadi sebelumnya, Altherr?” tanya Orlena.Setelah memberitahu Orlena jika Max menghilang, Altherr memberitahu wanita itu jika Max meninggalkan jejak yang aneh. Pria itu menggelengkan kepalanya. “Tidak, dia tidak pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya. Bahkan Kurt yang suka kebersihan tidak pernah melakukan hal ini. Karena itulah aku memberitahumu jika ini sangat aneh.”“Kita tidak tahu Max berubah menjadi pribadi siapa. Dia bahkan tidak membawa dompetnya. Artinya dia tidak menggunakan transportasi umum. Kemungkinan dia masih berada di dalam gedung ini. Atau mungkin dia masih berada di sekitar gedung perkantoran ini.” “Mungkin kita bisa mengecek kamera CCTV. Kita harus segera menemukannya, M
Read more
36.Bunuh Diri
Aku sudah membicarakan masalah ini dengan salah satu temanku. Dia juga pernah mengobati seseorang dengan kepribadian ganda seperti yang dialami oleh Max. Temanku mengatakan jika seorang yang memiliki gangguan mental kepribadian ganda menunjukkan perilaku yang berbeda, kemungkinan besar muncul kepribadian baru lagi. Aku juga memberitahu perilaku aneh yang ditunjukkan Max, temanku mengatakannya dia takut sesuatu terjadi padanya. Karena biasanya orang yang menata rapi barang-barangnya dan menghilang, dia akan bunuh diri.Kata-kata terakhir yang diucapkan Lucas seketika membuat Orlena ketakutan. Wanita itu berlari menyusuri jalan untuk mencari keberadaan Max. Bukan ini yang diinginkannya. Dia tidak mau Max mengakhiri hidupnya begitu saja. Orlena bahkan belum melancarkan balas dendamnya sepenuhnya. Dia tidak ingin pria itu mati begitu saja. “Sial! Di mana aku harus mencarinya? Aku tidak akan membiarkan dia mati bunuh diri,” gerutu Orlena.“Ya, ampun! Apa yang dia lakukan di sana? Apakah d
Read more
37.Aku Adalah Theo
Orlena melihat orang yang berdiri di atas dinding pembatas itu hendak melompat. Secara reflek wanita itu berlari menghampiri orang itu. Dia mengulurkan kedua tangannya ke arah orang itu. Dia berharap bisa meraihnya sebelum dia terjun ke bawah. Dapat!!! Seru Orlena dalam hatinya saat dia berhasil memeluk perut orang itu. Dia bisa mendengar teriakan orang-orang yang berada di bawah. Segera Orlena menarik orang itu mundur dengan sekuat tenaga. Membuat mereka terjatuh ke lantai atap yang keras. Orlena meringis sakit saat pantatnya yang lebih dahulu menghantam lantai. Tidak hanya itu, jantung Orlena berdetak dengan sangat cepat karena perasaan takut melihat orang itu terjatuh.Terdengar suara ringisan orang yang duduk di depan Orlena. Inilah saatnya bagi wanita itu untuk mengetahui siapa orang itu. Pasalnya karena orang itu berdiri memunggunginya sehingga Orlena tidak bisa melihat jelas wajahnya apakah dia Max atau bukan. Wanita itu mengulurkan satu tangannya untuk menarik bahu orang itu
Read more
38.Akhirnya Muncul
“Rey? Kamu adalah Rey, bukan?” tanya Orlena dengan ekspresi terkejut. Dia yakin pria di hadapannya ini bukan lagi Theo. Karena hanya satu kepribadian yang mengetahui nama aslinya, yaitu Rey.Salah satu sudut bibir pria itu terangkat. “Benar, aku adalah Rey. Jadi bisakah kamu menjawab pertanyaanku, Orlena? Kenapa kamu menyelamatkan tubuh ini? Kamu tidak lupa bukan jika tubuh ini sudah pernah memperkosamu?”Orlena tampak begitu tenang, bahkan di bawah intimidasi tatapan Rey yang tajam. “Tidak, Rey. Mana mungkin aku lupa pada orang yang sudah menghancurkan hidupku. Orang yang sudah memberikan rasa sakit luar biasa pada tubuhku. Karena alasan itulah akhirnya aku berhasil menemukanmu. Tapi sekarang aku tahu jika orang yang memperkosaku adalah Rey. Bukanlah Max.”Pria itu tersenyum sinis mendengar jawaban Orlena. “Benar, memang akulah yang memperkosamu delapan belas tahun yang lalu. Max tidak pernah mengetahui apa yang sudah aku lakukan. Karena itulah seharusnya kamu membiarkan aku mati, Or
Read more
39.Alam Pikiran
“Aku mohon lepaskan aku, Rey! Rasanya sakit, aku mohon jangan lakukan itu padaku.”Max bisa melihat Orlena yang terlihat lebih muda tampak menangis di bawah tubuhnya. Pria itu tidak tahu apa yang terjadi. Dia bahkan bingung mengapa Orlena bisa berada di bawah tubuhnya dengan seragam yang tampak acak-acakan. Tidak hanya itu, wajah Orlena pun sudah basah karena air mata. Dan gadis itu tampak sedang kesakitan.“Apa yang sudah kulakukan? Kenapa aku menyakiti, Miss Orly?” gumam Max yang bingung dengan situasi ini.“MAX!!!” Suara itu menarik Max ke dalam ruangan yang gelap. Dia seakan dijatuhkan ke dalam ruangan yang tidak ada alat penerangan sama sekali. Bahkan saat pria itu menatap sekelilingnya, dia tidak melihat siapapun dan benda apapun di sekitarnya. Dia seperti berada di dunia kegelapan yang tidak ada batasannya.“Tempat apa ini? Aku sebenarnya berada di mana?” bingung Max. Pria itu mencoba melangkah. Namun mendengar suara kakinya yang menginjak air membuat Max menunduk. Dia bisa m
Read more
40.Memori Mengerikan
Max membuka matanya. Kali ini dia bisa melihat langit-langit kamar yang berwarna putih bersih. Pria itu mengerang saat merasakan kepalanya berdenyut-denyut. Dia mengangkat satu tangannya untuk menyentuh kepalanya. Namun melihat selang infus yang menancap di punggung tangannya membuat pria itu baru menyadari jika dia berada di rumah sakit. Kemudian pria itu menegakkan tubuhnya. Dia mengerang saat merasakan sakit di kepalanya semakin bertambah ketika dia bergerak.“Max? Akhirnya kamu sadar.” Suara itu membuat Max menoleh. Dia bisa melihat Altherr yang semula duduk di sofa langsung bergegas menghampirinya. “Altherr?”Sang sekretaris yang duduk di kursi samping ranjang Max bisa bernafas lega. “Syukurlah kamu yang muncul, Max. Aku sudah cemas jika kepribadianmu yang lain yang muncul.”“Apakah aku berada di rumah sakit?” tanya Max melihat sekelilingnya. Dia bisa melihat dirinya berada di kamar rawat eksklusif.Altherr menganggukkan kepalanya. “Ya, kamu berada d rumah sakit. Kamu tidak sad
Read more
PREV
123456
...
25
DMCA.com Protection Status