Semua Bab Jebakan Sang Kupu-Kupu Malam: Bab 11 - Bab 20
248 Bab
11.Membuatmu Menyukaiku
Orlena duduk di depan komputer dengan tatapan bosan. Sudah sangat lama Orlena tidak menggunakan komputer. Sehingga ketika Arthur menyuruhnya untuk memasukkan beberapa data, Orlena tidak bisa mengerjakan dengan cepat. Wanita itu menguap untuk kesekian kalinya. Semalam dia berhubungan sex dengan Troy hingga jam tiga pagi. Sehingga Orlena kurang tidur. Dan ketika jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang, wanita itu tidak bisa lagi menahan kantuknya. Orlena menelungkupkan kepalanya di atas meja dan menjadikan kedua tangannya sebagai bantal. Dalam sekejap wanita itu sudah beralih ke alam mimpi.Di ruang kerjanya, Max sedang memeriksa hasil penjualan makanan yang diproduksi oleh Kimo. Pria itu terlihat begitu serius membaca seiap angka dengan teliti. Bulan kemarin perusahaan kimo sedang dilanda masalah mengenai perusahaan lain yang meniru produk mie instan buatan kimo sehingga berbuntut pada kasus hukum. Tapi melihat penjualan bulan ini, tampaknya ada peningkatan yang signifikan. Membua
Baca selengkapnya
12.Kecoak Yang Sangat Mengganggu
Max yang sedang menyantap makan siangnya, menyentuh bibirnya. Dia ingat bagaimana ciuman Orlena nyaris menghancurkan akal sehatnya. Padahal selama ini dia ahli dalam hal menahan diri. Tapi dia tidak bisa melakukannya saat bersama dengan Orlena. Seakan wanita itu memiliki feromon yang mampu memikat dirinya. Max menggelengkan kepalanya dengan keras berusaha untuk menyingkirkan Orlena dari kepalanya. Saat dia hendak melanjutkan makannya, tiba-tiba ponselnya berdering. Pria itu meletakkan sendok di atas kotak makanannya. Kemudian dia mengambil smartphone yang tergeletak di atas meja. Dia bisa melihat nama ‘Esmee’ muncul di layar smartphone lipat miliknya.“Ada apa, Esmee?” tanya Max menyapa wanita itu setelah menggeser tombol hijau menerima panggilan itu.“Apakah aku mengganggu pekerjaanmu, Max?” tanya Esmee dengan ragu.“Tidak, aku sedang menikmati makan siangku. Jadi kamu sama sekali tidak mengganggu. Apakah ada sesuatu yang ingin kamu bicarakan, Esmee?” Max yakin ada hal penting yang
Baca selengkapnya
13.Kepribadian Yang Juga Berbahaya
“Bagaimana bisa dia pergi tanpa membaca ponselnya?” heran Orlena menatap smartphone Max yang ada di tangannya. Saat ini wanita itu sedang berada di dalam lift yang mengarah ke apartemen Max bersama dengan Altherr yang berdiri di sampingnya. “Sepertinya Mr. Steltzer kembali berubah.”Orlena menoleh menatap pria itu sembari memicingkan matanya. “Berubah? Maksudmu dia menjadi pribadi yang lain lagi?”Altherr menganggukkan kepalanya. “Ya, seperti itulah. Mungkin dia terlalu memikirkan sesuatu. Apakah kamu tidak melihat hal janggal padanya saat makan siang tadi? ”“Makan siang? Tapi aku makan siang sendiri. Dia meminta seseorang untuk mengantarkan makan siang untukku.”“Jadi kamu dan Mr. Steltzer tidak makan siang bersama?” Altherr terkejutt mendengarnya.Orlena menganggukkan kepalanya. “Ya, kami tidak makan bersama.”“Aneh, padahal tadi Mr. Steltzer mengatakan jika dia ingin makasn siang denganmu. Apa yang membuat dia berubah pikiran?”Yang membuat dia berubah pikiran adalah karena aku m
Baca selengkapnya
14.Perubahan Drastis
Mulut Orlena terbuka tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. Pasalnya Max yang dilihatnya saat ini terlihat sangat berbeda dari Max yang diketahui olehnya. Saat ini Max mengenakan gaun dengan model kemben berwarna hitam dengan bagian bawah melebar layaknya rok balerina. Dan yang membuat Orlena semakin terkejut adalah pria itu mengenakan wig berwarna pink. Tidak hanya itu Max mencukur jambangnya membuat kulit wajahnya menjadi bersih dan ditambahi make up lengkap dengan lipstik berwarna gelap. Jika saja Altherr tidak memberitahu Orlena jika orang yang duduk di depan meja bar itu adalah Max, maka Orlena akan berpikir jika dia adalah wanita cantik yang sedang mengunjungi bar. Tapi melihat sekelilingnya di mana Orlena hanya satu-satunya pengunjung, maka wanita itu sadar jika ini adalah bar khusus gay.“Jean.” Panggil Alther.Saat Max menoleh ke arah sekretarisnya, dia bisa melihat pria itu tampak tidak suka melihat Altherr. “Oh, jadi kamu sudah menemukanku, Altherr?”Jean? Artiny
Baca selengkapnya
15.Serangan Jean
Orlena terperangah saat Jean melompat ke arah Russel dan memeluknya. Tidak hanya wanita itu yang terkejut melihatnya. Altherr dan juga Russel yang berusaha membebaskan diri dari pelukan Jean pun ikut terkejut.“Pria menggemaskan, maukah kamu bermain denganku? Kamu adalah tipe idealku. Tampan, menggemaskan, dan imut. Rasanya aku ingin memakanmu.” Jean memanyunkan bibirnya untuk mencium Russel. Dengan susah payah Russel menjauhkan wajahnya dari jangkauan Jean. Bahkan pria Asia itu mendorong bibir Jean dengan tangannya. Kedua tangan Jean yang melingkar di pinggangnya terasa sangat kencang. Sehingga Russel kesulitan untuk melepaskan diri.“Sayangnya aku tidak mau, Brengsek. Aku sudah punya pacar.”Jean menggelengkan kepalanya. “Tidak masalah jika kamu sudah punya pacar. Aku pasti jauh lebih hebat dari pacarmu. Aku bisa memuaskanmu, Sayangku.”Russel menggeleng-gelengkan kepalanya. “Aku tidak mau. Orly, tolong aku, please...” Tatapan pria itu tertuju pada sahabatnya.Orly tersadar dari ra
Baca selengkapnya
16.Seperti Serbuk Bunga Mengundang Lebah Jantan
Di dalam mobil yang dikendarai oleh Altherr, Max yang duduk di belakangnya sedang mendengarkan cerita dari sekretarisnya mengenai apa yang terjadi di bar tadi. Max memejamkan matanya merasakan perasaan malu yang membuatnya ingin masuk ke jurang untuk menyembunyikan dirinya. Bagaimana bisa dia menyerang pria lain seperti itu? Tentu saja hal ini membuat Max merasa lelah. Beruntung Jean jarang sekali muncul dan bisa segera diselamatkan. Jika tidak, Max akan mengalami trauma yang lebih dalam lagi.Mobil yang dikendarai oleh Altherr terparkir di basement gedung apartemen milik Max.“Kamu bisa istirahat, Max. Aku akan mengatakan Nona Orly.” Altherr menunjuk ke arah Orlena yang duduk di sampingnya.Max menggelengkan kepalanya. “Tidak, Altherr. Aku perlu bicara dengan Nona Orly sebentar. Aku yang akan mengantarkan dia pulang. Jadi kamu bisa kembali ke perusahaan mengambil barangmu dan pulang.”Altherr menganggukkan kepalanya. “Baiklah, Max. Sampai jumpa besok.”Tatapan Max tertuju pada Orlen
Baca selengkapnya
17.Strawberry Cake
Mobil Max berhenti di depan rumah Orlena. Setelah mematikan mesin mobilnya, Max menoleh ke arah wanita yang duduk di sampingnya. Dia bisa melihat Orlena tengah melepaskan sabuk pengaman yang melilit tubuhnya.“Aku tidak bisa mengantarkanmu ke dalam dan meminta maaf langsung pada sahabatmu. Jadi bisakah kamu menyampaikan penyesalanku?” ucap Max dengan nada serius.Orlena menganggukkan kepalanya. “Ya, aku akan menyampaikannya kepada Russel. Jadi kamu tidak perlu khawatir dan makan malam saja bersama istrimu.” Orlena mendengar pembicaraan Max dan Esmee saat wanita itu mengajak sang suami untuk makan malam bersama keluarganya.“Baguslah. Sampai jumpa besok, Miss Orly. Dan terima kasih sudah banyak membantuku hari ini.”Orlena menganggukkan kepala sebelum akhirnya keluar dari mobil sembari membawa kotak berisi kue yang dibelikan oleh Max sebagai ungkapan permintaan maafnya pada Russel atas apa yang terjadi sore tadi. Setelah Orlena keluar dari mobil, dia bisa melihat Max membawa mobil spor
Baca selengkapnya
18.Perasaan Tidak Rela
Orlena berkutat dengan pekerjaan yang membuatnya bosan kembali. Bahkan wanita itu tidak bersemangat saat dia memasukkan angka demi angka menggunakan jari telunjuknya satu persatu. Dia bagaikan siput yang berjalan dengan sangat lamban. Dia bahkan lebih memilih menemani kliennya bermain catur daripada mengerjakan tugas ini. Jauh lebih membosankan. Sehingga dia heran bagaimaan Max, Altherr, dan karyawan lainnya bisa betah duduk di depan komputer seperti ini.Tiba-tiba pintu ruangan Orlena terbuka membuat wanita itu terlonjak kaget. Dia bisa melihat Max dan Altherr berjalan masuk. Wanita itu mengedipkan matanya menatap kedua pria itu dengan kebingungan.“Ada apa?” tanya Orlena.“Kamu harus ikut denganku. Aku harus menghadiri sebuah seminar penting. Dan hal itu membutuhkan waktu yang lama bahkan mungkin sampai sore. Karena itulah kamu harus ikut denganku.” Jelas Max.Seketika Orlena melompat dari kursinya dan matanya langsung berbinar. “Jadi kita akan pergi dari sini? Dengan senang hati.”
Baca selengkapnya
19.Suara Piano
“Dia benar-benar aneh sekali, Mr. Caspari. Apakah dia selalu seperti itu?” tanya Orlena saat bersama dengan Altherr mencari keberadaan Max di sekitar ballroom hotel.Altherr mengerutkan dahinya. “Aneh bagaimana, Miss Orly? Bisakah kamu menjelaskan lebih detailnya?"“Dia mudah sekali marah. Aku bahkan berpikir dia mirip sekali dengan Rey.”Langkah Altherr terhenti di lorong hotel. Hal itu membuat Orlena ikut berhenti. Sekretaris Max itu menoleh ke arah wanita yang berdiri di sampingnya.“Max marah? Jadi dia pergi dengan kondisi marah?” tanya Altherr tampak panik.Orlena menganggukkan kepalanya. “Ya, apakah ada yang salah, Mr. Caspari.”Altherr menoleh ke sekelilingnya untuk melihat apakah ada orang lain di sekitar mereka. “Emosi Max bisa mempengaruhi kondisinya, Miss Orly.”Orlena memicingkan matanya. “Maksudmu emosi bisa membuat Mr. Steltzer berubah kepribadiannya?”Altherr menganggukkan kepalanya. “Benar, kemungkinan besar seperti itu. Emosi apapun baik itu marah, sedih, senang berle
Baca selengkapnya
20.Kepribadian Kelima
Saat ini Max mengenakan kemeja biru muda kotak-kotak dipadukan dengan sweater tanpa lengan berwarna coklat. Pria itu mengenakan pakaiannya terlalu rapi bahkan dia mengancingkan kancing paling atas. Rambut bagian depan Max biasanya dibuat berdiri menggunakan gel rambut. Tapi saat ini pria itu membiarkan rambutnya turun menutupi dahinya. Tidak hanya itu Max juga mengenakan kacamata berbentuk kotak yang besar. Terlihat begitu culun namun tidak menghilangkan ketampanan pria itu.“Dia tidak terlihat seperti Max. Juga tidak terlihat seperti si preman Rey. Dan jauh berbeda dengan Troy si playboy. Jadi bisakah kamu memberitahuku siapa dia, Mr. Caspari?” tanya Orlena yang berdiri di samping Altherr.Tanpa mengalihkan pandangannya dari Max, Altherr pun menjawabnya. “Dia adalah kepribadian kelima dari Max. Namanya adalah Kurt.”“Kurt?” Orlena mengulang nama yang disebutkan oleh sekretarisnya Max.Altherr menganggukkan kepalanya. “Benar, Miss Orly. Artinya kamu sudah melihat semua kepribadian dar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
25
DMCA.com Protection Status