All Chapters of Casanova That's My Husband: Chapter 71 - Chapter 80
94 Chapters
Datangnya penggoda
JKeduanya seperti seorang yang tengah dimabuk asmara. Seperti sepasang kekasih yang sudah lama tak jumpa.Jika di kantor, mungkin Genta adalah orang yang lebih pendiam, meski sifat tersebut ia miliki sejak menjadi seorang suami.Namun bila sedang bersama Alyah, maka tak ubahnya seperti anak kecil yang selalu bermanja dengan mamanya.Meski begitu, ia tetap laki-laki dewasa yang sesekali mengeluarkan rayuan mautnya pada sang istri. Tentu karena setelah beberapa hari tidak bertemu.Hawa dingin saat malam hari tak menyerutkan semangat keduanya untuk menjelajah indahnya malam itu. Tentunya dengan perut yang lumayan kenyang karena sudah menghabiskan mie ayam dengan godaan anak kecil yang menggelikan.Namun bukannya malu, saat itu Genta malah semakin haus akan kata cie dari mulut anak kecil itu. Saking senangnya, pesanan orang tua anak kecil itu ditanggung Genta.Genta adalah orang kaya, jangankan hanya mie ayam beberapa mangkuk. Bila Alyah meminta dibelikan apartemen pun akan langsung terbe
Read more
Kenyataan Yang Memukul
“Maaf, sepertinya ada masalah pada ibu. Atau lebih tepatnya sel telur atau ovum milik ibu terlalu kecil dan letaknya terlalu jauh,”“Maksudnya bagaimana Dok?” Kedua kinu tengah memeriksakan diri ke dokter sesuai dengan keinginan Alyah.Alyah tak mampu lagi-lagi berkata-kata bahwa nyatanya yang bermasalah memang dirinya. Setelah tahu akan hal ini, apakah Genta akan selalu ada di sisinya?Dari pertanyaan Genta tersebut, dokter akhirnya menjelaskan secara terperinci apa yang menjadikan masalah pasangan yang ada di depannya tersebut.Alyah seakan menulikan diri sendiri, rasanya terlalu sakit untuk mendengarkan secara detail masalah yang ada pada dirinya.Baru dua hari dia sudah kembali merasakan kehangatan bercengkerama bersama kekasih halalnya. Namun seakan ia ditampar oleh keadaan. Bahwa, sepertinya dalam waktu dekat ini ia tak akan memiliki anak.“Tapi apakah dengan masalah seperti itu membuat saya tidak bisa hamil?” beberapa menit merenung, akhirnya pertanyaan itu keluar juga dari bib
Read more
Sesabar Siti Hajar
Waktu berlalu begitu cepat, Alyah juga sudah mulai sibuk dengan pembuatan skripsi. Tentu mampu membuat pikiran wanita itu sedikit tenang. Tak lagi membahas seorang kehamilan yang tak kunjung datang. Tak ada yang tahu tentang masalah yang ia hadapi kini, kecuali Zaila. Gadis itu adalah satu-satunya sahabat yang dimiliki oleh Alyah. Tentu menjadikannya tempat curhat dan juga berkeluh kesah. Ia hanya seorang wanita yang tentunya ingin memiliki teman bercerita. Hanya bercerita dan kadang tak butuh dengan yang namanya pendapat. Tak akan ada gunanya mengeluarkan pendapat sebenarnya apa pun itu, tapi jika tak sesuai dengan apa yang dipikirkan oleh orang itu maka akan tetap percuma. Seperti saat ini, Alyah hanya minta untuk ditemani dan hanya ingin ceritanya didengarkan. Baru saja ia bertengkar dengan Genta namun setelah berbaikan malah mendapat kabar yang sangat buruk. “Aku haru bagaimana Za, aku bakal susah hamil?!” ucap Alyah sambil sesenggukan. Siang itu mereka tengah mengunjung
Read more
Mendua
Zaila terdiam menyaksikan orang yang sepertinya salah masuk ke dalam ruangan yang mereka tempati. Karena memang ruangan itu khusus dan tidak digunakan untuk umum.Sehingga tak ada yang namanya digunakan secara bersamaan bersama orang lain yang tidak dikenal.“Siapa?” Alyah bertanya sembari menyentuh tangan sang sahabat yang masih berada si awang. Alyah menangkap bahwa ada yang tidak beres sedang terjadinya.Sedang seorang laki-laki dan perempuan yang seperti hendak masuk pada ruangan itu juga tertegun. Jika sanga wanita mungkin merasa malu karena ternyata mereka telah salah ruangan. Namun ia laki-laki seketika langsung kikuk. Ia seperti maling yang tertangkap basah saat dia tengah beraksi.“Dia SIAPA, KAL?!” Zaila sepertinya tak mampu menahan rasa sesak yang ada di dada hingga rasa penasaran yang begitu membara.“Dia tunangan aku,” laki-laki yang masih berdiri itu menjawab dengan enteng. Meski dari gerak tubuhnya seperti tengah menyembunyikan kegugupan.Percakapan itu mampu membuat si
Read more
Usaha Mempertahankan
“Za, sejak kapan kamu berpacaran dengan laki-laki seperti dia, Hah?!”Bagaimana pun Zaila yang selalu ada di setiap Alyah ingin bercerita. Hingga tak mungkin rasanya jika wanita itu abai akan perasaan yang tentunya dirasakan oleh sahabatnya. “Seminggu sebelum kamu bertengkar dengan suamimu,” Zaila menjawab dengan lemah. Seperti tak selera diinterogasi oleh sahabatnya itu. Jika soal interogasi, memang sudah menjadi keahlian Alyah. Hanya saja mengapa saat bertengkar dengan Genta, otak cerdasnya seakan tidak ada fungsinya. “Kenapa kamu nggak cerita sama aku? Itu sudah satu bulan lebih jika sampai saat ini?!” Alyah tak mampu menahan rasa geramnya. Ia tahu, gadis di depannya itu tak biasa seperti ini. Akankah kini Zaila juga merasakan sakit yang juga ia rasa saat berpisah dengan suaminya?“Aku sudah mau cerita sama kamu, Al. Hanya saja saat aku mau cerita, kamu sedang patah hati sama suamimu. Tentunya aku tak ingin berkabar bahagia jika temanku sendiri tengah terluka.”“Entahlah Za, ak
Read more
Gandengan Baru
Waktu terus berlalu, sakit hati yang Zaila alami kini mulai mereda. Hatinya sudah sembuh dari segala luka yang dihasilkan oleh sebuah penghianatan.Tugas akhir sebagai mahasiswa fakultas bisnis sudah berhasil ke-dua lewati. Tentunya sesuai target yang sebelumnya sudah diimpikan.Sejenak waktu itu, Alyah tak memikirkan sama sekali tentang keadaan tubuhnya. Ia ingin sejenak melupakan masalah yang telah menimpanya.Menerima takdir memang sangat sulit apalagi jika takdir itu begitu menyakitkan. Hanya saja, jika tak berpasrah dan menerima takdir, tak ada hal lain yang bisa Alyah lakukan saat ini. Ia tak sempat sama sekali untuk mengikuti program hamil dan sebagainya. Namun, tentunya selaku kontrol dengan meminta vitamin yang mampu membantu mewujudkan keinginannya. Ia tak benar-benar melupakan masalah itu, hanya saja sudah tidak begitu mempermasalahkan. Selain itu, tak ada yang begitu menekan akan kehamilan itu. Alyah kini tengah berdiri tegak di atas podium, dengan segala kekurangan yan
Read more
Anniversary
Takdir memang tidak ada yang tahu, kadang hari ini kita begitu patah hati hingga tak tahu apakah bisa bertahan atau tidak. Nyatanya raga tetap baik-baik saja. Mungkin tinggal hati yang harus ditata ulang kembali, tak ada yang benar-benar hancur dalam hal patah hati. Tentunya jika bukan kamu sendiri yang membuatnya hidup itu lebih hancur lagi. Satu hari setelah wisuda, Zaila benar-benar melangsungkan lamaran. Tak hanya itu saja, bahkan acara pernikahan mereka akan segera ditetapkan.Allah selalu tahu tentang apa yang terbaik untuk kita. Tak ada yang sia-sia akan kesengsaraan yang ada di dunia, semua memiliki hikmah yang perlu disyukuri oleh setiap umatnya. ***“Yank, kita ke pantai yuk,” Laki-laki itu duduk di samping istrinya. Hari Minggu membuatnya menyempatkan diri untuk mengurangi pekerjaan dan sekedar bersantai dengan sang istri. “Ngapain?” Pertanyaan bodoh itu tiba-tiba keluar dari mulut Alyah
Read more
Apakah Aku Tak Cukup Berharga?
Sedih, satu kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan Alyah saat ini. Di sisi lain, ia bahagia karena telah bersama dengan Genta selama itu. Bahagia karena pada akhirnya cinta itu datang menyapa keduanya, namun kenyataan tentang masalah pada rahimnya mampu mengalihkan dunianya. Pernikahan belum begitu lama, namun ia begitu mendamba akan kehadiran anak di antara mereka. Jika keadaan baik-baik saja, mungkin pemikiran buruk itu tak pernah hinggap di dalam pikirannya. Namun, kenyataan pahit beberapa bulan lalu memang mampu memukul sedikit keinginannya. Bukan, keinginan ia justru semakin besar, namun juga ditekan dengan segala kenyataan yang ada. “Ayo lah, kali ini lupakan tentang masalah itu. Aku tak pernah mempermasalahkan. Bukankah seorang anak adalah Rejeki dari Tuhan, jika kita belum diberi keturunan, berarti itu belum menjadi rejeki kita. Yang penting kita tak lelah untuk terus berusaha,”Ucapan Genta h
Read more
Kado pernikahan
Kata yang diucapkan Genta mampu membuat Alyah mengernyit heran. Bahkan ia tak pernah merasa dekat dengan lelaki lain selain adinya dan tentunya suaminya itu. “Apakah aku tak cukup berharga, sehingga kamu begitu mendamba ada orang ketiga di antara kita?”“Maksud, Abang, apa?” Genggaman tangan mereka tak lepas. Namun, tatapan Genta masih tertuju pada jalanan. “Emmm, bukankah anak juga adalah orang ketiga, bahkan nanti mungkin ada orang keempat, kelima ...” Jawaban Genta itu mampu membuat Alyah tersenyum. Ia kita suaminya itu tengah cemburu dengan seseorang yang bahkan ia tak tahu wujudnya. Ternyata Genta tengah cemburu dengan seseorang yang bahkan hingga kini belum terlahir ke dunia. “Bukankah Abang juga menginginkan orang ketiga itu untuk hadir di tengah-tengah kita?!” Manusia memang hanya bisa berusaha, dan terus berusaha. Soal hasil, sebagai manusia tidak bi
Read more
Sebuah Ketengan
Masa lalu memang masa lalu, tak bisa berubah menjadi masa depan atau masa sekarang. Tapi tak bolehkan jika aku cemburu pada masa lalu?Ada wanita cantik nan sexi yang terjatuh dan tangannya sedikit mengenai kami. Jika orang lain mungkin aku akan memaafkannya begitu saja. Tapi dia tak bebar-benar orang lain dia adalah salah satu mantan yang menjadi koleksi bang Genta. Apakah, bang Genta tak pernah menyesal? Kebanyakan mantannya menggunakan baju serba mini dengan memperlihatkan lekuk tubuhnya. Sedang aku?! Baju press body saja tak punya, apalagi baju anak TK. “Oh, Hay Mac, apa kabar kamu?!” ucap wanita itu terdengar basa basi yang menurutku emang basi. Emang kalau udah mantan masih bisa ya tersenyum akrab? Emang pas dulu putus apa karena sudah ada perjanjian? Kenapa seolah mereka tidak pernah memiliki hubungan. Aku tahu dia adalah mantan bang Genta, sebab kalimat yang ia ucapkan hampir sama persis seperti salah sat
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status