All Chapters of Casanova That's My Husband: Chapter 41 - Chapter 50
94 Chapters
Ternyata ...
“Em, bagaimana ya ...” Ragu dokter itu menjawab, namun atas ke tidak sabaran mereka berdua, akhirnya langsung membuka pintu dan masukBetapa terkejut keduanya ketika melihat dua wanita itu tertidur pulas di atas ranjang. Tubuhnya tertutup selimut, sedang rambutnya terlihat, sebab tak mengenakkan kerudung. (Enak kali ya, ada selimutnya)Buru-buru mereka keluar, tak ingin melihat terlalu jauh.“Tolong bangunkan mereka.” Genta berucap pelan sedang Agus hanya terdiam“Kalau masih nggak mau bangun juga, siram pakai air!” Genta kini tengah merasa jengkel. Sebab sekilas tadi dia melihat wanita yang kata resepsionis adalah teman Alyah dan sudah menjadi langganan salon ini adalah Adiknya sendiri, Anin.Genta terkekeh pelan, mengingat apa yang telah terjadi hari itu. Bahkan  ada cairan bening yang juga mengalir dari kedua mata hazelnya.  Ada perasaan senang, juga kesal menyatu dalam dirinya.
Read more
Menyesal
_Marah kadang tak hanya menunjukkan bahwa dia sedang tak ingin dengan kita. Bisa jadi marahnya adalah bentuk kepedulian yang dia sendiri tak mampu bagaimana cara menunjukkan, hingga dengan marah ia meluapkan_[Bang, maaf] [Besok kalau mau kasih aku bunga jangan yang warna merah ya][Aku lebih suka sama mawar putih][Kok cuma di read?][Abang belum maafin aku ya?]Pesan aku kirimkan bertubi-tubi pada alamat nomor yang sama, Bang Genta. Ada perasaan bersalah yang sangat besar kini mengganjal dalam dada.Tadi setelah di mobil, dia hanya diam tanpa sekalipun mengajak berbicara saat makan pun ia juga hanya diam. Yang lain ditawari mau makan apa. Dan hanya aku yang didiamkan, ia hanya memesan ayam Kentucky tanpa tanya apa yang aku inginkan.Padahal, aku sangat tergiur dengan apa yang agus makan. Sesampainya di rumah, ia hanya menyapa Ayah dan Mama. Setelah itu langsung pamit pulang termasuk pada Agus, dan lagi-lagi aku dilupakan. Sesalah itukah aku? Dan semarah itukah dia padaku?Sampa
Read more
Fitting Gaun Pemgantin
Tak ada yang sempurna dalam hidup ini, dan itulah gunanya sebuah pernikahan. Keduanya harus saling ada, melengkapi kekurangan masing-masing. Bukan malah mencela hingga tak bisa menghindari luka.  Pernikahan adalah ajang kedua insan untuk salin menerima segala.kelebihan dan kekurangan. Jika itu tak dilakukan, maka mungkin perceraian akan rawan dilakukan. Dengan saling percaya, maka itulah sempurna. Meski tak ada yang benar-bemar sempurna kecuali Tuhan yang maha esa.   Satu minggu setelahnya, tante Ayumi terus mengajakku untuk membuat gaun pernikahan.Padahal jika dipikir, menyewa pun tak ada salahnya. Tak banyak keuntungan yang didapat, aku juga tak mungkin memakai gaun itu selain dihari pernikahan.“Ya nggak papa, biar pernikahannya makin sepesial, menggunakan gaun yang benar-benar milik kita sendiri.Masalah nanti setelah dipakai, kan bisa di simpan, dijadikan pengingat bahwa pernah sebahagi
Read more
Laki-laki lain
Jika Anda perlu mengubah informasi, silakan hubungi editor!1047 kataSudah terbitSelama hari-hari itu kami tak lagi pernah bertemu lagi bertemu. Pesan-pesan juga kadang mulai aku abaikan lagi. Aneh juga kan, kalau laki-laki yang kebanyakan bertanya. Mungkin, kalau ketemu hanya dengan tante Ayumi atau dengan Anin. “Assalamualaikum!” “Waalaikumsalam!” Jawab orang di dalam yang sepertinya sedang berjalan menuju pintu itu. “Eh, Tante Ayumi, Anin ” Sapa Alyah setelah mengetahui siapa yang tadi mengucapkan salam. “Silakan masuk Tan, Mama ada di dalam” ucap Alyah setelah menyalaminya. “Mah, ada Tante Ayumi.” Ungkap gadis itu setelah mendekati Mamanya yang sedang masak di dapur. “Eh, yang bener kamu?! Mama kan lagi masak! Kok tumben nggak bilang-bilang jadi nggak ada persiapan kan” Lucu, mau ketemu sama calon besan tapi sudah seperti akan bertemu dengan pacar saja. “Ya sudah, ini kamu teruskan ya. Biar mbak Ijah yang buatin minum.” Alyah hanya mengangguk dan menerima spatula yang disodorkan
Read more
Menuju hari H
Waktu begitu cepat berlalu, selama itu juga aku tak pernah bertemu dengan Bang Genta. Dia juga sepertinya masih sibuk dengan pekerjaannya meskipun kini sudah tahun baru. Rindu? Aku belum benar-benar merasakan perasaan itu untuknya, hanya saja, kadang sedikit menunggu pesan yang selalu rutin ia kirimkan.Satu Minggu lagi. Satu Minggu lagi statusku sebagai jomblo akan segera berubah menjadi seorang istri. Rasanya masih tak percaya dengan takdir yang tengah aku jalani. Di mana, masa depanku hanya akan berakhir menjadi seorang istri dari laki-laki yang bahkan baru aku kenal dalam beberapa bulan saja. Jika menikah dengan orang yang benar-benar kita sayang atau dengan orang yang sudah kita kenal hingga bertahun-tahun saja kadang masih ada banyak yang tak cocok. Apakah itu juga akan terjadi padaku?!Bahkan kini gaun yang dibuat sudah jadi. Beberapa lalu Anin dan tante Ayumi membawakan gaun itu. Dan kini gaun putih itu sudah ada tepat di hadapanku. Jika gaunnya saja seindah ini, akanka
Read more
Saaah!
Detik itu kian berlari menit, juga turut mengikuti, jam terus berputar dan hari silih berganti.Alyah sedang terpaku menatap cermin di hadapannya. Ya, dia sedang didandani oleh MUA. Gaun putih yang dipesan khusus dari Amerika sudah melekat pas di badan mungilnya.Grogi, gugup sudah ia rasakan sejak tadi pagi, tinggal beberapa menit lagi ia akan memiliki gelar baru.Menjadi seorang istri bukanlah impian diumurnya saat ini. Tapi kehendak selalu punya caranya sendiri untuk mewujudkannya. Tak ada yang menemani di dalam ruangan itu, hanya ada dia dan beberapa orang MUA yang sama sekali belum dikenalnya. Keluarganya? Tentu sedang sibuk dengan tamu-tamu khusus yang diundang untuk menyaksikan akad nikah putri mereka.Zaila bahkan juga turut sibuk menerima tamu undangan yang membawa pernak-pernik sebagai kado pernikahan. Agus? Entah, sepertinya masih asyik dengan ponsel yang digenggam miring sembari olah raga jempol.“Kakak sekarang umur berapa?” Salah satu orang MUA yang sedang merias wajah
Read more
Grogi
Tidak mungkin juga jika pakai acara keberatan menuruti permintaan sang mempelai wanita kemudian sang wanita ngambek. Pernikahan batal dan harus menanggung semua sewa gedung karena akad tidak bisa dilaksanakan. Dan status jomblonya malah dapat surat perpanjangan. Sungguh rumit.Khutbah nikah sudah berkumandang melalui pengeras suara. Semua khidmat mendengarkan, sedang Genta sepertinya ia sudah mulai keringatan, grogi. Agus? Ia sekarang juga duduk di bagian paling depan, ikut menjadi saksi prosesi bersejarah untuk kakaknya itu.“Saya terima nikah dan kawinnya Alyah putri binti Rakhman effendi dengan mas kawin satu set perhiasan dan uang sebesar satu juta USD dibayar tunai!” Tanpa keliru kata itu keluar dalam sekali tarikan nafas. Kata sah! Seketika menggema memenuhi Indra pendengaran siapa saja ya hadir. Di lain tempat Alyah tak bisa menahan matanya untuk sekedar meluruhkan tetasan bening, bagaimanapun ia bahagia. Namun kini beban seorang istri sudah harus ia emban. Pernikahan bukan a
Read more
Jamaah pertama
“Bang!” sebut Alyah pada laki-laki yang sepertinya sudah menemukan tempat ternyaman, kasur.“Hemmmm” Hanya gumaman yang ia dengar dari laki-laki yang baru beberapa jam itu sudah bergelar suami.“Ih Abang! Keluar dulu sebentar. Aku mau ganti baju, gerah!” Keluhnya pada sang suami yang sepertinya masih asyik menikmati aroma bantal sang istri.“Kalau mau ganti, ya tinggal ganti. Aku nggak bakal ngintip. Udah ngantuk banget dari tadi malam begadang.” Aneh, ngapain coba tadi malam begadang, kan malam pengantinnya masih nanti? Eh, astaga!Antara iya dan tidak, Alyah ragu. Namun jika terus memaksa laki-laki yang kini kain mengeratkan selimut yang ia pakai, serasa tidak mungkin. “Ahs, ya sudahlah” Gumamnya yang sebenarnya masih dapat di dengar Genta, laki-laki yang sedang bergelung ke dalam selimut itu. Beberapa kali, Alyah mencoba membuka resleting gaunnya. Tapi masih saja kesusahan. Hingga tiba-tiba dia merasa resleting itu bergerak turun dengan mudahnya. “Cup” “Kenapa nggak minta tolo
Read more
Kelihatan jahilnya
Sore, selepas ashar, sepasang pengantin itu diboyong menggunakan satu mobil menuju gedung resepsi pernikahan mereka.Sampai di sana, Alyah langsung kembali istirahat di kamar yang juga di sewa pada hotel tersebut. Sedang Genta? Sepertinya ia masih asyik mengobrol bersama kawan-kawannya yang juga turut datang. “Ma, capek” keluh, Alyah pada ibunya yang menemaninya di kamar itu.“Gimana, mau Mama panggilin tukang pijet dulu?” tawarnya, karena memang mungkin saat malam tamu yang datang akan jadi b lebih banyak daripada saat akad tadi.“Iya, juga nggak papa, benar-benar pegel” Namun toyoran di kepalanya mengundang banyak gelak tawa.“Padahal kan Mama Cuma pura-pura nawarin, eh, kok beneran mau!” “Mama, ih! Aku nggak pagi bercanda ini!” Jawab Alyah dengan sedikit bersungut. Karena ternyata sang Mama tak ikhlas saat menawarkan akan memanggil tukang pijat. “Biar aku saja Tante yang panggil, di hotel ini kan ada salonnya, pasti juga menyediakan terapi message” Ucap Zaila cepat. Ya, memang
Read more
Genta menyanyi
“ABAAAANG!” Teriaknya semakin kencang hingga tak sadar jika berhasil membangunkan adik barunya yang tertidur nyenyak di sampingnya.“Ah, elah! Kalau mau mesra-mesraan jangan di depan orang napa? Dosa tahu, nggak boleh memperlihatkan kemesraan rumah tangga di tempat yang nggak semestinya ini” Meski baru bangun tidur ternyata Anin sudah bisa mengeluarkan kata-kata berlian dengan suaranya yang parau khas orang baru bangun tidur.“Bukankah ini kamar? Tepat tidak semestinya yang seperti apa yang kamu maksud Nin!”Dengan ekspresi yang begitu menjengkelkan, Genta menjawab ucapan Adiknya itu.“Ah, Kakak mah! Nggak asik!” Tak terima dengan jawaban yang diberikan Kakaknya itu. Anin kembali menjatuhkan tubuhnya. Seperti bersiap akan kembali ke dalam mimpi yang terhenti dengan paksa. “Iya, iya Abang keluar” Genta langsung bergegas keluar dari kamar tersebut setelah berhasil mendarat
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status