All Chapters of Casanova That's My Husband: Chapter 51 - Chapter 60
94 Chapters
Mwrusak gendang telinga
Akhirnya Genta beranjak juga dari duduknya, dan seketika mendapat sorakan antusias dari para tamu undangan juga saudara-saudaranya.Musik bernada lagu Beautiful in white milik Shane Filan langsung menggema dalam gedung tersebut. Semua ikut mendengarkan dengan khidmat. HinggaNot sure if you know this🎶🎶Lagu yang di gadang-gadang akan menambah keromantisan, kini berubah menjadi ajang lawakan bagi saudara-saudara Genta. Mereka seakan tahu dengan apa yang memang akan terjadi. Beberapa laki-laki yang dianggap saudara kadang memang malah orang terdepan yang mampu menjatuhkan mental. Untung saja, meski suaranya bak kaleng rombeng, Genta terap ading menyanyi. “Kepalang malu” pikirnya. But when we first metI got so nervous I couldn't speakIn that very momentI found the one andMy life had found its missing pieceSo as long as I live I love youWill have and hold youYou look so beautiful in whiteAnd from now 'til my very last breathThis day I'll cherishYou look so beautiful in whit
Read more
Unboxing!
“Lah, dia didoain biar cepat nyusul. Aku kok enggak?!” sewot Zaila yang seketika disambut tawa oleh Alyah dan Anin.“Ya sudah kami keluar, kalau butuh apa-apa bisa telfon” Keduanya akhirnya keluar.Alyah yang memang benar-benar kelelahan langsung berjalan menuju kasur. Sungguh kamar yang sangat mewah, ada banyak kelopak mawar merah yang di tabur hampir memenuhi setiap kamar. Terutama di atas kasur putih king size itu. Tak peduli dengan semua itu, Alyah langsung merebahkan tubuhnya tanpa berganti pakaian terlebih dahulu.“Cup” Eh, ini kenapa Genta sekarang mirip soang siih! Main sosor. Iya tahu emang udah halal, tapi kan, kan, kan ... Entahlah aku yang jomblo ini seketika meronta (suara hati penulisnya😌)Yang jadi korban hanya menggeliat saking lelahnya. Bahkan kini sudah tertidur nyenyak tanpa berganti pakaian terlebih dahulu.“Yang, bangun” Suaranya Genta memelan, tak ingin istrin
Read more
merinding
“Abang sakit tahu” Bagaimana tidak sakit, jika dengan tiba-tiba Alyah di baringkan ke atas kasur dengan sedikit kasar.“Maaf nggak sengaja. Habisnya kamu berat siih!” Sepertinya Genta sedang mencari masalah dengan perempuan. Mengatakan bahwa dia berat, dengan kata lain, adalah GENDUT.“Bukan aku yang berat, Abang saja yang sok-sokan mau gendong aku, padahal nggak punya tenaga!” Benar, wanita selalu benar, ingat baik-baik di otak para lelaki. Satu hal yang paling tepat dilakukan oleh Genta adalah meminta maaf. Dengan mengatakan ia berat sudah seperti penghinaan besar bagi Alyah.Tak ada kejadian apa pun malam itu yang mewarnai malam pertama mereka. Tak ada adegan tidak-tidak ataupun iya-iya yang dilakukan mereka. Tak ada pula drama saling beradu selimut atau rebutan kasur. Mereka akur, tak ada yang perlu dipertengkarkan, mereka sudah sama-sama dewasanya.Alyah? Meski saat menjelang hari pernikahan ia juga masih menyimpan keraguan. Namun saat ini, tak ada gunanya memungkiri takdir. T
Read more
piktor
“Bang! Ih, jangan gini. Tahu nggak aku tuh masih merinding kalau dekat dengan Abang!”“Tuh lihat bulu kudukku berdiri semua!” Benar! siapa yang tak merasakan itu saat bersama dengan laki-laki untuk pertama kalinya. Apalagi berdua saja di dalam kamar. Cup cup cupKecupan-kecupan singkat kembali Genta hadiahkan. Mendengar istrinya berucap seperti itu. Jujur saja, dia pun juga merasa hal demikian. Ada desir-desiran aneh yang terus menggelayut di dalam hatinya. Hanya saja, sedari tadi, ia sedang berusaha menetralkan degupannya yang semakin kencang.“Sudah ... tidur saja.” Bohong jika ia tak memiliki hasrat untuk menggauli istrinya. Hanya saja, ia tahu, saat ini bukanlah waktu yang tepat. Bukan hanya karena mereka yang sedang kelelahan, tapi, juga tentang perasaan Alyah yang belum sepenuhnya ia miliki.“Kapan kita unboxing nya?” Lagi-lagi Genta melayangkan pertanyaan ambigu.“emmm ... emmm ... emmm
Read more
Kecupan pertama untuk Genta
Perjalanan bulan madu benar-benar terjadi. Genta seperti terburu-buru. Bukan maunya tapi didesak waktu kuliah, Alyah yang memang jatah cutinya tinggal beberapa beberapa hari saja. Perjalanan bulan madu kali ini tak jadi ke Bali, apalagi naik ke puncak gunung. Tak mungkin juga jika menuruti keinginan Alyah. Akhirnya tiket ke Raja Ampat, sudah di genggaman tangan kanannya. Sedang tangan sebelah kiri, menggandeng erat tangan istrinya. Seperti, layaknya menggandeng tangan sang anak ketika hendak menyeberang jalan.Tak ada koper yang mereka bawa, hanya ransel yang digendong di punggung serta dada Genta. Pikirnya jika membawa koper, tangan tak kan bisa bergerak leluasa. Seperti, menggandeng tangan sang kekasih halal misalnya.Mendapatkan suami yang manis memang idaman setiap wanita, wajah rupawan dan kaya hanya bonus sebagai ketulusan hati mereka.“Yank...” Ya, kini Genta memang membiasakan dirinya memanggil pemilik hatinya itu, dengan panggilan tersebut. Menunjukkan perasaannya, bahwa
Read more
Modus berpahala
[Kak, kalau pulang jangan lupa bawakan aku oleh-oleh khas raja Ampat ya!] Perasaan, baru tadi malam aku pergi. Tapi sudah mendapatkan pesanan oleh-oleh? “Siapa yang?” Laki-laki berstatus suami ini, kini juga semakin kepo dengan segala hal yang bersangkutan denganku. “Laki-laki lain,” Bukan ingin mencari masalah, tapi melihat dia seperti itu, kadang jiwa jahilku muncul secara tiba-tiba. “Laki-laki lain siapa? Kamu jangan aneh-aneh, kita lagi bulan madu lho!” Kan ... kan! Mungkin definisi laki-laki bucin itu seperti Bang Genta ini. Tak bisa sekalipun di ajak bercanda, apalagi jika itu tentang diriku. Tak sempat aku menjawab untuk sekedar menggodanya kembali, Bang Genta sudah merebut ponsel yang sedang aku genggam. Aku biarkan saja, biar dia tahu, bila istrinya ini memiliki jahil. Mi kuah pedas di depanku rasanya lebih menggoda dengan hawa dingin nan sejuk ini. “Aku tak akan membiarkan laki-laki lain mendapatkan hati istriku. Aku saja belum dapat!” Ahs, ya bahkan aku belum begitu yakin d
Read more
Lupa bawa baju ganti
Perhatian-perhatian kecil yang selalu ia lakukan untukku, meski sebenarnya tak perlu ia lakukan, namun mampu membuat hatiku semakin luluh. Seperti saat ini, di sela menikmati makanannya bang Genta masih sempat-sempatnya menyuapi diriku. “Aaaa,” ucapnya sembari mulut mangap memperagakan seperti seorang ibu yang hendak menyuapi sang anak. Awalnya aku hanya bergeming melihat hal yang ia lakukan “Ayo, cepat buka mulutnya,” Lagi, ia berucap. “Kenapa harus disuapi, kan Alyah sudah punya sendiri Bang?” tunjukku pada piring di hadapanku. “Biar tahu rasanya steak yang Abang Pesan.” Benar, kami memang memesan makanan yang berbeda. Aku yang memesan mie dengan kuah pedas dan dengan kuah yang masih mengepulkan uap panas. Sedang Bang Genta, memesan steak daging yang salah satu potongannya ia sodorkan mendekati mulutku. ‘Hemmm, ternyata enak juga kalau di suapi,’ Batinku terkikik geli. “Kenapa?” tanyanya, mungkin heran melihat
Read more
Seperti liburan akhir semester
Jujur saja, aku juga laki-laki normal. Apalagi saat melihat sepeti itu.Aku dengan keadaan yang masih mengantuk, perlahan mendekatinya. Sepertinya ia tak sadar karena masih sibuk dengan paperbag berisi baju-baju yang ada di meja rias itu.Wangi sabun yang ia gunakan begitu semerbak. Menuntun diriku, untuk menghirupnya lebih dekat.Satu kecupan berhasil aku daratkan di pundaknya. Sungguh wangi yang cukup menenangkan.Tanganku sengaja aku lingkarkan pada perutnya. Kecupan-kecupan lain juga aku berikan, sungguh aroma yang sangat candu.Aku segera melepaskan pelukanku, dan segera menghentikan ulahku memberikan kecupan. Jika aku teruskan, mungkin hasrat lelakiku meminta lebih dari itu.Sedang di sisi lain, aku melihat Alyah yang sepertinya juga tidak nyaman dengan perlakuanku. Dia hanya diam setelah sebelumnya menunjukkan reaksi kaget.Jika dikatakan ingin, jelas aku ingin. Tapi mungkin akan ada waktu yang lebih tepat dari sore ini, nanti malam mungkin? Semoga saja, hahaha.Aku segera berj
Read more
Akhirnya
Ini kenapa jalan-jalan berlebel bulan madu, malah seperti hanya liburan akhir semester saja sih?Jam begitu cepat berlalu, matahari sudah tenggelam gelap kini mulai datang, sedang di luar sana kelap-kelip lampu indah mulai menghiasi perkotaan.Malam hari sudah tiba, kami sekarang sudah merebahkan diri di atas kasur hotel.Aku masih sibuk dengan gawai, karena bagaimanapun aku tak bisa sepenuhnya meninggalkan pekerjaan. Masih ada hal-hal kecil yang kadang perlu dilakukan.Sedang Alyah, ia begitu asyik menonton TV dan menikmati camilan, tepat di sampingku. Bahkan kepalanya juga ia sandarkan di bahuku.Aku sedikit heran dengan dirinya, makan banyak tapi badannya bahkan kecil, lebih tepatnya kerempeng seperti hanya tulang berbalut kulit saja, meski tak sekecil itu sebenarnya.“Aaaaa” Ucapnya dengan mulut mangap sembari tangannya mengulurkan beberapa keping kripik kentang sekaligus.Aku tersenyum, jarang-jarang Alyah mau menyuap
Read more
Pindahan
_Cinta yang gamang, kini mulai berlabuh pada kepastian. Akankah takdir kini telah benar-benar berpihak pada Genta? Mencintai dan akhirnya di cintai_“Aku pengen rujak,” ucapku mengutarakan. Entah kenapa tiba-tiba ingin sekali makan rujak, padahal di hadapanku banyak makanan mewah yang sudah terhidang. “Besok saja ya, pas kita sudah di rumah. Nanti siang kan, kita pulang,” Aku agak sedikit kecewa dengan jawabannya itu, padahal jujur aku sangat ingin. “Kok cemberut? Ngambek niih” ternyata dia tahu raut wajahku yang ada menampilkan kekecewaan.“Aku tuh pengen rujak Bang!” Aku sungguh benar-benar ingin makan rujak dengan buah yang asem di dalamnya, tapi bang Genta malah tak mengerti.“Kok, kayak orang nyidam ya? padahal kan ... kita buatnya baru tadi malam, masak secepat itu jadinya?” mendengar ungkapannya itu langsung kupukul dengan keras lengannya. Enak saja hamil, orang dia yang pertama kali menjamah.“Aduh, sakit yank, ini nanti bisa aku laporin kasus KDRT loh” “Ya udah, laporin aj
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status