All Chapters of Mengejar Cinta Tuan Barra: Chapter 71 - Chapter 80
96 Chapters
Chapter 71
Meeting untuk serah terima jabatan di mulai, semua pemegang saham sudah berkumpul di ruangan tersebut dan siap menyambut atasan baru mereka. Beberapa dari mereka meragukan kepemimpinan Sarah, terutama karena Sarah masih muda dan mereka belum tau kinerja Sarah. Tapi mereka tidak bisa berbuat apapun selain menerima Sarah, lagipula yang mereka inginkan sebenarnya adalah dividen yang meningkat setiap tahunnya.Setelah serah terima jabatan selesai, semua orang langsung berpindah ke ruangan yang sudah disiapkan untuk menyelanggarakan pesta penyambutan Sarah. Saat Sarah hendak melewati meja Sheila, Sheila dengan sengaja mengeluarkan kakinya dari meja dengan tujuan untuk menjegal Sarah. Sheila pikir Sarah tidak tau rencana jahatnya itu, Sarah justru malah dengan sengaja mendekati kaki Sheila dan menyandungkan kakinya. Teriakan Sheila menggema di seluruh ruangan, Sheila berteriak histeris karena seluruh makanan dan minuman yang Sarah bawa tumpah membasahi wajah dan tubuhnya. "Sheila, kamu ti
Read more
Chapter 72
Barra kembali ke rumah pada malam hari tanpa Sheila, hari ini Sheila harus menginap di rumah sakit karena ada beberapa hal tentang Dhafin yang harus Sheila urus. Dalam keadaan sempoyongan Barra masuk ke dalam rumah, sejak meminum obat dari Sheila Barra merasakan sensasi aneh di kepalanya. Barra tidak bisa berpikir dengan jernih, juga ia seperti merasa linglung setiap kali ingin mencoba fokus.Sarah yang melihat Barra termenung di ambang pintu berjalan menghampirinya, beberapa hari tidak bersamanya entah mengapa Sarah melihat kharisma Barra agak meredup. Auranya tidak secerah dulu, bahkan Barra nampak terlihat agak kurus dan lelah juga terlihat tidak terawat dengan brewok yang mulai terlihat berantakan."Barra," panggil Sarah.Barra menoleh pada wanita cantik di hadapannya, dalam sekali pandang Barra dapat merasakan sesuatu yang begitu menyayat hatinya. Barra menyentuh sisi kiri pipi Sarah, merasakan pipi lembut meronanya yang seperti buah peach. 'Apa aku benar-benar membencinya? meng
Read more
Chapter 73
"Kamu harus membantuku Nathaniel, aku tidak punya uang lagi untuk menjalankan rencanaku. Percaya padaku, aku akan melunasi semua hutangku jika aku berhasil mendapatkan Amethyst." bujuk Sheila pada pria di hadapannya. "Sheila, bukankah kejadian Dhafin sudah cukup untuk menyadarkanmu juga rencanamu yang gagal ini. Sadarlah Sheila, semua rencanamu tidak ada yang berhasil dan malah membuatmu semakin hancur." "Tapi Nathan, kali ini aku pasti akan berhasil. Aku janji, tolong percaya padaku Nathan." pinta Sheila memohon, tatapannya begitu putus asa.Nathaniel menghela nafas panjang, Sheila begitu keras kepala memperjuangkan Barra yang jelas-jelas tidak menginginkannya padahal ada dirinya disini yang selama ini menginginkannya. Bertahun-tahun Nathaniel memendam rasa untuk Sheila, bahkan ketika Sheila di buang oleh semua orang Nathaniel lah yang ada untuknya. Bertahun-tahun menepis rasa ini, tetap saja posisi Sheila tidak bisa digantikan oleh wanita manapun. Entah apa yang membuat Sheila beg
Read more
Chapter 74
Sheila mengamuk di dalam pantry seperti wanita yang tidak waras, ia terus menyalahkan Sarah atas penghinaan yang ia terima dari Luna. Jika bukan karena Sarah yang menghancurkan moodnya, ia tidak akan mungkin menggerutu di depan Luna dan dihina seperti itu. Sheila mengambil ponselnya dan mencoba mengubungi Barra, namun sayang panggilannya tidak kunjung dijawab oleh Barra. "Awas kamu Sarah, akan kubuat kamu kembali ke tempat asalmu dan membuatmu menjadi bahan tertawaan orang-orang!" ujar Sheila. ********Barra terbangun di siang hari saat netranya terpapar sinar mentari yang mulai menyeruak masuk ke ruang kerjanya, matanya mengerjap dan mencoba melihat waktu yang tertera di jam dinding ruangannya. Barra teramat terkejut saat mengetahui kalau waktu sekarang sudah hampir menjelang makan siang, ia bangkit dari sofa ruang kerjanya dan segera bergegas ke kantor tanpa mengisi perutnya terlebih dahulu.Tidak hanya kesiangan, ia bahkan juga mungkin akan terlambat menghadiri rapat penting yang
Read more
Chapter 75
Julian memasuki coffeshop dengan sebuah buket bunga besar di tangannya untuk Sarah, begitu mendapatkan kabar kalau Sarah berhasil mendapatkan kontrak kerjasama tersebut Julian segera bergegas pergi untuk memberikan selamat secara langsung. "Congrats Sarah! you're great!" ucapnya seraya menyerahkan buket bunga di tangannya. "Thanks, Julian. Semua juga berkat kamu yang memberitahukan aku taktik agar bisa mendapatkan kontrak ini," "No, Sarah. Ini semua murni hasil kerja kerasmu, aku hanya memberikan sedikit teori dan kamu yang berjuang." "Baiklah, silahkan diminum. Aku sudah memesan kopi kesukaanmu, maaf jika aku lebih memilih bertemu di luar karena-" "It's okay Sarah, di kantor atau disinipun tidak masalah." sela Julian. Sarah mengangguk pelan, ia kembali menatap kertas kontrak yang pertama kali ia tanda tangani dengan rasa bangga. "Sarah," panggil Julian. "Ya Julian?" "May I know the problem that happened between you and Barra?" tanya Julian hati-hati. Sarah menunduk seraya m
Read more
Chapter 76
Demi mendapatkan ketenangan, Sarah membooking bagian balkon restoran khusus untuknya seorang diri. Dari lantai tiga ini, Sarah bisa melihat seluruh pemandangan kota juga langit malam yang cukup cerah dengan bulan sabit bersinar terang. Sarah memesan cukup banyak menu, tapi mirisnya ia hanya seorang diri disini. Sarah melihat kearah bagian dalam restoran yang dipenuhi oleh orang-orang, entah yang bersama keluarganya, rekan kerja atau pasangan mereka. Selintas Sarah menyesali keputusannya karena sudah menyewa balkon ini untuk dirinya sendiri, jika saja ia memilih kursi di dalam sana sudah pasti ia tidak akan kesepian seperti ini. Sarah membuka ponselnya karena sebuah alarm pengingat terus berbunyi dan membuatnya terganggu, namun yang terjadi selanjutnya adalah air mata Sarah mengalir deras kala melihat catatan yang tertera di alarm tersebut. 'Happy b'day Ma Bestie, Helena!' Sarah menggenggam erat ponselnya, mengigit bibirnya sekuat mungkin untuk menahan sakit di dadanya. Seandainy
Read more
Chapter 77
Sarah memberhentikan mobilnya di sebuah hotel bintang lima yang cukup terkenal di kota ini, namun sebelum masuk ke hotel Sarah lebih dulu pergi ke toko pakaian untuk membeli beberapa setel pakaian karena ia tidak membawa satupun pakaian ganti. Begitupun Julian, meskipun sebenarnya ia tidak butuh pakaian ganti karena ia bisa tidur hanya dengan menggunakan bokser namun ia tetap membeli pakaian demi bisa berjalan lebih lama dengan Sarah.Beberapa pasang mata memperhatikan mereka lekat, mereka berdua nampak cocok satu sama lain apalagi beberapa kali Julian membantu Sarah yang nampak kelelahan saat membawa barang. Sarah dan Julian yang memang sedang fokus berbelanja tidak memperhatikan tatapan orang-orang, dan mereka juga tidak ambil pusing dengan omongan orang lain tentang mereka meskipun itu perkataan yang baik."Ini akan jadi berita yang bagus, istri dari pengusaha terkenal selingkuh dengan pria asing dan menginap di hotel yang sama malam-malam seperti ini." ujar pria yang memotret Sara
Read more
Chapter 78
"Kemana kakakmu! kenapa dia tidak datang ke rumah sakit!" "Tidak tau bu, biar Claudia hubungi dia." Claudia menyingkir beberapa meter dari Arista untuk menghubungi Barra, namun berkali-kali ia mencoba menghubungi Barra panggilannya selalu saja di tolak oleh Barra. Bahkan pesan yang Claudia kirimkan hanya dibaca saja olehnya, karena kesabaran Claudia sudah habis terpaksa ia menelpon salah satu penjaga rumah untuk mengetahui apa yang sedsng Barra lakukan di rumah. "Maaf nona Claudia, saya tidak bisa mengetahui dengan jelas apa yang sedang tuan Barra lakukan karena tuan Barra sedang berada di dalam kamar utama dengan Sheila.""Dobrak pintunya! istrinya sedang di rumah sakit karena ulahnya dan dia malah enak-enakan di rumah dengan wanita ular itu!" titah Claudia. Penjaga rumah itu nampak kebingungan, bagaimana bisa ia mendobrak pintu kamar Barra sedangkan telinganya mendengar suara rintihan Sheila. "Maaf nona, saya akan berusaha nanti. Saya tidak bisa mendobrak pintu kamar tuan Barra
Read more
Chapter 79
Sarah mengerjapkan kedua matanya setelah obat bius yang berada di tubuhnya mulai menghilang dan kesadarannya memulih, dalam keadaan yang masih setengah linglung Sarah mencoba mengingat lagi apa yang sudah terjadi padanya sebelum ini. Sensasi rasa dingin menjalar dari ujung kepala hingga kakinya, membuat Sarah menggigil luar biasa hingga giginya bergemertak kencang. Sarah melirik ke sekitarnya yang nampak sepi dengan bau obat-obatan menyeruak masuk ke dalam hidungnya, setelah beberapa detik mencerna Sarah akhirnya menyadari kalau saat ini berada di rumah sakit. "Akh!" pekik Sarah ketika merasakan sakit di perutnya saat hendak bangkit. Sarah menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya, ia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang. Perutnya rata dengan luka perban di bagian bawah, Sarah memang belum pernah melahirkan sebelumnya namun ia tau persis apa yang sudah terjadi kepadanya saat ini. "Sarah, kamu sudah bangun nak?""Ibu, anak Sarah mana? dia selamat kan bu?" tanya Sar
Read more
Chapter 80
Sheila baru kembali di malam hari setelah jam makan malam terlewati, di ruang keluarga tepatnya di depan perapian Barra kini tengah duduk sembari memegang gelas wine di tangannya. Pantulan cahaya dari api yang berada di perapian membuat siluetnya nampak tegas dan menawan, wanita manapun pasti sulit menolak pesonanya yang begitu memukau saat ini. "Darimana saja kamu Sheila?" tanya Barra tenang. "Ehm, aku habis dari rumah teman. Kami sudah lama tidak bertemu jadi aku sampai pulang larut malam seperti ini," jawab Sheila seraya berusaha menyembunyikan kegugupannya. Barra bangkit dari kursi dan berjalan menghampiri Sheila, ia mendekatkan dirinya ke arah Sheila dan mencium ceruk leher Sheila perlahan. Samar, tapi Barra bisa pastikan bahwa tercium aroma parfum murahan pria yang tertinggal di ceruk leher Sheila. "Barra, aku mau mandi dulu. Aku gerah sekali," ucapnya seraya mendorong tubuh Barra menjauh. "Aku juga belum mandi, mungkin kita bisa membersihkan diri bersama-sama." Belum juga
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status