All Chapters of Mengejar Cinta Tuan Barra: Chapter 41 - Chapter 50
96 Chapters
Chapter 41
Sarah dan Barra menghampiri Dhafin di kamarnya setelah urusan pribadi mereka selesai, Sarah tadinya enggan menghampiri Dhafin karena ia tau Dhafin mungkin akan menolaknya tapi Barra terus memaksanya untuk ikut. Sarah berjalan mengekori Barra di belakang, ia membawa sebuah pesawat remote control yang baru saja Gabriel bawakan demi membuat Sarah bisa mendekati Dhafin. "Dhafin ini ayah, boleh ayah masuk?"Tidak lama pintu kamar terbuka, begitu melihat Barra Dhafin langsung menghambur ke dalam pelukannya namun saat melihat Sarah tatapan polosnya berubah menjadi ketakutan. "Halo sayang, tante bawa sesuatu untuk kamu." ucap Sarah seraya mengacungkan pesawat remote di tangannya.Dhafin menepis pesawat remote tersebut hingga menabrak dinding dan patah sayapnya, "Aku gak mau! tante jahat! tante ibu tiri jahat!" Barra mulai tidak bisa menahan kesabarannya lagi, meskipun Dhafin adalah anak kandungnya namun tingkah Dhafin benar-benar sudah kelewatan. Dhafin bahkan belum mengenal Sarah, tapi di
Read more
Chapter 42
Sesuai janji Barra, mereka hari ini mendatangi rumah Sheila namun kali ini Sarah ikut bersama mereka. Sarah membawakan beberapa perlengkapan memasak untuk Sheila karena Barra bilang Sheila suka sekali memasak, Sarah juga berharap dengan kedatangannya kali ini hubungannya dengan Sheila bisa terjalin dengan baik. Mungkin saja Sheila tidak seburuk yang Arista katakan, Sarah juga harus menilai Sheila dari pandangannya sendiri meskipun ia harus tetap bersikap waspada.Awalnya Sheila begitu senang saat melihat Barra dan Dhafin datang mengunjunginya, namun rasa senang itu langsung musnah sampai ke akar ketika ia melihat Sarah ikut serta bersama mereka. Tapi di depan Sarah Sheila tetap mempertahankan wajah ramahnya, ia harus bermain cantik untuk menyingkirkan Sarah dari Barra hingga tidak ada yang tau bagaimana sifat aslinya. "Kata Barra kamu pintar memasak, jadi aku memberikan alat masak ini untuk kamu. Semoga kamu suka," ucap Sarah sembari meletakkan peralatan memasak itu di meja makan."A
Read more
Chapter 43
"Sheila, aku minta maaf sama kamu dan Dhafin. Aku benar-benar tidak sengaja menyakitinya, tolong maafkan aku." pinta Sarah memohon dengan mata berkaca-kaca.Melihat Sheila yang tidak kunjung bergeming meskipun Sarah sudah memohon maaf membuat Barra sedikit jengkel, Barra menarik Sarah keluar dari apartemen Sheila tanpa pamit karena tidak tahan melihat Sarah memohon sampai seperti itu. Sarah merasa sangat bersalah, meskipun ia tidak sengaja menyakiti Dhafin namun faktanya ia memang memukul pipi Dhafin. "Barra, aku benar-benar tidak sengaja menyakiti Dhafin. Tolong percaya padaku," ucapnya seraya memegangi ujung lengan kemeja Barra. "Aku tau Sarah, tapi kita tidak bisa berbuat apapun untuk membuktikan kalau kamu memang tidak sengaja memukul Dhafin." "Tapi kamu lihat sendiri kan tadi pipinya Dhafin bentol seperti terkena gigitan nyamuk, tidak ada jejak telapak tanganku disana.""Iya aku melihatnya, sekarang tenangkan dirimu dulu Sarah. Lagipula Dhafin sudah baik-baik saja," "Tapi dia
Read more
Chapter 44
Sheila terbangun di pagi hari saat alarm di ponselnya berbunyi, senyum sumringah mengembang di bibirnya kala membayangkan rencana yang ia sudah susun akan berjalan sesuai rencana. Namun senyum Sheila mendadak lenyap ketika ia tiba di kamar Dhafin, tubuh kecil itu terbaring di lantai dengan wajah pucat pasi dan nafas yang nyaris tidak terasa. Suhu tubuh dhafin begitu tinggi, ia bahkan tidak merespon ketika Sheila berkali-kali berusaha membangunkannya. Sheila membawa tubuh Dhafin ke dalam gendongannya, ia lalu membawa Dhafin ke rumah sakit terdekat dari apartemennya. Sheila menangis memohon maaf pada Dhafin, ia tidak menyangka jika rencananya ini akan mencelakakan anaknya sendiri. "Ananda Dhafin mengalami dehidrasi, juga demamnya yang cukup tinggi hampir 40°. Kami sudah memberikan obat lewat dubur untuk menurunkan panasnya, juga infus." ujar dokter UGD yang menangani Dhafin. "Baik dok terimakasih," sahut Sheila. Dhafin masih terus terpejam meskipun kini sudah diberi obat, keadaannya
Read more
Chapter 45
"Lebih baik kamu pulang saja Sarah? biar aku dan Gabriel yang ke rumah sakit," ujar Barra saat pesawat mereka tiba di bandara. "Tidak apa-apa, aku mau ikut denganmu Barra. Aku ingin melihat kondisi Dhafin, biar bagaimanapun dia anak tiriku sekarang." Iya Sarah harus ikut bersama Barra, ia ingin tau seberapa parah sakitnya Dhafin sampai harus membuat honeymoonnya berantakan. Gabriel bilang Dhafin hanya demam dan sudah membaik tidak seperti yang Sheila katakan, namun tetap saja Barra lebih memilih untuk melihat keadaan Dhafin daripada melanjutkan honeymoon dengannya. Di tangannya, Sarah kini membawa sebuah bingkisan berisi buah-buahan juga makanan ringan sehat untuk anak-anak. Sedangkan Barra membawa dua buah kotak makan berisi makanan orang dewasa yang ia pesan dari restoran China, Gabriel mengikuti dari belakang dengan membawa beberapa selimut tebal untuk Sheila selama menemani Dhafin disini. Dokter bilang untuk sementara Dhafin harus di rawat dulu, namun fasilitas yang Sheila guna
Read more
Chapter 46
Setelah berganti pakaian, Claudia segera menghampiri Sarah dan Gabriel yang sudah menunggunya di ruang keluarga. Claudia duduk di sebelah Gabriel yang berada bersebrangan dengan Sarah, berada di posisi seperti ini membuat Gabriel seakan-akan seperti tengah di interogasi oleh Sarah. "Kakak mau ngomong apa?" tanya Claudia membuka obrolan."Ehm, kakak mau tanya soal hubungan Sheila dan Barra. Kamu kenal Sheila sejak dulu kan?"Claudia tersenyum sinis, "Perempuan ular itu? apa dia membuat ulah dan mengganggu kakak? atau dia mencoba merebut kakakku dari kak Sarah?""Kakak tidak terlalu yakin, tapi feeling kakak berkata demikian. Kakak merasa Sheila sedang berusaha merebut Barra dari kakak dengan menggunakan Dhafin," jawab Sarah lesu. "Sudah aku tebak, anak itu akan menjadi senjatanya di kemudian hari jika tetap dibiarkan hidup." ujar Claudia."Senjata? maksud kamu Claudia?""Ya senjata untuk mendapatkan kak Barra dan kekayaan keluarga ini,"Sarah mengernyitkan keningnya, ia semakin tidak
Read more
Chapter 47
*Flashback off*"Lalu darimana kamu tau semua rencana mereka?" tanya Sarah. "Ibu menempatkan seorang mata-mata untuk Sheila dan ayahnya, mereka itu licik tapi mereka tidak waspada." "Dan dimana ayahnya Sheila sekarang?""Ayahnya meninggal saat usia kandungan Sheila menginjak enam bulan," sahut Claudia."Nyonya Sarah tenang saja, tuan Barra tidak akan berpaling dari anda. Tuan Barra berada di sisi Sheila hanya untuk Dhafin," ujar Gabriel setelah sekian lama diam."Justru Dhafinlah yang aku takutkan Gabriel, anak itu dan kamu bisa melihat sikapnya terhadapku." ucap Sarah."Anda tidak perlu khawatir, saya akan membantu anda kapanpun jika Sheila berbuat sesuatu pada anda dan tuan Barra. Lagipula anda juga sedang mengandung anak tuan Barra sekarang kan? anak anda jauh lebih di banggakan oleh nyonya Arista dan tuan Barra, kelak dia juga yang akan menjadi pewaris Amethyst." "Ya, kamu benar Gabriel." Sarah tersenyum lega."Kakak juga punya aku, tenang saja."Sarah menggenggam tangan Claudi
Read more
Chapter 48
Barra mengendap keluar dari kamar rawat setelah Sheila dan Dhafin sudah tertidur pulas, ia sangat ingin menghubungi istri tercintanya yang sudah sangat ia rindukan. Sedari tadi ia tidak bisa berkutik selain menemani Dhafin atau membujuknya ketika merajuk, bahkan urusan kantor semua terpaksa Gabriel yang handle karena ia tidak sempat mengecek pekerjaan apapun.Panggilan pertamanya tidak di jawab oleh Sarah, wajar karena ini sudah hampir tengah malam namun hati Barra sudah sangat menggebu-gebu ingin mendengar suara lembutnya. Barra tidak mau menyerah, ia terus mengubungi Sarah meskipun nanti hanya omelan yang akan ia dapatkan. Panggilan ke lima akhirnya terjawab, senyum Barra yang sejak seharian ini menghilang akhiirnya muncul juga."Halo," sahut Claudia malas di ujung telepon.Kening Barra mengernyit kala mendapati suara yang menjawab pangilannya bukanlah Sarah, "Claudia? kenapa ponsel Sarah ada di kamu?""Oh ini ponsel kak Sarah? aku kira ponsel ku," jawab Claudia santai, memang saat
Read more
Chapter 49
Seperti mendapatkan sebuah kebebasan yang sangat berharga, Barra langsung membawa Sarah ke dokter kandungan karena ia sudah tidak sabar untuk melihat calon anaknya. Barra bahkan sampai membayar nomor antrian pasien lain demi membuat Sarah mendapatkan antrian pertama, Barra juga berharap sang calon pewaris itu baik-baik saja sampai tiba saatnya ia lahir nanti."Selamat siang bapak Barra dan ibu Sarah, silahkan ibu naik ke atas brankar." ucap dokter yang akan melakukan tindakan USG pada Sarah. Sarah naik ke atas brankar dengan dibantu oleh Barra, saat Sarah berbaring perutnya sudah terlihat mulai membuncit dan membuat Barra gemas. "Semuanya sehat tidak ada masalah, hanya saja air ketuban ibu Sarah masih sedikit. Tolong di jaga asupan air minumnya ya?""Air ketuban? apa itu?" tanya Barra dengan wajah polosnya."Air ketuban adalah elemen yang berperan penting selama kehamilan untuk perkembangan janin yang sehat, jumlah air ketuban perlu selalu dikontrol untuk mengetahui kesejahteraan ja
Read more
Chapter 50
Hari ini Barra tidak datang ke rumah sakit untuk merawat Dhafin meskipun Sheila sudah berkali-kali mencoba menghubunginya, bahakan saat Sheila nekat mendatangi Amethyst ia justru malah di usir oleh penjaga keamanan. Hari ini Barra akan berangkat ke Brazil, ia ingin menyiapkan semua keperluannya secara teliti karena jika ada satu saja yang tertinggal maka rapat ini bisa berantakan. "Tuan Barra, sepertinya ada beberapa file yang harus kita minta kepada Luna atau pak Lionel." ujar Gabriel saat mendapati ada yang kurang dari dokumen mereka. Barra mendesah pelan, semenjak posisinya di rebut oleh Lionel pekerjaan Lionel tidak pernah ada yang beres. Kedua ayah dan anak itu sama saja, yang satu asik bermain wanita yang satunya asik menjadi bos dengan otak kosong. "Gabriel, apa kamu sudah menemukan si pemilik saham misterius?" tanya Barra. "Belum tuan, tapi desas-desus mengatakan kalau si pemilik saham misterius itu sudah tiada." "Kalau benar demikian, itu berarti aku bisa mengakuisisi be
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status