Semua Bab Mengejar Cinta Tuan Barra: Bab 51 - Bab 60
96 Bab
Chapter 51
Rio de Janeiro, Brazil.Sesampainya Barra dan Gabriel di bandara, ia langsung di sambut oleh asisten pribadi Ramos yaitu Cecilia. Wanita itu dengan ramah menyambut kedatangan sang calon kolega, juga memberitahukan fasilitas apa yang sudah di sediakan oleh bosnya untuk Barra dan Gabriel selama berada di sini. Barra sebenarnya bisa menyiapkan segala keperluannya disini sendiri, namun Ramos memaksa ingin menjamu Barra dengan sebaik mungkin jadi Barra tidak bisa menolak keinginannya. "Tuan, sepertinya ponsel tuan sedari tadi berdering." bisik Gabriel. Barra juga tahu kalau ponselnya sedari tadi sedang berdering, tapi karena sejak tadi Cecilia terus mengajaknya bicara ia jadi tidak bisa menjawab panggilan telepon itu. Setelah Cecilia pergi Barra segera menjawab panggilan yang terus menerus masuk ke ponselnya, sang nyonya besar sepertinya tahu kalau Barra kini tengah bersama wanita cantik jadi ia merasa gelisah tanpa kabar dari Barra. "Halo, Barra? kenapa kamu baru jawab panggilan aku se
Baca selengkapnya
Chapter 52
Di pagi hari, Barra terbangun dengan kondisi kepala yang terasa sangat sakit karena efek alkohol semalam. Barra bukan tipe orang yang mudah mabuk, namun entah mengapa alkohol yang di berikan Ramos semalam efeknya begitu dahsyat di tubuhnya. Ia tidak mengingat apapun yang terjadi setelah mabuk, yang ia ingat terakhir kali mereka hanya sedang berkaraoke di clubhouse setelah meeting panjang seharian. Barra melirik ke setiap sudut ranjang untuk mencari keberadaan ponselnya, namun tidak ia ketemukan benda pipih itu sampai akhirnya ia mendengar suara ponselnya berdering di dalam saku jas yang teronggok di lantai. Ada banyak panggilan dari Sarah, tapi saat Barra mencoba menghubunginya lagi nomor ponsel Sarah malah tidak aktif. Barra mencoba menghubungi Claudia, namun ponsel Claudia juga sama tidak aktif juga. Perasaan Barra mendadak jadi tidak enak, ia segera menghubungi ke sambungan telepon rumah untuk memastikan kalau istrinya itu baik-baik saja. "Halo?" sahut Claudia. "Claudia, bagaima
Baca selengkapnya
Chapter 53
Setibanya di Indonesia mereka langsung di sambut oleh anak buah Barra yang di tugaskan mencari keberadaan Sarah dan Claudia, hingga kini kedua wanita itu masih belum di temukan keberadaanya. "Dasar bodoh! apa kalian tidak melacak keberadaan mobil yang istriku gunakan?""Maaf tuan Barra, kami sudah melacaknya tapi mobil tersebut kini ada di sebuah mall namun nyonya Sarah tidak ada disana." jawab Jimmy.Barra mendesah frustasi, nomor Sarah juga kini tidak aktif dan ia tidak bisa melacak keberadaan Sarah karena koneksi lokasi mereka di nonaktifkan oleh Sarah. Claudia bahkan juga tidak dapat dihubungi, ini benar-benar masalah besar. "Apa tuan Barra sama sekali tidak tahu dimana nyonya Sarah biasa tinggal?" tanya Gabriel."Dulu dia selalu bersama Helena, namun setelah Helena meninggal dia tidak pernah pergi kemanpun." sahut Barra dalam kebingunganMereka sama sekali tidak ada ide untuk mencari keberadaan Sarah, salahnya Barra adalah ia tidak pernah menanyakan tempat yang biasa Sarah kunj
Baca selengkapnya
Chapter 54
Barra baru saja sampai di hotel, stressnya juga belum hilang namun Sheila sudah mencoba mengganggunya dengan terus mengiriminya pesan dan meneleponnya tanpa henti. Barra benar-benar lelah, tapi Sheila terus menghubunginya dengan alasan Dhafin sudah sangat merindukannya. "Aku sedang tidak bisa datang menemui Dhafin Sheila, aku sedang berada di luar kota. Tolong bilang kepadanya untuk menungguku sampai aku kembali," ucap Barra lesu."Tapi kamu baru kembali dari Brazil, bagaimana bisa kamu langsung ke luar kota. Jangan coba menghindari putramu sendiri Barra," "Sheila, aku memang sedang berada di luar kota, bagaimana bisa aku menghindari anakku sendiri. Aku dan Sarah sedang ada masalah, aku harus menyelesaikan dulu urusanku dengan Sarah." Sheila terdiam sejenak, senyum licik langsung mengembang lebar di bibirnya kala mendengar Barra dan Sarah kini sedang tidak akur. Sebuah ide jahat muncul di dalam pikirannya, Sheila tidak boleh menyia-nyiakan momen berharga ini dan rencananya harus b
Baca selengkapnya
Chapter 55
Pagi hari sebelum matahari terbit dengan sempurna, Barra sudah bersiap dengan penampilan terbaiknya untuk membuat Sarah terkesan dan mau memaafkannya. Di atas ranjang kini sudah tersedia buket bunga yang cantik dan beberapa barang mewah sebagai permintaan maaf Barra, seharian penuh kemarin Gabriel dengan susah payah mencari semua barang tersebut dan sekarang ia tertidur sangat lelap karena kelelahan. Barra membiarkan anak buahnya itu beristirahat, sebagai balasan atas lelahnya Gabriel kemarin Barra memberikan Gabriel hadiah juga untuk ibu dan adiknya. Bukan barang yang Barra berikan, tapi sejumlah uang yang cukup banyak bahkan mungkin cukup untuk kebutuhan Gabriel dan keluarganya satu sampai dua tahhun.Penampilan Barra yang begitu memukau membuat para wanita yang melihatnya begitu terpesona, apalagi sinar mentari pagi yang menyorot ke arahnya membuat Barra nampak seperti lukisan hidup. Seorang gadis berusia dua puluh tahunan yang baru saja selesai jogging menghampirinya dengan malu-
Baca selengkapnya
Chapter 56
Barra berlari ke arah ruang gawat darurat dengan tergesa-gesa, ia begitu khawatir dengan keadaan Sheila dan Dhafin setelah mendapatkan telepon dari pihak kepolisian. Sheila dan Dhafin mengalami kecelakaan pagi ini saat mereka hendak pergi ke supermarket, Sheila tidak bisa mengendarai mobil namun ia nekat menyewa sebuah mobil untuk keperluannya bepergian. Keadaan bagian depan mobil itu lumayan memprihatinkan namun beruntungnya Sheila dan Dhafin terlindungi oleh air bag, namun tetap saja hati Barra sakit saat melihat keadaan mereka berdua. "Barra," panggil Sheila pelan setelah tersadar."Ya, Sheila. Ada apa? apa ada yang sakit? apa aku perlu memanggil dokter?" tanya Barra cemas.Sheila menggeleng, "Dhafin, dimana anakku Barra? dimana dia dan bagaimana keadaannya?""Dhafin masih belum tersadar Sheila, ada luka di kepalanya dan dokter masih terus memantau keadaannya." "Barra, aku takut anakku tidak selamat. Ini salahku, seharusnya aku tidak mengajaknya pergi!" Sheila menangis meraung-r
Baca selengkapnya
Chapter 57
Sarah pergi ke toilet wanita karena ia mendadak merasa pusing dan mual ketika bertengkar lagi dengan Barra, tidak ada orang disini kecuali wanita asing yang tengah bersolek di depan cermin toilet. Wanita itu sangat cantik dengan rambut pirang dan warna mata hazelnya, ia tersenyum kepada Sarah saat mereka tidak sengaja saling berpandangan. Saat Sarah hendak memasuki bilik kamar mandi tiba-tiba ia terhuyung lemas dan nyaris terjatuh di depan pintu, wanita asing itu segera menolong Sarah dengan sigap dan membantu Sarah berdiri kembali."Are you okay?" tanyanya sembari memberi Sarah air mineral miliknya."i'm okay, thanks." "Do you want me to take you to the ER? Coincidentally, I'll be there too.""No need, I'm better now. Thank you very much for your help miss.""You're welcome, I'll go first then."Wanita asing itu kemudian pergi, namun sesuatu terjatuh dari dalam tasnya saat ia mengambilkan air untuk Sarah. Sarah memungut kertas tersebut dan membaca informasi yang tertera disana, awa
Baca selengkapnya
Chapter 58
Barra berjalan lunglai ke arah tempat tidur karena saking lelahnya, tubuhnya memeluk erat tubuh Sarah dari belakang dan menghirup aroma manis yang beberapa hari ia rindukan dari Sarah. Sarah yang merasa kegelian akhirnya terbangun dan berbalik ke arah Barra, bibirnya tersenyum manis dengan keadaan yang mengantuk berat. "Do you miss me?" tanya Barra."Sure honey, apa semua urusanmu sudah selesai?" "Urusan administrasi dan segala macamnya sudah, tapi sepertinya besok pagi aku harus kembali lagi ke rumah sakit."Sarah bangkit dan duduk menghadap ke arah Barra, "Untuk apalagi?""Untuk melihat keadaan Dhafin, Dhafin harus menjalani operasi di kepalanya karena ternyata ada pendarahan di dalam otaknya." Sarah menutup mulut dengan satu tangannya karena shock, "Apa dia akan baik-baik saja?""Aku tidak tahu, semoga saja begitu. Sarah, kamu tidak keberatan kan jika aku berada di sana sampai Dhafin sembuh?""Tentu, kamu harus merawat Dhafin dengan baik Barra. Dia darah dagingmu, aku tidak akan
Baca selengkapnya
Chapter 59
"So what are you going to do now Sheila? do you still want to be by Barra's side with hate in your heart?" tanya Angela."Of course, previously I wanted to be with him because I love him. But now all I want is to destroy him and take everything that belongs to him." sahut Sheila dingin, bahkan Angela sampai dibuat bergidik saat melihat ekspresinya."If it's your decision then I won't be able to do anything,"Sheila tidak lagi menyahuti perkataan Angela, yang ada di otaknya saat ini hanyalah bagaimana cara menghancurkan Barra.*****Barra datang ke kantor tanpa semangat sedikitpun, kalau bukan karena ada meeting yang sangat penting ia tidak akan mungkin datang ke kantor hari ini. Gabriel menyambutnya di lobby kantor, dari ekspresi wajahnya yang nampak gelisah Barra tau bahwa ada sesuatu hal buruk yang terjadi di Amethyst."Ada yang tidak beres disini tuan," ujar Gabriel. "Ada apa? apa ayah dan anak itu membuat ulah lagi?" tanya Barra"Tadi pagi saya mendapatkan telepon dari sekretaris
Baca selengkapnya
Chapter 60
"Gabriel, tolong sampaikan kepada Sarah kalau aku tidak bisa pulang malam ini." titah Barra karena ponselnya tertinggal di kantor dan ia tidak memiliki waktu untuk berbicara di telepon. "Baik tuan," sahut Gabriel, segera ia keluar dari ruang rawat Sheila untuk mengabari Sarah. Barra nampak begitu kelelahan menghadapi hari ini, banyak masalah yang menimpanya mulai dari urusan kantor sampai urusan Sheila dan Dhafin. Barra mulai merasakan tubuhnya tidak mulai tidak fit, ia bahkan mulai merasa sedikit pusing dan kesulitan untuk berkonsentrasi. Sheila menyunggingkan senyum liciknya saat melihat Barra yang mulai terlihat stress, ia berhasil mengacaukan konsentrasi Barra dan yang selanjutnya adalah alam bawah sadar Barra. Angela datang setengah jam kemudian tepat setelah Barra tertidur, Angela datang dengan membawa satu butir obat yang akan ia gunakan nanti untuk mencuci pikiran Barra. "Do your job after Barra wakes up from sleep later, I'm tired of acting like a madwoman all day." ger
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status