Semua Bab Dibalik Bayangan Masa Lalu: Bab 21 - Bab 30
41 Bab
Bab 21
Melalui kaca spion mobilnya, Derek melihat mobil Adina bergerak mendekat. Derek membuka pintu dan keluar dari mobilnya dan berjalan menemui Adina yang sedang keluar dari mobilnya. Dari balik kacamata hitamnya, wajah muram Adina terlihat mungil dan pucat. Dia sangat ingin menarik wanita itu ke dalam pelukannya. Tapi dia tidak melakukannya. Hampir setiap kali dia melihat Adina, wanita itu selalu membangun pagar pelindung di sekelilingnya. Dia seharusnya menyadari hal itu sekarang. Apa lagi setelah Adina berani membubarkan pestanya semalam, dia harus menyadari kalau keberanian wanita itu jauh melebihi ukuran tubuhnya yang mungil."Untuk apa kau ke sini? Apa yang kau inginkan, Derek?" Tanya Adina begitu berhadapan dengan Derek."Pergi ke mana keramahanmu?" Tanya Derek. Adina tidak menjawab, dia menunggu Derek. "Aku sudah menunggumu selama lebih dari setengah jam. Apa aku tidak layak untuk mendapatkan sapaan yang lebih ramah?" lanjut Derek.Adina memutar matanya. "Apa yang kau inginkan?"
Baca selengkapnya
Bab 22
Derek langsung menyeberangi dapur dengan cepat dan duduk di hadapan Adina. "bagaimana aku bisa merusaknya dengan menjadi bagian dalam hidup Bobby? Seorang anak membutuhkan ayahnya." Kata Derek."Dia tidak membutuhkannya sampai sekarang." jawab Adina."Dari mana kau tahu? Mungkin dia sudah berhenti mengungkapkan harapan dan keinginannya karena dia peka terhadap perasaanmu." Kata Derek. Derek tahu apa yang dia katakan tepat karena Adina langsung terdiam. "Aku tahu apa yang kau lihat tadi malam membuat aku terlihat buruk, tapi aku ingin menjelaskan semuanya."Adina tidak mengatakan apa-apa, namun dia hanya membalas tatapan Derek. Derek berusaha tidak mengacuhkan tuntutan tanpa kata yang ada di mata Adina. "Aku marah atas apa yang terjadi di sini waktu itu." Lanjut Derek. Dia merasa senang dan lega karena hal itu membuat Adina tidak tenang. Wanita itu bergerak degan kaku di kursinya dan mengatupkan tangannya. "Aku tidak mau berhenti, Adina. Aku tidak ingin di hentikan. Aku ingin hal itu
Baca selengkapnya
Bab 23
Adina seperti baru saja di hantam. Dia memeluk erat perutnya dan sedikit membungkuk seolah sedang merasakan nyeri yang sangat menyakitkan.Derek tidak bisa mengambil Bobby darinya. Tidak bisa.Dari sisi hukum, pria itu tidak memiliki dasar yang kuat. Semua orang bisa melihat kalau Bobby sudah tubuh menjadi pemuda yang sehat dengan berkelakuan baik. Bobby tidak pernah di telantarkan atau di perlakukan dengan tidak baik. Entah itu secara fisik ataupun emosional. Bobby akan menjadi orang pertama yang bersaksi bagi ibunya, walau pun baru membayangkannya saja sudah sangat menyakitkan bagi Adina.tentu saja, Derek akan berpikir jernih nantinya dan akhirnya dia akan menyadari kalau yang terbaik adalah membiarkan segalanya kembali seperti sedia kala. Dia tidak akan membiarkan Bobby melewati siksaan seperti perebutan hak asuh, kan? Pria itu mungkin angkuh dan sombong, tapi tidak begitu kejam.Mungkin juga pertempuran di meja hijau ini tidak akan terjadi. Seandainya, Bobby mengetahui siapa itu
Baca selengkapnya
Bab 24
Adina mematikan keran air, mengeringkan tangannya dan memindahkan panggangan dari kompor. makan malam bisa di tunda. Kebutuhan emosional selalu di dahulukan dari pada hal lain seperti makan malam. "Tentu saja aku tidak berpacaran dengan Derek." Jawab Adina."Aku tidak keberatan." Balas Bobby."Aku tahu. Dia memberitahuku apa yang kau katakan padanya di malam kami pergi ke pesta makan malam waktu itu. terus terang saja aku sangat terkejut." Kata Adina."Aku sudah cukup umur untuk mengerti tentang seksualitas dan semacamnya. Mama dan Om Derek adalah dua orang yang sudah dewasa yang sudah cukup umur." kata Bobby sambil mengangkat bahunya."Aku menghargai keterbukaanmu mengenai kehidupan seksualku, tapi kita tidak sedang membicarakan hal itu. Derek dan aku bukan pasangan kekasih." Kata Adina dengan tegas. Tidak menyangka akan membahas hal ini dengan anaknya."Kalau begitu apakah kalian hanya berteman?" tanya Bobby lagi."Aku tidak bisa menyebutnya sebagai teman. kami hanya sekedar kenala
Baca selengkapnya
Bab 25
Adina menatap Bobby dengan tatapan memohon untuk pengertiannya. "Dia masih lajang. Dia memiliki masa depan yang gemilang. Aku tidak enak padanya. terlebih lagi, aku takut kalau dia akan menolakmu, Bob.""Apakah dia menolakku?" tanya Bobby dengan meninggikan suaranya.Walau pun suaranya sudah berubah sejak tahun lalu, tiba-tiba saja Bobby terdengar sangat muda dan rapuh. hati Adina jatuh karenanya. "bagaimana menurutmu?" Sudut-sudut bibir Bobby sedikit tertekuk sebelum akhirnya berubah menjadi senyum yang lebar. "Aku rasa dia menyukaiku, walau pun hanya sedikit." jawab Bobby."Dia sangat menyukaimu." Balas Adina.Bobby bangun dari kursinya dan mulai berjalan mondar-mandir mengelilingi dapur tanpa tujuan, dia menyentuh benda-benda yang sudah dia kenal seolah benda-benda itu adalah hal baru baginya."rasanya sulit untuk di percaya. Aku selalu bertanya-tanya siapa ayahku, tapi Derek Emir. Astaga." Bisik Bobby, tangannya di sisir ke rambutnya. "Aku... Rasanya terlalu hebat untuk di percay
Baca selengkapnya
Bab 26
Kurang dari setengah jam, Derek sudah tiba di pintu depan rumah Adina. Selama itu Adina membuang makan malam yang tadi di masaknya yang sudah setengah matang ke dalam tempat sampah. Bobby pergi ke kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian. Segera setelahnya, Bobby berjalan mondar-mandir di depan pintu, menunggu suara mobil yang akan berhenti di depan rumah mereka, tapi jauh sebelum mobil Derek yang memiliki suara yang khas berhenti, Bobby sudah tahu kalau Derek sudah sampai."Dia sudah datang!" Seru Bobby sambil menengok ke arah dapur sebelum berlari menuju pintu depan untuk membukakan pintu untuk Derek.Dari kaca ruang tamu, Adina melihat Derek berlari mengelilingi mobilnya. Keduanya seolah bergegas untuk bertemu, berhenti, dengan ragu-ragu, dengan sopan mereka berjabatan tangan dan lalu detik berikutnya mereka berdua berpelukan erat.Mata Adina basah karena air mata, tapi Adina segera menghapusnya. Dia turut bahagia bagi Bobby karena Derek cukup baik untuk menganggap anaknya Bobby
Baca selengkapnya
Bab 27
"Apa yang kau katakan padanya?" tanya Derek."Aku bilang tidak!" Jawab Adina dengan cepat."Maksudku bagaimana dia tahu kalau aku adalah ayahnya?" tanya Derek lagi mengoreksi maksudnya."Semuanya. Dia juga salah menyimpulkan kalau aku adalah ibu kandungnya." Jawab Adina.Derek menyentuhnya lagi, kali ini dia menyelipkan jari-jarinya ke belakang leher Adina. "Kau memang ibunya. Aku tidak akan melupakan itu. Dan Bobby juga pasti tidak akan melupakan hal itu. Saat ini dia hanya sedang bahagia tentang aku. Tapi itu tidak akan menghapus rasa cintanya padamu."Derek melangkah semakin mendekat, hingga Adina bisa merasakan napas pria itu di wajahnya. "Ini adalah acara keluarga. Ayo kita merayakannya bersama-sama. Ikutlah makan malam dengan kami." Untuk beberapa detik, Adina seakan tersihir oleh tatapan mata pria itu dan suaranya yang lembut. Lalu akhirnya Adina menggelengkan kepalanya dengan lembut. "Tidak, Derek. Setelah hampir tujuh belas tahun, aku rasa kau dan Bobby berhak untuk menikmat
Baca selengkapnya
Bab 28
"Menurut papa, kenapa mama begitu?" Tanya Bobby pada ayahnya beberapa menit setelah mereka berkendara lumayan jauh dari rumah.Derek yang sedang menyetir teringat bagaimana dia menatap kaca spion, di mana dia bisa melihat Adina yang berdiri di depan pintu yang terbuka, sebuah bayangan kecil yang terlihat seperti akan di telan oleh rumah itu."Aku rasa seperti yang dia katakan tadi, dia merasa kita perlu menghabiskan waktu bersama." Jawab Derek sambil melirik Bobby yang duduk di kursi penumpang di sebelahnya. "Apakah gagasannya untuk tinggal bersamaku untuk sementara waktu membuatmu senang?""tentu saja." Jawab Bobby, kegembiraan terlihat jelas di matanya yang berbinar. "Aku rasa akan sangat menyenangkan. Aku hanya terus memikirkan mama yang tinggal sendirian. Memang cuma sebentar saja, aku tidak mau papa merasa terikat denganku selamanya." Lanjutnya cepat."Kau boleh menghabiskan waktu denganku selama yang kau mau, Bobby. Aku sungguh-sungguh." Kata Derek.Senyum lembut Bobby meninggal
Baca selengkapnya
Bab 29
"Lanjutkan." Kata Derek dengan tenang."Mama bilang aku tidak normal kalau tidak menginginkan hal itu. Astaga. Aku terdengar seperti orang brengsek sekarang." Kata Bobby dengan nada erangan."Kebanyakan dari kita merasa seperti itu kalau kita membicarakan masalah ini, Bobby. Lupakan tentang kau terdengar seperti brengsek atau apa pun itu. Lanjutkan dan keluarkan apa yang ada di pikiranmu tentang masalah itu. Ceritakan padaku." Kata Derek."Baiklah, mama bilang aku seharusnya tidak melihat wanita hanya dari tubuh mereka saja, tapi aku juga harus mengagumi pikiran dan kepandaian mereka serta hal-hal lainnya juga. Papa tahu kan, segala hal yang membuatnya menjadi seperti seorang manusia. Kalau aku harus menghargai wanita dan tidak melakukan apa pun untuk mengeks... eksplot... eksplo..." Bobby tergagap karena tidak bisa mengingat kata dengan benar."Ekploitasi?" Potong Derek."Itu dia. Aku tahu apa artinya, aku hanya tidak bisa mengingat kata itu." Jawab Bobby."Ibumu benar. Bobby." Kata
Baca selengkapnya
Bab 30
Adina sangat gugup sampai dia nyaris membuat titik di atas huruf y pada nama Bobby yang menggumpal. Tapi dia menangkap tetesan krim kue itu tepat pada waktunya dan akhirnya memberi garis lurus di bawah nama Bobby dengan titik di ujunya dengan sempurna."Kita bisa merayakannya di rumahku saja." Kata Derek beberapa hari sebelumnya."Tidak. Aku ingin dia berada di rumah di hari ulang tahunnya." Jawab Adina. lalu menyadari kalau rumah Derek lebih terasa rumah bagi Bobby dari pada rumahnya sendiri. "Aku ingin merayakan ulang tahunnya dengan makan malam di sini." Lanjut Adina dengan cepat."Baiklah kalau begitu." Jawab Derek mengiyakan sambil tersenyum. belakangan ini pria itu bersikap dengan baik. "Ada yang bisa aku bantu?" tanya Derek menawarkan diri."Tidak. Terima kasih." Jawab Adina sama baiknya. "Bukan pesta yang besar. Hanya kita bertiga. tapi aku ingin memasak makanan kesukaan Bobby dan menjadikannya acara yang sangat istimewa. Bobby sudah lama menantikannya." lanjut Adina.Lalu Bob
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status