Semua Bab ANAKKU MENJADI SAKSI MATA PERSELINGKUHAN SUAMIKU: Bab 11 - Bab 20
92 Bab
Bab 11 Menggagalkan Rencana
##BAB 11 Menggagalkan Rencana“Kamu tunggu dulu, ya. Aku mau ganti sekalian siapin barang-barang yang mau dibawa,” kataku seraya melangkah masuk ke dalam kamar.Bisa kudengar kasak-kusuk dari arah luar. Mungkin mereka sedang melalukan perdebatan kecil. Entahlah.Instingku sebagai istri terbukti tajam, aku bisa tahu dari gelagat Mas Frengky yang tumben-tumbenan pergi ke luar kota pakai nginep segala.Dengan jurus ninja, tak sampai setengah jam aku sudah berpakaian rapi dan membawa tas ransel yang cukup besar. Berisi baju dan beberapa kebutuhanku.Mas Frengky terlihat duduk sembari meremas rambutnya, Cahaya masih saja asyik dengan sarapannya. Kelakuan ayahnya sama sekali tak mencuri perhatiannya.“Loh, Rosa mana, Mas?” tanyaku celingukan karena tak mendapati wanita itu di meja makan. Padahal beberapa menit yang lalu ia sudah kuperingatkan untuk menunggu.“Dia sudah pergi, ibunya menelfon menyuruhnya cepat berangkat, Bun. Rosa naik ojek di depan sana,” kata Mas Frengky sembari mengarahka
Baca selengkapnya
Bab 12 Fakta Mencengangkan
##BAB 12 Fakta Mencengangkan“Apa?” “Obat anti depresan, bahkan hampir satu minggu sekali paketan obat itu selalu mendarat ke alamat Resto. Aku sering menerimanya. Awalnya aku tak ingin tau, tapi karena terlalu seringnya obat itu bertandang ke mari, akhirnya aku kepo juga. Aku sempat tanya ke Mas Frengky, dia hanya bilang itu untuk Mbak Nayla yang susah tidur karena insomnia. Dari situ aku nggak mau ikut campur lagi, sampai puncaknya aku nemuin ponsel Mas Frengky yang khusus ia gunakan untuk berhubungan dengan seseorang. Aku sempat lihat beberapa balok notifikasi yang muncul di layar ponselnya ketika tak sengaja tertinggal di meja kerjaku, dan itu membuatku hampir pingsan karena tak menyangka,” kata Gilang seakan menerawang kejadian waktu itu.“Ppo-ponsel? Bukannya Mas Frengky hanya punya satu ponsel?” tanyaku tergagap.“Aku mengira juga seperti itu. Saat ponselnya tertinggal di meja, aku ingin menghubungi nomornya. Tapi ‘kan mana bisa, mengingat ponselnya ada di meja kerjaku, jadi k
Baca selengkapnya
Bab 13 Terkuak
##BAB 13 TerkuakSesampainya di rumah Bu Romlah, alias ibu mertuaku. Mas Frengky bergegas memarkirkan mobil ke carport.Aku dan Cahaya masuk terlebih dahulu ke dalam.“Assalamualaikum ....” salamku ketika masuk ke ruang tamu.Rumah Ibu tampak sepi, mungkin Reni dan Reno sedang kuliah, sedangkan Ibu? Entahlah di mana.Aku bergegas duduk di sofa sembari memainkan ponsel, menunggu kabar dari Gilang tentunya. Pesanku pada Rosa pun belum ada balasan, padahal status wa nya online beberapa menit yang lalu.Rupanya dia sengaja ingin menghindariku.“Masuk rumah bukannya salam, malah udah selonjoran. Dari mana?” ujar ibu mertua tiba-tiba sudah berdiri di depanku dengan wajah pias.“Lah, Nayla tadi udah salam, kok. Ibu aja yang nggak denger, mungkin faktor usia. Jadi maklum, deh,” ujarku santai.“Apa tadi kamu bilang?” tanyanya sembari mendekat ke arahku.“Oh ... nggak, bukan apa-apa,” jawabku masih dengan kaki selonjoran. Biarlah aku bersantai sejenak, badanku memang pegal butuh sandaran.“Fren
Baca selengkapnya
Bab 14 Salah Sasaran
##BAB 14 Salah SasaranAku membuka mataku perlahan. Oh, ya ... aku ingat masih di rumah ibu mertua. Aku meraba kasur mencari ponselku.“Hmm ... sudah pukul 18:00 WIB, kenapa Mas Frengky tak membangunkanku? Aku belum menunaikan tiga rakaat,” lirihku sembari mengambil posisi duduk.Aku menggeliat, meregangkan semua otot-ototku agar lebih fresh.Ah ... rasanya lama tak tidur layaknya orang normal begini ....Biasanya aku mampu menghabiskan waktu seharian atau setidaknya 12 jam jika terlelap.Namun kali ini normal, seperti jadwal tidurku beberapa bulan yang lalu.Aku menatap ponsel, ada dua panggilan suara tak terjawab dari Gilang.Wah, pasti hal penting ini. Seakan tak ingin kehilangan kesempatan, aku bergegas menghubungi Gilang.“Assalamualaikum, maaf baru ngehubungi. Aku sempat tertidur tadi, apa semua sudah beres?” tanyaku ketika panggilan tersambung.“Waalaikumsalam, iya alhamdulillah sudah terpasang. Tinggal kamu sambungkan melalui ponsel, nanti aku kirim link caranya, ya. Kamu bisa
Baca selengkapnya
Bab 15 Memasang CCTV
##BAB 15 Memasang CCTVBrak!Mas Frengky membanting pintu dengan kasar, matanya masih menyiratkan sorot kemarahan.Kami telah sampai di rumah, Cahaya pun sudah masuk ke dalam kamar untuk beristirahat.Aku mulai mengamati ruang tamu, menuju ke ruang keluarga, meja makan dan dapur.Aneh ... di mana Gilang menempatkan CCTV nya, aku tak melihat benda hitam itu sama sekali.“Nyari apa kamu?” tanya Mas Frengky mengagetkanku. Tiba-tiba saja dia sudah berdiri di belakangku.“Ah enggak, Mas. Hanya saja aku rindu suasana rumah. Padahal baru beberapa jam aku meninggalkannya. Memang sebaik apapun rumah orang, masih lebih nyaman di rumah sendiri. Apalagi rumah yang dibeli dengan hasil kerja keras dan keringat sendiri,” ujarku sembari meliriknya sekilas.Mas Frengky hanya melengos, perkara teh tadi di rumah Ibu mampu membuatnya uring-uringan.“Kamu kalo capek istirahat, nggak usah marah-marah nggak jelas. Kok jadi ngelampiasin ke aku?” ujarku memandangnya malas.“Maaf, Sayang. Habis aku kesel bange
Baca selengkapnya
Bab 16 Terciduk
##BAB 16 TercidukRosa terlihat antusias menanggapi perintahku.Dengan semangat ’45 dia masuk ke kamar dan meletakkan barang-barangnya begitu saja.Ia bergegas menuju ke dapur, membuatkanku secangkir teh hangat.Mas Frengky memelukku dan membelai pipiku dengan lembut.Tentu saja dia senang, karena gundik kesayangannya sudah pulang.Mas Frengky menatapku dengan pandangan teduh. Huh ... baru saja beberapa menit yang lalu dia uring-uringan nggak jelas.“Aku sayang banget sama kamu, Bun,” ujar Mas Frengky membisikkan kata romantis tepat di belakang telingaku.Bulu kudukku meremang, seperti bisikan syaiton yang terdengar.Jika saja aku belum mengetahui aksi bejadnya, tentu dengan bangga dan bahagia aku akan membalas kata-kata cintanya.Tapi sekarang?Hanya senyuman tipis yang aku berikan.Mas Frengky masih saja memelukku di sampingnya. Kami sedang duduk di sofa panjang sembari menikmati acara televisi di ruang keluarga yang berhadapan langsung dengan kamar Rosa.“Kok Bunda nggak respon, s
Baca selengkapnya
Bab 17 Gagal Ena-Ena
##BAB 17 Gagal Ena-enaSetelah Rosa masuk ke dalam kamar. Aku pun bergegas masuk ke dalam kamarku. Kulihat Mas Frengky sudah terlelap. Untuk memastikannya, aku sengaja mengubah posisi tidurnya. Menggerakkan beberapa anggota tubuhnya, dan membuka paksa kelopak matanya. Namun, Mas Frengky benar-benar sudah pulas.Kubuka ponselku, dengan cekatan aku masuk ke dalam aplikasi pengintai CCTV. Sasaran pertama yang kulihat, yakni kamar Rosa.Meskipun yang terekam kurang pencahayaan. Tapi aku bisa melihat dengan jelas sosok tubuh Rosa. Ia begitu lihai menyapu wajahnya dengan berbagai skincare di depan cermin. Entahlah skincare apa itu, aku tak seberapa jelas mengamatinya.Setelahnya Rosa beranjak berdiri dan membuka lemari plastik bersusun lima, ia mengambil pakaian yang masih rapi terbungkus dalam plastik transparan.Rosa merentangkan bajunya, menghadap ke cermin.Mataku membulat melihat pakaian dinas untuk istri yang bertugas memuaskan suami.Satu set pakaian mini ala tentara, dengan rok span
Baca selengkapnya
Bab 18 Mengerjai Rosa
##BAB 18 Mengerjai RosaRosa mengambil tempat duduk di sebelahku.Dia hanya menatap lurus ke depan, tak berani memandangku.“Kamu sering begadang gini kah?” tanyaku memecah keheningan diantara kami.“Eng–Enggak sih, Mbak. Biasanya kalo susah tidur aku lebih sering main game di ponsel. Kebetulan ini tadi di kamar gerah, jadi aku nyari angin ke sini,” jawabnya.Matanya masih saja tak berani beradu pandang denganku.“Oh ... gerah banget, ya, di kamar? Padahal ada AC loh, Ros. Itu kamar tidur kedua setelah kamarku yang fasilitasnya lumayan memadai. Jika dibandingkan dengan kamar tamu, kamar yang kamu tempati hampir dua kali lipat luasnya. Rencananya itu kamar untuk Pelangi nantinya, karena didesain khusus mirip seperti punya Cahaya. Dari warna dinding hingga perabotan di dalamnya. Beruntung Mas Frengky mengizinkanmu menempati kamar itu. Biasanya seorang asisten hanya diberikan kamar yang kecil, tempatnya pun pasti di belakang,” kataku sembari menekankan kata asisten.Aku harap dia bisa me
Baca selengkapnya
Bab 19 Rosa Terkulai
##BAB 19 Rosa TerkulaiRasanya hati tak tenang meninggalkan Cahaya dalam kondisi seperti itu. Tapi bagaimana lagi?Kepentingan di butik saat ini tidak bisa aku wakilkan kepada siapa pun.Untuk membawa Cahaya juga percuma sekarang ini. Dia pasti akan menolak.Pernah dulu aku membawa Cahaya ikut serta menemaniku di butik. Saat itu aku sedang hamil dan tentu saja sebelum adanya kehadiran Rosa, Cahaya sudah sering ikut aku bekerja. Tapi kasihan, terpaksa Cahaya harus diam saja di dalam ruanganku. Dia sepertinya bosan dan kurang bisa membaur dengan beberapa rekanku.Entah sudah berapa kali aku mengenalkan beberapa rekan untuk menemaninya bermain saat aku harus menghadiri meeting di ruangan yang berbeda. Namun, tetap saja. Cahaya lebih memilih tidur atau menonton TV di ruanganku hingga tertidur. Hal itu membuatku kasihan padanya. Namun bagaimana lagi, saat itu aku memang tak pernah mempunyai baby sitter atau asisten. Semuanya aku handle sendiri. Jadi terpaksa selama itu aku harus bolak-bali
Baca selengkapnya
Bab 20 Mencari Bukti
##BAB 20 Mencari BuktiAku melangkah dengan tergesa-gesa. Semua urusan perbutikan akan aku serahkan kepada Keysa untuk menghandlenya.Kali ini urusan rumah tanggaku lebih penting dari segalanya.Mobil kulajukan dengan kecepatan lumayan tinggi, beruntung tak banyak kendaraan yang lalu lalang di jam segini.Sesampainya di rumah, terlihat mobil Mas Frengky masih terparkir dengan indah di dalam garasi. Letaknya pun masih sama seperti saat kutinggal pergi ke butik tadi.Aku sengaja seperti biasa, memarkirkan mobilku di seberang tanpa suara. Dengan langkah sepanjang mungkin aku masuk ke dalam rumah. Tumben pintu rumah nggak dikunci.Aku mengucap salam dengan suara lirih, menuju ke ruang tengah. Terlihat Rosa sedang menonton TV sambil selonjoran kaki.Hmm ... bak nyonya besar di rumah ini.“Rosa!” panggilku dengan suara sedikit tinggi.Wanita dengan celana super pendek dan kaus tanpa lengan tersebut terperanjat ketika melihatku sudah berdiri di belakangnya. Hampir saja ia terlonjak kaget den
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status