All Chapters of Salah Kirim Paket: Chapter 61 - Chapter 70
140 Chapters
Alia Cemburu
Tok... Tok.... "Masuk!" Seorang lelaki muncul dari balik pintu. Dia berjalan mendekat dengan wajah masam. "Ada apa, Baim?" tanyaku. "Sebenarnya apa hubungan kamu dengan Rizal? Kenapa kalian lengket sekali? Seperti bukan hubungan kakak dan adik?"Aku terdiam. Ku perhatikan setiap gerak-gerik lelaki di hadapanku ini. Rasa cemburu menghilangkan logika. Lebih tepatnya menjadi waspada. Ini yang tengah di rasakan Baim, hingga dia berpikir jika aku menjalin hubungan intens dengan Bang Rizal. Apa jangan-jangan semua orang juga berpikir seperti itu? Karena kebanyakan orang menilai dari luar. Tingkah Bang Rizal tadi memang keterlaluan, di depan umum memperlakukan aku bak kekasihnya. Pantas saja jika Baim berpikir ke sana. "Apa kamu lupa bagaimana Bang Rizal bersikap saat bersamaku?" Baim masih diam, tangan kanannya menarik kursi dan segera menjatuhkan bobotnya. "Apa itu tidak berlebihan Al? Di muka umum dia seperti itu. Sudah seperti dengan kekasihnya saja." Ku letakkan bolpoin dan fok
Read more
Sebuah Pelukan
"Tumben pakai mobil kamu, tidak pakai mobil Rizal?" tanya mama saat melihat mobilku yang ada di halaman rumah, sedang mobil Bang Rizal masih ada di dalam garasi. Semenjak Bang Rizal berada di Surabaya aku memang selalu memakai kendaraan roda empat miliknya. Benar kata Bang Rizal tempo hari, mobil itu sebagai pengobat rindu. Namun sepertinya aku tak perlu memakai mobil itu lagi. Aku harus segera melupakannya."Pengen ganti suasana." Mama hanya tersenyum menanggapi ucapanku. Mama kembali masuk setelah aku berpamitan dan mencium punggung tangannya dengan takzim. Kendaraan roda empat milikku meluncur meninggalkan halaman rumah. Aku menyetir dengan hati-hati. Ini adalah jam rawan kecelakaan karena banyak kendaraan berlalu lalang. Mobil berhenti saat lampu lalu lintas berwarna merah. Tak sengaja melihat seseorang yang ku kenal berdiri sambil membawa plastik bungkus mie instan menengadahkan di jendela mobil lalu berpindah ke mobil yang di belakangnya. Ku kucek mata ini, barang kali aku sal
Read more
Kabar Buruk
"Yakin tidak mau peluk? Tidak rindu?" Aku berjalan ke arahnya, memeluk erat lelaki itu. Menumpahkan rindu yang membelenggu. Untuk pertama aku memeluk Bang Rizal sebagai seorang lelaki dewasa bukan lagi sebagai kakak. Bahagia, ya tentu. Namun seketika ku lepas pelukannya saat teringat foto di beranda facebook."Sudah nih peluknya?" ledek Bang Rizal. Aku memilih diam dengan muka masam. "Foto siapa yang kemarin abang bagikan di media sosial?" Bang Rizal menautkan alis. Lelaki yang kini berambut pendek itu tersenyum penuh arti. "Kamu cemburu?" Tangannya mencolek hidungku sambil tertawa cekikikan. "Gak lucu!" Bibirku maju lima senti, merajuk. "Dia sahabat abang, bertemu mau memberi undangan pernikahan."Aku tersenyum dalam hati mendengar penjelasan Bang Rizal. Itu berarti aku memiliki kesempatan untuk tetap bersama dia. Ya Tuhan, kenapa pikiranku jadi seperti ini. "Ehem ...." Mia berdehem membuat kamu salah tingkah.Ya Tuhan, dari tadi Mia hanya menjadi obat nyamuk saja. Kami bahk
Read more
Suasana Semakin Memanas
"Kenapa bisa seperti ini, Mia?" Ku pijit kepala yang terasa berdenyut. Masalah ini semakin rumit. Apa ini yang membuat orang melihatku dengan tatapan mencemooh? "Saya tidak tahu, Mbak. Pagi tadi sudah viral berita Mbak Alia dan Bang Rizal yang sedang bermesraan. Tak hanya di surat kabar, Mbak. Berita ini viral di media sosial. Banyak komentar dari netizen yang terkesan memojokkan Mbak Alia dan Bang Rizal." Mia memberikan benda pipih miliknya. [Gila, kaya gak ada wanita lain saja][Tampan dan cantik tapi kalau tidak punya akhak buat apa! ][Ingat woy! Haram hukumnya menikahi adik kandung!][Dunia mau kiamat!]Kepalaku semakin berdenyut membaca komentar dari netizer. Aku memilih mengembalikan ponsel Mia. Tak kuat membaca komentar yang kebanyakan memojokkan dan memaki. Bahkan ada yang mengeluarkan sumpah serapah pada kami. Astagfirullahalazim....Ku elus dada sambil beristighfar dalam hati. Aku tak menyalahkan komentar pedas dari mereka. Wajar mereka memaki karena mereka tahunya aku
Read more
Pov Rizal
Pov RizalSebuah berita tentang aku dan Alia kini menjadi topik perbincangan. Entah siapa yang menyebarkan foto itu. Aku sudah meminta orang kepercayaanku untuk menyelidikinya. Geram walau kenyataannya benar. Aku hanya tak ingin Alia menerima cemooh dari orang. Kalau aku sendiri tak masalah. Aku sudah biasa menghadapi itu. Tapi Alia? [Kamu sudah baca berita? Are you okay?]Ku kirim pesan pada Alia. Hanya centang dua berwarna abu. Itu berarti pesanku belum dibaca. Ku lihat terus layar ponsel milikku, berharap Alia segera membaca dan membalasnya. Aku sangat mengkhawatirkan dia. Lima menit, sepuluh menit tak juga dibaca. Akhirnya dimenit tiga puluh pesanku sudah berubah warna menjadi biru. Namun tetap saja tidak dibalas. Ku telepon tapi justru nomornya tidak aktif lagi. Ya Tuhan Alia, kamu dimana? Kamu baik-baik saja kan? Jangan membuatku khawatir dong! Ku ambil kunci mobil yang ada di meja. Aku harus memastikan sendiri. Bisa gila jika tak tahu keadaannya sekarang!"Mau kemana, Bos?"
Read more
Pov Rizal 2
"Mau apa kamu?"ucapnya lantang. Ia berusaha menutupi kegugupan dengan berlaga angkuh. Dasar ikan teri. Kamu tidak tahu jika tengah berhadapan dengan siapa? "Kamu kan yang menyebarkan fotoku dan Alia! Kamu sengaja mau menghancurkan nama baik Alia!" cecaku dengan langkah terus maju. Sasya terus saja mundur hingga akhirnya tubuh gadis itu menempel di tembok. "Itu kenyataannya! Kalian gila, kalian satu darah tapi mau menikah. Apa tidak ada wanita lain selain dia? Murahan, kakak sendiri di embat."PLAAKSatu tamparan mendarat, meninggalkan bekas merah di pipi mulusnya. Biar dia tahu arti kata sopan santun kepada orang yang lebih tua. Sasya meringis sambil memegangi pipi. Nyeri menjalar di tempat gambaran tanganku berada. "Kalian benar-benar gila!" umpatnya. Gadis ini benar-benar harus di beri pelajaran. Mendekam di penjara adalah solusi yang tepat untuk anak sombong seperti dia. Musik tapi belaga sok kaya. Muak aku melihatnya. "Ingat Sya, sekali lagi kamu bikin ulah! Aku tak segan m
Read more
Ucapan Bang Rizal
Aku duduk di antara mama dan Bang Rizal dengan tatapan penuh tanda tanya dari para wartawan. Saat ini kami berada di sebuah restoran yang sudah di booking penuh untuk melakukan konferensi pers. Mama ingin menjelaskan tentang siapa Bang Rizal sebenarnya. Mama tak ingin prasangka buruk terus berkelanjutan hingga merugikan perusahaan.Rasa gugup dan takut menelusup hati. Ku remas ujung tunik yang ku kenakan. Bang Rizal menggenggam tanganku di balik meja. Lelaki yang telah mencuri hatiku itu memberikan kode bahwa semua akan baik-baik saja. Para wartawan sudah duduk dengan rasa penasaran bersarang di kepala mereka. Sesaat semua hening. Hingga kuasa hukum mama menyampaikan maksud dan tujuan diadakan konferensi pers ini. "Apakah benar Mas Rizal dan Mbak Alia akan menikah?""Bukankah mereka sedarah, dan haram hukumnya menikah?""Apakah Ibu Rahmawati memberikan restu untuk kedua anak ibu?""Apakah hubungan ini yang membuat Mbak Alia bercerai dengan Mas Alvan?"Berbagai pertanyaan memenuhi ru
Read more
Tabrakan
"Mama dan Rizal memutuskan bulan depan kalian menikah. Urusan gedung, WO, dll mama yang urus. Untuk urusan pendaftaran nikah Rizal yang akan mengurus. Kamu terima jadi."Nah kan benar dugaanku, Bang Rizal dan mama kongkalikong. Kenapa aku tidak ditanya terlebih dahulu. Ini yang mau nikah aku dan Bang Rizal atau mama dengan Bang Rizal? "Kenapa Alia tidak diberitahu ma? Gak tanya pendapat Alia nih? Atau memang tak butuh pendapat Alia?" Aku mengerucutkan bibir, kesal kepada dua orang di hadapanku itu. Ini masalah masa depanku tapi aku sama sekali tidak tahu. Menyebalkan. "Kamu tahu Al, kenapa mama dan Rizal yang merencanakan ini semua? Mama ingin memberi kejutan padamu."Selamat mama dan Bang Rizal berhasil. Aku benar-benar terkejut dan hampir tak percaya. "Mama benar aku terkejut, sangat terkejut malah. Dan masalah sepenting ini, aku tidak tahu apa-apa!" ucapku datar. Mama mendekat lalu menggenggam kedua tanganku. Manik matanya menatap lekat ke arahku. "Mama kasihan dengan Rizal, m
Read more
Koma
Paket Baju Bayi Dari Suamiku"Alia!" Teriak Rizal saat melihat tubuh Alia terpental hingga di sisi jalan. Beruntung mobil yang yang berjalan mendekat ke arah Alia bisa berhenti tepat waktu. Jalanan seketika membeku, tak ada lalu lalang kendaraan. Semua berhenti di tempat masing-masing. Kemacetan pun terjadi di area kecelakaan. Rizal segera berlari ke arah Alia. Air bah turun melihat tubuh sang pujaan hati sudah bersimpah darah. Calon suami Alia segera membopong tubuh yang bersimpah darah menuju mobilnya. Bahkan kaos putih yang ia kenakan sudah berubah menjadi merah merona. "Tersangkanya kabur, woy!" teriak penjual es buah yang tadi sempat memperhatikan kecelakaan. Mobil silver yang menabrak Alia melejit meninggalkan tempat terjadinya kecelakaan. Tak ada orang yang bisa mengejar laju mobil sedan yang telah menabrak calon pengantin wanita itu. Kemacetan mengundang petugas kepolisian yang sedang lewat berhenti sejenak. Dua lelaki berseragam polisi itu mendatangi tempat kajadian. Da
Read more
Dalang Kecelakaan
Pov Rizal[Target sudah dalam genggaman, Bos!] Satu pesan masuk dari Jefry. Senyum merekah membaca berita itu. Dia akan menyesal karena berani bermain-main denganku. Tanganku sendiri yang akan membalas sakit yang Alia rasakan. Sebenarnya aku buka lelaki yang suka main hakim sendiri. Namun keadaan yang memaksaku menjadi seperti ini. Kalau dia tidak mulai, aku tak akan membalas. Ancamanku tempo hari diabaikan begitu saja. Hari ini dia akan menerima akibatnya. [Aku akan segera ke sana. Jangan biarkan dia lolos!]Ku kirim balasan ke nomor orang kepercayaanku. Tak mununggu lama dia membalas "OKE"."Tunggu Sya, akan ku buat kau menangis dan bersimpuh di kakiku," gumamku. Ku turuni anak tangga. Mencari sosok wanita yang telah merawatku selama ini. "Ma, Mama ...."Sedikit berlari menuju halaman belakang. Sosok yang selalu memberiku limpahan kasih sayang itu duduk dengan pandangan kosong. Pasti beliau teringat Alia, putri semata wayangnya. Sesal dan rasa bersalah itu kembali hadir kalau m
Read more
PREV
1
...
56789
...
14
DMCA.com Protection Status