Semua Bab Bukan Inginku Menikah Denganmu: Bab 71 - Bab 80
103 Bab
Bab 70. Gas!
Kemilau kembali memekik ketika Radinka memisahkan lututnya dan maju selangkah. Tubuh mereka kian rapat dan jelas hasrat perempuan itu langsung terpancing.“Sayang, i—ini yakin aman?” Tapi Mila memutar kepalanya ke kiri dan ke kanan. Semua tirai jendela kaca terbuka. Dia sungguh tidak nyaman.“Kenapa? Kamu takut ada yang melihat kita bercinta di sini?”Mila mengangguk. “Tirainya tutup dulu, Hon. Risih.”“Siap, Nyonya.” Radinka tersenyum sambil membuat gesture menghormat seperti seorang prajurit. Ada baiknya mereka memang main aman dari pada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Maka laki-laki itu meninggalkan meja sebentar untuk menekan tombol yang ada di tembok. Lalu tira-tirai besar itu mulai bergerak menutupi dinding kaca. Mila menyaksikannya dengan takjub, dengan mulut yang sedikit menganga.Ruangan sudah gelap, hanya ada beberapa sinar lurus yang menembus dari ventilasi ruangan. Radinka kembali ke posisinya. Kedua telapak tangan dia taruh di sisi-sisi pinggul Mila, yang memungkin
Baca selengkapnya
Bab 71. Provokasi.
Aksi memukau Kemilau tadi tentu saja kembali menjadi topik obrolan anak-anak kantor. Yang ikut meeting sepertinya tidak bisa menahan diri untuk tidak membicarakan pesona wanita muda yang kini berstatus menjadi istri direktur mereka. Puji-pujian kembali berkumandang di segala arah, membuat telinga seorang Sheza Noura panas bukan main."Brengsek brengsek brengsek!!" Kakinya menendang-nendang pintu toilet yang baru saja dia masuki. Dia tidak menyangka Mila juga berhasil menyihir semua orang yang ada di sini. Bahkan rekan-rekan terdekatnya pun tidak ada yang terlihat membahas foto dia dan Radin. Malah sibuk mengomentari Kemilau dan segala kelebihannya. Lantas untuk apa dia membuka aibnya sendiri dengan mengekspos foto-foto itu??? Haish!Sheza merasakan sel-sel darahnya sedang mendistribusikan seluruh rasa marah ke seluruh tubuh. Hawa di sekitarnya berubah menjadi panas, padahal semua toilet di kantor ini dipasang air conditioner. Hufffttt! Inhale, exhale. Inhale, exhale."Ini masih permul
Baca selengkapnya
Bab 72. Main ke kampus.
“Hari ini kita akan ke kampus kamu. Kamu sudah ready?” Radinka memakai kembali celananya setelah pertempuran mereka selesai. Kemilau sudah turun dari atas meja dengan kaki yang sedikit gemetar. Tadi Radin sampai harus menggendong dan menurunkannya ke lantai. Tentu saja setelah laki-laki itu membersihkan sisa percintaan mereka di area kewanitaan Mila.“Serius?” Mila yang juga sedang memakai mini dress-nya, bertanya karena tidak percaya. Sambil dia berbalik membelakangi Radin, menunjukkan zipper dres-nya yang masih berada di pangkal pinggul. Punggung putihnya terekspos dengan tambahan tali bra di bagian tengah. Laki-laki itu langsung mengerti maksud istrinya. “Kampus aku? Yang mana?” Dia masih tidak tau kampus yang mana, karena mereka baru saja sampai di Jakarta dan belum sempat membahas ini. Setelah selesai Mila kembali berbalik lagi. Melihat Radin yang juga belum selesai memakai kemejanya. Tangannya secara otomatis bergerak untuk mengusap dada bidang yang masih terpampang nyata. “M
Baca selengkapnya
Bab 73. Memberi pemahaman.
Mila berlari memeluk Sulis yang berdiri sekitar lima meter dari mobil. Kerinduannya terhadap ibu angkat sudah terlalu besar. Air mata harunya tumpah sesaat setelah raga keduanya bersatu.“Mila kangen banget sama Ibu.” Setelah tiga puluh detik berpelukan, keduanya kembali membuat jarak. Kemilau dengan jujur mengakui kerinduannya kepada Sulis, ibu panti yang sudah dia anggap sebagai ibu kandungnya sendiri. “Ibu juga kangen sama kamu, Mil. Kamu sehat ‘kan, Nak?” Sulis mengusap pipi, puncak kepala, pundak Mila secara bergantian. Matanya juga dengan cekatan melihat ke sepanjang lengannya yang terbuka, seperti ingin memastikan bukti-bukti kekerasan yang dialami oleh anak muda itu. “Sehat, Bu? Ibu sehat ‘kan?” Walau sedikit bingung, Kemilau tetap bertanya kabar Sulis sendiri. Namun sebelum perempuan paruh baya itu menjawab, Radinka sudah hadir di sebelahnya.“Apa kabar, Bu Sulis?” Laki-laki itu tersenyum ramah. Begitu kontras dengan Radinka saat kunjungan ke panti dan di acara resepsi pern
Baca selengkapnya
Bab 74. Berkunjung ke panti.
Jika dulu, Radinka menginjakkan kakinya di panti asuhan ini dengan perasaan yang jengkel dan tidak ikhlas, jauh berbeda dengan sekarang. Buah tangan yang teramat banyak menjadi bukti kalau siang ini dia datang dengan ringan hati, karena memang ingin bertemu dengan keluarga sang istri.“Yeyyy!!! Aku suka banget buku gambarnya!! Makasih Om! Makasih Kak Milaa!” Salah seorang anak berusia delapan tahun, bernama Tiara, bersorak gembira dan memeluk Kemilau Radin secara bergantian. Sejak Jordhy Saskara sakit-sakitan, memang anak-anak sudah jarang mendapat gift seperti ini. “Sama-sama, Tiara sayang. Semoga Tiara suka yah sama buku gambarnya? Nanti, kalau sudah habis, om-nya bakal beli lagi.” “Beneran, Om?”Mila memberi kode kepada Radinka, agar menyahut ucapannya. Karena anak kecil pasti butuh konfirmasi tentang janji yang diucapkan oleh orang dewasa.“Oh, pasti dong. Kalau nilai-nilai Tiara di sekolah bagus, om akan sering-sering datang ke sini untuk kasih hadiah,” sahut Radinka kemudian.
Baca selengkapnya
Bab 75. Shopping.
Sebelum pulang ke rumah, Radinka mengajak Kemilau ke sebuah pusat perbelanjaan. Besok istrinya sudah mulai kuliah. Sudah tentu mereka harus membeli pakaian yang pantas untuk dia pakai ke kampus. Tidak mini dress seperti yang Mila pakai sekarang."Pokoknya nggak usah yang mahal! Aku nggak mau jadi bahan obrolan." Begitulah pesan Mila, yang membuat mereka bukannya memasuki store brand besar, melainkan store brand lokal yang cukup merakyat, Ma*ahari. Radinka memilih untuk menurut saja karena Mila tau apa yang terbaik untuk dirinya sendiri.Menemani sang pujaan hati berbelanja ini dan itu, kini menjadi sebuah agenda yang menyenangkan bagi seorang Radinka. Mereka sudah sering melakukannya di Bali. Hari ini dan seterusnya pun, mereka akan semakin sering melakukannya. Satu hal yang membuat Radin merasa puas adalah, ketika dia berbesar hati mengijinkan Mila memilih apa yang dia mau, tanpa campur tangan dari Radin sendiri. Sebelumnya laki-laki itu ingin Mila mengikuti gaya hidupnya, fashion-ny
Baca selengkapnya
Bab 76. Kehebohan di kelas.
Hari pertama Kemilau kembali ke kampus. Bukan hanya dirinya yang excited, tapi Radin juga. Laki-laki itu bahkan memutuskan untuk tidak bekerja hari ini demi menemani istrinya kuliah. Awalnya Mila protes berat, tapi karena Radin bersikeras, perempuan itu akhirnya menurut saja dari pada terjadi keributan. Apalagi kemarin malam pria itu sempat ngambek lantaran Mila kelamaan kembali ke kamar. Entah apa yang dia bicarakan dengan Nadya di bawah."Saya akan ijin untuk ikut masuk ke dalam ruang kelas kamu." Radinka menambah sakit di kepala istrinya dengan permintaan yang sangat absurd. Sekarang mereka sudah tiba didi parkiran gedung perkuliahan Mila dan tentu saja di sana sangat banyak mahasiswa. Entah adik tingkat, entah kakak tingkat. Sudah pasti Kemilau akan menjadi pusat perhatian, lagi dan lagi."Kamu di sini aja, Hon. Itu banyak orang loh!"Radinka abai, malah dengan semangat melepas sabuk pengamannya. "Ayo." Dia tersenyum tanpa rasa berdosa sedikitpun. Mendapati Mila yang cemberut dan
Baca selengkapnya
Bab 77. Rencana berkunjung.
Hari kedua Mila kuliah. Radin masih menemani namun kali ini dia menunggu di kantin fakultas. Meski takut suaminya jadi pusat perhatian, namun Mila lebih setuju demikian dari pada merusak jam perkuliahan seperti kemarin. Kemarin adalah momen paling memalukan yang pernah Mila alami seumur hidup. Entah untuk apa Radinka mengajaknya berdiri di depan kelas saat dia dimintai memberikan pidato kecil. Tak taunya laki-laki itu justru mempelonconya. Seperti kakak senior yang sedang mengerjai anak baru. Radin banyak menyinggung materi perkuliahan dasar yang hampir Mila lupakan. Dan setiap kali Mila tidak berhasil menjawab, Radin menjewer telinganya pelan. Asli, Mila malu sampai ke ubun-ubun! Jadi, lebih baik dia menunggu di kantin saja.Untungnya pagi ini mata kuliah Mila hanya satu. Setelah itu dia duduk sebentar dengan salah seorang teman yang sudah berjanji membawakan materi yang terlewat olehnya. Kemudian, jam sebelas siang, dia sudah kembali menemui sang suami yang sedang sibuk dengan iPad
Baca selengkapnya
Bab 78. Kenapa?
Kunjungan ke kediaman keluarga Adam rupanya sudah direncanakan Radin sejak mereka kembali ke Jakarta. Selain karena harus membicarakan pembayaran ke Saska, entah kenapa, keluarga ini terkesan sangat berbeda dengan rekan-rekan bisnis mereka yang lain. Mungkin karena sudah sempat bertemu di Bali, atau karena Kemilau yang cukup dekat dengan Pratiwi, Sastri dan juga Sesil. Yang pasti, bagi Radin, mereka sudah seperti keluarga yang kebetulan menjadi rekan bisnis Saska T&G. Dan sekarang mobil Radinka sudah melaju dengan kecepatan sedang menuju salah satu kawasan perumahan elit di pusat ibu kota. Mila yang duduk di jok sebelah kemudi, terlihat sedang mengoperasikan iPad milik Radinka untuk mempelajari materi kuliah yang baru dia dapatkan tadi.Sang suami sesekali menoleh dan tersenyum melihat istrinya yang begitu serius. Dahi dan alis Mila yang kadang berkerut menandakan kalau dia sedang berpikir keras. Stylus pen yang ada dalam genggam wanita itu pun bergerak ke sana sini, memberi mark pad
Baca selengkapnya
Bab 79. Kenapa dengan Deva?
Radinka melihat Kemilau kembali tersenyum dengan sendirinya. Ini adalah yang ke sekian kali sejak mereka meninggalkan kediaman keluarga Adam. Sepertinya perempuan itu sangat senanga bermain dengan Sesil tadi. Tapi ketika Radin bertanya, Mila hanya geleng-geleng kepala. Dia terlihat sedikit salah tingkah."Kamu happy main sama Sesil?""Banget. Aku berasa kayak punya adik kandung." Mila berusaha menjawab seadanya, walau sesungguhnya bukan itu alasan dia tidak bisa berhenti tersenyum.'Om Adam yang akan jelasin. Tapi dia lagi ngobrol sama suami kamu. Gimana kalau kita tukeran nomor ponsel? Nanti tante kabarin kapan om Adam punya waktu untuk jelasin ke kamu?'Kata-kata Sastri itulah yang membuat Mila seperti seseorang yang sedang berbunga-bunga sejak tadi. Dia tidak sabar ingin tau apa hubungan keluarga Adam dengan ibunya. Kalau berdasarkan foto keluarga itu, sepertinya Adam dan ibu Mila adalah saudara. Tapi benarkah? Kalau iya, satu-satunya hal yang membuat Mila senang adalah, karena itu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status