All Chapters of OKB yang Kutagih Hutang Lewat Grup Keluarga: Chapter 31 - Chapter 40
53 Chapters
Tentang masa lalu
Gegas aku tak jadi tidur. Segera masuk kamar mandi membasuh wajah dan berganti baju. Aku ingin segera kerumah Mas Rian. Takut jika sampai Icha kenapa-kenapa. Sungguh menyedihkan jika dia harus menjadi korban Panji. Dua kali pernikahannya akan menjadi ujung maut baginya. Aku tak akan biarkan nasib keponakanku sama dengan Uli. Harus di cegah."Bu, aku pergi dulu!" Pamitku pada Ibu yang tentu membuatnya kaget."Kemana?" tanya Ibu saat aku mengenakan sandal."Kerumah Mas Rian ada masalah, Bu," ucapku yang langsung meluncur karena sudah ada ojol yang menunggu.Pikiranku tak tenang, terlebih sampai saat ini Mas Bayu belum juga mengabarkan apapun. Semoga aku tak terlambat. Aku ingin buktikan jika aku tak bersalah dan semua tentang fitnah padaku bohong belaka."Sedikit cepat ya, Bang!" ucapku."Iya, Mbak. Jangan terlalu buru-buru. Nanti kaya kemarin lupa bayar!" Seketika aku melihat spion. Ternyata dia orang yang sama saat itu. Duh ... Kan jadi malu."Kali ini enggak dong, Bang. Aku udah pak
Read more
Permainan apa?
"Kamu ngapain disitu?" tanyaku yang langsung ikut duduk disebelahnya. Dia salah tingkah. Mengeser sedikit tubuhnya menjauh dariku. Dengan tangan tetap mengusap sudut mata."Tadi apa yang terjadi dirumah Panji?" Langsung aku buka percakapan. Rasa penasaran tentu sangat membuncah."Ngga apa-apa. Cuma sedikit bersitegang," jawab Mas Bayu tanpa menoleh."Itu yang membuat sudut bibirmu lebam?" Aku menyentuh sudut bibirnya. Dia melonjak, seperti kesakitan."Aku kompres ya?" tanyaku memastikan jika dia mau."Ngga usah, nanti dirumah saja!" Jawab Mas Bayu membuat aku memundurkan badan. "Apa Panji tadinya tak mau memberikan air minum, hingga sampai kalian adu otot atau ... Ada masalah lain?" tanyaku memastikan kembali. Rasanya aku masih penasaran jika belum menemukan jawabannya. Bukan apa, tapi kenapa hanya meminta air saja harus adu kekuatan atau ... Mas Bayu yang lebih dulu mulai karena merasa tak terima keluarganya jadi teror olehnya."Sudahlah, aku lagi pusing! Jangan tanya-tanya dulu!" M
Read more
Berita mengejutkan
"Ka-kamu ngga papa kan?" tanyaku dengan bergetar. Aku memeluk Ilham erat. Takut sesuatu yang buruk terjadi."Maaf." Hanya kata pendek yang terlontar dari mulutnya. Aku saja heran. Baru kali ini melihat Mas Bayu begini."Maaf atas kejadian tadi. A-aku ...." Mas Bayu mengantung ucapannya.Aku menghela nafas lega. Aku kira dia akan melakukan tindakan apa. Melihat tadi betapa dia dengan mudah mengeluarkan kata-kata yang membuat telinga ini panas."Iya, ngga papa," jawabku. Tapi raut Mas Bayu tak ada sedikitpun senyuman. Dia mulai kembali menjalankan mobilnya hingga sampai rumah dan tak mengatakan apapun.Sampai rumah, aku langsung mengambil air wudu dan salat malam. Mas Bayu langsung menuju tempat ternyaman dan terlelap.Karena sudah hampir subuh, aku memilih tak tidur. Tentu karena nanti akan kesiangan untuk kepasar. Beranjak kedapur untuk membuat secangkir kopi penunjuang mata tetap melek."Fit, kamu sudah pulang? Apa Bayu sudah ditemukan?" tanya Ibu yang baru saja keluar. Beliau juga s
Read more
Alasan masa lalu
"Eh, Fit. Kamu belum tidur?" Mas Bayu seolah mengalihkan topik."Belum, Mas. Siapa Arumi?" Aku tak ingin kecolongan. Tetap aku mempertanyakan siapa dia."Oh ... Dia itu orang yang mau jual tanah. Tetangga desa. Dia baru kabari kalau besok apa bisa ketemu." Jawaban Mas Bayu lancar. Apa benar kalau Arumi hanya teman bisnis. Tapi .... Ah, sudahlah."Aku ngga enak badan, Mas. Kepalaku pusing dan mual." Aku memegang tengkuk."Mau aku pijit atau kerok?" tawarnya. Tentu aku tak menolak. Kuhadapkan pungungku dan dia langsung memijit punggung dengan semangat. Tak lupa mengosokan minyak angin pada tengkuk. Entah kenapa rasanya mau tumbang badan ini. Semoga saja tidak. Siapa lagi yang bisa aku andalkan untuk sekedar belanja kepasar.Setelah aku mengatakan cukup, Mas Bayu pun gegas kekamar mandi untuk mencuci tangan. Aku memilih merebahkan badan karena sudah sangat tak nyaman.***Pagi menjelang. Aku sudah bersiap kepasar. Rasa ini masih sama. Aku masih merasa badan tak karuan. Tapi harus tetap k
Read more
Bukan sebuah dosa
Apa aku tak salah dengar? Ah, rasanya Mas Bayu tengah bercanda. Mana mungkin dia memiliki wanita idaman lain. Selama ini bukankah dia sosok yang setia dan tak mudah tergoda?"Jangan bercanda, Mas. Ini tak lucu. Aku akan menyampaikan kabar yang membahagiakan jangan bergurau seperti ini! Aku tak siap," ucapku sambil meraih tangannya. Berharap ia akan tersenyum dan bilang dia Ngeprank dan memberikan kejutan jika dia sudah deal menjualkan tanah orang dengan fee yang besar.Mas Bayu meraih tanganku pelan. Membawanya untuk di genggam. Wajahnya masih serius. Tunggu?Apa ini hari ulang tahunku? Aku rasa bukan. Aku ingat betul tanggal ultahku. Terus, buat apa Mas Bayu Ngeprank sampai.segitu.seriusnya."Aku ngga bercanda, Fit. Aku serius mau menikah lagi. Maaf, jika ini menyakitimu tapi, aku menikah bukan karena tak mencintamu lagi. Rasa ini masih sama padamu, tak berkurang sedikitpun. Hanya saja aku memiliki kesalahan di masa lalu dan harus aku tebus. Walau ... Maaf! Harus menduakanmu."Mata
Read more
Sakit jiwa
PoV Bayu"Arumi?" Bagaimana bisa foto Arumi ada disini. Gadis itu? Gadis kecil yang kukenal dulu. Dia sosok yang periang dan juga berprestasi. Masih teringat jelas saat dia pamit untuk melanjutkan sekolahnya di Bandung. Tempat asal ibunya."Tak usah kaget begitu. Aku kira kamu sudah lupa padanya?" Panji berkata dengan mengitari ku. Bagaimana Panji tau tentang Arumi? Apa hubungannya?Aku menatap sekeliling. Mendekat kepada beberapa foto yang terpajang didinding dan juga yang tergeletak di atas nakas. Banyak foto Arumi, tak hanya satu dua. Bahkan aku juga melihat foto Arumi dengan Panji yang masih belia."Kamu siapanya Arumi?" tanyaku penasaran.Panji terkekeh. Sepertinya ia tengah mengejek. Aku kehilangan dia saat dia putuskan pindah ke Bandung. Dengan janji dia akan mengirimkan surat untukku. Sebagai penyambung hubungan yang saat itu aku memang masih terlalu pengecut untuk menghadap pada orang tua Arumi. Juga usia Arumi yang masih belia. 15 tahun. Kupikir janji yang telah kita sepeka
Read more
Kecurigaan
Aku juga masih tak percaya jika Mas Bayu mengkhianatiku. Sikapnya selama ini wajar dan tak ada yang berubah. Hanya akhir-akhir ini sejak pergi kerumah Panji untuk meminta air di rumah Panji atau jangan-jangan Mas Bayu kena guna-guna?Duh, kenapa aku jadi berfikir begitu jauh, tapi memang tak ada salahnya aku sebaiknya bertanya dengan hati-hati. Tentu, jika masih bisa kuambil hatinya, kenapa harus aku korbankan keluarga yang sudah kubina hampir sepuluh tahun?Berbagai ujian hidup sudah kita lalui bersama. Bagaimana harus hancur begitu saja dengan begitu mudah. Jika memang Mas Bayu buaya tentu akan aku buang jauh-jauh. Karena selingkuh itu sebuah penyakit. Akan bisa kambuh walau sudah di maafkan."Aku masuk kamar dulu ya, Bu!" ucapku setelah yakin dengan apa yang akan aku lakukan."Iya, Fit. Selesaikan semua dengan hati dingin. Jangan tergesa-gesa." Ibu berkata dengan lembut. Memang hanya dia yang mengerti aku sekarang. Dia orang yang tak pernah memanfaatkanku baik di kala susah ataupun
Read more
Kesal
Kenapa perasaanku tak enak saat Mas Bayu mengatakan jika Arumi itu adik Panji. Ada rasa yang beda sebelumnya. Kalau tadi aku jujur cemburu, tapi kali ini justru rasa yang seperti ada permainan."Kamu percaya sama Panji jika Arumi gila karena kamu? Sedangkan ... Kamu sudah tahu Panji itu memiliki pesugihan dan entah dendam apa pada kita hingga memfitnah keluarga kita." Aku berusaha menjelaskan. Berharap Mas Bayu yang sedang tertutup hatinya sadar akan apa yang menjadikan ia khilaf."Justru itu, Fit. Panji dendam pada kita karena adiknya gila setelah tau aku menikah. Tapi, sekarang Panji sudah luluh saat aku siap untuk menikahi adiknya. Dia berjanji tak akan menganggu keluarga kita, asal adiknya aman dan sembuh."Aku tercengang dengan penuturan Mas Bayu. Bagaimana bisa? Dia dengan mudah bicara seperti itu, seolah aku siap untuk dimadu."Bukankah sebenarnya Panji setuju karena yakin jika kamu menikahinya keluarga kita hancur! Itu kan yang di inginkan Panji. Tanpa harus kembali membuat fi
Read more
Alergi nama
Aku menuju tempat dimana Mas Jali telah mengsharlok. Tak perlu mencari, karena restoran sederhana dan mudah di temukan itu, memang cukup terkenal. Jadi kesana tujuan Mas Bayu? Aku tersenyum miring. Bagaimana pun aku berusaha tegar walau hati ini rapuh. Ada nyawa yang harus aku selamatkan untuk hak-nya kemudian hari.Tiba disana, aku menggunakan masker dan kacamata hitam. Masuk bersama orang yang aku suruh untuk beraksi sebentar lagi.Terlihat Mas Bayu duduk di pinggir dekat jendela yang menghubungkan dengan taman kecil diluar. Ia terlihat tersenyum senang. Sedangkan Arumi, wanita itu hanya sesekali tersenyum walau terlihat masih dipaksakan. "Apa Mas Bayu buta? Sudah jelas wanita yang ada dihadapannya kurang sehat. Bahkan merespon apa yang Mas Bayu lakukan saja sepertinya jarang." Aku bergumam sendiri."Mau pesan apa?" tanya seorang pramuniaga. Aku segera mengambil buku menu."Pesanlah!" Perintahku pada orang suruhanku bernama Arman.Dia mengangguk kemudian memesan makanan sesuai sel
Read more
Terhasut
"Aduh, Mas. Perutku kram sepertinya." Aku masih memegangi perut."Ka-kamu ... Mau Mas bawa ke Klinik?" tanya Mas Bayu yang kulihat dengan wajah sedikit panik."Aduh, rasanya ngga perlu, Mas. Ini udah mendingan. Tapi, kalau bisa jangan sebut nama wanita itu lagi!" Aku berusaha meraih pinggiran tempat tidur."Maksud kamu ... Arumi?""Awwwhh! Tuh kan kenapa kamu nyebut lagi. Makin melilit ini perut." Aku masih memegangi perut. Duduk di tepi ranjang."Iya, maaf!" Mas Bayu akhirnya mengankatkan kakiku untuk selonjor pada tempat tidur."Kamu ini aneh, mana ada begitu. Nyebutin nama orang bikin sakit perut!" Mas Bayu ngedumel."Loh ada, Mas! Ini buktinya. Banyak kok yang begitu, apalagi nama yang disebut itu calon madunya. Jelas jabang bayi pasti sedang protes tak terima!" Aku mendengkus kesal.Mas Bayu memilih diam. Ia pergi keluar dan aku memilih bermain ponsel. Aku mencoba berselancar di dunia Maya. Dengan modal nama lengkap, aku mencoba untuk menscroll akunnya. Siapa tahu ada petunjuk.A
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status