All Chapters of BIARKAN AKU PERGI KETIKA DIRIMU MENDUA: Chapter 81 - Chapter 90
105 Chapters
BAB 38 C
Fahira masih menekuri draft thesisnya saat Bayu pulang.Tak seperti biasanya, Bayu yang sering merayunya di malam hari jika menemuinya masih terjaga. Bayu yang kemudian akan memeluknya jika dia menemui dalam keadaan tertidur. Malam itu, Bayu hanya diam. Wajahnya dingin. Bahkan nggak berucap sepatah kata pun. “Mas, kamu marah?” Fahira mendekati Bayu yang duduk menyendiri di ruang tengah.Biasanya, dia langsung tidur usai mandi, karena pagi-pagi dia harus berangkat kerja lagi. Namun, malam ini Fahira memang masih ingin menyelesaikan beberapa revisian. Tak ingin menundanya, karena khawatir moodnya hilang. Kalau dia kehilangan mood, membangkitkannya akan lebih susah. “Ra, apa kamu menyukai Faisal?”Tiba-tiba Bayu bersuara setelah Fahira duduk di sebelahnya. Pria itu menatap manik mata Fahira yang juga tengah manatapnya. Entah kapan, kaca-kaca mulai tercipta di mata Bayu. “Mas, kamu ngomong apa?” Kening Fahira berkerut. Namun, dia berusaha tak menggubrisnya. Dia sudah paham dengan sikap
Read more
BAB 39 A
“Ra, Aku ingin kamu bahagia. Jika bersamaku menjadikan beban bagimu. Jika bersamaku kamu merasa tertekan, maka kamu boleh menentukan pilihan,” ucap Bayu. “Mas--” Mata Fahira berkaca-kaca. Netranya balik menatap manik mata Bayu. “Apa ini hanya gara-gara aku bertemu dengan Kak Faisal tadi siang?” tanya Fahira tak percaya.“Apakah aku pernah mengatakan padamu kalau aku tak bahagia bersamamu? Pernah, Mas?” sambung Fahira penuh penekanan.“Tiga tahun kita bersama. Aku selalu berusaha memberikan cinta terbaikku padamu. Walau hatiku merasa perih kamu lukai, Mas.” Mata Fahira menatap ke depan. Tangannya memegang dadanya yang bergemuruh. “Lalu, saat aku mencoba untuk bertahan, kamu mengatakan ini. Apa maksudmu, Mas? Apa kamu memang menyesal kembali denganku? Apa karena pertengkaran tadi pagi kamu tega mengatakan ini padaku? Menyangsikan ketulusanku?” ujar Fahira retoris. Dia menoleh ke arah Bayu. Tatapannya tajam menatap Bayu yang hanya terdiam menunduk.Dada Fahira naik turun. Ia menahan g
Read more
BAB 39B
Fahira mengatur nafasnya. Wajahnya sudah basah dengan air mata. Tapi dia masih ingin menumpahkan sesak dalam dadanya yang selama ini hanya dipendamnya. Hampir setahun dia memilih untuk diam. Hampir setahun dia tak mau tahu alasan Bayu mengkhianati cintanya. Dan selama itu pula Bayu tak pernah membahas mengenai Nabila karena ia tahu itu hanya akan menyakiti Fahira. “Aku memilih pergi, karena aku malu, Mas. Aku istri yang gagal.” Fahira meraung. Ia tak dapat menahan emosinya. “Aku gagal, Mas...” ulang Fahira. Dia menepuk dadanya sendiri. Menegaskan bahwa kegagalan itu disebabkan oleh dirinya.“Aku sudah membuat malu Ayah dan Ibu…” Fahira melanjutkan kata-katanya. Fahira selalu teringat pesan Ayah dan ibunya agar selalu berkhidmat pada suami. Agar ia membuat suami merasa nyaman dan senang. Dia harus mencukupi semua kebutuhannya. Dia tak boleh mengecewakan suaminya. Dia harus menuruti semua perintahnya. Agar kelak, ia selalu mendapat ridhonya. Agar keluarganya menjadi keluarga Sakinah
Read more
BAB 40 A
Pov FahiraSejak pertengkaran semalam, aku dan Mas Bayu saling diam. Meskipun kami masih tidur seranjang, tapi aku memilih menjaga jarak. Diapun begitu. Hanya saja, kadang dia lupa tanpa sadar memelukku. Aku biarkan saja. Toh, sebenarnya aku memang mencintainya. Aku kadang tak peduli dengan perasaan Mas Bayu kepadaku. Orang bilang aku ini bucin. Ah, biarkan saja. Toh sama suami sendiri. Bukan sama suami orang. Cuma yang aku tidak mengerti, mengapa dia harus menanyakan tentang Kak Faisal? Apakah dia meragukanku? Itu yang aku tidak terima. Sungguh. Bagiku Kak Faisal dan Mas Bayu itu beda. Kak Faisal memang baik dan banyak menolongku. Dan aku pun memilih tidak memberikan harapan palsu kepadanya. Sejak awal, aku menghindar membicarakan masalah privasi dengan Kak Faisal. Aku sudah membatasi diri. Andai ada orang lain yang dapat membantuku selain Kak Faisal, tentu aku akan memilihnya. Masalahnya sekarang, pilihan itu tidak ada. Kak Faisal memang menang banyak. Dia mahasiswa PhD di faku
Read more
BAB 40B
Tiba-tiba kepalaku menjadi berputar. Aku tak tahu apa reaksi Mas Bayu saat dia pulang nanti. Aku tak tahu harus berkata apa. Jadi, Mas Bayu seolah-olah adalah aku. Dia membalas semua pesan dari Kak Faisal itu. Aku menarik nafas dan menghelanya kembali. Aku baca pelan-pelan satu persatu pesan yang ada. Aku takut ada yang membuat Mas Bayu marah. Pelan-pelan aku sisir pesan pertama yang dikirim kak Faisal saat aku sudah tidur semalam. 23.50 Faisal: Kamu sudah jadi bilang ke Bayu soal lowongan PhD?23.55 Fahira: Belum00.15 Faisal: Belum tidur?00.20 Fahira: Belum00.21 Faisal: Ngapain?00.35 Fahira: bikin slideMas Bayu rupanya sudah mempelajari gayaku menjawab pesan Kak Faisal. Singkat dan pendek-bendek.Aku sedikit lega sekaligus was-was. Lega karena aku memang tidak pernah membalas pesan Kak Faisal dengan bahasa yang neko-neko. Tapi, aku juga was-was dengan anggapan kak Faisal nanti. Dipikirnya aku benar-benar meladeni percakapannya sampai pagi. Aku tahu posisiku sebagai istri Mas
Read more
BAB 41A
Segera kubuka pintu apartemenku saat terdengar bel di depan unitku berbunyi. Mataku terbuka lebar. “What happened, Meneer?” Spontan aku bertanya pada meneer-meneer yang mengantar Mas Bayu. (Apa yang terjadi, Pak?)Mas Bayu datang dengan dipapah dua orang tinggi besar dengan seragam petugas patroli keamanan kota.Si Meneer menjelaskan dalam Bahasa Belanda. Lagi-lagi telingaku seakan tuli, meskipun aku pernah belajar bahasa ini satu quarter. Mereka bicara terlalu cepat. Beda dengan guru les di kelas yang bicaranya lambat-lambat sehingga dapat mudah kumengerti. Tanpa pikir panjang, segera kutunjukkan kamar dimana Mas Bayu harus diletakkan. Kedua Meneer itu berpamitan setelah mengantarkan Mas Bayu sampai kamar. Sempat kutangkap mereka bilang dalam Bahasa Belanda kalau luka Mas Bayu sudah diobati.Akupun mengangguk, meskipun tidak seratus persen memahami kata demi kata yang diucapkan oleh Si Meneer. “Dit is zijn fietssleutel,” ujar Si Meneer sambil mengangsurkan kunci sepeda Mas Bayu.
Read more
BAB 41B
Segera kuusap air mata ini. Kuraih ponsel di meja untuk menelpon huisart (dokter keluarga=puskesmas) untuk berkonsultasi. “Goedemorgen, u spreek met de praktijk van dokter van der paas...” Suara dari seberang panjang berbahasa Belanda yang membuatku semakin panik. (Selamat pagi, anda berbicara dengan tempat praktek Dokter van der paas)“Sorry, Mevrouw. Mag ik engels spreken?” aku segera to the point minta bicara pakai Bahasa Inggris saja biar cepet. Lagi pula, memakai bahasa Belanda pada level pas-pasan dalam keadaan darurat tentu tidak dianjurkan, karena bisa terjadi salah persepsi. (Maaf, Bu. Boleh saya bicara dalam Bahasa Inggris?)Segera kuceritakan kondisi Mas Bayu. Baru aku ingat kalau Mas Bayu tidak memiliki asuransi selama tinggal. Dia hanya membeli asuransi perjalanan saja. Asisten dokter itu memberiku petunjuk singkat. Tidak perlu panik. Cukup melihat kondisi Mas Bayu saja. Apakah ada demam, apakah wajahnya pucat, dan pemeriksaan dasar lainnya termasuk mengecek nadinya.
Read more
BAB 42 A
Hatiku terasa ambyar mendengarnya. Hancur! Segera kuberdiri dan berjalan mendekatinya. Seketika aku berlutut di depannya. “Kenapa, Mas? Kenapa? Aku minta maaf, Mas, kalau aku salah….”ucapku mengiba. Aku sudah tak kuasa untuk membendung air mata ini.Dia masih terdiam, bergeming. Pandangannya hanya pada satu titik di depannya.“Mas, kamu marah sama aku? Mas, ngomong, Mas.” Kugoyang-goyang pahanya. Kuseka air mata dan ingus dari hidung dengan lengan baju. Aku sudah tak peduli lagi.Mas Bayu menoleh ke arahku. “Mungkin kita masing-masing butuh waktu untuk sendiri. Untuk instropeksi,” ujarnya tenang. Lalu dia kembali menatap ke depan. Mangkuk supnya sudah kosong. Piring nasinya pun juga sudah kosong. Dia bergegas membereskan bekas makannya. Sementara mangkuk dan piringku belum berkurang isinya. Aku kembali ke kursiku, menyendok makananku. Tetapi rasanya sulit untuk menelannya. Aku tak tahu mengapa Mas Bayu mengatakan itu. Tiba-Tiba mau pulang. Apakah gara-gara chat dengan Kak Faisal
Read more
BAB 42 B
Apa Mas Bayu kecewa karena perilakuku selama ini dingin dan tak menganggapnya selama di sini? Apa Mas Bayu kecewa dengan sikapku merasa berkuasa karena aku yang sekolah? Aku yang merasa berkuasa karena aku telah mengandung dan melahirkan anaknya. Aku yang berkuasa karena aku tahu banyak hal di sini dibanding dirinya. Aku yang berkuasa karena aku lebih pandai darinya. Apakah kamu kecewa mas? Maafkan aku. Aku tak pernah bermaksud…“Foto selfie dulu, yuk sama Nayla.” Suara Mas Bayu mengagetkanku.Aku segera menghapus airmata yang mengalir dengan tissue. Sebenarnya ingin menolak karena wajahku yang tak karuan karena sembab. Tapi, aku tak ingin mengecewakan Mas Bayu. Kami tiba di Kinderdijk disambut dengan cuaca cukup bersahabat. Tidak terlalu panas dan juga tidak terlalu dingin. Setelah melihat-lihat situasi sebentar, kami naik boat bersama penumpang lainnya mengitari molen yang berjajar di pinggir kanal. Ada pemandu yang menjelaskan tentang sejarah dan fungsi dari kincir-kincir itu.Ma
Read more
BAB 43A
Sepanjang malam aku tidak dapat memejamkan mata. Air mata terus saja deras mengalir dari ujung netraku. Aku hanya bisa menatap Mas Bayu yang memeluk bayi mungil kami, ada perasaan cemburu. Mereka adalah bapak dan anak. Sebentar lagi mereka berpisah. Dan Nayla berhak untuk itu. Berhak mendapat kasih sayang ayahnya. Apakah ini cara Mas Bayu menegurku. Menegur aku yang pernah menolaknya.Ya, aku ingat saat dia ke Belanda dan kita pulang dari Volendaam, aku sempat mendiamkannya. Meskipun dia tidur memelukku, aku tak meresponnya. Kau hanya diam saja. Apakah dia masih menyimpan kemarahannya hingga saat ini? Kemaren, usai pertengkaran pun, aku juga malas diajak tidur karena dia tak kunjung memberiku penjelasan.Apa lalu dia berfikir aku memang layak untuk ditinggalkan? Karena aku telah mengecewakannya? Tak adakah kesempatan tersisa lagi untukku? Apakah Mas Bayu sungguh tak mau mempertahankan hubungan ini? Aku memang salah. Aku memang pergi darinya. Apakah aku harus menyesalinya jika akhi
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status