Semua Bab Istri Kedua Tak Berarti Pelakor: Bab 71 - Bab 80
112 Bab
Masa Lalu Isna
Hayati pernah menjadi istri Rama tapi itu dulu dan karena terdesak keadaan. Walaupun saat ini Rama sudah berpisah dengan Isna, tidak ada sedikitpun niat atau rasa dari Hayati untuk Rama. Kalaupun nanti hubungannya dengan Rangga ternyata kandas, Rama bukan pilihan untuknya berlabuh.Berbeda dengan Rama yang terus berusaha mengambil hati Hayati, dia pantang menyerah. Tapi ada satu rahasia yang cukup fatal, Rama tahu kondisi Rangga saat ini sedang terpuruk akibat kecelakaan. Alih-alih mengatakan kabar Rangga, Rama malah menutup rapat dan mengajak Hayati pindah dari tempat tinggal sebelumnya.“Aku selalu siap menunggu.”“Jangan Mas, jangan menunggu aku. Aku masih istri Pak Rangga.”“Lalu apa yang kamu harapkan dengan kondisi saat ini, tidak mungkin seorang Rangga tidak bisa menemukanmu. Bahkan pernikahan kalian hanya pernikahan siri, nasibmu benar-benar tidak bisa dipertahankan.”Hayati mengelus perutnya, dia percaya Tuhan tidak sejahat itu. Ada hikmah dimana dia harus menunggu, ada pros
Baca selengkapnya
Karena Dia ....
“Isna!”Krak.Isna menjatuhkan kunci mobil yang dia pegang, bukan karena tidak hati-hati tapi karena gugup mendengar suara itu lagi Suara serak dan dalam yang pernah membuatnya tergoda, suara yang terasa menenangkan sehingga membuatnya terlena bahkan berani bermain api mengesampingkan janji hidupnya dengan Rama.Ansel Dharmendra, Isna berharap pria yang berdiri di belakangnya dan menyebutkan nama bukan pria itu. Isna menghela nafasnya berusaha untuk tidak tremor walaupun detak jantungnya terasa tidak karuan. Isna membungkuk untuk mengambil kunci yang dia jatuhkan, rasanya dia akan terjerembab untung saja tangan kirinya cepat bertumpu pada pintu mobil.Isna memejamkan matanya sekilas sebelum memberanikan diri memutar tubuhnya. Akhirnya mereka berhadapan dan pria itu benar Ansel.“Isna, aku tahu kamu Isna. Walaupun aku hanya menetap punggung atau siluetmu, aku yakin itu kamu,” ujar Ansel.“Maaf, aku buru-buru,” ujar Isna lalu kembali menghadap mobil dan menekan sensor untuk membuka kunc
Baca selengkapnya
Niat Menemui Rangga
Isna berusaha mendorong tubuh Ansel dan melepaskan pagutan mereka. Kalau sebelumnya, Isna senang dengan apa yang mereka lakukan bersentuhan seperti ini. Entah mengapa, saat ini Isna merasa tidak nyaman.“Are you insane?” pekik Isna setelah mengurai pelukannya.Ansel menatap Isna yang matanya berkaca-kaca. Apa Isna benar-benar tertekan sampai merespon ciuman yang biasa mereka lakukan sebelumnya berkesan seperti melakukan kesalahan yang fatal.“Isna.”“Pergi!”“Kita harus bicara,” ujar Ansel.“Tidak ada yang perlu dibicarakan, kita sudah selesai dan biarkan aku dengan hidupku dan kamu silahkan cari hidupmu sendiri,” ujar Isna berusaha menahan tangisnya.“Apa kamu menyesal, menyesal dengan yang terjadi diantara kita?”Isna berusaha menghela nafasnya. “Aku tidak menyesal dengan apa yang sudah terjadi karena tidak akan merubah segalanya. Seharusnya aku lebih bersabar, kalau memang Rama tidak sepenuhnya ada dihatiku seharusnya aku selesaikan dulu hubunganku dengan Rama sebelum menjalin hubu
Baca selengkapnya
Dia Belum Jauh
“Isna, kita makan dulu sayang,” ajak Malika pada Isna yang baru saja datang dan mencium pipi Bundanya.“Maaf Bunda aku sudah makan dan hari ini benar-benar lelah,” ujar Isna lalu pamit ke kamar.Rangga menatap Isna yang berjalan meninggalkan meja makan. Aska sedang makan di juga di dampingi pengasuhnya. Rangga sudah mulai percaya diri dengan berada di luar kamarnya, meskipun masih mengenakan kursi roda.“Rangga, kenapa Isna akhir-akhir ini semakin sibuk. Bunda hanya khawatir, dengan kesehatannya,” ujar Malika.“Biarkan saja Bun, kami berdua memang harus mempertahankan kewarasan kami agar bisa bertahan hidup,” gumam Rangga.“Hei, tidak boleh bicara begitu.”“Bunda habiskan itu,” tunjuk Rangga pada piring Malika.“Oma, kapan Aska liburan. Papa nggak jelas, nanti-nanti terus,” keluh Aska.“Sabar sayang,” ujar Malika. “Papa masih harus memastikan kesehatannya, kamu doakan Papa kamu cepat sembuh ya.”“Bunda Hayati juga pergi lama sekali, Aska sudah kangen.”Malika menoleh ke arah Rangga. “
Baca selengkapnya
Ancaman Renata
Dengan langkah gontai Hayati berjalan menuju rumah kost tempatnya tinggal. Hari ini sabtu dan suasana cafe lebih ramai. Jadi Hayati pulang dua jam lebih lambat dari biasanya. Sejak beberapa hari ini Hayati sudah memikirkan dan memutuskan sesuatu demi masa depan dia dan calon bayinya.Hayati sudah sangat yakin akan menemui Rangga. Termasuk siap jika sudah tidak bisa bersama Rangga lagi. Kebetulan sekali, dia melihat mobil Rama terparkir tidak jauh dari cafe dan benar saja pria itu keluar dari mobil menyambut Hayati.“Apa kabar, Hayati?” tanya Rama.“Baik, Mas.” Hayati tersenyum, tidak mungkin dia memasang wajah tidak suka dengan kehadiran Rama.“Ayo, masuk. Aku antar kamu pulang,” ajak Rama.“Hm.”Hayati dan Rama sudah berada di dalam mobil, tapi mobil tidak melaju menuju rumah kost dimana Hayati tinggal.“Mas, ini kita mau kemana?”“Aku akan ajak kamu ke suatu tempat,” ujar Rama tanpa rasa bersalah.“Mas, tolong kembali. Aku lelah dan tidak ingin pergi kemanapun. Lagi pula aku akan m
Baca selengkapnya
Pelayan Itu, Hayati
“Renata, Aska adalh putramu. Anak kita,” ujar Rangga. “Dengan kondisiku yang begini, aku memang tidak bisa mengawasi dan mengurusnya langsung tapi apa kamu lihat dia kekurangan satu apapun atau bahkan dia terlantar?”Renata bergeming, karena apa yang dikatakan Rangga ada benarnya. Aska terlihat tetap sehat bahkan tetap ceria.“Karena masih ada yang peduli dengan Aska, yaitu Isna dan juga Bundaku. Kalaupun Aska kamu ambil alih aku tidak masalah, asalkan dia tidak akan mengeluh atau bahkan terlantar. Bagaimana bisa kamu mengurus Aska sedangkan pekerjaanmu masih sama seperti dulu. Sibuk,” tutur Rangga yang berhasil membuat Renata bungkam.“Singkirkan egomu, untuk membuktikan masalah pengasuhan anak. Aska masih putra kita dan harus kita pastikan kebaikan dan masa depannya. Bukan masalah dia harus bersama siapa. Tanpa bermaksud menghinamu, dia tidak pernah menanyakan atau merindukanmu sebagai Mamanya. Luangkanlah waktu lebih banyak bersama Aska, agar dia kembali merindukan ibu kandungnya,”
Baca selengkapnya
Apa Karena Rama?
Mendengar namanya dipanggil, Hayati menoleh. tidak menduga kalau pria di sampingnya adalah Rangga.“Hayati,” panggil Rangga lagi.Hayati yang benar-benar terkejut perlahan mundur satu langkah. Apalagi saat Rangga kembali memanggilnya dia benar-benar bingung dan takut. Bahkan teringat foto yang dia lihat di ponselnya dimana Rangga dan Renata berpelukan. Dia takut jika Rangga akan mengatakan pada Hayati akan mengakhiri hubungan mereka, sepertinya Hayati belum siap untuk itu.Hayati berbalik dan berjalan agar cepat sambil memegang perutnya meninggalkan meja dimana Rangga berada.“Bunda Hayati,” panggil Aska.“Kamu jaga Aska,” titah Rangga pada supirnya kemudian dia sendiri berusaha mengejar Rangga dengan menggerakan otomatis kursi rodanya.“Hayati,” panggil Rangga. Hayati belum jauh, dia masih berada di area parkiran. Dengan kondisi perut hamilnya tentu saja tidak mudah bagi Hayati melangkah cepat apalagi berlari.“Hayati, tunggu!” karena tidak memperhatikan jalannya, ada batu yang menah
Baca selengkapnya
Kalian Akan Bahagia
Hayati ingin menanyakan bagaimana Rangga bisa tahu kalau Rama yang merekomendasikan pindah tempat tinggal, bahkan mendukung Hayati untuk tidak bertemu lebih cepat dengan Rangga.“Apa benar dugaanku, kalau Rama yang mengusulkan kamu untuk pindah?”“Iya, tapi aku tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan Mas Rama.”Rangga menghela pelan, benar-benar emosi memikirkan ulah Rama. Jelas-jelas pria itu mengetahui keberadaan Hayati dan ada saat Rangga kecelakaan, artinya tahu kondisi Rangga tapi malah dengan sengaja menjauhkan Hayati darinya. Bahkan sekarang pun Rangga tahu kalau Rama masih sering menemui Hayati.“Hayati,” panggil Rangga.“Aku sempat putus asa karena jejakmu benar-benar tidak ditemukan, sampai aku bertemu Rama dan bertanya apakah dia pernah bertemu denganmu. Bukan menjawab, Rama malah mengalihkan pembicaraan lain dari situ aku curiga dan mengawasi Rama. Ternyata benar dia tahu keberadaanmu dan saat kecelakaan aku tahu Rama menyaksikannya karena dia membuntuti mobilku saat akan m
Baca selengkapnya
Kecewa Denganmu
Hayati merasa nyaman dengan usapan tangan Rangga di perutnya, bahkan dia terpejam duluan dibandingkan Rangga. Tidurnya kali ni benar-benar lelap, selain karena nyaman dengan tempat tidurnya juga karena hati Hayati sudah lebih aman untuk saat ini.Rangga berusaha beranjak duduk tanpa membangunkan Hayati. Memandang wajah lelah istrinya juga perut yang sudah membola. Dia sudah melewatkan masa Hayati mengandung dan akan memastikan keduanya akan selalu sehat.Esok pagi. Hayati mengerjapkan matanya menatap langit-langit kamar dan menyadari dia saat ini bukan berada di kamar kost. Saat menoleh ke samping, Rangga sudah tidak ada di sana.“Pak Rangga,” ujar Hayati.“Kenapa? Bagaimana tidurmu?” tanya Rangga lagi.Hayati memastikan pandangangan tidak salah, karena Rangga sudah duduk di kursi roda dengan tablet di pangkuannya.“Kapan Pak Rangga bangun dan pindah ke situ?”Rangga terkekeh. “Tidak semua harus dibantu, saat ini sudah banyak yang bisa aku lakukan sendiri,” terang Rangga membuat Hayat
Baca selengkapnya
Matikan Ponselmu
Rangga sudah menerima balasan pesan dari Ayahnya. Ditemani sopir, dia menuju apartemen Ayahnya. Sudah mempersiapkan apa yang akan disampaikan kepada Ayah dan Ibu dari Hayati. Sudah pasti tidak akan mudah, kemungkinan besar mereka akan menolak hubungan Rangga dan Hayati.“Saya tunggu atau tinggal, Pak?” tanya supir Rangga.“Tunggu di lobby, aku akan hubungi ketika sudah selesai.”“Baik, Pak.”Rangga menunggu pintu apartemen itu terbuka dan benar saja, akhirnya pintu dibuka oleh Layla Ibu dari Hayati.“Masuklah, Ayahmu sudah menunggu.”Setelah pintu dibuka lebih lebar, Rangga menggerakan kursi rodanya memasuki apartemen dimana sang Ayah dan wanita pilihannya tinggal. Terkadang Rangga tidak habis pikir, apa yang Harsa lakukan sampai harus meninggalkan Bundanya demi wanita itu.“Ayah perhatikan kamu sudah semakin lebih baik,” ujar Harsa saat melihat kedatangan Rangga.Layla duduk di samping Harsa, seakan membuktikan kalau dia pemilik pria paruh baya itu. Rangga kembali menggerakan kursi r
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status