All Chapters of Istri Kedua Tak Berarti Pelakor: Chapter 81 - Chapter 90
112 Chapters
Melaksanakan Kewajiban
Hayati keluar dari kamar karena mendengar sensor pintu, ternyata Rangga sudah datang ditemani supirnya.“Untuk hari ini, aku tidak akan keluar lagi. Kamu boleh pulang,” titah Rangga. Supirnya pun mengangguk dan meninggalkan apartemen. Hayati mengambil alih pegangan kursi roda lalu mendorongnya menuju kamar.“Pak Rangga sudah makan? Aku tidak melihat ada stok bahan makanan jadi tidak masak.”“Tidak masalah, nanti kita pesan saja. Sekarang aku ingin mandi,” ujar Rangga.Hayati sudah melihat apa yang dilakukan perawat untuk mengurus Rangga. Setelah menyiapkan pakaian dan handuk, Hayati akan mendorong kursi roda ke dalam toilet tapi di tahan oleh Rangga.“Ambilkan tongkatku.”“Tapi ….”“Hayati, kalau tidak dicoba aku akan begini terus. Yang bermasalah adalah ujung pangkal kaki kananku, seharusnya yang kiri bisa menopang dan membuatnya lebih seimbang.”Hayati pun menurut dengan apa yang diperintahkan Rangga, mengambilkan tongkat yang sebelumnya digunakan Rangga untuk belajar berjalan. Rang
Read more
Ini Lebih Penting
“Loh, Papa mana?” tanya Aska saat makan malam tidak melihat ada Rangga di meja makan. Hanya melihat Oma dan Isna saja.“Papa kamu pulang ke apartemen, sudahlah kamu di sini saja dengan Oma.”“Hm, tapi aku masih kangen Bunda. Tadinya aku ingin ikut Papa dan tidur di sana.”“Bunda?” tanya Isna sambil menatap wajah Aska menunggu penjelasan bocah itu.Obrolan mereka terhenti karena Malika memulai makan malamnya dan meminta Isna juga Aska untuk fokus pada makanan mereka. Setelah menikmati hidangan makan malam dan memastikan Malika minum obat yang harus dikonsumsi rutin, Isna meninggalkan kamar bundanya untuk menemui Aska. Ada hal yang harus dipastikan.“Aska,” panggil Isna saat membuka pintu kamar keponakannya. “Boleh tante masuk?”“Hm, tapi bacakan aku buku cerita sampai aku tidur ya.”Isna berjalan mendekati ranjang dan duduk bersandar pada headboard, menerima buku cerita yang diberikan Aska. Serta membuka halaman yang harus dibacakan.“Sebelum tante bacakan cerita ini, jawab dulu pertan
Read more
Aku Bahagia
Rangga menghela nafasnya melihat nama penelepon di layar ponsel.“Halo,” ujar Rangga.“Hm, di mana Hayati? Ibunya sangat ingin bertemu,” ujar Harsa di ujung telepon.“Aku tanya dulu ke Hayati, dia sedang hamil Yah dan respon kalian sudah terbayang akan menyulitkan kami,” ujar Rangga.“Sudah tahu begitu kenapa kamu malah menikahinya.”“Aku tidak tahu kalau dia putri dari … ah sudahlah. Kami saling mencintai, Ayah sendiri kenapa menikahi Ibu Hayati?”“Jangan kurang ajar kamu.”“Tidak, tapi Ayah yang mulai.” Rangga menoleh, Hayati terlihat khawatir dengan percakapan Rangga dan Ayahnya. Tangan Rangga mengusap perut Hayati agar wanita itu lebih tenang. Tidak lama panggilan pun berakhir.“Pak Harsa kenapa? Dia marah ya?”“Pak Harsa, Pak Rangga. Bisa nggak kamu ganti panggilan, jangan Bapak-bapak terus.”Hayati terkekeh mendengar keluhan Rangga karena lagi-lagi dipanggil Bapak.Rangga baru saja selesai dengan ritual mandinya saat terdengar bunyi bel. Hayati mendorong kursi roda Rangga menuju
Read more
Harus Bertemu Rama
Hayati masih ingin bicara menyinggung Ibunya tapi dia tahan. Walau bagaimanapun, Layla dan Harsa adalah orangtua dan tidak elok kalau bersikap kurang ajar. Harsa pun menghentikan Layla agar berhenti menyudutkan Hayati dan Rangga. Karena keduanya sudah dewasa dan berhak menentukan jalan hidup mereka. "Lalu apa rencana kalian?" tanya Harsa pada pasangan dihadapannya. "Aku akan segera daftarkan pernikahan kami," jawab Rangga menatap Hayati yang terlihat menghela nafas lega."Tapi Mas, aku masih belum rela kalau Hayati ....""Kenapa Bu? Kenapa Ibu tidak rela aku menikah dengan Pak Rangga?" tanya Hayati menyela ucapan Layla.Layla hanya mendengus kesal mendengar pertanyaan Hayati. Bagaimana dia harus rela kalau posisinya sebagai istri siri Harsa akan terpengaruh karena pernikahan Hayati dan Rangga. Bisa saja Harsa mengakhiri hubungan dengan Layla dan bisa dipastikan Layla tidak akan menikmati kemewahan seperti yang saat ini dia rasakan."Ibu sebelumnya tidak peduli denganku, kenapa sekar
Read more
Bukan Salah Hayati
Hayati dan Rangga menunggu kedatangan Rama. Berada di private room yang sudah direservasi tanpa Rama ketahui kalau Rangga menemani Hayati. Saat Rama kembali menghubungi Hayati dan akhirnya dijawab lalu memutuskan untuk bertemu.“Tidak usah gugup.”“Aku hanya takut Pak Rangga nanti emosi.”“Kalau emosi pun, aku bisa apa. Kamu tidak lihat, untuk peluk kamu aja sulit,” keluh Rangga.Obrolan Rangga dan Hayati terhenti karena pelayan membuka pintu ruangan dan Rama berdiri menatap pasangan yang sudah lebih dulu hadir. Rama tidak menyangka kalau pertemuannya dengan Hayati ditemani Rangga.“Apa kabar Hayati?” tanya Rama berbasa basi. Hayati terlihat dalam kondisi baik dan bahagia.“Baik Mas,” jawab Hayati. Rama lalu duduk berhadapan dengan Hayati tanpa menegur Rangga dan menganggap seolah pria itu tidak ada di sana.“Kamu menjebakku?” tanya Rama.“Menjebak, kenapa Mas Rama berfikir seperti itu.”Rangga terkekeh, membuat Rama menoleh ke arahnya. “Memang kamu merencanakan apalagi sampai merasa
Read more
Demi Rangga dan Hayati
Kondisi Hayati sudah lebih baik dan diperbolehkan pulang. Rangga sudah menunggu di apartemen. Begitu tidak sabar menunggu kepulangan Hayati yang masih ditemani Isna dan Bu Ida.“Langsung ke kamar saja, istirahat di sana,” ajak Rangga saat Hayati tiba.“Memang aku habis ngapain, kok disuruh istirahat lagi. Di rumah sakit juga hanya tiduran,” sahut Hayati yang didampingi oleh Ibu Ida menuju kamarnya. Sedangkah Rangga mengekor di belakang, masih menggunakan kursi roda.Isna langsung merebah di sofa, mengamati interaksi Rangga dan Hayati. menyadari kalau Kakaknya memang sudah menjadi bucin dengan Hayati.“Bu Ida,” panggil Isna saat wanita paruh baya itu keluar dari kamar Rangga.“Iya Non, butuh sesuatu?” tanya Bu Ida.“Nggak. Itu Kak Rangga apa memang biasa lebay kayak gitu ya?” tanya Isna.“Maksudnya ke Ibu Hayati?”“Hm.”“Seingat saya memang Pak Rangga sangat peduli dan sayang dengan Ibu Hayati,” jawab Bu Ida. Menemani Hayati sejak menikah dengan Rangga tentu saja Bu Ida sangat tahu bag
Read more
Kontraksi atau Prank
“Layla, hentikan,” tegur Harsa.Hayati tidak habis pikir, seorang Ibu memperlakukan putrinya seperti itu. Seakan tidak memahami perasaan putrinya bahkan hanya memikirkan kebahagiaannya sendiri.“Bisakah kalian tidak bertengkar di hadapan kami,” ujar Malika. “Apapun yang kalian akan putuskan, diskusikan di belakang jangan berseteru di sini. Layla, seharusnya kamu khawatir dengan keadaan Hayati bukan malah menambah bebannya.”Rangga meraih tangan Hayati dan mengusap punggung tangan itu. Berusaha menenangkan Hayati dan membiarkan para orang tua berseteru. Makan malam itu berakhir sangat tidak harmonis, karena kemarahan Layla lalu meninggalkan kediaman Harsa.Harsa sempat berpesan pada Rangga dan Hayati agar lebih sabar menghadapi Layla. Tentu saja kalau memandang dari sudut pandang Layla, pasti akan kecewa karena kehilangan pasangan yang dapat memberikan kemudahan dalam hidupnya. “Ingat pesan, Ayah,” titah Harsa pada Rangga dan Hayati.Setelah kepergian Harsa, Rangga mengajak Hayati pul
Read more
Membuatmu Jatuh Cinta
“Sshhh, Pak Rangga,” lirih Hayati.“Kenapa sayang? Sakit sekali?” tanya Rangga yang terlihat sangat khawatir.Waktu kelahiran Aska, Rangga tidak panik karena Renata memang menjadwalkan operasi jauh-jauh hari dari tanggal kelahiran. Sedangkan Hayati memilih melahirkan normal selama masih bisa ditempuh dan kesakitan adalah proses dari pilihan itu.“Pak lebih cepat!” titah Rangga pada supirnya.Akhirnya mobil yang membawa Hayati tiba di rumah sakit. Saat dokter melakukan pemeriksaan ternyata baru pembukaan lima. Hayati diminta bersabar sampai pembukaan lengkap, tapi Rangga terlihat emosi. Dia sempat memarahi perawat karena Hayati terus meringis kesakitan. "Kalian minta istri saya sabar, tapi lihat dia kesakitan," pekik Rangga. Dua orang perawat yang bertugas di ruang observasi dan tindakan persalinan saling tatap mendapatkan teguran dari Rangga. "Pak Rangga," panggil Hayati dengan tangan mencengkram pinggiran brankar. "Iya sayang, aku usap-usap lagi ya," seru Rangga lalu sigap mengus
Read more
Bertemu Lagi
Season – 2 ( Kisah Isna dan Rama )Aska dan pengasuhnya sudah kembali ke kamar hotel, sedangkan Isna masih duduk di hamparan pasir menyaksikan sunset. Semilir angin laut membuat helaian rambutnya bergoyang. Menikmati langit yang berwarna merah perlahan berubah menjadi orange dan menggelap.Isna baru beranjak setelah langit benar-benar gelap dan cahaya hanya bersumber dari penerangan lampu. Dibalik keceriaannya bersama Aska, dia menyembunyikan sakit dan luka yang dirasakan. Menyadari kesalahannya waktu masih bersama Rama dan tidak ingin terpuruk dengan rasa luka dan bersalah.Berjalan menenteng alas kakinya yang sudah dipenuhi oleh pasir.“Isna.”Tubuh Isna mematung mendengar suara itu. Begitu mengenal suara berat dan dalam yang dulu sangat dia sukai dan dia rindukan. Namun, tidak untuk saat ini. Dia sudah berjanji untuk mengubur dalam-dalam ceritanya bersama pria itu.“Isna, tunggu!”Seseorang ikut berjalan mengejar Isna dan, “Pergi!” titah Isna. “Jangan ganggu aku,” ujarnya lagi.“Ga
Read more
Season 2 - Perjuangan Ansel
Isna keluar dari kamarnya, menatap pintu balkon dan tidak terlihat Aska di sana. Begitupun area sofa dan TV, tidak ada tanda-tanda kehadiran Aska. Kembali lagi ke kamar untuk mengambil ponselnya, mengecek panggilan dan pesan masuk. Sempat membalas beberapa pesan yang terkait dengan pekerjaannya.“Sudah jam sepuluh, ini mah Aska lagi main. Paling ke pantai lagi,” gumam Isna.Wanita itu bergegas membersihkan diri dan berniat segera turun untuk sarapan yang terlambat, perutnya sudah meronta minta diisi.Isna yang hanya mengenakan celana pendek kulot dan kaos longgar, bahkan hanya menggunakan alas kaki sandal jepit. Tas kecil menyilang di tubuhnya yang hanya muat dompet dan ponsel. Sungguh bukan kostum yang biasa dikenakan sebelumnya.Sebagai seorang designer, dia selalu berpenampilan rapi dan fashionable. Namun, akhir-akhir ini dia mengesampingkan masalah menjaga image. Bersikap dan mengenakan apa saja yang menurutnya nyaman.Sejak berada di lift, Isna menghubungi pengasuh Aska dan belum
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status