All Chapters of CAP PELAKOR: Chapter 11 - Chapter 20
48 Chapters
Pernikahan
Tak terasa hari ini Melisa kembali menikah lagi, dua minggu yang lalu dia menerima pinangan Ardan. Wajah orangtua Melisa berbinar bahagia ketika Melisa mengatakan kalau dia menerima Ardan.Melisa mencoba mengalah menerima pinangan Ardan, untuk kebahagiaan ayah dan ibunya. Dia mencoba peruntungannya dengan menerima Ardan. Berharap Ardan menjadi jodoh terakhirnya.Pernikahan mereka dilakukan dua minggu setelah Melisa menerima Ardan. Memang sangat terkesan buru-buru, tapi itu semua keinginan Ardan.Acara ijab kabul, sudah dilaksanakan sejak pukul delapan pagi tadi, Melisa akhirnya sudah resmi menjadi istri Ardan. Acara pernikahan mereka tidaklah mewah, mereka hanya mengundang keluarga dekat saja. Melisa pun hanya mengundang Alina sekeluarga, mengingat dia sudah tidak punya teman lain lagi.Dia sangat berharap Alina bersedia datang ke pernikahannya. Melisa juga sudah rindu sekali dengan Alisa, sudah satu minggu dia tidak bertemu dengannya karena sibuk mempersiapkan acara pernikahannya.M
Read more
Pertemuan Irham Dan Ratih
Pertemuan Irham dan Ratih "Maaf aku tidak bisa menemanimu, Sayang," ucap Irham kepada Alina di depan pintu masuk gedung."Tidak apa-apa, Mas. Naya lebih penting, kasihan dia kecapekan jika harus naik taxi. Apalagi adik Aryan sedang aktif-aktifnya," sahut Alina."Ya sudah kalau begitu kamu masuk dulu, Al. Aku akan pergi jika kamu dan Alisa sudah masuk ke dalam. Jaga diri baik-baik, jangan terlalu banyak berdiri di sana nanti. Aku akan menjemputmu jika sudah mengantar Naya ke rumah." Irham menurunkan Alisa yang sedang berada dalam gendongannya. "Alisa jangan nakal, jaga mama dan adik-adik Alisa dengan baik. Jangan sampai menyusahkan mama.""Iya, Yah," jawab Alisa menurut.Irham mengelus puncak kepala Alisa dengan lembut. Nampak Irham sangat menyayangi putri kecilnya itu."Hati-hati di jalan, Mas. Jangan ngebut-ngebut mengemudinya, aku akan menunggu sampai kamu datang. Jadi tidak usah terlalu buru-buru," ucap Alina sembari meraih tangan Irham dan mencium punggung tangannya."Iya, Sayang
Read more
Peringatan Hanan
Melisa masih menunduk saat Hanan mulai mendekat ke arahnya. Ardan yang melihat Melisa terus menunduk sedikit heran dengan sikap wanita yang baru saja menjadi istrinya itu."Selamat Mas, atas pernikahannya. Semoga Mas Ardan dan istrinya cepat dikaruniai momongan," ucap Hanan pada Ardan membuat hati Melisa berdenyut nyeri.Ardan sedikit tersentak mendengar ucapan Hanan, dia lupa kalau dia tidak menceritakan pada siapapun tentang kondisi Melisa yang sebenarnya. Dia juga tidak mengatakannya pada Widia, ibu kandung Ardan."Terima kasih, doanya," ucapnya menanggapi Hanan. "Oh iya, Mel. Kenalkan dia suami Dara." Ardan beralih berbicara pada Melisa.Melisa hanya diam tidak mampu mengangkat wajahnya, dia masih takut untuk bertemu Hanan. Dia juga takut jika Ardan sampai mengetahui kalau Hanan lah mantan suami Melisa."Mungkin, Kak Melisa malu jika berkenalan dengan orang baru," ucap Dara memecah keheningan karena Melisa tak kunjung mengangkat wajahnya dan berkenalan dengan Hanan.Hanan yang men
Read more
Lengkap
Pov Melisa Aku masih mematung setelah mendengar peringatan dari Mas Hanan. Sungguh aku tidak menyangka Mas Hanan akan berubah sedemikian rupa.Sosok yang dulu bisa membuatku jatuh cinta, kini telah berubah seiring berjalannya waktu. Aku seperti tak mengenali lagi sosok Mas Hanan yang dulu mampu membuatku menggilainya.Hatiku berdenyut nyeri kala Mas Hanan memperlakukanku dengan dingin, bahkan dia juga tidak mau mengakui bahwa kami dulu pernah menikah.Seolah semua yang kami lalui dulu adalah mimpi saja dan tidak pernah terjadi. Aku menyesal telah menghancurkan hidupku demi lelaki seperti Mas Hanan, ternyata dia tidak lebih dari seorang pengecut saja.Akan aku buktikan bahwa bukan hanya Mas Hanan saja yang bisa bahagia, aku pun juga bisa bahagia dengan pernikahanku dengan Mas Ardan.Aku tidak akan lagi mau menangisi masa laluku, aku akan hidup dengan bahagia tanpa mengingat lagi penyesalan yang selama ini membuatku menderita.Sudah cukup semua kesedihan yang telah aku tanggung selama
Read more
Rencana Ratih
Hari ini adalah hari yang menurut Ratih sangat sial, niat hati ingin mengambil hati Widia atas pernikahan anak Widia, Ardan, kakak tiri dari menantunya. Tapi semua niatnya tidak jadi tercapai karena istri Ardan ternyata adalah mantan menantunya.Ratih tidak menyangka bahwa Melisa lah yang menjadi pengantin dari Ardan. Dia tidak mengira dunia sesempit ini, padahal belum lama ini dia baru saja bertemu dengan Melisa di sebuah pusat perbelanjaan."Ah, sial sekali aku hari ini. Baru saja bertemu dengan kakak Naya, tapi aku sudah bertemu dengan wanita tak berguna itu!" gerutu Ratih sambil menyesap minumannya.Ratih sedang duduk di pojok gedung sambil menikmati hidangan di acara pernikahan Melisa."Aku harus merencanakan sesuatu untuk kehancuran Melisa, dia tidak boleh lebih bahagia dari Hanan. Aku akan membuat kehidupan rumah tangga Melisa bagaikan di neraka. Aku akan membuatnya menyesal karena telah meninggalkan Hanan." Ratih masih terus bergumam sendiri.Ratih menatap sekeliling ruangan b
Read more
Fakta Melisa
"Apa Jeng Widia tidak tertarik dengan apa yang aku ketahui tentang menantumu itu?" tambah Ratih lagi.Widia hanya mengernyitkan kening dengan apa yang ingin disampaikan oleh Ratih. Widia sangat hafal betul bagaimana sifat orang seperti Ratih ini. Di mata Widia, Ratih adalah wanita yang tamak dan gila harta. Hingga tidak perlu Widia hiraukan.Widia selalu enggan untuk sekedar berbincang dengan Ratih karena sudah mengetahui sifat Ratih yang sesungguhnya. Tapi Widia juga penasaran dengan menantunya itu, Widia belum terlalu mengenal Melisa, dia hanya mendengar cerita tentang Melisa dari Ardan.Sejauh yang Widia dengar dari Ardan, Melisa adalah wanita yang tepat untuk dijadikan pendamping putranya itu. Tapi Widia merasa kalau pernikahan yang diminta oleh anaknya itu terkesan buru-buru.Ada sesuatu yang mengganjal di hati Widia tentang Melisa, tapi Widia tidak mau membuat kebahagiaan putranya hancur. Widia sudah berjanji akan memberikan kebahagiaan untuk anak semata wayangnya itu.Semenjak
Read more
Pertanyaan Widia
Sudah satu minggu sejak pernikahan anaknya, Widia menjadi semakin pendiam. Dia selalu mengawasi setiap gerak-gerik Melisa. Widia belum sempat menanyakan kebenaran tentang Melisa pada Ardan.Sejujurnya Widia ingin sekali menanyakannya pada Ardan, tapi melihat raut bahagia di wajah anaknya membuat Widia mengurungkan niatnya untuk bertanya pada anaknya itu.Widia ragu, apakah anaknya itu akan tetap mengembangkan senyumnya jika dia menanyakan sesuatu yang mengganggu pikirannya. Widia takut jika Ardan terluka nanti.Selama hidupnya Ardan selalu menjadi anak yang baik bagi Widia, dia sekalipun tidak pernah mengeluhkan tentang ayahnya yang tidak lagi bersama dengan ibunya.Hati Widia kembali terasa nyeri mengingat bagaimana kehidupan rumah tangganya yang hancur karena sahabatnya sendiri yang menjadi duri dalam rumah tangganya.Rudi suami Widia bermain api dengan Mirna, sahabat yang sudah seperti saudara sendiri bagi Widia. Diam-diam Rudi dan Mirna menikah tanpa sepengetahuan Widia.Widia me
Read more
Mengingatkan Luka
Melisa hanya diam saja saat sang mertua bertanya padanya, dia tidak tahu harus menjawab apa pada mertuanya itu. Dalam hati Melisa bertanya-tanya apa Ratih sudah menceritakan semua pada sang mertua."Jadi kamu masih tetap ingin bungkam, Mel?" tanya Widia memperjelas."Ma-af, Ma," cicit Melisa takut."Aku tidak perlu ucapan maafmu, aku hanya ingin kamu jujur padaku saja, Mel," ucap Widia.Melisa bimbang antara ingin jujur atau tetap bungkam saja. Tapi dia yakin sekali kalau sang mertua tidak akan menyerah begitu saja jika dia tetap bungkam."Se-jujurnya, Ibu Ratih adalah mantan mertuaku, Ma," jawab Melisa terbata.Widia nampak terkejut dengan apa yang Melisa ungkapkan tentang Ratih. Mau tak mau Melisa pun harus jujur pada Widia, dia tidak mau jika nanti Ratih menghasut Widia lebih parah lagi tentangnya.Biarlah kini Melisa mengungkapkan semuanya kepada Widia, biar sang mertua nilai sendiri bagaimana Melisa di masa lalu. Karena memang kenyataannya begitu, mau disembunyikan seperti apapun
Read more
Tante Alisa
"Bu, kenapa diam?" Melisa tersadar ketika mendengar suara Alisa.Dia seketika memaksakan senyum menanggapi pertanyaannya, sejak Widia memberinya pilihan, Melisa terus saja kepikiran tentang bagaimana harusnya dia mengambil keputusan."Diam lagi, Bu? Ibu Melisa tidak kangen Alisa ya?" tanya Alisa lagi."Maaf, ibu kangen kok dengan Alisa. Ibu sedang banyak pikiran saja," jawab Melisa sembari mengusap pipi Alisa.Hari ini Melisa meminta Alina untuk mengijinkannya bertemu dengan Alisa dan mengajaknya bermain. Dan kebetulan Alina menyetujuinya. Melisa bersyukur sekali, paling tidak Alisa bisa membuatnya sedikit merasakan ketenangan.Melisa bisa sedikit melupakan kegundahan hatinya jika bersama Alisa. Entah apa yang dimiliki Alisa hingga bisa membuat Melisa seperti itu.Melisa sendiri juga heran bisa setertarik itu dengan Alisa. Jika saja Melisa menjadi Alina tentu dia akan menjadi wanita yang paling bahagia di dunia, tapi dia tidak seberuntung Alina. Melisa hanyalah wanita yang berdosa kar
Read more
Berbincang
"Mbak, boleh aku tanya sesuatu lagi padamu? Tapi jangan tersinggung, Mbak." Melisa mulai memberanikan diri bertanya pada Naya."Tanya saja, Mel," jawab Naya.Melisa merasa lega ternyata Naya mau merespon pertanyaannya, dia merasa Naya adalah wanita yang sangat baik sekali. Melisa menyesal dulu sudah menyakiti hati dan juga menghancurkan rumah tangga Naya.Memang pantas Naya sekarang hidup dengan bahagia, karena memang Naya layak mendapatkannya. Melisa selalu iri dengan kebahagiaan orang-orang, tapi dia merasa tidak pantas mendapatkannya karena dia telah tega menyakiti hati wanita sebaik Naya."Kenapa Mbak Naya tidak mau kembali pada Mas Hanan?" tanya Melisa takut membuat Naya tersinggung.Naya ternyata tersenyum mendengar pertanyaan Melisa, padahal Melisa sudah berpikir Naya akan tersinggung lalu pergi meninggalkan Melisa tanpa menjawab pertanyaannya.Nyatanya Naya begitu berhati lapang. Melisa semakin merasa ciut di hadapan Naya."Aku hanya tidak mau terbayang-bayang rasa sakitku, j
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status