Semua Bab DERITA ISTRI PERTAMA: Bab 41 - Bab 50
129 Bab
41. KEDATANGAN KENRICH
Meyra selalu menjadi gusar karena nyatanya tubuhnya selalu mengkhianati hatinya saat sang suami mulai menyentuhnya dan membawa dirinya dalam peraduan yang selalu membakar hasratnya. Malam itu mereka kembali memadu gairah, memacu rindu yang terpendam selama ini, di kamar rumah baru mereka. Kala semuanya berakhir, Meyra masih dilanda kebimbangan meski kedua tangan sang suami melingkar pada tubuh polosnya di bawah selimut. ”Kamu tidak pulang Mas?” tanya Meyra ketika semuanya telah usai dan mereka tidur berpelukan di ranjang baru yang memang untuk pertama kalinya baru mereka tempati. Masih dengan memeluk tubuh istrinya Nehan memberikan gelengan tegas. Bahkan bibirnya kembali mengecup pundak Meyra yang terbuka. ”Pulang ke mana lagi? Ini rumah kita, dan aku sudah pulang sekarang.” Meyra menggeliat sejenak berusaha membebaskan dirinya dari belitan tangan sang suami. ”Tapi Mas, apa Se ....” Sebelum Meyra sempat menyelesaikan kalimatnya mendadak Nehan menutup bibir istrinya dengan telun
Baca selengkapnya
42. SEBUAH ACARA PERNIKAHAN
Meyra tercenung sesaat memandang wajah bundanya yang memendam sebuah kekhawatiran. Tapi kemudian ia memilih kembali menggeleng. ”Tidak apa-apa, hanya saja ada seorang teman lama yang mendadak datang ke Indonesia sini, dan ingin aku menemuinya.” Rida menatap putrinya penuh makna. Wanita berambut cepak itu mengulas senyumnya tipis sembari menyentuh tangan Meyra yang diletakkan di atas meja makan. ”Pergilah temui teman kamu itu. Untuk apa kamu ragu? Aku tahu kamu pasti ingin bertemu dengan dia, iya kan?” Meyra diam tapi kemudian mengedikkan bahu. ”Tidak juga Bun,” jawab Meyra pada akhirnya. ”Tapi dia udah terlanjur datang, harusnya kamu temui dia.” Meyra mendesah pelan. ”Baiklah aku akan menjemputnya di bandara setelah ini.” ”Kak Mey, Bunda kenapa kalian ngomong aja, cepetan dihabiskan makanannya. Na ... na sudah me ... masaknya untuk kalian,” sahut Nana yang selalu tak senang orang-orang yang ia sayangi tak menghabiskan masakannya. Walau Nana memiliki kekurangan di dalam dirin
Baca selengkapnya
43. KESEDIHAN MEYRA
”Katakan padaku apa saja yang sudah kamu ketahui?” desak Meyra. Perasaannya mengatakan jika lelaki bermata biru itu mengetahui banyak hal. Kenrich merasa sangat prihatin melihat keadaan Meyra yang begitu menyedihkan. Ia sungguh sangat ingin bisa melerai segala duka yang bersemanyam di hati wanita yang sudah membesut perhatiannya sejak awal itu. Kenrich berusaha mendekati Meyra yang sedang dilanda duka. Tatapannya begitu melekat penuh simpati. ”Untuk apa kita membicarakan sesuatu yang hanya akan membuatmu terluka lebih dalam, bukankah sebelumnya kamu pernah meminta padaku untuk tak menceritakan sesuatu yang hanya membuatmu terkukung dalam kesedihan?” Meyra mendesah jengah lalu menampik tangan Kenrich saat berusaha menyentuh pundaknya. Bahkan tatapan Meyra sekarang terarah pada laut lepas yang sangat ini gelombang ombaknya berdebur kencang. Meyra menghapus sendiri air mata di wajahnya dengan telapak tangannya. Kenrich segera ikut berdiri di sisinya masih melekatkan tatapannya. Sem
Baca selengkapnya
44. MENGHADIRI RESEPSI
Kenrich menunggu jawaban Meyra. Sementara wanita cantik itu malah memalingkan wajahnya. Gestur wajahnya jelas menunjukkan keengganan untuk menerima panggilan telepon dari lelaki yang masih menjadi suaminya itu. Kenrich bisa dengan terang membacanya, yang membuat tahu apa yang harus dikatakan. [”Sebaiknya untuk saat ini kamu jangan ganggu Meyra dulu. Dia sedang ingin menenangkan dirinya sekarang.”] Jawaban Kenrich sangat mengecewakan bagai Nehan yang sedang begitu gusar. [”Tolong bujuklah dia Ken,”] desak Nehan yang masih saja sangat berharap. [”Mengertilah keadaan Meyra, biarkan dia menenangkan dirinya dulu. Sebaiknya fokuskan perhatian kamu pada pesta resepsi itu besok, dan satu lagi aku harap kamu tak memaksa Meyra untuk menghadiri pesta itu. Meyra tak sekuat itu untuk kau paksa menyaksikan momen kau bersanding dengan wanita lain, belum lagi kau juga akan mengurus anak kalian.”] Kenrich mengucapkan kalimatnya dengan begitu lugas berusaha memberi pengertian pada saudara sepupuny
Baca selengkapnya
45. DILEMA
Nehan segera menatap lugas pada Kenrich yang baru saja menginterupsi kebersamaannya dengan sosok sang istri tercinta. Nehan yang tampak sangat gagah dengan baju pengantinnya itu segera menampakkan ketegasannya di hadapan Kenrich yang semakin lama semakin terang menunjukkan apa yang tersimpan di dalam hatinya, yakni perasaan cintanya untuk Meyra. “Apa maksudmu melepaskan Meyra? Bukankah aku sudah memperingatkan kamu untuk tak mengambil kesempatan dengan keadaan ini?” Nehan segera memperingatkan. Kenrich menentang tatapan Nehan. Sama kali tak nampak gentar. “Tapi nyatanya apa yang terjadi sekarang sangat menyakiti hati Meyra. Jika kamu mencintai Meyra seharusnya kamu melepaskan karena kamu sudah membangun keluarga baru dengan wanita lain yang bahkan sudah memberikan kamu keturunan.” Meyra yang mendengar kalimat Kenrich yang begitu lugas, hanya bisa menarik nafas dalam. Tapi sebelum salah satu dari mereka menimpali mendadak Cyntia mendekat. Wanita yang sekarang berdandan anggun mema
Baca selengkapnya
46. AMBANG KETEGARAN
Meyra berdiri di sudut yang berbeda saat Nehan bersama Sekar sedang menjalani prosesi adat pernikahan. Meyra bertahan menyaksikan semua itu sembari ingatannya tanpa bisa cegah mulai berkelindan di masa lalu kala dirinya dan Nehan juga melakukan semua prosesi yang sama seperti itu. Setelah delapan tahun berselang Meyra sungguh tak menyangka jika dirinya harus menyaksikan suaminya melakukan prosesi pernikahan itu kembali bersama dengan wanita lain, wanita yang sudah bertahun-tahun menjadi sahabatnya. Saat dirinya dan Nehan menikah dulu, Meyra masih bisa ingat dengan jelas ketika itu Sekar malah membantunya mempersiapkan segalanya. Bahkan Meyra masih bisa mengingat gurat kebahagiaan yang juga terpancar di wajah Sekar untuknya. Meyra tak tahu apakah kebahagiaan yang ia lihat di wajah Sekar waktu itu adalah semua aksi pura-pura karena nyatanya sekarang Sekar malah terlihat sama sekali tak ada beban bahkan menjadi sangat bahagia menjalani prosesi pernikahan mereka, disaksikan oleh Meyra
Baca selengkapnya
47. RASA SAKIT
Meyra tercenung saat mendapati lelaki yang masih berstatus sebagai suaminya itu kini sudah berdiri di ambang pintu sedang memandangnya penuh makna. “Apa kamu baik-baik saja?” tanya Nehan menunjukkan rasa khawatirnya. Meyra membalasnya dengan tatapan datar sebelum kemudian ia memalingkan wajahnya lalu balik badan untuk melangkah ke dalam kamarnya lagi. Nehan segera menyusul sebelum ia menutup pintu kamar mereka terlebih dahulu. Nehan melirik sekilas pada Arka yang berada di dekat istrinya, lalu menyunggingkan segaris senyum untuk putra pertamanya itu, lelaki kecil yang membuatnya pertama kali menyandang gelar sebagai seorang ayah setelah sekian tahun ia menanti. “Arka di sini bersama mama?” tanya Nehan lembut sembari mengusap lembut kepala putra sulungnya. Meyra memperhatikan dari jauh interaksi ayah dan anak itu, dengan hati yang kembali dihampiri perih. Sekali lagi Meyra menyusut bening di matanya. Sampai kemudian Nehan meliriknya. “Kenapa kamu meninggalkan pelaminan, bukanka
Baca selengkapnya
48. KETAKUTAN NEHAN
Meyra meminta Kenrich untuk mengantarkannya ke rumah bundanya.Wanita itu ingin menenangkan dirinya. Hatinya masih merasakan sakit yang teramat perih menyaksikan pesta resepsi pernikahan suaminya dengan sahabatnya sendiri. Bahkan dia dipaksa untuk berpura-pura tegar di hadapan semua tamu undangan yang datang, mengesankan bahwa pernikahan itu adalah atas kehendaknya juga.“Terima kasih sudah mengantarku, sekarang pulanglah, aku ingin beristirahat,” ucap Meyra ketika Kenrich menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Rida.Kenrich memandang Meyra lurus. Ia melihat dengan sangat lugas kesedihan Meyra yang juga membuatnya merasa sangat prihatin.“Jika kamu membutuhkan sesuatu, jangan ragu untuk menghubungi aku.”Meyra tersenyum tipis lalu menggeleng pelan.“Aku akan baik-baik saja, lagipula besok aku akan bertugas ke klinik jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan.”“Apa kamu yakin?” Kenrich masih saja mengkhawatirkan Meyra.“Iya aku yakin.”Kenrich kemudian menarik nafas panjang, memandang
Baca selengkapnya
49. KETEGASAN RIDA
Meyra memandang lesu pada wajah sang suami yang menunjukkan gurat gusar. Wanita itu kemudian mendesah panjang dan memalingkan wajahnya dari tatapan Nehan yang semakin lekat. Tapi sebelum ia mengucapkan sepatah katapun mendadak Rida yang baru saja pulang dari rumah sakit karena mendapatkan giliran jaga malam langsung menyapa Nehan saat melihat sosok menantunya sudah bersama putrinya. “Nehan, pagi sekali kamu datang?” tanya Rida. Tatapan wanita berambut cepak itu kemudian semakin menelisik pada wajah Nehan yang sekarang tampak tegang. “Bukannya kemarin adalah pesta resepsi pernikahan kamu sama Sekar kenapa pagi-pagi sekali kamu sudah mendatangi Meyra? Apa Sekar tahu kalau kamu datang ke sini?” Nehan menahan kekesalannya saat mendengar ucapan ibu mertuanya itu. Untuk beberapa saat Nehan hanya memandang lurus pada Meyra yang kini malah mengarahkan tatapannya pada Rida. “Bunda sudah pulang?” tanya Meyra. “Iya,” jawab Rida datar sembari mulai memperhatikan Meyra lebih lanjut. “Apa kam
Baca selengkapnya
50. HAMPA
Meyra kembali menelisik ekspresi wajah suami dan bundanya. Mereka terlihat sangat tegang, aura resah menguar sangat nyata dari wajah mereka.“Aku melihat ada sesuatu yang sedang kalian sembunyikan.”Tatapan Meyra kemudian beralih pada sang bunda.“Apa yang sudah Bunda katakan pada Mas Nehan?”Pertanyaan Meyra terdengar agak mendesak.Rida menanggapi dengan sebuah tatapan sarkas ke arah Nehan yang sekarang lebih memilih untuk diam.“Aku mengatakan apa yang seharusnya aku katakan.”Setelah itu Rida kembali menyergap Meyra dengan tatapan lebih lekat.“Kalau kau tak mampu menggenggam bara di telapak tanganmu, sebaiknya kamu lepaskan. Karena bara yang panas hanya akan memberikan luka.”Meyra tercenung ketika mendengar ucapan bundanya. Ia tak mampu berkata-kata apapun. Bahkan ia hanya bisa memandang Rida yang kemudian lebih memilih pergi meninggalkan meja makan tanpa menyentuh sarapannya walau masakan buatan Nana selalu saja membangkitkan seleranya.Setelah Rida tak lagi berada di tengah-te
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status