All Chapters of DERITA ISTRI PERTAMA: Chapter 31 - Chapter 40
129 Chapters
31. MENUNTASKAN GAIRAH
Namun di saat Meyra memberikan jawaban apapun terdengar suara panggilan dari luar juga langkah kaki yang mendekat. Meyra sangat mengenal langkah kaki itu yang membuat tatapannya segera terarah ke depan. Bersamaan dengan itu muncul sosok Nehan di hadapannya dengan melemparkan segaris senyuman yang sangat ceria. ”Sayang, aku senang melihatmu berada di sini!” ungkap Nehan yang segera memutuskan pulang lebih awal saat mendapatkan kabar dari maminya kalau istri pertamanya sedang berada di rumah saat ini. Nehan segera melebarkan kedua tangannya demi bisa merengkuh tubuh Meyra. Meyra bergeming bahkan tak membalas dekapan itu. Nehan memaklumi karena ia menganggap istri pertamanya itu masih membutuhkan waktu untuk menerima keadaan mereka saat ini. Padahal Meyra saat ini menjadi sangat canggung dengan tatapan nanar Sekar bahkan juga ibu mertuanya, yang entah mengapa terlihat tampak kurang menyukai kedekatan Meyra dengan sang suami. Segera Meyra mengurai dekapan itu, meski segaris senyuma
Read more
32. PERMINTAAN UNTUK TINGGAL SEATAP
Meyra mendesah jengah ketika mendengar kesanggupan sang suami untuk lebih memperhatikan istri keduanya sesuai yang sudah dititahkan sang mami. Meyra melirik sekilas pada lelaki yang baru saja menuntaskan hasrat pada tubuhnya itu. Sementara sekarang Nehan sedang membalas tatapan Sekar yang terarah padanya sembari mengulas segaris senyuman. ”Oh iya Mas, tadi Arka bilang kalau setelah sembuh nanti pengen pergi ke wahana air. Apa kamu bisa mengantar Arka, Mas?” pinta Sekar dengan mengunggah nada manja yang begitu lugas ke permukaan. Wanita itu menggunakan anak-anaknya untuk mendekat dirikan pada sang suami yang masih belum sepenuhnya membuka hati untuknya. Meyra segera merasa tersisih. Terlebih ketika ia mendapati sikap Nehan yang begitu tulus memberikan perhatian untuk sang putra. Meyra kehilangan separuh rasa percaya dirinya karena nyatanya anak-anak yang lucu di hadapannya itu tak terlahir dari rahimnya melainkan dari rahim wanita lain yang sebelumnya sudah ia anggap melebihi saud
Read more
33. RENCANA YANG MUSTAHIL
”Aku harap kamu bisa memberikan pengertian kamu. Kasihan Nehan kalau harus bolak-balik, membagi waktunya dengan pekerjaan juga kamu dan Sekar bahkan anak-anaknya. Kalau tinggal di satu rumah segalanya kan pasti jadi lebih mudah.” Cyntia kembali mengungkapkan alasannya. Meyra bergeming. Ia tiba-tiba merasakan sesak di dadanya. Rasanya ia masih tak sanggup menjalani pernikahan seperti ini. Jika ia tinggal di rumah ini maka ia harus menyaksikan interaksi suaminya dengan istrinya yang lain, melihat kebahagiaan mereka saat bersama anak-anak. Meyra merasakan pedih yang mengiris kalbu, tapi ia juga tak kuasa untuk mengabaikan permintaan sang mertua. Pada akhirnya Meyra memilih diam yang segera diartikan oleh Cyntia sebagai sebuah persetujuan. Hanya Nehan yang bisa membaca gurat gusar istri pertamanya itu, yang kemudian menjadikan Nehan menggeleng tanpa sadar. ”Tapi Mi, aku milih rumah di sana karena tempatnya dekat sama klinik Meyra. Kalau dari sini, harus menempuh satu jam perjalanan,
Read more
34. SALING MENUNJUKKAN EKSISTENSI
”Jawab Mas, bagaimana kalau mami tak setuju dengan apa yang sudah kamu rencanakan itu padaku?” desak Meyra dengan nada bicaranya yang agak tinggi. Nehan segera menjadi ragu. Tak ada kata yang terucap di bibirnya. ”Kamu pasti tak akan bisa membantah mami bukan? Seperti kamu yang tak bisa menolak saat mami memintamu menikah Sekar.” Nehan menggeram gelisah. ”Waktu itu aku terpaksa melakukannya karena mami sedang sakit, kamu sudah tahu hal ini kan?” Meyra menggeleng jengah. ”Jadi Mas, lepaskan saja aku. Sungguh aku tak sanggup jika harus bertahan dengan pernikahan seperti ini.” Nehan segera menggeleng tegas, tentu saja tak akan mengabulkan permintaan istrinya. Nehan jauh lebih mencintai Meyra daripada Sekar. Meski ia masih tak bisa melakukan apapun untuk memperjuangkan Meyra karena ia juga harus menjaga perasaan maminya. ”Tapi kenapa tadi kamu menyanggupi permintaan mami untuk tetap tinggal di rumah ini?” Meyra bergeming enggan menjawab apapun. Ia terlalu bingung dengan situasi ya
Read more
35. BERULANGKALI KECEWA
Meyra menatap tegas pada wajah suaminya yang sedang menahan langkahnya untuk tak pergi. ”Aku ingin ke klinik,” jawab Meyra datar. ”Tapi ini masih terlalu pagi, bahkan kamu belum sarapan.” ”Aku bisa sarapan di klinik di sana ada kantin, jadi jangan khawatirkan aku. Sebaiknya Mas perhatikan keluarga Mas, istri dan anak-anak Mas itu,” tegas Meyra menahan kegeraman di hatinya. Nehan masih mempertahankan cekalannya di tangan Meyra. ”Aku ingin kamu menemaniku makan, bagaimanapun kamu adalah istriku dan aku ingin kamu melakukan apa yang aku minta.” ”Bukankah sekarang Mas sudah memiliki istri lain yang pastinya sudah menyiapkan hidangan untuk Mas sekarang. Jadi jangan meminta aku, karena kamu sekarang bisa mendapatkan semua itu dari Sekar.” Meyra memilih untuk menyerahkan semua urusan suaminya pada Sekar, sang istri kedua. Ia masih tak bisa menerima keadaan rumah tangga mereka saat ini. Bahkan ia sudah sangat ingin mengakhirinya meski rasa cinta di hatinya masih sangat besar meraja di h
Read more
36. GAGAL MAKAN MALAM BERDUA
Nehan bertindak cepat dengan menahan kunci mobil yang membuat Meyra tak bisa pergi ke mana pun. Meyra sontak menatap jengah pada suaminya. ”Ini masih terlalu pagi untuk pergi ke klinik bahkan kamu juga belum membawa perlengkapan kamu. Kembalilah ke kamar, persiapkan dirimu dulu. Tunggu aku sampai selesai mandi setelah itu aku akan mengantarmu.” Nehan segera bertindak tegas. Kemudian ia segera melangkah ke kamar Sekar untuk meletakkan Ceria di dalam boks bayi. Arka segera mengikuti. Sementara Meyra kembali ke atas ke kamarnya. Meski ia tahu Sekar masih berada di sana. ”Pergi kamu dari kamar ini, dan selama aku berada di sini, jangan kamu injakkan kakimu di sini,” tegas Meyra. Ia benar-benar sudah tak dapat menahan dirinya lagi. Sekar terdiam menatap luruh pada wajah cantik Meyra. Wajah itu yang selalu dipuji suaminya sekarang sudah bersama mereka, yang membuatnya kehilangan seluruh perhatian Nehan. Meski ia sudah memperkirakan hal ini, tapi tetap saja Sekar sulit untuk bisa mener
Read more
37. ANNIVERSARRY PERNIKAHAN NEHAN DAN SEKAR
Meyra tak memiliki pilihan selain mengikuti kemauan suaminya untuk segera pulang ke rumah mertuanya. Sesampainya di sana Meyra mendapati keadaan rumah yang lebih ramai dari biasanya. Malam ini beberapa anggota keluarga besar Asmoro turut datang ke rumah. Wajah-wajah yang sebelumnya sudah sangat familiar untuk Meyra. Setelah menyapa mereka semua dengan ramah, barulah Meyra melirik ke arah sang suami yang sejak tadi mendampingi. ”Mas ada acara apa ini? Kok orang-orang pada kumpul?” tanya Meyra menjadi sangat ingin tahu. Nehan mengernyit tipis tapi kemudian mengedikkan bahu. Saat ini Nehan masih tak yakin. Tapi ia juga keberatan untuk mengatakan apa yang ia tahu. Karena apa yang akan disampaikannya pasti dapat menyakiti hati wanita yang sangat dicintainya itu. ”Ayo kita ke kamar dulu, kita bersihkan tubuh kita dulu, baru nanti bergabung bersama mereka,” ajak Nehan yang berusaha menghindarkan istrinya dari kerumunan banyak orang, sebelum Meyra mendengarkan selentingan yang dapat meluk
Read more
38. PASIEN BERIKUTNYA
Nehan tak langsung menjawab permintaan istri keduanya. Ada rasa enggan menelusup. Ia sangat tahu jika kesanggupannya hanya akan melukai hati Meyra. Dan itu sungguh tak mau ia lakukan. Nehan merasa sudah terlalu banyak menyakiti Meyra terlebih dengan kebohongannya yang sudah bertahun-tahun menyembunyikan pernikahan keduanya. ”Tentu saja Nehan akan tidur bersama kalian, bukan begitu kan Han?” sahut Cyntia cepat yang segera menginterupsi kebimbangan Nehan. ”Memangnya Nehan tidak tidur sama kalian?” sela Asih segera bertanya. ”Sudah beberapa hari ini Nehan lebih peduli dengan istri pertamanya, Bulek,” jelas Cyntia menyahuti lagi. ”Kamu tidak boleh seperti itu, seharusnya Sekar yang lebih membutuhkan perhatian kamu, dia pasti kewalahan dengan kedua anaknya apalagi Ceria masih butuh Asi eksklusif.” Asih segera memberikan pendapatnya. Lagi-lagi Meyra merasa tersudut, mereka semua pasti sedang menyalahkannya yang terlihat menguasai Nehan hanya untuk dirinya. Tapi Meyra yang sudah terlam
Read more
39. BERKENCAN
”Sekar?!” tanya Meyra agak terkejut dengan kedatangan istri kedua suaminya itu dengan menggendong bayinya. Sekar membalas tatapan Meyra lurus. Wanita itu sama sekali tak menampakkan keramahannya. ”Apa Ceria sakit?” tanya Meyra lagi ketika Sekar mulai mengurai gendongan Ceria untuk dibaringkan di ranjang pemeriksaan. ”Sakit apa Ceria?” Sekar mendesah jengah, masih saja memberikan tatapan yang apatis. ”Jika aku tahu aku tak akan membawanya ke sini, bukankah kamu seorang dokter?” Kata-kata Sekar yang sarkas sangat mengagetkan Meyra. Ia sama sekali tak menyangka jika sahabatnya sekarang berubah begitu ketus padanya. Padahal Meyra sudah mengalah dan tak lagi tinggal di rumah mertuanya. Meyra memilih tinggal bersama bundanya dan membiarkan Nehan untuk menghabiskan banyak waktu di tempat istri kedua. Meyra menanggapi kata-kata sinis Sekar dengan hati yang lebih lapang. Meski ucapan Sekar sudah sangat menyinggung perasaannya bahkan asisten yang membantu Meyra sempat dibuat sewot oleh uca
Read more
40. KENANGAN DI GERBANG SEKOLAH
Meyra masih memberikan tatapan yang datar kala Nehan masih menyergapnya dengan tatapan penuh harap. ”Apa kamu mau malam ini kita pergi berkencan?” Nehan kembali mengajak. Meyra bergeming datar, menghadirkan kegelisahan di benak Nehan yang masih berharap menata hubungannnya dengan sang istri pertama yang begitu dicintainya. Nehan begitu gigih untuk meluluhkan hati istrinya lagi meski ia bisa melihat begitu terang jika sosok yang dicintainya itu sudah terlalu banyak memendam luka. ”Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat, aku harap kau tak menolakku.” Nehan masih saja berusaha sembari ia mulai menggandeng tangan Meyra dan membawanya melangkah mendekati mobilnya yang ia parkir tak jauh dari tempat mereka berdiri sekarang. Meyra tak menampik membiarkan tangannya beralih dalam genggaman sang suami. Sengatan rasa mendebarkan itu masih terasa, kala tangan hangat itu menyentuhnya. Menghadirkan segala momen di belakang yang selalu dipenuhi romansa intim yang melenakan. Meyra kembali merasak
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status