All Chapters of IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS: Chapter 71 - Chapter 80
530 Chapters
TEMPAT BARU
71Aira menyalakan kipas angin kecil yang menempel di dinding. Cuaca sangat panas hari ini. Terlebih rumah kontrakan Randi atapnya sangat rendah dan bukan terbuat dari genteng. Sejak tadi Raka gelisah. Anak itu seperti tidak nyaman. Aira mengerti Raka tidak nyaman di sini, karena sudah terbiasa di rumah Alexander yang besar dan sejuk. Entah sudah berapa kali Aira bolak-balik keluar. Wanita itu akan membawa Raja keluar bila Raka mulai rewel. Berjalan-jalan di halaman yang tidak begitu luas. Atau menyusuri gang kecil menuju kontrakan. Tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Tidak ada taman bermain yang dekat di sekitar sana. Aira tahu Raka tidak nyaman, tetapi bayi itu harus terbiasa. Mereka bukan orang kaya. Mereka hanya diberi kesempatan untuk mencicipi kemewahan selama ia bekerja kemarin. Raka harus terbiasa lagi hidup sederhana seperti dulu saat mereka belum mengenal Alexander. Saatnya waktu tidur siang, Raka juga rewel karena kasur yang dipakai tidur tidak seperti biasanya. Di si
Read more
APA ITU URUSAN ANDA?
72"Ai, kalau begitu kapan ada waktu untuk bicara? Kamu tentukan saja tempatnya di mana, kalau di sini kurang nyaman. Di taman bermain anak mungkin, sambil mengasuh Raka. Atau di mall ….""Maaf, Mas. Aku tidak bisa! Aku ….""Kenapa, Ai? Apa karena mantan suamimu?" Lagi Abi memotong. "Apa benar yang dikatakan boss kalau kamu pergi dari rumah boss karena ingin rujuk dengan mantan suamimu?""Kalau benar, kenapa? Apa itu masalah untuk Anda?" Suara seseorang yang menyela dari belakang tubuh Abi, sontak membuat keduanya menoleh ke arah suara. Berdiri di sana seorang laki-laki memakai helm proyek dan pakaian kumal khas kuli bangunan. Tangannya menenteng bungkusan plastik berwarna hitam. "Mas Randi?" gumam Aira heran, melihat Randi sudah ada di depan rumah, tanpa ia tahu kedatangannya. "Apa Anda tidak malu memaksa seorang wanita yang jelas-jelas tidak mau bicara dengan Anda?" Randi menohok dengan pertanyaan tajam. Lelaki yang menenteng bungkusan plastik itu berjalan mendekat. Membuat Abi
Read more
LEMPAR DIA KE JALANAN!
73Alexander berlari menembus kerumunan orang-orang yang menonton proses pemadaman api di rumahnya. Mobilnya bahkan tidak bisa masuk hingga halaman. Suasana hatinya tidak bisa digambarkan seperti apa. Berbagai perasaan berkecamuk. Cemas, takut, marah, kesal. Bahkan sepanjang jalan ia terus menelepon menanyakan kondisi rumah. Satu yang paling ia takutkan. Sesuatu yang buruk terjadi dengan Alister. Bahkan sejak semalam bayi itu kondisinya tidak baik-baik saja. Sekarang diperburuk dengan rumah yang terbakar. Sungguh, Alexander heran, bagaimana bisa ada kebakaran hingga sebesar itu. Kemana semua orang? Bukankah ia punya banyak pekerja di rumah? Kenapa tidak ada yang menyadari api saat masih kecil? Masih dengan berlari, lelaki itu mencari keberadaan sang anak yang sangat dikhawatirknanya. Ia hanya punya Alister di dunia ini. Bagaimana kalau terjadi sesuatu yang buruk dengan sang anak? Kakinya menuju kerumunan kecil di dekat pintu menuju taman samping. Kerumunan kecil yang terdiri dari
Read more
KEBAKARAN
74Aira yang sedang menyuapi Raka di teras kontrakan, gegas menggendong sang anak ke dalam, saat terdengar ponselnya menjerit-jerit di atas meja usang pojok ruang tamu. Padahal Raka sedang berlari-lari kecil tanpa alas kaki di halaman. Namun, ia tak mungkin meninggalkan sang anak di luar sendiri walaupun hanya untuk mengambil ponsel. Ini tempat baru, ia tidak boleh ceroboh. Bukankah kejahatan bisa terjadi di mana saja? Mata Aira memicing saat melihat nama Dita sang babysitter yang selama ini merawat Raka, yang tertera di sana. Ada apa gerangan? Kenapa gadis itu meneleponnya?Aira tersenyum, pasti Dita sudah merindukan Raka, sang anak. Karena ia memang sangat akrab dengan Raka. Bahkan Raka lebih banyak menghabiskan waktu dengan Dita daripada dengan dirinya. Hampir selama satu tahun Raka tidur ditemani Dita. Bahkan anak itu sejak pagi sudah berkali-kali menanyakan keberadaan babysitternya, walaupun hanya dengan isyarat. Pasti Raka juga merindukan Dita. "Halo, Dit? Kenapa? Kangen Raka,
Read more
INI SALAHKU
75"Aira, apa yang kau lakukan di sini?" Lelaki tinggi berwajah tak kalah kaku dari boss-nya mendekat. Ekspresi kaget tak dapat ia sembunyikan. Pun dengan Aira yang menyangka Alexander yang datang. "Sudah! Kau pergi dari sini sekarang, sebelum boss datang!" lanjutnya dengan wajah khawatir. "Tapi, Pak … saya baru saja datang, belum menyusui Tuan muda, tolong izinkan saya menyusui dulu Tuan muda. Setelah itu saya janji akan pergi." Aira memohon dengan wajah memelas. "Tapi boss sudah bilang padaku tidak ingin kau datang. Kau bisa kena masalah kalau tetap di sini. Sekarang, pergilah sebelum boss kembali!" Jo mengisyaratkan kepada Dita agar memberikan Raka kepada Aira, dan menidurkan lagi Alister di ranjangnya. Lelaki itu tak ingin semua orang mendapat masalah. Walaupun ia tahu kalau Alister sangat membutuhkan Aira. Ia sangat tahu Alexander. Perintahnya tak terbantah. Bahkan, Jo baru saja memecat Abi atas perintah Alexander. "Jangan membuatmu berada dalam masalah, Aira. Aku tahu kau me
Read more
SEMUA SALAHMU!
76"Ini salah saya Tuan, saya yang memaksa ke sini melihat keadaan Tuan muda. Pak Johan tidak tahu apa-apa." Aira coba menjelaskan dengan suara terbata. "Tidak! Ini salah saya! Saya yang meminta Aira datang untuk menjenguk Tuan Muda! Pak Johan dan Aira tidak bersalah!" Dita menimpali dengan perasaan bersalah yang meraja. Semua salah dirinya yang meminta Aira datang. Bahkan Jo tidak tahu apa-apa. Lelaki itu hanya ingin melindungi mereka. "Siapa yang meminta kalian bicara, hah?" Suara Alexander tertahan. Lelaki itu sadar ini rumah sakit. Dan sang anak terbaring lemah di sana. Ia tak ingin mengganggunya. Namun, emosinya tak dapat dikendalikan. Ia merasa telah dipermainkan pekerjanya sendiri yang meminta Aira datang, padahal semua orang tahu kalau dirinya tidak suka wanita itu mendatangi lagi sang anak. "Kau!" tunjuknya ke arah wajah Dita. "Enyah dari hadapanku, sekarang! Aku memecatmu!"Pundak Dita meluruh. Wajahnya tertunduk dalam. Inilah puncak dari semuanya. Tidak pernah terpikir, k
Read more
PERSIAPAN
77“Kalian tidak apa-apa?” Randi merengkuh pundak Aira. Kekhawatiran tergambar jelas di wajahnya. Aira tidak menjawab. Ia memeluk erat Raka yang kaget karena ada adegan kekerasan di depan mata. “Apa dia melecehkanmu?” tanya Randi lagi yang tidak terima melihat Alexander menyentuh wanitanya. Aira menggeleng, setelah sebelumnya melirik Alexander yang memegangi rahangnya. “Syukurlah kalau kalian tidak apa-apa. Aku sangat mengkhawatirkan kalian.” Randi bernapas lega, setelah itu mengambil alih Raka yang masih menangis. Ditenangkannya bayi itu hingga tangisnya reda. Aira melirik lagi ke arah Alexander yang masih memegangi rahangnya. Sepertinya kesakitan, karena ia yakin Randi melakukannya dengan tenaga penuh. Dua orang pengawal yang melihat boss mereka dipukul, terlihat ingin menyerang Randi dari belakang, hingga membuat Aira hampir menjerit. Namun, cepat Alexander menahan keduanya. Sesuatu yang membuat Aira heran. Bahkan hingga Randi mengajaknya pergi dari sana, Alexander diam saja.
Read more
FIRASAT
78Di rumah Alexander, malam ini semua orang sedang sibuk mempersiapkan sesuatu. Nina dan seorang babysitter baru sedang memasukkan baju-baju dan perlengkapan Alister ke dalam koper besar. Sementara Hasna menggendong bayi itu dengan terus memeluknya erat seolah mereka akan berpisah, saat Alexander masuk. Hasna menoleh dan mendekat ke arah boss-nya. “Tuan, apa Anda sudah yakin?” tanya wanita paruh baya dengan serius. Raut sedih tergambar jelas di sana. “Sudah berapa kali kau bertanya hal yang sama, Hasna? Seperti jawabanku sebelumnya, ya, aku yakin.” Alexander menjawab seraya memeriksa pekerjaan Nina. “Berapa lama Anda dan Tuan muda di sana, Tuan?” Hasna menatap sang boss tidak rela. “Belum tahu, kalau ternyata Alister betah dan lebih baik di sana. Kami akan menetap di sana.”“Apa itu artinya aku tidak akan bertemu Anda dan Tuan muda lagi?”Alexander menatap Hasna. Ia tahu Hasna berat berpisah dengan dirinya dan Alister. Selain Jo, Hasna adalah orang pertama yang bekerja denganny
Read more
BERITA TAK TERDUGA
79Aira menjerit seraya meraih tubuh mungil yang terkapar dan menangis semakin keras itu. Lalu membawanya keluar kamar mandi tanpa membilasnya lagi. “Raka, kamu tidak apa-apa, Nak?” Aira memeriksa tubuh dan kepala bagian belakang Raka sambil membawa sang anak duduk di ruang tamu. Ada memar yang membuat anak itu semakin menangis kencang saat disentuh. Aira panik. Raka semakin rewel. Apalagi sekarang pasti merasakan tubuhnya sakit. Tidak biasanya Raka seperti ini. Anak itu biasanya anteng bila dimandikan. Bahkan terkadang tidak mau beranjak dari kamar mandi karena main air dengan seru. Namun, hari ini Raka benar-benar aneh. Semua tingkahnya tidak seperti biasanya. Sekarang, ruangan itu bukan hanya penuh dengan tangisan Raka, tetapi juga ada isakan Aira yang terdengar. Wanita itu panik melihat sang anak nangis kejer tidak seperti biasa. Sang tetangga yang mendengar keributan itu mengetuk pintu, lalu mendorong pintu yang tidak dikunci. “Kenapa Raka, Mbak? Kenapa makin kejer begini?”
Read more
TIDAK ADA HARAPAN
80Jo segera menghubungi nomor Alexander begitu selesai menerima panggilan dari seseorang. Namun, nomor sang boss sudah tidak aktif. Bahkan saat nomor yang lainnya coba dihubungi, tetap tidak aktif. Lelaki kepercayaan Alexander itu mulai panik. Dari gestur tubuhnya terlihat kalau ia mengkhawatirkan sesuatu. Kegundahan Jo mengundang perhatian Hasna yang sejak tadi memperhatikan gerak-gerik lelaki usia awal empat puluhan yang sudah setia mengabdi pada keluarga Ferdinand, bahkan sebelum Alexander bertemu ayahnya. “Ada apa, Jo? Kenapa gelisah?” tanya Hasna menatap lelaki tinggi berwajah kaku itu. Jo menoleh, lalu memperlihatkan berita tentang kecelakaan proyek yang menewaskan beberapa pekerja. “Apa ini?” Alis Hasna bertaut. “Suami, oh mantan suami Aira meninggal dalam kecelakaan proyek. Baru saja.”Mata Hasna melebar karenanya. Kekagetan campur sebuah harapan tersirat di sana. “Kau sudah menghubungi Tuan Alex? Cepat, sebelum terlambat!”“Nomornya tidak aktif semua! Aku sudah berusah
Read more
PREV
1
...
678910
...
53
DMCA.com Protection Status