All Chapters of IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS: Chapter 61 - Chapter 70
530 Chapters
MAU KUOBATI?
61"Apa yang kau lakukan, Aira?!" desis Alexander yang juga tak kalah kaget. Lelaki berambut basah itu gegas menutup tubuh bagian depannya dengan mengikat handuknya. "Kau membuat kotor kamarku!" lanjut Alexander dengan menunjuk makanan yang sudah terserak di lantai kamar, bahkan sebagian menempel di selimut yang menjuntai dan barang-barang lainnya yang dekat dengan posisi baki terjatuh. "Ma-af Tu-an, sa-ya akan membersihkannya." Suara Aira masih terdengar bergetar saat wanita itu bersimpuh memunguti piring yang sudah pecah menjadi puing-puing. Melihat itu, mata Alexander semakin melebar. Lelaki itu gegas berjalan mendekat. Lalu bertolak pinggang. "Apa yang kau lakukan, Aira? Berhenti melakukannya! Suruh pelayan yang membersihkan!" pekik Alexander lagi dengan berdiri di dekat wanita itu. Aira semakin gugup. Apalagi wangi sabun dan sampo menguar kuat dari tubuh yang diyakini baru selesai mandi itu, semakin membuat perasaan wanita itu kalau balau. Bukan berhenti, Aira malah semakin
Read more
TIDUR SAJA DI SINI
62Apa Alexander menggendongnya ke sana?Apa Alexander tidak melakukan apa-apa saat dirinya tidak sadarkan diri? Aira meraba-raba tubuhnya, mencari tahu apa ada yang sakit. Lalu menyilangkan tangan di dada. Alexander hanya mendengkus melihat tingkah Aira. Wanita itu bertingkah seolah anak perawan yang masih polos. Sementara Hasna menutup mulut dengan tangannya untuk menyembunyikan senyum, sebelum wanita itu menjauhi Aira karena ponselnya berdering. Wanita paruh baya itu terlihat mengangkat panggilan, lalu bicara dengan seseorang di telepon. Tak lama menutupnya lagi, dan kembali menghadap Aira. "Tuan muda nangis mencarimu," ujarnya dengan menunjuk ponsel. Aira yakin Nina yang baru saja menghubungi Hasna. "Ya sudah, bantu aku ke sana ….""Tidak! Suruh saja babysitter membawa Alister ke sini! Kau susui saja di sini!" cegah Alexander cepat. "Tapi, Tuan ….""Tapi apa? Bukankah kau masih pusing? Sudah Hasna! Suruh Alister dibawa ke sini!" titah sang boss lagi dengan tidak terbantah.
Read more
DI ANTARA DUA LELAKI
63"Mas ingin segera menebus kesalahan kepada kalian, Ai. Mas ingin kita bersama-sama lagi sebagai satu kelurga agar Raka mendapatkan kasih sayang yang utuh dari orang tuanya."Aira menggigit bibir setelah mendengar ucapan Randi. Ia bingung harus menjawab apa. Harapan lelaki itu begitu besar agar mereka bisa bersama lagi. Terlebih Aira tahu kalau Raka memang butuh itu. Seorang anak butuh kasih sayang yang lengkap dari kedua orang tuanya. Namun, sayangnya lelaki itu hadir lagi di saat hati Aira sudah mulai tumbuh benih-benih cinta untuk lelaki lain. Lelaki yang berbulan-bulan ini setiap waktu ia temui. Lelaki yang terkadang bersikap kelewat manis. Hingga sikap manisnya itu mengalahkan sikap menyebalkannya. Aira bimbang. Dua lelaki menawarkan kehidupan baru untuk masa depannya. Mantan suami yang sudah bertobat dan ingin memperbaiki kesalahan. Lalu seorang ayah yang anaknya sudah sangat tergantung padanya. Dua-duanya menawarkan kehidupan yang tentu akan sangat berbeda. Randi memang mi
Read more
RAKA TIDAK SEKELAS DENGAN ALISTER
63Pundak Alexander meluruh. Wajahnya yang awalnya begitu antusias berubah lemas. Lelaki itu akhirnya pergi meninggalkan kamar Raka setelah dirasa usahanya sia-sia. Ia berjalan dengan tidak bersemangat. Bahkan, saat melewati Aira yang baru keluar dari kamar Alister, lelaki itu tak melirik sama sekali. Ia terus berjalan lemah menuju kamarnya. Aira yang melihat keanehan itu, terus memandangi Alexander dengan alis bertaut, hingga tubuhnya menghilang di balik pintu kamarnya. Wanita itu menggeleng tak mengerti, sebelum beranjak menuju kamar sang anak. Sampai di depan pintu yang terbuka, masih terdengar suara tangisan Raka dari luar. Kaki Aira mendadak berhenti di depan pintu demi melihat kantong yang tergantung di handel pintu. "Hai anak Mama, kenapa menangis?" tanya Aira begitu masuk dan mendapati Raka menangis dalam gendongan Dita. Wanita itu langsung mengambil alih tubuh Raka, dan mengusap punggungnya dengan sayang. "Kenapa Raka nangis, Dit? Apa dia tidak mau mandi?" Aira menatap Di
Read more
ULANG TAHUN ALISTER
65Aira benar-benar tidak membawa Raka ke pesta ulang tahun Alister. Hatinya terlanjur sakit karena perkataan sang boss. Mereka memang miskin, dan tidak pantas bergaul dengan kalangan atas. Ia mengerti itu. Ya, Raka dan Alister memang berasal dari kalangan berbeda. Karena itu Aira tetap berkeras lebih baik sang anak tidak datang. Daripada membuat malu Alexander nantinya. Sementara dirinya sendiri tetap harus hadir, karena Alister pasti membutuhkan dirinya. Dengan berat hati Aira terpaksa harus mengungsikan Raka. Sejak semalam ia sudah menghubungi Randi. Meminta ayah dari anaknya itu untuk menjaga Raka sehari saja. Randi tentu tidak keberatan. Itu memang yang diinginkannya. Lelaki itu meminta izin kepada mandor tempatnya bekerja, untuk libur satu hari karena harus menjaga sang anak. Pagi-pagi sekali Randi sudah menjemput Raka dengan menggunakan ojek online. Karena Aira harus bersiap untuk ke pesta. Persiapan dirinya tentu yang paling lama, karena harus didandani dengan cantik. Lag
Read more
KEPUTUSAN ALEXANDER
66Saat acara inti selesai, pria itu mengajak Alexander melipir ke tempat agak sepi. "Kenapa acara pengumuman yang kutunggu-tunggu tidak ada?" tanya pria itu seraya mengangkat alis. Alexander membuang muka. Sebelum menarik napas panjang. "Om lihat saja wajahnya, apa dengan mimik murung seperti itu, aku akan mengumumkan kalau ia calon istriku? Apa kata dunia nanti? Seorang Alexander memaksa seorang wanita untuk menikah dengannya?" Alexander menarik salah satu ujung bibirnya. Sinis. "Lalu, kenapa wajahnya murung seperti itu? Oh ya, bukankah kau bilang dia juga mempunyai seorang bayi? Di mana bayinya? Kenapa aku tidak melihatnya?" Sultan membenahi posisi berdirinya. "Itulah Om, dia tidak mengizinkan anaknya untuk diajak ke sini. Padahal aku sudah merencanakan akan mengumumkan kalau ia dan Raka calon istri dan calon anak sambungku.""Kenapa?" Alis Sultan bertaut. "Apa kau membuatnya tersinggung?""Entahlah, wanita itu memang rumit. Lama-lama aku muak dengannya. Ia bilang takut anakny
Read more
IZINKAN UNTUK TERAKHIR KALI!
67Malam ini, Aira tak dapat memejamkan mata sekejap pun. Wanita itu hanya bisa duduk termangu di tepi tempat tidur dengan terus menajamkan pendengaran, setelah mengemasi barang-barangnya yang tidak begitu banyak. Besok pagi ia harus pergi dari sana, Dita juga sudah diminta mengemasi barang-barang Raka. Namun, Aira bertekad ingin menemui dulu Alister. Paling tidak untuk terakhir kalinya sebelum ia benar-benar pergi. Ia ingin menyusui dan memeluk dulu anak susunya itu untuk mengucapkan perpisahan. Bagi Aira, Alister lebih dari sekadar anak susu. Baginya, Alister sama seperti Raka. Sudah seperti anak kandung. Dalam tubuh anak itu sudah mengalir juga darahnya. Ia memang akan pergi, tetapi nanti setelah tuntas kewajibannya menyusui bayi itu sampai usianya dua tahun. Asi dalam dirinya, ada hak Alister di sana. Sayangnya, Alexander bahkan melarang dirinya untuk menemui anak itu walaupun untuk terakhir kali, dengan alasan agar Alister tidak lemah. Entah apa salahnya hingga Alexander mem
Read more
SELAMAT TINGGAL
68Alexander menatap nanar sang anak yang terus menangis dan menggeliat dalam pangkuan Nina. Sementara Dita mencoba membujuk bayi itu agar mau minum susu dari botol. Tubuh Alister bahkan sudah lemas. Bajunya sudah basah keringat akibat nangis kejer. Wajahnya memerah dengan hidung memerah tomat karena kebanyakan menangis. Mulutnya terus menggumamkan kata mama. Suaranya hampir habis. Hati ayah mana yang tidak hancur melihat sang anak tersiksa seperti itu. Bahkan, jauh di lubuk hatinya yang terdalam, lelaki itu ikut menangis menyaksikan betapa sang anak sangat tersiksa dengan caranya ini. Namun, Alexander sudah bertekad untuk menjauhkan Alister dari ibu susunya. Demi masa depan anak itu. Ia tak ingin sang anak terus tergantung dengan wanita yang hanya memberinya harapan palsu. Karena akan lebih menyakitkan untuk Alister, bila terus bersama Aira, tetapi pada akhirnya wanita itu pergi juga. Prinsipnya, biarlah Alister tersiksa saat ini sebentar, tetapi besok lusa sudah sembuh. Daripada
Read more
PERGI
69"Aira, ada apa?" Seseorang datang dengan sepeda motor, dan berhenti tepat di samping wanita itu. Aira menoleh dan langsung menghampiri pengendara motor. "Ayo, Mas. Langsung saja!" Wanita itu langsung menaruh dua tas besar yang ia bawa di depan si pengendara yang tak lain Randi, kemudian ia sendiri naik di belakang. "Aira, tunggu! Kamu tidak kabur, kan, dari Pak Boss?" Abi yang masih juga penasaran sengaja menghalangi motor. Aira memutar bola mata malas. "Sudah, Mas. Jangan ikut campur kalau tidak tahu apa-apa! Kalau mau jelas, silakan tanya Pak Boss saja. Lagian, ini bukan urusan kamu!" Aira menatap kesal Abi yang sejak tadi terus mengejarnya. Kemudian menepuk pundak Randi agar segera melajukan motor. Randi menatap tajam lelaki tinggi yang berdiri di depan motornya, sebelum memundurkan motor karena Abi tidak mau menepi. "Maaf, bisa permisi?" pinta Randi berusaha sopan. Saling tatap tajam antara dua lelaki tak terelakkan dan berujung Abi mengalah dengan menyingkir dari depan
Read more
AKU BENCI WANITA MUNAFIK!
70"Ai, ini gaji Mas dari proyek selama seminggu." Randi menyerahkan sebuah amplop yang tidak begitu tebal ke hadapan Aira. "Memang tidak banyak, dan pasti tidak sebanyak gaji kamu, bahkan sangat jauh. Tapi mungkin bisa bermanfaat untuk keperluan Raka sehari-hari," lanjut lelaki yang sebelah tangannya masih memangku Raka. Aira menatap bergantian antara wajah Randi dan amplop yang tergeletak di hadapannya. Berbagai rasa berbaur dalam dada. Antara heran, terharu, dan rasa tak percaya. Hingga hanya menatap saja amplop tanpa menyentuhnya. "Tolong diterima ya, Ai. Walaupun tidak banyak, itu sebagai tanggung jawab seorang ayah kepada anaknya. Semoga ke depannya bisa memberi lebih dari ini."Pandangan Aira dari amplop beralih ke arah wajah Randi yang terlihat serius. Tatapan nanar dan terharu pun terpancar dari kedua bola mata wanita yang wajahnya pucat itu. "Mas," gumam wanita itu. "Tidak apa, kamu pakai saja untuk kebutuhan kamu. Aku masih ada uang untukku dan Raka.""Tidak, Ai. Mas mo
Read more
PREV
1
...
56789
...
53
DMCA.com Protection Status