Semua Bab Hey, Mama!: Bab 11 - Bab 20
47 Bab
11. Bolehkah?
Sekian lama bersahabat dengan Ify, Sivia tidak pernah dikejutkan dengan sebegini hebatnya. Kehidupan Ify itu cenderung flat, kalau Sivia boleh bilang, sangat membosankan. Karena kehidupan Ify hanya berputar antara restoran dan rumah. Tak pernah berminat jika Sivia mengajak Ify untuk sekedar bersenang-senang di luar. Karena Ify cenderung menghindari hal-hal yang akan membuatnya repot, dan Sivia tak pernah bisa memaksa. Akhirnya, hanya Sivia yang sering berkunjung ke kosan Ify jika sedang ingin bermain bersama.Namun akhir-akhir ini, Sivia sudah tidak bisa menghitung berapa kali ia terkejut karena Ify. Puncaknya adalah saat ini, di depan pintu apartemen milik sahabatnya itu, melihat bos besar yang dengan santai keluar dari apartemen, dengan bocah cilik yang memanggil Ify dengan sebutan 'Mama'. Sungguh, Sivia merasa sedang berada diantara nyata dan mimpi. "Mama, tadi Atan di sekolah diajarin menggambar. Dipuji sama Bu guru katanya gambar Atan bagus," celoteh bocah tiga tahun menceritaka
Baca selengkapnya
12. Kembali Bekerja
Hari pertama kembali bekerja disambut dengan antusias oleh Ify. Bahkan ia sudah bangun sejak jam lima pagi, sibuk membuat sarapan di dapur. Pukul enam, semua sudah terhidang rapi di meja makan. Ia kemudian masuk ke dalam kamar untuk mandi dan bersiap. Restoran buka pukul delapan, tetapi karyawan datang pukul tujuh, karena mereka harus menyiapkan banyak hal sebelum benar-benar membuka restoran. Memang derita shift pagi, tapi shift malam pun juga harus melakukan yang sama, banyak hal yang harus dibereskan sebelum akhirnya bisa pulang. Jadi, restoran yang tutup pukul sepuluh, mereka baru bisa pulang pukul sebelas. Rambutnya masih setengah basah saat Ify keluar dari kamar bersamaan dengan pintu kamar sebelah yang terbuka, memperlihatkan Ray yang baru bangun dengan mata yang belum sempurna terbuka."Tumben lo udah rapi?" komentarnya saat melihat sang kakak yang tak biasa. Mandi pagi adalah hal yang sangat jarang Ify lakukan. Oke, ini memalukan tapi bagi Ify, mandi pagi itu tidak wajib kal
Baca selengkapnya
13. Mama Suka
Ify hanya memandang datar entitas yang akhir-akhir ini selalu berada di sekitarnya. Laki-laki itu duduk dengan senyum lebar, belum menyadari bagaimana ekspresi Ify saat memandangnya."Maaf, saya telat karena ada kendala sedikit tadi di kantor," ucapnya sambil mendudukkan diri di kursi seberang Ify.Suasana kafe tidak terlalu ramai karena belum memasuki jam makan malam. Malah lebih ramai jalanan di luar karena waktu jam pulang kantor. Tak mendapatkan jawaban, Rio kemudian mendongak, menatap Ify yang juga tengah menatapnya tajam. Merasa aneh karena mendapat tatapan tak biasa, Rio kemudian bertanya."Ada yang salah dengan saya, Fy?"Ify bergeming. Membuat Rio menggaruk tengkuknya bingung, hingga beberapa saat kemudian dia melotot."Maaf maaf, saya sebenarnya mau menjemput Atan, tapi saya kemudian berpikir kalau lebih baik saya menjemput kamu untuk bertemu Atan yang ada di rumah."Ify mengangguk singkat, sama sekali belum berniat membuka suara."Ify, saya minta maaf karena tidak bilang t
Baca selengkapnya
14. Deserve to be Happy
Mas Rio :Terima kasih, karena sudah mau datang ke rumahIfy baru saja selesai mandi saat pop up ponselnya menampilkan pesan masuk dari Rio. Hari ini sedikit melelahkan. Lelah hati dan pikiran. Karena Ify terlalu banyak berpikir dan overthinking. Meski endingnya tak sesuai yang ia duga, padahal ia sudah menyiapkan mental kalau-kalau ia akan diusir dan dicaci maki. Namun, nyatanya Ibu Rio begitu baik padanya. Suasana makan malam hasil masakannya pun, terlihat sangat hangat, meski ia sendiri masih agak kikuk. Me : Sama-sama, Pak!Mas Rio: Jangan panggil saya Pak, berapa kali saya harus bilang?Me : Maaf, rasanya sangat canggungMas Rio : Saya yang harus meminta maaf. Maaf karena mengambil keputusan sendiri tanpa berdiskusi denganmu.Me :Sudah, Mas! Tidak usah dibahas lagi. Aku udah maafin kok!Mas Rio : Syukurlah! Cepatlah istirahat, kau pasti lelah karena memasak untuk keluargaku.Me :Iya Mas, selamat malam!Mas Rio :Selamat malam, Ify. Have a nice dream!
Baca selengkapnya
15. Jalan-jalan
Intensitas pertemuan antara Ify dan Rio semakin meningkat. Entah bertiga dengan Atan, atau hanya berdua. Sekedar makan malam bersama atau seperti hari ini dimana Ify sudah berada di mobil Rio dengan tujuan ke salah satu tempat wisata di Surabaya. Kebun Binatang Surabaya.Atan merengek ingin berlibur bertiga. Meski berkali-kali diberi pengertian, tetapi balita itu sama sekali tak peduli. Hingga Ify pun mau tak mau harus memenuhi permintaan balita yang sudah mencuri hatinya itu.Weekend memang waktu qtime yang cocok. Maka tak heran saat mereka sampai di kebun binatang sudah sangat ramai. Bahkan mereka hampir tidak mendapat tempat parkir saking ramainya.Ify turun terlebih dahulu, membuka pintu belakang dan membantu Atan untuk keluar. Ify membawa tas kecil berisi susu dan air mineral untuk Atan. Berjaga-jaga kalau balita itu haus saat tengah bermain. "Nggak ada yang ketinggalan?" tanya Rio begitu mereka bersiap masuk.Ify menggeleng. Setelah membayar tiket masuk, mereka mulai menjelaja
Baca selengkapnya
16. Meeting
Setiap satu bulan sekali, Jade Imperial selalu melakukan meeting internal. Seperti hari ini, mereka hanya membuka restoran selama setengah hari. Usai jam makan siang selesai, mereka menutup restoran. Usai beres-beres, semua karyawan mulai naik ke lantai dua, masuk ke dalam ruangan di sebelah ruangan manager yang memang diperuntukkan untuk meeting. Entah dengan klien, atau pun meeting internal antar karyawan. Ini adalah meeting pertama dengan manager baru. Ify berharap, meeting kali ini benar-benar berjalan sebagai mana mestinya. Tidak seperti saat Riko, dimana semua usul ditolak hingga Ify merasa tak ada gunanya mereka meeting."Semuanya sudah di sini?" tanya Bagas, selaku manager baru Jade Imperial. Usianya masih tergolong muda, tak jauh beda dengan Riko, tapi auranya jangan tanya. Berkali-kali lipat lebih berkharisma. Semua karyawan menaruh segan, apalagi Bagas bukan tipikal pemimpin yang banyak bicara, tetapi selalu serius dengan semua ucapannya. Tak terlalu menekan karyawan, tet
Baca selengkapnya
17. Pertemuan Tak Disengaja
Ify dan Sivia turun dari gocar tepat di depan pintu utama Tunjungan Plaza. Cuaca masih sangat panas meski sudah pukul tiga sore. Tak ingin membuang waktu, keduanya dengan cepat masuk ke dalam mall dan menghela napas lega saat rasa sejuk merasuk kulit. "Mau beli apaan buat kado?" tanya Ify setelah beberapa saat mereka berjalan."Belum kepikiran juga, lo ada saran?""Baju? Tas?"Sivia menggeleng. "Udah terlalu banyak.""Make up?" Sivia kembali menggeleng. "Masih banyak juga."Ify menghela napas, keduanya berhenti sejenak di depan sebuah counter minuman."Beli minum dulu, gue haus."Keduanya membeli minum, lantas duduk sejenak di kursi, berpikir sejenak tentang barang yang ingin mereka beli, karena terlalu melelahkan jika terus berjalan tanpa tujuan di mall sebesar ini."Jadi, lo belum ada gambaran sama sekali tentang hadiah yang mau lo beli?""Sebenernya, udah sih! Tapi masih bingung.""Emang mau beli apa?""Cook set?" Sivia berkata setengah bertanya. "Akhir-akhir ini nyokap lagi hob
Baca selengkapnya
18. Dilabrak
Duduk bersila di ranjang dengan ponsel yang ada di depannya, Ify berkali-kali menghela napas panjang. Tangannya dengan cepat mengambil ponsel saat terdengar bunyi notifikasi, lalu menghela napas kecewa setelah melihatnya. "Gue ngapain, sih?" rutuknya. Ify kemudian membaringkan diri, membiarkan ponselnya dalam keadaan terkunci di kaki ranjang. Matanya menerawang menatap langit-lagit, mencoba mendistrak pikiran yang sejak tadi gentayangan di otaknya.Sudah pukul sepuluh malam. Memang lebih baik dirinya tidur karena besok masih shift pagi.Ify memejamkan mata. Menghitung domba berharap ia segera tertidur seperti biasa, tapi sial sekali matanya tak bisa diajak bekerja sama. Ting!Mata Ify kembali terbuka lebar. Tubuhnya tanpa diperintah refleks bangkit dan mengambil ponsel, membuka kunci lalu melihat pesan masuk.P. Lintang Headchef : Ify, saya besok ijin cuti mendadak karena nenek saya meninggal. Saya sudah ijin cuti ke Pak Bagas dan diapprove. Tapi Bu Dea tidak bisa menggantikan po
Baca selengkapnya
19. Anger Bad Control
Rio mengumpat pelan. Malam sudah sangat larut dan dia baru saja menyudahi acara makan malam. Rio pikir, undangan makan malam dari Menteri Perindustrian itu hanyalah makan malam biasa sebagai perayaan atas berhasilnya kerjasama di antara mereka. Rio tak pernah menyangka, jika tua bangka itu akan membawa putrinya. Rio tak bodoh, hal seperti ini seringkali ia alami. Banyak para pejabat yang menginginkan dirinya untuk putri mereka, terkadang menggunakan sedikit ancaman yang sayangnya tak mempan untuk Rio. Ia pantang melakukan sesuatu yang tak ia inginkan. Namun kehadiran Clara, putri dari Pak Heru benar-benar di luar rencananya. Awalnya, hanya ada dirinya dan Pak Heru di ruang privat salah satu restoran terkenal. Membahas tentang bisnis yang membuat Rio hampir lupa waktu. Saat bersiap untuk pamit, tiba-tiba saja seorang perempuan yang kemudian ia tahu adalah anak dari Pak Heru masuk ke dalam ruangan. Perasaan Rio semakin kacau saat Pak Heru justru pulang lebih dahulu dan menitipkan ana
Baca selengkapnya
20. Sekilas Memori
Tangan Rio masih gemetar. Meski dokter sudah menjelaskan jika Ify hanya kelelahan dan kekurangan cairan, bahkan bisa sadar tak lama lagi, tapi rasa takut masih menjalar di hatinya. "Kamu pembawa sial, tau nggak?""Semua orang yang ada di dekatmu bakalan sial.""Anak sial, orangtua kamu mati gara-gara kamu.""Gara-gara kamu, anak saya mati. Harusnya saya tidak ijinkan anak saya menjalin hubungan sama kamu.""Pak Rio, bapak tidak apa-apa?" Rio terbangun dari lamunan dan menatap Sivia yang tengah melihatnya dengan raut khawatir."Saya tidak apa-apa," ucapnya mencoba untuk tak bergetar. Kedua tangannya mengepal erat di samping tubuh."Ify nggak akan kenapa-kenapa kok, Pak! Memang gitu anaknya sering lupa minum. Apalagi hari ini dia gantiin posisi Pak Lintang, jadi kecapean." jelas Sivia.Rio hanya mengangguk. Penjelasan Sivia sama sekali tak membantunya."Bapak pucet banget, apa nggak lebih baik bapak pulang buat istirahat? Kan nggak lucu kalau Ify siuman tapi gantian bapak yang pingsan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status