Share

20. Sekilas Memori

Tangan Rio masih gemetar. Meski dokter sudah menjelaskan jika Ify hanya kelelahan dan kekurangan cairan, bahkan bisa sadar tak lama lagi, tapi rasa takut masih menjalar di hatinya.

"Kamu pembawa sial, tau nggak?"

"Semua orang yang ada di dekatmu bakalan sial."

"Anak sial, orangtua kamu mati gara-gara kamu."

"Gara-gara kamu, anak saya mati. Harusnya saya tidak ijinkan anak saya menjalin hubungan sama kamu."

"Pak Rio, bapak tidak apa-apa?"

Rio terbangun dari lamunan dan menatap Sivia yang tengah melihatnya dengan raut khawatir.

"Saya tidak apa-apa," ucapnya mencoba untuk tak bergetar. Kedua tangannya mengepal erat di samping tubuh.

"Ify nggak akan kenapa-kenapa kok, Pak! Memang gitu anaknya sering lupa minum. Apalagi hari ini dia gantiin posisi Pak Lintang, jadi kecapean." jelas Sivia.

Rio hanya mengangguk. Penjelasan Sivia sama sekali tak membantunya.

"Bapak pucet banget, apa nggak lebih baik bapak pulang buat istirahat? Kan nggak lucu kalau Ify siuman tapi gantian bapak yang pingsan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status